Home / Rumah Tangga / Tergoda Adik Ipar / 102. Denganku Malam Ini

Share

102. Denganku Malam Ini

last update Last Updated: 2023-07-29 07:56:59

Jun tidak perlu bertanya ‘apa kau baik-baik saja?’ Atau ‘katakan jika kau merasa tidak nyaman’ pada Cosi. Permainan mereka bahkan belum dimulai.

Bukan kekerasan yang akan coba diberikan oleh Jun, tapi permainan kasar yang mendominasi.

Setelah menindih, Jun turun ke bawah. Membuka kedua kaki Cosi lebar-lebar dan menaikkan salah satu ke pundaknya. Desahan Cosi tertahan mana kala mulut Jun mencicipinya. Mendapatkan semuanya dalam sekali hisap.

Minim suara. Tidak ada kalimat manis yang terlontar, sampai Cosi merasa resah sebab Jun cuma terus mengasarinya dengan mulut dan jari secara bergantian. Kapan penyatuan dimulai? Dia sungguh gelisah menunggu.

“Jun, masuki aku. Kumohon.” Cosi menahan lengan Jun yang siap menggali lewat lidahnya lagi.

Mereka saling tatap dalam kabut gairah dan hasrat membara. Deru napas yang menggebu dan tidak teratur berganti erangan akhirnya lepas, ketika Jun menyentak masuk tanpa hambatan. Cuma sedikit kesulitan diawal, sebab Cosi yang sudah lebih dari setahun tida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tergoda Adik Ipar   103. Penuh Perasaan

    Memperhatikan Cosi yang tidurnya tidak cantik sama sekali, membuat Jun menahan tawa.Setelah lelah semalaman, Cosi akhirnya tumbang dengan kondisi hati senang bahkan tidak sempat membersihkan diri dari sisa seks panjang mereka.Dan lihatlah sekarang. Sepertinya, kualitas tidur Cosi meningkat beberapa persen. Terbukti dari nyenyaknya wanita itu tidur saat ini.Mulut sedikit terbuka, kedua tangan terentang lebar seperti ingin terbang, lalu kedua kaki yang bebas menendang ke sana kemari, sesekali.Jun bersabar ketika satu ranjangnya menjadi milik Cosi. Dia duduk ditepi, memperhatikan ‘istri’-nya tertidur.Kenikmatan yang didapatkan Cosi adalah kerja keras Jun. Tanpa keluhan, apalagi protes, dia mengikuti semua kemauan Cosi. Dengan begitu, rasa bersalah yang terus bersarang di dalam dirinya, perlahan-lahan terkikis.Turun dari tempat tidur, Jun pergi ke kamar mandi. Membiarkan tubuhnya tersiram di bawah tetesan air dingin pagi hari.Jun terkejut saat pintu tergeser ke samping. Cosi muncul

    Last Updated : 2023-07-30
  • Tergoda Adik Ipar   104. Cintanya Hanya Untukku

    Bagi Jun, kepuasan Cosi yang utama. Jadi dia akan mengulangi seks mereka tanpa keluhan, ketika Cosi merasa belum mendapatkan apa yang dimau.“Pinggangmu baik-baik saja?” tanya Cosi. Akhirnya dia sadar bahwa pinggang mereka bekerja begitu keras seharian ini.“Tidak begitu baik,” jawab Jun canggung. Haruskah mereka membahas soal kondisi pinggang setelah seks tiada henti berlalu?“Sepertinya, kita perlu menyimpan tenaga untuk besok.” Cosi menepuk-nepuk punggung telanjang Jun, lalu memijat kedua pundaknya. Perkataannya jelas bertujuan ingin melakukannya lagi.“Aku tidak apa-apa, Cosi.”“Pijatanku tidak enak, ya?” Cosi mengintip dari balik pundak Jun, mencoba melihat ekspresi Jun.“Bukan begitu. Pastinya kau juga lelah. Sebaiknya mandi dan istirahat.” Melirik lewat bahunya, Jun baru menyadari bahwa mereka rupanya saling tatap dan Cosi tanpa sadar berinisiatif lebih dulu untuk mengecup pelan bibirnya.“Terima kasih untuk segalanya, Jun.” Senyum Cosi dan ucapannya selaras, tulus.“Ini tugask

    Last Updated : 2023-08-03
  • Tergoda Adik Ipar   105. Aku Ingin Bayi

    Cosi tidak mengeluh, meski dia merasakan remuk di sekujur tubuh. Baru terasa sekarang, setelah seks-nya berakhir. Tadinya, begitu tidak ingin berhenti.Bersama Kun, hanya peluk cium yang intens. Tidak lebih dari itu. Selain karena Kun tidak mengarah lebih jauh, Cosi takut akan ditolak lagi. Penolakan kesekian kalinya. Cukup setahun belakangan dia merasakannya.“Kau masih sama,” bisik Kun, mesra.Cosi menanggapi dengan mata yang tidak ingin menatap suaminya. Gelisah andai Kun menemukan sisa gairahnya yang masih meninggalkan bara. Hasrat yang tadinya bergelora bersama Jun.Dia ... bukan pengkhianat, ‘kan?Cosi teramat takut dilabeli ‘murahan’ oleh Kun. Seakan namanya tak boleh cacat di mata suaminya, suami pertamanya.“Apa yang sedang kau sembunyikan, hmm?” Kun mengecup daun telinga Cosi. Suaranya berupa desahan menggoda, tapi dia tahu Cosi tidak akan tertarik lagi, karena sudah ‘kenyang’ oleh milik Jun.“Tidak ada, Sayang. Aku cuma ....”“Lelah?” tebak Kun. Senyumnya membuat Cosi secep

    Last Updated : 2023-08-06
  • Tergoda Adik Ipar   106. Tidak Pernah Bosan

    “Karena rasanya tidak adil, Jun.”Jun tertawa. Kenapa baru sekarang? Walau memang belum terlambat.“Kau berubah pikiran?” Jun tidak yakin soal itu.“Hanya sempat berpikir begitu, tapi aku cuma mengungkapkannya saja. Belum berani mengubah keputusan.”Jun tidak merasa tersinggung. Lagipula, tidak terpikir mereka akan memiliki bayi bersama.“Jangan lakukan jika kau ragu.”“Tapi aku memiliki keinginan itu jauh di dalam hatiku.” Cosi merasakan debaran. Bahkan dia meraih tangan Jun untuk diletakan di perutnya. “Bayangkan kehidupan baru muncul di sini karenamu, Jun.”Tidak merasakan apa pun, Jun hanya ingin menyenangkan Cosi, seperti seharusnya. Tanggungjawabnya. Dia cuma heran dan bingung kenapa Cosi tiba-tiba begitu mendalami perasaannya sendiri.Ada apa?Mungkin El saja sudah tidak lagi cukup untuk Cosi. Wanita itu menginginkan bayi sebagai adik El. Menginginkan, tapi tidak menginginkan. Seperti itu gambarannya.“Maukah kau mengusap perutku?”Permintaan itu terkabul tanpa jawaban. Jun men

    Last Updated : 2023-08-06
  • Tergoda Adik Ipar   107. Mun dan Matrix

    Matrix berekspresi tegang tanpa bisa disembunyikan. Bagaimana mungkin Rejinan meletakkan barang Mun Kamli di meja kerjanya?“Kau salah lihat. Bukan foto, tapi kapsul. Tapi itu tidak mungkin diletakkan begitu saja di mejanya.”Kun terbahak-bahak. Senang sekali rasanya, sebab Matrix masuk perangkapnya. Atau memang berkat ramuan ‘penyiksa’ bukan ramuan kejujuran seperti yang dikatakannya pada Fla.“Kapsul untuk membuat adikku cacat?”“Tidak. Aku dan Rejinan tidak berbuat jahat pada adikmu. Kami ... kami melanjutkan apa yang telah dimulai oleh ayah kalian.”Barulah wajah penuh tawa Kun berubah. Menjadi serius dengan kening yang mengernyit. “Memangnya, apa yang telah dimulai oleh ayahku?”“Ayahmu dan aku berprosfesi sama. Kami peneliti. Namun ayahmu kerap melakukan percobaan berbahaya,” jelas Matrix yang langsung dirasa Kun sangat omong kosong.“Mana mungkin. Ayahku seorang karyawan sebuah perusahaan besar,” bantah Kun. Meski akhirnya dia sendiri ragu, sebab ayahnya meninggal tanpa sebab p

    Last Updated : 2023-08-09
  • Tergoda Adik Ipar   108. Apa Kau Yakin?

    “Aku tidak tahu secara pasti. Sebab ibumu melarang kami melakukan autopsi pada mayat ayahmu. Secara pintas melihat, kecelakaan sepulang kerja. Mengantuk saat menyetir hingga terjadi kecelakaan tunggal.”Benar. Sepertinya tidak ada yang berniat membohonginya. Kalau pun iya, haruskah dia mulai mencari dari hal paling dasar?“Jadi, adikku mengalami petualangan nyata dalam komanya?”Matrix mengangguk. Sebenarnya, tanpa ramuan siksaan ini pun, dia berencana untuk jujur pada Tiska dan kedua putra Mun, tapi memang dia sangat keterlaluan. Sebab sampai detik ini, tidak ada keberanian baginya berhadapan langsung dan menceritakannya pada mereka.Pecundang. Pengecut.Dengan begini, tidak ada lagi kata mundur. Sebenarnya memang sudah seharusnya jadi begini. Dia akan menyerah. Menganggap semua adalah takdir yang telah diatur sedemikian rupa oleh semesta.“Setiap momen yang terjadi adalah mimpi yang nyaris nyata. Semua yang berjalan seperti kehidupan adalah momen milik ayah kalian.”Kun menjadi pena

    Last Updated : 2023-08-10
  • Tergoda Adik Ipar   109. Perasaan Yang Mendalam

    “Tidak,” geleng Sid, tanpa berani menatap Jun lebih lama lagi.Karena terbiasa curiga, Jun yakin ada sebab dibalik keputusan Sid yang rasanya sangat ganjil mengingat wanita itu baru kembali ke Hong-J setelah pergi selama empat bulan.Namun Jun memutuskan untuk tidak campur, tapi dia akan coba untuk membuat Sid memikirkan kembali keputusan yang bagi wanita cerah ceria itu sendiri, bahkan merasa tidak yakin.“Maka pikirkanlah lagi.”Andai bisa, Sid ingin tetap bertahan di Hong-J, di sisi Jun.“Boleh hanya dalam dua hari ini saja, Pak?”Jun mengangguk. “Silakan. Kau bisa ambil lebih banyak lagi jika waktunya terlalu singkat.”Tidak ada yang mau menunggu. Ayahnya pun begitu. “Cukup dua hari saja, Pak.”Mengerti dan tidak berniat memaksa, Jun bertanya untuk hal lain. “Bagaimana dengan lenganmu?”“Lenganku?” Sid refleks melihat lengannya yang tertutup blus hitam satin. Kemudian sadar apa yang dimaksud oleh atasannya itu. “Oh, kejadian tempo hari? Aku bahkan tidak mengingat lagi, Pak. Sudah

    Last Updated : 2023-08-11
  • Tergoda Adik Ipar   110. Kali Ini Saja

    Sid melepas genggaman tangan mereka. Tidak langsung menjawab, karena sudah tiba di depan rumah kecil yang ditinggalinya seorang diri. Dia memang menyewa rumah yang dekat dengan Hong-J, tapi sesekali akan menginap di rumah ayahnya ketika pekerjaan sedikit longgar.“Menenangkan diri di suatu tempat. Benar-benar hanya menenangkan diri, tanpa melakukan apa pun.” Sid membukakan pagar untuk Jun, menatapnya dalam-dalam.“Itu bagus.” Jun masuk, memperhatikan Sid yang kini tersenyum seolah menyembunyikan sesuatu darinya.Jujur saja, Jun jauh lebih peka sejak terbangun dari koma. Entah karena pengalaman dalam ruang lingkup mimpi tidur panjangnya atau memang ditakdirkan begitu, dia mudah melihat ekspresi orang-orang.Sama seperti saat ini, ketika Jun melihat wajah dan kegelisahan Sid.“Sungguh hanya itu yang kau lakukan selama empat bulan meninggalkan Hong-J?”Sid memalingkan tatapannya dari arah pandang mata Jun. “Emm, itu ... aku juga ... bagaimana ya aku harus mengatakannya?”Alis bertaut Jun

    Last Updated : 2023-08-12

Latest chapter

  • Tergoda Adik Ipar   119. Aman Terkendali

    “Apa kau tidak lelah denganku, Jun?”Bukan lelah, malah Jun merasa tidak boleh mengenal apa itu lelah saat bersama Cosi. Hal itu justru menjadikannya seperti sekarang ini. Bahkan tanggungjawabnya terasa makin ringan dijalankan.“Jika aku lelah, aku yang memulai pasti akan mengakhiri. Tidak perlu alasan lain selain aku ingin menyerah. Namun tidak kulakukan. Itu artinya kau bisa menyimpulkan sendiri apa aku lelah denganmu atau tidak.” Jun berkata sambil menarik selimut untuk menutupi mereka bersama, tapi Cosi menahan tangannya.“Kau rindu padanya?”Jun terdiam sejenak, sampai akhirnya balik bertanya. “Sebelum kujawab. Aku ingin tahu, dari mana kau tahu bahwa aku sudah mengetahui tentang kunjunganmu ke rumah Sid?”Cosi menggenggam erat tangan Jun tanpa berani menatap mata pria itu, sebab dia takut jika nanti sampai melihat ekspresi Jun yang sedang membicarakan Sid. Raut wajah penuh kerinduan, tersiksa karena tidak bisa berjumpa.“Karena kau terlihat semakin kosong, Jun.”“Kau menebak?”Co

  • Tergoda Adik Ipar   118. Serakah

    Cosi berhasil mengguncang Sid, sampai ke tulang-tulangnya. Wanita muda itu jatuh sakit keesokan harinya. Dalam keadaan hamil muda yang diketahui Matrix, dia dirawat di rumah sakit terdekat nyaris sepekan.Selama itu Sid terus mempertimbangkan banyak hal, segalanya. Meski Cosi datang dengan kabar yang sangat mengejutkan dirinya, apa dia berhak untuk merusak kebahagiaan pria yang dicintainya? Apa ini salah Jun? Tidak. Bahkan Jun tidak tahu menahu tentang benih di pertemuan terakhir yang ditanamkan telah menjadi calon bayi.Lalu, bagaimana dengan Cosi? Wanita itu menjadi tidak tenang setiap malam menjelang Jun masuk ke kamarnya. Dia cemas andai suami keduanya itu tahu tentang semua perbuatannya pada Sid.Namun dibalik rasa takutnya itu Cosi yakin, bahwa Sid tidak memiliki keberanian apa pun. Dia sudah mengancam akan mengupayakan segala cara jika Sid sampai berani bertindak untuk semua hal. Apa saja. Apa pun yang menyangkut tentang Jun adalah urusannya. Dia tidak ragu-ragu saat bertindak.

  • Tergoda Adik Ipar   117. Peringatan!

    Sid suka berkebun di belakang rumah, setelah Matrix setiap pagi pergi berolahraga lari keluar masuk hutan.Dia sedang mual dan muntah saat Cosi muncul dengan raut wajah murung. Melihat Sid benar seperti foto yang dilihatnya dari Fla.Sid merasa tidak asing dengan wajah wanita dihadapannya. Namun tidak ingat pernah melihat, apalagi berinteraksi di mana dan kapan.Cepat-cepat membersihkan mulut dan mencuci wajahnya dari air yang mengalir di keran, Sid segera menegakkan tubuhnya untuk menghampiri Cosi dan menyapa dengan ramah.“Halo, Anda mencari—”Satu tamparan untuk Sid. Mendarat cepat dan kuat, hingga membuat wajah wanita itu sepenuhnya terlempar ke sisi arah samping.Telinga Sid yang berdenging seketika mengingatkannya pada siapa wanita yang rasanya tidak asing itu. Istrinya Kun Yongli. Kakak ipar dari pria yang dicintainya dan dicintainya.Tapi, kenapa?“Ternyata tidak rugi jauh-jauh aku datang ke sini.” Cosi mengepalkan tangan kanan yang tadi digunakan untuk menampar Sid. Meski gem

  • Tergoda Adik Ipar   116. Membohongi Semua Orang

    Sejak kapan ponsel Jun ada pada Cosi? Dan sejak kapan juga mereka boleh ikut campur sejauh itu antara satu sama lain?Sampai pada titik ini, sekalipun Jun belum pernah melanggar. Justru dia berusaha untuk menjauhi hal-hal yang bisa membuat kesepakatan jadi tidak bermakna lagi, jika salah satu dari mereka ada yang curang.Cosi menjadi satu-satunya pihak yang bermain curang, tidak aman.Jun membaca pesan balasan dari Sid. Sekilas, dari notifikasi.Sid: Hari-hariku tidak menyenangkan tanpa Anda, Pak Jun. Sejauh ini Ayah masih baik-baik saja. Aku rindu padamu.Menyimpan ponsel di sisi kanan yang bukan berarti aman, tapi tidak akan dijangkau Cosi lagi, Jun sekarang menghela napas nyaris teramat pelan.“Saatnya tidur, Cosi.”Ajaib. Cosi menurut. Namun tetap dalam posisi memunggungi Jun. Wanita hamil itu merajuk. Tentu saja.Kehilangan minat untuk membalas pesan dari Cosi, Jun memilih memejamkan mata. Ada alasan kenapa belakangan ini dia mulai memburu semua pekerjaan, bahkan siap menyelesaik

  • Tergoda Adik Ipar   115. Dia Membalas Pesanmu

    Dan setelah sekian lama rasanya, walau mungkin tidak selama dugaan mereka, Jun dan Kun berpelukan. Tidak berkata-kata. Hanya berpelukan dengan bergantian menepuk-nepuk punggung sebagai ciri khas para pria saat saling ingin memberikan dukungan satu sama lain.***Sid menangis keras dalam pelukan Jun. Harus berpisah. Dia dan ayahnya akan berangkat ke ujung dunia, besok. Negara yang jauh, desa terpencil.Dan rupanya Matrix tidak cuma sekedar memenuhi janjinya pada Kun, tapi memberitahu rahasia besar pada putrinya, pagi ini sebelum Sid pergi menemui Jun.“Karena aku adalah seorang peneliti, bukan hal yang mengejutkan bahwa aku tanpa sengaja terminum racun.Dan racun itu memicu kanker yang selama ini cukup pasif di dalam tubuhku, karena sebelumnya, aku bisa menanggulanginya berkat ilmu yang kupunya.Namun yang kali ini terlambat kusadari. Kankernya sudah menyebar ke seluruh tubuhku. Sulit kujelaskan padamu, sebab kau tidak turun ke duniaku. Yang ingin kuberitahukan adalah tentang hidupku y

  • Tergoda Adik Ipar   114. Ayah dan Paman

    Tidak ada kata menolak bagi Jun. Juga tidak perlu berpikir. Ini seperti sebuah keharusan. Tanggungjawab.Namun penting baginya untuk tidak melukai perasaan Kun.Lakukan cepat. Sebelum kakaknya kembali.Bibir dan pelukan mereka baru terlepas, ketika Kun masuk dengan terburu-buru. Terkesan menyimpan emosi.“Apa-apaan ini?” Kun meletakkan lembaran hasil tes ke pangkuan Cosi. “Bisa kalian jelaskan padaku?”Jun coba meraih kertas itu lebih dulu, tapi Cosi lebih cepat.“Ini salahku.”Kun dan Jun bersamaan menatap Cosi. Di benak mereka yang berbeda, pemikiran tertuju pada hal yang sama. Cosi melanggar kesepakatan.“Aku melarang Jun menggunakan pengaman. Biasanya, aku selalu minum pil pencegah kehamilan setelah melakukan hubungan. Namun beberapa waktu lalu, aku melupakannya.”Bukan lupa, tapi sengaja. Jun yakin itu. Namun dia akan diam saja sampai Kun mengambil keputusan. Kehamilan Cosi baru berusia satu minggu. Berarti artinya tidak lama setelah wanita itu mengungkapkan keinginan untuk memil

  • Tergoda Adik Ipar   113. Peluk dan Cium

    Fla bukan menghindari Jun, tapi memang begitu cemas andaikan atasannya itu kehilangan ‘minat’ padanya. Jaga jarak adalah cara teraman agar membuat suasana yang biasanya nyaman, menjadi canggung seketika.“Bisa tolong panggilkan Manajer Fla?” Jun membutuhkan wanita itu sekarang. Meminta salah satu karyawan lain agar memanggilkan Fla untuknya.“Ada yang bisa kubantu, Pak?” Harap dan cemas disingkirkan oleh Fla. Sikap profesional kerja harus diutamakan.Jun mengangkat wajah dari tatapannya pada dokumen dihadapannya. “Tidak biasanya kau begini. Atau mungkin saja aku yang keliru. Periksa laporanmu di sini. Temukan kesalahannya.”Fla melangkah lebih dekat ke mejanya Jun. Membungkukkan setengah tubuh dan memeriksa apa yang di maksud oleh pria itu.“Pak ... maaf. Ini kesalahanku. Akan kuperbaiki.”Jun mengangguk. Membiarkan Fla menarik laporan di mejanya dan dibawa pergi.Dugaan Fla berkata bahwa Jun sepertinya akan kembali menjadi atasan yang dikenalnya sebelum pria itu mengalami kecelakaan.

  • Tergoda Adik Ipar   112. Aku Janji

    Tiba di rumah, Jun pikir semua orang pergi ke mana sepagi itu, rupanya Cosi ada di dapur sendirian.“Di mana ibu?”“Bersepeda keliling perumahan bersama El dan Kun.” Cosi tidak mengalihkan perhatiannya dari adonan untuk membuat pancake.Jun bersiap meninggalkan dapur, tapi ucapan Cosi menunda langkahnya.“Kemari dan ciumlah aku, Jun.” Cosi melepaskan fokus dari apa yang tadi dikerjakannya, berbalik tubuh kemudian bersandar dekat wastafel untuk menunggu.Jun menghampiri dalam sekejap. Cosi dengan cepat meraih wajah suami pemuasnya itu lebih dulu.“Oh, Jun. Aku merindukan bibir ini.” Segenap perasaan Cosi mencumbu dan menghisap.Awalnya Jun pasif, tapi ketika Cosi mulai meraba tubuhnya, dia terbawa hasrat menggebu yang sama besar. Setara, seimbang.“Bercintalah denganku, Jun.” Cosi berjinjit cuma untuk meminta hal itu selagi memberi bekas di leher sang suami pemuas.“Mereka akan kembali sebentar lagi.” Bukan alasan. Memang itu kenyataannya. Sekarang hampir jam delapan, Kun tidak mungkin

  • Tergoda Adik Ipar   111. Karena Diriku

    Itu ... benar.Jun tidak dapat mengendalikan dirinya saat tengah menghadapi tubuh Sid. Terlalu bebas dan menyenangkan.“Kau—maaf, Sidney aku ....”“Lanjutkan, Pak. Jangan berhenti karena Anda telah mengetahui bahwa aku masih perawan.”Jun menggeleng muram. “Aku telah merampasnya darimu. Harusnya kutanyakan—”“Jangan, Pak Jun. Jangan salahkan diri Anda. Aku yang menginginkan Anda. Aku ingin tidur dengan Anda. Siapa yang salah? Tidak ada. Kemarilah, Pak. Kumohon jangan berhenti. Satukan diri kita lagi. Seperti tadi.” Sid mengulurkan tangan, sebab Jun menjauh darinya. Jantungnya berdebar karena tidak ingin berpisah.Jun masih tertegun. Bajingan! Dia telah mengambil keperawanan Sid dengan santainya.“Pak Jun. Sayangku,” lirih Sid dengan keberanian yang diusahakannya sepenuh hati. Dia menyukai, bahkan sangat mencinta pria yang tengah berada di atas tubuhnya itu. Ungkapan cinta pertamanya lewat sebutan, panggilan.Jun mendekat. Tidak tega karena dipanggil dengan begitu putus asanya oleh Sid

DMCA.com Protection Status