Semua Bab Legenda Pendekar Pedang Liu Shin: Bab 51 - Bab 60

244 Bab

Akhir Turnamen

Di arena lain, Seorang Peserta yang juga mengenakan sebuah topeng berwarna merah, telah mengalahkan lawannya.Satu demi satu pertarungan sengit berjalan dan menyisakan empat Peserta terhebat yang akan memasuki babak selanjutnya. Mereka adalah Liu Shin, Jian Mi, Si Topeng Merah, dan Hang Feng. Mereka akan memperebutkan posisi tiga besar yang akan mendapat hadiah turnamen.Hadiah turnamen kali ini cukup mengagumkan. Selain hadiah yang sudah di siapkan oleh Kerajaan seperti turnamen tahun-tahun sebelumnya, Raja secara pribadi dan Paviliun Teratai juga menambah pundi-pundi penghasilan bagi Peserta turnamen.Liu Shin akan berhadapan dengan Hang Feng, dan Jian Mi akan berhadapan dengan Si Topeng Merah.Selanjutnya, masing-masing pemenang akan bertarung memperebutkan posisi pertama dan kedua, sementara yang kalah akan bertarung memperebutkan posisi ketiga dan keempat.Di atas dua arena, keempat Peserta sudah saling berhadapan untuk memperebutkan posisi tiga besar.Jian Mi sudah bersiap dengan
Baca selengkapnya

Sekte Bayangan Kematian

Di suatu tempat di Sekte Bayangan Kematian, beberapa orang telah berkumpul."Kita tetap jalankan rencana selanjutnya," ucap Patriak Sekte Bayangan Kematian kepada Patriark sekte lain dari Aliansi Pemberontak bernama Chong Li.Setelah beberapa hari Aliansi Pemberontak menyebarkan racun, Mereka sedikit geram karena Raja Shang Sui berhasil menangani hal itu.Beberapa dari Aliansi Pemberontak salah satunya adalah Sekte Lembah Hitam yang sudah kehilangan kekuatannya.Selain itu ada juga Sekte Kalajengking Hitam yang bertugas menyebarkan racun, Sekte Tiga Darah, Sekte Harimau Putih, Sekte Elang Hitam, Sekte Tengkorak Hitam, Sekte Ular Hitam, dan sekte aliran hitam maupun putih kecil lain yang merasa tidak puas dengan Raja Shang Sui."Tapi Patriark, rencana sebelumnya telah gagal, apa Kita tidak menunggu lebih lama lagi?" ujar Patriark Sekte Kalajengking Hitam, Lu Hong."Benar Patriark ... Bagaimana jika Pemberontakan yang telah Kita susun bertahun-tahun gagal?" sahut Patriark Sekte Harimau
Baca selengkapnya

Awal Pemberontakan

"Aku sudah mengirim orang menyampaikan kepada beberapa Patriark klan di Ibukota. Mereka akan bersiap menghadapi serangan," jawab Raja Shang Sui."Tapi, tetap saja dari segi jumlah tidak memadai," sahut Patriark Sekte Melati Putih, Su Yifei."Lalu, bagaimana menurut Kalian?" tanya Raja."Kalian boleh pergi. Jika merasa melawan Mereka merupakan hal yang sia-sia, biarkan Aku mati di sini sendiri untuk menjaga tahta dari sekte aliran hitam yang keji," lanjut Raja."Apa maksudmu Raja? Bagaimana Kami akan berdiam diri dengan gerombolan pengacau yang bahkan belum memegang kekuasaan saja telah bertindak semena-mena dengan warga Desa dan Kota?" balas Patriark Sekte Macan Emas, Shun Wie."Benar ... jika harus mati, Kami akan mati terhormat menghadapi orang-orang kejam seperti itu." sahut Patriark Sekte Dua Bintang, Xin Dao"Mari Kita sambut Mereka di gerbang Ibukota!" ucap Raja menjadi penuh semangat.Jumlah kekuatan pihak Kerajaan tidak lebih dari separuh di bandingkan dengan Sekte Pemberontak
Baca selengkapnya

Kekuatan Tidak Seimbang

"Raja... hanya dua klan yang akan menambah kekuatan pihak Kerajaan, sementara dua yang lainnya tidak dapat mengerahkan bala bantuan. Klan Shang, klan Fei, dan klan Hu sedang menuju kemari," lapor seseorang kepada Raja.Di Ibukota Kerajaan Shang ada lima klan besar, yaitu klan Shang, klan Xie, klan Dao, klan Fei, dan klan Hu."Klan Dao masih menata kembali markas dan kekuatan Mereka, semantara klan Xie, kenapa Mereka berdiam diri?" tanya Raja."Mereka telah mengirim banyak orang ke Desa dan Kota untuk membantu Kerajaan Shang menangani gerombolan pengacau," jawab orang itu.Setelah berhasil menghancurkan dan menerobos masuk, ratusan ribu pasukan Pemberontak kini bersiap menyerang puluhan ribu pasukan di pihak Kerajaan."Serang!" perintah salah satu Tetua Sekte Bayangan kematian.Lima Patriark sekte dari Aliansi Pemberontak menyaksikan jalannya pertempuran dengan senyum kemenangan.Seketika pertempuran sengit terjadi di dalam wilayah Ibukota Kerajaan Shang, beberapa warga yang tidak sempa
Baca selengkapnya

Jiwa Pedang

"Sialan, matilah Kau Patriark keparat." Mereka bertiga mulai menyerang mengeroyok Zhan Mo.Zhan Mo mulai melawan. Dia masih dapat mengimbangi tiga Tetua dari Sekte Tengkorak Hitam.Pertempuran kembali terjadi, beberapa Prajurit pihak Kerajaan masih terpaksa harus bertahan menghadapi dua sampai tiga Prajurit musuh.Prajurit dari pihak Pemberontak dan pihak Kerajaan bertempur di tengah kobaran api yang menghanguskan beberapa bangunan. Mereka mulai saling serang dan menyebar ke Penjuru Ibukota Kerajaan Shang.Beberapa Tetua sekte Aliansi Pemberontak juga mulai berhadapan dengan Patriak, Raja dan Jenderal Kerajaan, mengeroyok Mereka karena jumlah Tetua pihak musuh yang lebih banyak.Pihak Pemberontak mengerahkan kekuatan penuh, sementara pihak Kerajaan hanya mencoba melawan dengan Patriak, Tetua dan Prajurit seadanya.Raja Shang Sui di lindungi oleh Patriark klan dan lima orang Jenderal di dekatnya, Mereka melawan beberapa Tetua sekte Elang Hitam dan Sekte Ular Hitam."Raja berhati-hatila
Baca selengkapnya

Pendekar Serigala Malam

Beberapa warga Ibukota juga melihat Liu Shin terbang dengan pedang yang menghunus ke arah langit di sinari dengan terang rembulan. Dia dan pedangnya seolah sedang menantang langit."Siapa yang terbang?" gumam Mereka."Itu ... sepertinya Aku pernah melihatnya.""Dia tidak begitu asing di mataku.""Pendekar Serigala Malam. Dia Pendekar muda yang ikut turnamen.""Dia bisa terbang, Pendekar Serigala Malam bisa terbang."Warga yang melihatnya mulai terlihat kagum dengan Liu Shin yang terbang. Mereka tidak tahu kalau Liu Shin hanya terbawa terbang oleh pedang di tangannya.Di sisi lain, Wang Bo yang membawa ratusan pasukan bersama Li Siyu juga melihat akan hal itu. Begitupun dengan Sekte Rajawali Putih yang sedang melesat ke arah lokasi pertempuran. Sekte Rajawali Putih juga merupakan salah satu dari sekte Pelindung Kerajaan Shang yang terlambat datang. Mereka membawa ribuan Pasukan melesat ke arah tempat pertempuran.Liu Shin melukai sedikit jarinya, menempelkan darah ke gagang pedang itu.
Baca selengkapnya

Terdesak Mundur

"Apa Kamu takut denganku Pak Tua?" ledek Liu Shin."Sialan, rasakan senjata mematikanku! Jerat Kematian."Shuriken besar berputar di sekeliling Chong Li. Dia menggerak-gerakkan tangannya membuat shuriken besar mengeluarkan shuriken-shuriken kecil yang melesat satu demi satu sampai ratusan ke arah Liu Shin.Mata Liu Shin yang sangat tajam, dapat dengan mudah menghindar dan menangkis shuriken-shuriken yang melesat ke segala sisinya.Beberapa Prajurit musuh maupun Kerajaan di sekitar Liu Shin terkena shuriken kecil, membuat Mereka tewas seketika dengan tubuh menghitam.Liu Shin menelan ludah melihat hal itu, "Apa Kamu menggunakan racun, Pak Tua?""Tidak ada urusannya denganmu Bocah tengik," balas Chong Li kembali mengeluarkan shuriken-shuriken kecil yang kali ini berjumlah ribuan, membombardir ke arah Liu Shin dari semua sisi."Sialan, Pak tua ini sangat licik, menyerangku dari atas. Bagaimana Aku menghadapinya?" gumam Liu Shin."Aku akan membunuhnya," ucap Zhu Lao dari cincin ruang dime
Baca selengkapnya

Pil Darah Merah

Chong Li kemudian menyuruh Tetua segera meluluh lantahkan Kerajaan dan memburu Raja Shang Sui.Wang Bo, Li Siyu dan orang-orang bertopeng berhasil sedikit membalik keadaan. Akan tetapi, jumlah musuh yang berkali lipat lebih banyak membuat Mereka dapat dengan mudah menerobos dan meluluhlantakkan gerbang Ibukota.Di udara, Patriark dan Pasukan Sekte Rajawali Putih telah di kepung oleh beberapa Tetua dan puluhan ribu pasukan Sekte Elang Hitam.Patriark Sekte Rajawali Putih terluka parah, tewas dan terjatuh dari atas langit. Bersamaan dengan hal itu, Pasukan sektenya terpaksa bergerak menjauh dari Pasukan Sekte Elang Hitam.BommmBommmBommm"Bola Api Penghancur.""Panah Api Raksasa.""Tinju Penghancur Gunung."Beberapa Tetua Sekte Elang Hitam membombardir gerbang Istana Kerajaan. Hanya butuh waktu singkat gerbang itu hancur berantakan.Ribuan anak panah api juga di lesatkan, membuat beberapa prajurit tewas dan bangunan Istana terbakar."Patriark, cepat Kalian berempat telan pil dari Mena
Baca selengkapnya

Pembalik Keadaan

Raja berhasil di buat terluka parah oleh salah satu Tetua sekte pemberontak."Aku terpaksa harus melepaskan takhta ini kepada orang-orang yang keji," gumam Raja memejamkan mata, seolah akan menerima kematiannya.Seorang Tetua berniat mengarahkan tombak ke perut Raja Shang Sui. Tetapi sebelum itu di lakukan, Zhu Lao terlebih dahulu mencekik Tetua itu dan meninjunya sampai tewas seketika.Raja yang tidak kunjung mendapatkan serangan terakhir, mulai membuka mata. Dia memicingkan matanya, tidak percaya seorang Tetua yang akan mengakhiri hidupnya sudah tewas terkapar di tanah."Tuan Pendekar Serigala Malam, apa Kamu yang membunuhnya?" tanya Raja Sui.Zhu Lao tidak menghiraukan, Dia melesat ke arah Wang Bo dan Li Siyu yang juga sudah terluka cukup parah.Zhu Lao mengeluarkan pedang Serigala Malam. Secepat kilat, empat kepala Patriark pihak musuh terjatuh di tanah.Wang Bo, Li Siyu dan Raja Shang Sui sangat tercengang melihat Liu Shin. Mereka sangat kualahan bahkan hampir mati, sementara Liu
Baca selengkapnya

Pulau Misterius

Chong Li melesat dengan sangat cepat, kabur dari arena pertempuran tanpa di sadari oleh orang-orang dari pihak Kerajaan. Mereka terfokuskan oleh Pendekar Serigala Malam dan pengejaran terhadap Prajurit musuh yang berusaha kabur.Tidak butuh waktu lama Raja menyatakan kemenangan sejenak setelah tubuh Liu Shin di ambil alih oleh Zhu Lao. Meskipun banyak korban jiwa, bangunan dan Istana hancur lebur dan terbakar, Dia masih tetap bersyukur akan hal itu atau kejahatan merajalela jika Kerajaan jatuh ke tangan Para Pemberontak yang keji.Beberapa Prajurit musuh di biarkan kabur karena Mereka sudah sangat kehabisan tenaga untuk memburu pihak musuh.Raja, Patriark sekte aliansi pelindung, Patriak dan beberapa Tetia klan mendatangi Liu Shin yang telah selesai dengan urusannya membasmi orang-orang keji."Pendekar Serigala Malam, Saya atas nama Warga Ibukota Kerajaan Shang berterimakasih sebanyak-banyaknya atas ... ""Aku harus pergi," potong Zhu Lao.Zhu Lao melesat dengan sangat cepat meninggal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
25
DMCA.com Protection Status