Raja berhasil di buat terluka parah oleh salah satu Tetua sekte pemberontak."Aku terpaksa harus melepaskan takhta ini kepada orang-orang yang keji," gumam Raja memejamkan mata, seolah akan menerima kematiannya.Seorang Tetua berniat mengarahkan tombak ke perut Raja Shang Sui. Tetapi sebelum itu di lakukan, Zhu Lao terlebih dahulu mencekik Tetua itu dan meninjunya sampai tewas seketika.Raja yang tidak kunjung mendapatkan serangan terakhir, mulai membuka mata. Dia memicingkan matanya, tidak percaya seorang Tetua yang akan mengakhiri hidupnya sudah tewas terkapar di tanah."Tuan Pendekar Serigala Malam, apa Kamu yang membunuhnya?" tanya Raja Sui.Zhu Lao tidak menghiraukan, Dia melesat ke arah Wang Bo dan Li Siyu yang juga sudah terluka cukup parah.Zhu Lao mengeluarkan pedang Serigala Malam. Secepat kilat, empat kepala Patriark pihak musuh terjatuh di tanah.Wang Bo, Li Siyu dan Raja Shang Sui sangat tercengang melihat Liu Shin. Mereka sangat kualahan bahkan hampir mati, sementara Liu
Chong Li melesat dengan sangat cepat, kabur dari arena pertempuran tanpa di sadari oleh orang-orang dari pihak Kerajaan. Mereka terfokuskan oleh Pendekar Serigala Malam dan pengejaran terhadap Prajurit musuh yang berusaha kabur.Tidak butuh waktu lama Raja menyatakan kemenangan sejenak setelah tubuh Liu Shin di ambil alih oleh Zhu Lao. Meskipun banyak korban jiwa, bangunan dan Istana hancur lebur dan terbakar, Dia masih tetap bersyukur akan hal itu atau kejahatan merajalela jika Kerajaan jatuh ke tangan Para Pemberontak yang keji.Beberapa Prajurit musuh di biarkan kabur karena Mereka sudah sangat kehabisan tenaga untuk memburu pihak musuh.Raja, Patriark sekte aliansi pelindung, Patriak dan beberapa Tetia klan mendatangi Liu Shin yang telah selesai dengan urusannya membasmi orang-orang keji."Pendekar Serigala Malam, Saya atas nama Warga Ibukota Kerajaan Shang berterimakasih sebanyak-banyaknya atas ... ""Aku harus pergi," potong Zhu Lao.Zhu Lao melesat dengan sangat cepat meninggal
Pemimpin itu kemudian menyuruh bawahannya melepaskan Liu Shin."Anak muda, darimana Kamu berasal?" tanya Pemimpin itu. Dia kemudian mempersilahkan Liu Shin untuk duduk di depannya."Kamu bisa memanggilku Sie Gong," lanjutnya memperkenalkan diri."Aku dari Kota Naga Langit," balas Liu Shin."Aku baru pernah mendengarnya, Kota macam itu?" tanya Sie Gong."Salah satu Kota di Kerajaan Senwu." balas Liu Shin."Kerajaan Shang?" Sie Gong mengerutkan keningnya."Jangan bertele-tele, Dunia apa yang Kamu tinggali?""Apa maksud Senior? tentu sama seperti dunia tempat keberadaan Kita sekarang," balas Liu Shin."Duduklah! Coba ceritakan tentang dunia di luar tempat ini? Sudah puluhan ribu tahun Kami tidak dapat keluar dari sini. Begitupun dari luar, tidak ada yang pernah masuk ke tempat ini." terang Sie Gong.Liu Shin tanpa banyak menolak kemudian mulai menceritakan sedikit tentang dunia tempatnya tinggal yang Dia ketahui.Setelah mendapatkan penjelasan dari Liu Shin, Sie Gong mulai menyadari bahw
"Bagaimana Tuan bisa menerobos empat susunan lapisan segel formasi? Di lihat dari pengamatanku, Tuan memiliki tubuh spesial sehingga dapat masuk ke tempat ini," balas Sie Gong."Apa Kamu tahu tentang tubuh spesialku?" tanya Liu Shin."Aku sedikit tahu tentang beberapa tubuh spesial yang kebal terhadap beberapa segel formasi, racun atau apapun, mungkin hal itu membuat Tuan dapat masuk ke dalam tempat ini," jawab Sie Gong."Jika dugaanku benar, dengan tubuh spesial itu pula Tuan dapat dengan mudah keluar dari tempat ini, tetapi Suku Awan Petir juga perlu keluar dari tempat ini," lanjut Sie Gong.Sie Gong lalu memberitahukan tentang tugu penyegel yang perlu Liu Shin hancurkan agar lapisan segel formasi menghilang.Pulau itu sangat luas, dahulu di sebut sebagai pulau Awan Petir, tidak ada yang berani masuk kawasan pulau dan keberadaan Suku Awan Petir sangat tersembunyi dan misterius.Sie Gong tidak mengetahui secara pasti kenapa pulau itu berpindah tempat. Satu hal yang pasti, kultivasi m
Benua tempat Liu Shin berada di sebut sebagai Benua Tianlang. Terdapat tiga kekuasaan besar di Benua itu, yaitu Kekaisaran Qing, Kekaisaran Bing, dan Kekaisaran Wu. Selain itu, terdapat juga wilayah yang tidak masuk ke dalam kekuasaan ke tiga Kekaisaran besar itu di Benua Tianlang. Wilayah bebas itu juga tidak kalah luas dari luas wilayah ketiga Kekaisaran.Di Benua Tianlang terdapat ribuan sampai mungkin puluhan ribu sekte baik kecil ataupun besar dari beraliran hitam, putih, ataupun netral.Sekte-sekte tersebut bahkan ada yang terbentuk sebelum terbentuknya Kekaisaran itu sendiri. Banyak juga dari sekte yang tidak mengenal aturan Kerajaan maupun Kekaisaran.Selain itu, banyak pula suku manusia-manusia Barbar di dalam maupun di luar wilayah Kekaisaran. Mereka mendiami hutan-hutan, pegunungan, lautan, atau pulau baik yang sudah di ketahui ataupun yang masih tersembunyi dan sangat misterius.Liu Shin terus berlatih di pulau Awan Petir. Beberapa Beast spirit menjadi bahan pelatihannya,
"Aku akan membantu mengatasi Siluman di pinggiran Hutan," ucap Liu Shin."Apa benar Tuan bisa melakukannya? Persediaan makanan Kami sangat menipis, Kami harus segera pergi ke Kota terdekat untuk mendapatkannya," balas Xian Xuan.Selama ini, warga Desa Mutiara mengandalkan tanaman herbal yang di budidaya. Mereka akan menukarnya beberapa bulan atau tahun sekali untuk mendapatkan persediaan makanan di Kota terdekat."Di pinggiran hutan Siluman dekat Desa Mutiara terdapat beberapa siluman yang mengintai Kami," lanjut Xian Xuan."Kenapa Mereka hanya mengintai, tidak memasuki Desa?" tanya Liu Shin."Menurut leluhur Desa, ada sebuah formasi pelindung yang membuat Siluman tidak dapat memasuki Desa," jawab Xian Xuan.Formasi pelindung itu di buat ribuan tahun yang lalu oleh beberapa Patriark Penjaga Perdamaian untuk berjaga-jaga meskipun antara bangsa manusia dan Siluman telah membuat sebuah perjanjian damai.Warga Desa dapat bebas melewati pinggiran hutan. Tetapi, beberapa tahun yang lalu, Pa
Setelah pergi dari Desa Mutiara, Liu Shin sampai di sebuah Kota. Kondisi di sana cukup memprihatinkan membuat Liu Shin bertanya-tanya kenapa Kota itu sangat sepi dan beberapa bangunan hancur.DuarrrBommmBommmSuara dentuman tiba-tiba terdengar dari suatu tempat di Kota itu. Liu Shin bergegas untuk mencari tahu. Dia melihat dua orang sedang bertempur menghadapi dua Siluman yang sangat ganas.Dua orang itu merupakan Patriark dari Sekte Gunung Petir dan Sekte Lembah Neraka, sementara Siluman yang Mereka hadapi itu bertubuh besar, memiliki tangan dan kaki, berwarna kemerahan, di kepalanya terdapat sebuah tanduk yang juga berwarna merah.GoarrrGoarrrSiluman itu menyerang Patriark yang menjadi lawannya, melesat meninju. Tubuhnya sangat keras, susah untuk terluka membuat dua Patriark sedikit kualahan menghadapi kedua Siluman itu.BommmSiluman itu menyerang dengan kepalan tinjunya, membuat tanah meledak, beruntung Patriark sempat menghindarinya."Seribu Pedang Kehancuran."Patriark Choi
Ribuan tahun yang lalu sebelum Kekaisaran Wu berdiri, bangsa Siluman dan Manusia selalu saja berselisih.Pertikaian, pertempuran dan peperangan merupakan suatu hal yang wajar di antara keduanya.Saat itu, beberapa Sekte menjadi pion utama dalam menghadapi Para Siluman. Karena perselisihan yang berkepanjangan, bangsa manusia yang di wakili oleh beberapa Sekte melakukan perjanjian damai dengan bangsa Siluman.Sekte-sekte tersebut di juluki sebagai Penjaga Perdamaian, yaitu : Sekte Gunung Petir, Sekte Lembah Neraka, Sekte Naga Hitam, Sekte Lotus Api, Sekte Bintang Abadi, dan Sekte Bulan Biru.Setelah perjanjian damai, bangsa Siluman tidak lagi mengganggu manusia begitupun sebaliknya.Para Siluman mendiami sebuah Hutan yang sangat luas yang berada di wilayah bebas kekuasaan, sebelah timur Kekaisaran Wu. Mereka terpisah oleh sebuah benteng yang di sebut sebagai benteng timur. Meskipun begitu, Kekaisaran Wu mengakui Hutan Siluman sebagai bagian wilayah kekuasaannya.Di benteng timur itu, Se
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan