Home / Romansa / TEROR BUNGA TASBIH HITAM / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TEROR BUNGA TASBIH HITAM : Chapter 21 - Chapter 30

214 Chapters

Part 21 Sakitnya Mencintai Dalam Diam

Keduanya masih sama-sama diam sibuk dengan pikiran masing-masing. Evan tidak mengerti, mengapa semenjak kecelakaan, dirinya menjadi aneh. Apa benar yang dikatakan Pak Faiz? Jika dirinya tengah berhalusinasi akibat kecelakaan hebat itu? Laki-laki berkemeja biru navy itu mendesah, yang mengundang Pak Faiz menoleh sekilas ke arahnya. Pak Faiz yang tengah fokus pada kemudi itu bertanya lirih, "Mas Evan mikirin tadi ya?" Tebakan Pak Faiz ternyata tepat.Evan menoleh sekilas lalu kembali menatap ke depan."Kok bisa ya, Pak, aku seperti itu? ""Iya, katanya orang habis kecelakaan itu bisa membuka indera keenam, entah benar atau nggak, Mas.""Aku nggak percaya itu, Pak. Oh, ya, nanti kalau Papa tanya kenapa kita baru pulang, tolong jangan bilang aku mampir nemuin Bunga ya, Pak. Bilang saja aku mampir ke apartemen," pinta Evan, yang diangguki patuh oleh Pak Faiz.Dia memilih mengalihkan pembicaraan, daripada melanjutkan membahas hal aneh yang membuatnya semakin pusing. Mobil mewah itu pun mema
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

Part 22 Itu Artinya Bunga?

Di kediaman orang tua Inno...Waktu telah melewati dini hari, tetapi laki-laki berwajah bule itu belum berniat untuk tidur. Sesuai pesan Paman Usman beberapa waktu lalu, dia tidak akan tidur sebelum jam dua dini hari. Walaupun lelah, tetapi dia tidak merasa keberatan melakukan semua itu. Demi keamanan sang istri dan calon anak mereka. Inno tidak ingin lengah dan hal buruk terjadi pada istrinya seperti waktu itu. Beruntung, Inno memiliki keluarga di Italia. Dengan perbedaan waktu sekitar 6 jam bisa dimanfaatkan lelaki jangkung itu. Sehingga dia bisa membunuh rasa bosannya dengan melakukan video call dengan kakek neneknya di Venezia. Kali ini Inno memilih menghubungi Matteo, sepupunya yang tinggal di kota Milan. "E la decisione del nonno? Tutto dipende dall'approvazione del nonno come proprietario dell'azienda e Celia consigliere delegato. Non dirmi che ne parli solo per interrompere il mio tempo Matteo." (Bagaimana dengan keputusan kakek? Itu semua tergantung pada persetujuan kakek se
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

Part 23 Pervert Husband

Evan mundur selangkah untuk mencapai meja kerjanya. Dengan pandangan tetap lurus ke arah Bunga, tangan kanan pria itu menyentuh tombol intercom yang menghubungkan ke kamar kedua orang tuanya. "Pulanglah, kamu jangan ke sini. Pulang kataku!" perintah Evan setengah berteriak. Berapa saat kemudian, dia menoleh hanya sekilas saat pintu kamarnya dibuka dari luar. Pak Rudi dan istrinya berdiri di ambang pintu sambil menatap Evan dengan wajah keheranan."Van,kamu kenapa, malam-malam begini teriak-teriak? Kamu bicara sama siapa?" Evan tak menjawab pertanyaan Pak Rudi. Dia memilih menatap ke arah luar jendela yang kini kosong. Tidak ada Bunga di sana. Evan bergegas membuka jendela dan mencari-cari keberadaan Bunga. Tetapi lagi-lagi kosong. Pak Rudi menatap istrinya sambil mengusap-usap tengkuknya yang meremang. "Tadi ada anak kecil berdiri di depan jendela, Pa," jawabnya pelan. Pak Rudi tertawa sumbang mendengar jawaban tidak masuk akal dari anaknya. "Kamu pasti ngigau Van, anak kecil? Nga
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

Part 24 Pertemuan Dengan Pak Rudi

Inno menyingkirkan dengan pelan lengan adiknya. Entah mengapa setiap kali Aisyah bersikap seperti itu pada Inno, ada rasa tak nyaman di hati Amelia. "Cuci tangan dulu sana. Jogging dari pagi baru pulang?" tanya Inno dengan nada ketus yang langsung dituruti oleh adiknya.Aisyah melirik sekilas kakaknya lewat pantulan cermin di atas wastafel."Iya Kak, tadi ngobrol dulu sama Bella," jawabnya sambil mencuci tangan.Inno menyipitkan mata curiga, mengamati Aisyah yang kini duduk di sebelah ibunya. "Bella itu cowok, ya?" tanya Inno asal.Aisyah mencibir. "Kak Inno pasti curiga, deh. Bella ya teman aku, Kak, memang Ais itu Kak Inno, apa? Nama kontak WA-nya Fatma dikasih nama Syaiful. Dan kontak WA Ajeng dikasih nama Agus!" jawabnya dengan satu tarikan napas.Aisyah puas melihat wajah Inno yang semerah tomat busuk. Rupanya gadis itu sudah kehilangan kesabaran menghadapi sikap over protective kakaknya. Sedangkan Amelia yang tadi diam, tak kuasa menahan tawa. Inno melirik istrinya yang masih ter
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more

Part 25 Godaan ''Puasa''

"Bunga?" gumam lelaki berumur setengah abad itu yang diangguki oleh Inno.Pembicaraan terjeda sejenak, ketika Lisa memasuki ruangan mengantarkan dua cangkir kopi untuk keduanya. "Terima kasih, Lisa," ucap Inno sebelum gadis itu pergi. Inno menarik napas pelan sebelum kembali bercerita,"Benar, Om. Amelia pernah kerasukan. Ini adalah cobaan paling tidak masuk akal yang kami alami. Dan perempuan misterius itu katanya kehilangan bayi perempuan dalam kandungan. Maksudnya apa? Saya kurang ngerti, Om. Amelia dijadikan objek mencari keberadaan anaknya atau bagaimana, saya benar-benar tidak paham. Semua ini di luar nalar. Tapi, kata Paman Usman kalau anak kami laki-laki maka wanita itu berhenti menemui Amelia. Semoga saja." Inno menyelipkan harapan di akhir kalimatnya."Dan artinya perempuan itu mencari objek baru yang berhubungan dengan anak perempuan, begitu, Nak? Astaga, ini nggak masuk akal. Lalu, kami harus bagaimana, Nak?" tanya Pak Rudi bingung.Inno menatap Pak Rudi yang tampak frusta
last updateLast Updated : 2022-12-05
Read more

Part 26 Perdebatan

Inno masih diam memperhatikan menu makan siangnya. Laki-laki itu masih berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat. Perlahan, dia menarik napas kemudian membuangnya."Mau disuapin? Ditungguin sambil melamun juga paha ayam nggak berubah jadi paha kambing, Mas," celetuk sang istri tanpa menyadari kondisi sang suami.Inno membuang muka. Dia berusaha membatasi pandangan dengan sang istri. Istri cantiknya itu memang kadang-kadang perlu ditunjukkan bagaimana caranya peka akan situasi. "Bisa nggak sih, nggak usah memancing? Nggak ngerti saja!" gerutunya jengkel. Butuh waktu dua detik bagi Amelia untuk menangkap maksud ucapan suaminya. Dia menatap laki-laki yang kini memfokuskan pandangan ke layar komputer di atas meja, dengan heran."Mas kenapa sih uring-uringan terus?" Inno menatap malas Amelia. "Semua ini salahmu, masih pura-pura nggak tahu!" ketusnya.Amelia memutar bola mata malas. "Salahku?" ulangnya belum juga paham. Inno mengangguk dengan tatapan lurus ke arah la
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

Part 27 Masa Lalu Evan

Evan memejamkan matanya yang memanas. Ucapan papanya sangat menyakitkan. Tidak cukupkah penolakan demi penolakan yang diberikan pada Rianti waktu itu?Laki-laki berwajah rupawan itu mengepalkan kedua tangan, rahangnya mengeras.Evan menarik napas panjang. "Astaghfirullah," lirihnya.Walaupun cinta untuk Rianti kini telah mengabur, seiring berjalannya waktu. Dan terisi cinta yang lain, namun, sayangnya cinta itu terlarang. Namun, hati Evan tak terima jika gadis yang dulu menjadi sumber kebahagiaannya, dihina sebagai gadis tak punya harga diri.Ya, dialah yang membuat Rianti menjadi gadis tak punya harga diri di mata keluarganya. Dia gagal menjaga Rianti, dia merusak Rianti. Gadis sederhana yang bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta itu, pergi dengan membawa luka. Perbedaan usia dan status sosial tak membuat cintanya berkurang pada gadis berparas ayu tersebut. Namun, Evan tak mampu meruntuhkan tembok kokoh yang menghalangi mereka. "Kenapa Papa selalu bilang Rianti gadis n
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

Part 28 Jealous

Inno yang belum menyadari akan kekesalan istrinya, masih asyik melihat acara MotoGP. Begitu pun dengan Aisyah, yang malah menyandarkan kepalanya di bahu sang kakak dengan manja."Ish, mandi sana, uhh! Ngapain nempel-nempel?" Inno mendengus sambil mendorong pelan kepala sang adik dari pundaknya. Aisyah pun menurut, dia segera bangkit dari tempat duduk. Tetapi, sebelum beranjak pergi....Cup. Dia mencium pipi putih kemerahan Inno, sambil mengacak-acak gemas rambut coklat kakaknya.Dan itu tak luput dari tatapan mata Amelia yang berdiri di anak tangga. Ada rasa kesal di dalam hati wanita cantik itu. Wanita hamil muda itu segera masuk ke kamar, melepas hijab kemudian membaringkan tubuh di atas tempat tidur. Diambilnya handphone milik Inno yang sedari tadi berada di kantong celananya. Matanya menatap foto pernikahan mereka yang digunakan Inno sebagai wallpaper. "Sabar Amelia, punya suami ganteng tuh harus tahan godaan di mana-mana. Nggak di luar rumah nggak di dalam rumah," batinnya. Ame
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

Part 29 Curiga

Lisa yang merasa canggung hanya menunduk sambil meremas jemarinya. Dia menyesalkan tindakannya tadi, yang terlebih dahulu berdiri di ambang pintu yang setengah terbuka, sebelum mengetuk pintu tersebut. Sehingga harus melihat adegan sang bos, yang tengah berciuman mesra dengan istrinya. Sesekali, Lisa melirik ke arah Inno yang duduk tepat di seberangnya. Laki-laki itu tampak serius meneliti lembar-lembar berkas, sebelum membubuhkan tandatangannya di situ."Sudah, Lis. Oh ya, nanti bisa tolong belikan kami makan siang?" tanya Inno menyentak lamunan gadis itu. Lisa yang tergagap langsung mendongak.Dia mendapati Inno tersenyum sekilas. Lisa mengangguk kaku. "I-iya, Pak," jawabnya gugup. Inno hanya menggeleng samar sembari mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu dari dalam dompetnya. "Kamu kenapa, Lis?" tanyanya sambil mengangsurkan uang ke hadapan Lisa."Eh ... tidak, Pak." Lisa menjawab dengan gugup, sedangkan Inno malah tersenyum penuh arti."Sayang, kamu mau makan apa?" tanya Inno
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

Part 30 Surprised Anniversary

Amelia mendesah kasar sambil mengusap kedua matanya. Tatapan curiga dari sang suami, benar-benar membuatnya tak berkutik. Dia hendak bangkit, tetapi Inno segera menahannya dengan memegang lengan wanita itu."Aku belum selesai bicara, Amelia!" katanya tegas sembari mengisyaratkan dengan tatapan supaya istrinya untuk kembali duduk. "Buka dulu, biar kita tahu dari mana paket itu," titahnya dengan nada pelan. Amelia tetap menggeleng. Inno tersenyum penuh arti sambil mengusap perut rata istrinya. "Dek, kasih tahu Mama, kalau marah-marah terus tambah gemesin. Papa rasanya ingin nerkam mama kamu, Dek. Lihat tuh bibirnya gemesin banget." Inno mendongak dan tersenyum jahil pada istrinya. Amelia melengos, tidak tertarik dengan gombalan suaminya."Buka dulu itu, biar kita tahu pengirimnya, Sayang." Inno mengulang perintahnya sambil menyerahkan paper bag itu pada sang istri.Dengan bibir masih maju, Amelia menurut dengan malas. Jari-jari lentiknya meraih box kecil yang bertali pita warna ungu dar
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status