Home / Romansa / TEROR BUNGA TASBIH HITAM / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of TEROR BUNGA TASBIH HITAM : Chapter 181 - Chapter 190

214 Chapters

Part 58 Daniela

Gabriele mengerjap malas. Kedua bibir mungilnya terkatup rapat. Menandakan bahwa bayi itu tidak nyaman dengan keramaian. Seandainya bukan undangan dari sekretarisnya, Inno tidak akan pernah mau datang ke pesta seperti itu. Dia bukan type laki-laki yang menyukai acara hingar bingar pesta. Meskipun darah Eropa mengalir kental dalam tubuhnya, namun Inno sangat menyukai kehidupan ala timur. Inno lebih menyukai menghabiskan waktu di depan meja kerja atau bersama keluarganya.Inno tidak malu datang ke pesta di hotel mewah itu membawa seorang bayi. Bahkan dengan bangga Inno mengenalkan istri dan anaknya pada mantan teman-teman kuliahnya. "Auguri, Val.""Grazie, Signore, Singnora!" balas Valeria sambil mencium kedua belah pipi Amelia. Wanita itu mencubit pelan pipi chubby Gabriele. Tidak seperti biasanya, Gabriele langsung menyembunyikan wajah di dada Inno. Sejak tadi, Gabriele cemberut di gendongan sang papa. Inno tersenyum sambil mengusap sayang kepala puteranya itu."What? Moglie e il t
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Part 59 Ketakutan

"Kenapa seleramu berubah? Bukankah kamu menyukai wanita seksi, Inno? Kurasa istrimu tidak memiliki itu, benarkan?" tanya Daniele bernada mengejek.Inno mengangguk, lalu bangkit dari tempat duduknya. "Iya, seleraku berubah. Aku sudah bosan dengan perempuan yang mengumbar keseksiannya. Dan kamu tahu? Istriku sangat seksi dari wanita lain yang pernah aku temui. Teramat sangat seksi dan hanya aku yang menikmatinya." Inno memasukkan handphone ke saku celana, kemudian meminum sedikit kopi yang tadi dia pesan."Kamu masih bekerja di Morelli's Group?" tanya Daniela ikut bangkit. Daniela tak ingin memancing kemarahan Inno. Gadis itu hafal sifat Inno yang keras. Apalagi jika sudah tersinggung maka Inno akan mengeluarkan kata-kata lebih pedas.Gadis itu menatap manik coklat Inno yang tidak mau membalas tatapan matanya. Inno mengangguk sekilas kemudian beranjak. Daniela menyambar tangan Inno dan berdiri di depan lelaki itu."Perche? Voglio andare a casa," (Kenapa? Aku mau pulang) ucap Inno semba
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Part 60 Pertemuan Kembali

"Aku takut, Mas. Bagaimana kalau kalian sering bertemu?"Inno mengusap air mata sang istri dan mencium bibir wanita itu sekilas. "Apa yang kamu takutkan, hm? Kamu nggak percaya sama aku? Aku sudah memiliki kamu dan Gabriele, itu lebih dari segalanya, Sayang," ucap laki-laki itu lirih."Awas kalau macam-macam. Aku mutilasi beneran itunya jadi dua puluh bagian!" ancam Amelia kemudian mendorong pelan dada sang suami.Amelia segera meninggalkan Inno menuju walk in closet. Laki-laki itu mengekori istrinya. Inno terkekeh pelan melihat wajah cemberut Amelia. Wanita itu sibuk memasukkan pakaian yang telah dilaundry ke dalam lemari.Amelia menghentikan kegiatan ketika Inno meraih tangannya dan memintanya duduk. Amelia menatap protes pada Inno, tetapi laki-laki itu tidak peduli dan justru mengambil alih pekerjaan istrinya."Kita kan sudah sepakat berbagi tugas. Kamu sudah terlalu capek mengurus aku dan anakku. Belum lagi memasak dan membersihkan rumah.""Tapi kalau Mas Inno yang memasukkan baju
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Part 61 I Love You and Only You

Inno ikut melirik ke arah tangan Daniela yang terulur. Mau tak mau, Amelia membalas jabatan tangan gadis tersebut. Meskipun hatinya dongkol melihat perlakuan Daniela pada Inno."Amelia. Si, sono la moglie di Marvinno." (Ya, saya istrinya Marvinno) Amelia menjawab datar. Tangan kirinya menggamit pinggang Inno. Wanita itu ingin menegaskan lewat bahasa tubuh jika Inno miliknya. Dia tak ingin kecolongan lagi seperti ketika Viana datang waktu itu. Daniela mengangguk samar sambil melirik ke arah tangan Amelia. "Amelia Morelli." Inno menambahkan sambil mengusap punggung istrinya."Nice to meet you," ucap Daniela lagi.Amelia hanya mengangguk. Inno yang mengerti ketidaknyamanan Amelia di situ, membawa wanita itu duduk di dekat Luca Geraldi. Namun, tatapan matanya tak lepas dari Matteo."Brengsek," desis Inno tanpa sadar. Dia menoleh ketika Amelia mencubit pelan punggung tangannya. "Sorry, Sayang," bisik laki-laki itu."Apa di sini nggak ada pria lajang?" tanya Amelia lirih.Alis Inno terang
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Part 62 Luluh

Inno tidak lagi menghiraukan keberadaan Daniela di tempat itu. Laki-laki tampan itu meminta izin pulang lebih dahulu setelah acara makan siang berakhir.Ferrari Lusso Gtc4 warna dark grey itu melaju kencang menuju ke kota Venezia. Rasa rindu pada anak dan istrinya membawa laki-laki itu ingin segera sampai di rumah megah kakeknya.Tiga hari Inno menitipkan Amelia dan Gabriele di kota Venezia. Itu dikarenakan, Inno dan Celia, sepupunya, tengah disibukkan dengan penyeleksian karyawan baru di pabrik es krim Morelli Gelato yang berada di kota Torino."Assalamualaikum," sapa Inno, begitu memasuki ruangan besar di lantai dua rumah megah bergaya Victoria itu.Mendengar suara tak asing, Gabriele yang tengah bermain dengan seorang Nanny, langsung merangkak ke arah papanya.Bayi berwajah blasteran Eropa, Asia, dan Timur Tengah itu merekahkan senyum lebar, ketika Inno mengulurkan box mobil-mobilan baru. Inno segera berlutut dan menggendong si kecil."Eiiih, jagoan. Mama ke mana, hm?" tanyanya sam
last updateLast Updated : 2023-06-08
Read more

Part 63 Kemunculan Michelle Daniel

Inno mengaduh mendapatkan cubitan kecil di perutnya. Laki-laki itu menangkap tangan sang istri dan meletakkan di dadanya. "Copy-an berkas. Kamu jangan marah sama aku. Perekrutan Alena itu tanpa sepengetahuan aku. Semua sudah di handle sama Luca dan Matteo. Karena aku sibuk di Morelli's Group, mereka berpikir tanpa melibatkan aku dalam kerjasama yang menurut mereka simpel itu.""Tapi Mas seneng kan, bisa sering bertemu mantan?" tanya Amelia ketus."Seneng banget!" sahut Inno menggoda. Amelia hendak kembali mencubiti suaminya, namun sekali lagi dengan sigap Inno menindihnya. "Tiga hari nggak ketemu suami, seharusnya nggak dikasih cubitan. Ayo, mumpung Gabriele tidur pulas, Sayang," ajaknya dengan alis naik turun."Nanti malam. Sekarang aku mau mandi, keringatan!" dalih wanita itu sembari menggeser tubuh Inno di atasnya."Ngada-ngada, musim gugur keringetan. Tapi baiklah, kita tambahi keringatnya di kamar mandi. Setuju?" ulang Inno jahil."Dibilang nanti malam. Ngeyel.""Nanti malam ur
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Part 63 Ancaman

"Tembak saja! Polisi juga akan tahu siapa yang membunuhku," ucap Inno santai. Leonardo dan Michelle Daniel tertawa mengejek mendengar ucapan bernyali dari laki-laki di depannya itu. Inno mendorong tubuh Michelle Daniel ke arah pintu mobil dan memepet badan lelaki tua itu."Kamu berhutang nyawa padaku, Tua Bangka. Isco meninggal karena sakit di Amerika. Bukan karena dibunuh. Dia menderita leukemia dan itu penyakit dari anakmu, Delia. Apa kamu pikir, aku sejahat itu membunuh orang sebaik Isco? Dia orang baik, sayangnya mendapatkan racun darimu!""Shut up!" sentak Michelle Daniel.Inno tersenyum sinis. "Kenapa? Kamu nggak terima dengan kenyataan ini? Isco Daniel Ferdinand, dia meninggal dalam pelukan mamanya. Dia meninggal dalam kedamaian. Bertobatlah, Tua Bangka supaya kamu bisa bertemu Isco di sana," ucap laki-laki jangkung itu lagi."Jangan banyak bicara, Marvinno! Lepaskan Tuan Daniel!" teriak Leo. Inno terkekeh pelan. Sayup-sayup telinganya menangkap sirine mobil kepolisian. Hal t
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Part 64 Kamu Keras Kepala

Amelia mengusap dahi Gabriele yang memerah, lalu meniupnya. Begitu Gabriele sedikit tenang, Amelia segera menyusui bayi itu."Maaf, Mas. Tadi aku shalat. Tadi Gabriele lagi tidur di situ, kan?" ucapnya lirih sambil menunjuk matras bayi di depannya. Jarak matras itu dengan tempat Inno duduk hanya beberapa langkah saja. Amelia memang tidak memberitahu Inno karena dia berpikir Gabriele tidur pulas ketika dia tinggalkan."Oh, berarti salahku," sindir Inno tak acuh.Amelia mendongak menatap laki-laki yang sudah kembali berada di depan komputer."Aku nggak nyalahin Mas. Aku memang nggak bilang ke Mas karena aku pikir dia lagi bobok. Aku tahu karena Mas lagi sibuk makanya ak--""Kenapa kamu jadi banyak bicara, Amelia!" sentak Inno lagi.Air mata yang ditahan sejak tadi, akhirnya runtuh ke pipi putih Amelia. Dia menunduk menatap wajah polos Gabriele yang juga tengah menatapnya. Kedua mata bulat itu menatap dalam pada mamanya. Telapak tangan Gabriele menepuk pelan dada Amelia. Amelia mengatu
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

Part 65 Sekali Lagi

Inno menatap sendu pada Amelia yang tidur pulas di pelukannya. Laki-laki itu menarik napas panjang, kemudian mengalihkan pandangan ke langit-langit kamar.Kalah lagi. Dia tidak sanggup menghindari pesona istrinya. Perhatian dan perlakuan lembut Amelia di lantai atas beberapa menit yang lalu, membuat Inno melupakan segala masalahnya. Dan pada akhirnya, keduanya melanjutkan kemesraan di tempat tidur ini."Jangan benci aku, seandainya aku membuatmu terluka." Hati Inno kembali berkata sedih.Inno menunduk, ketika merasakan pergerakan wanita itu. Amelia yang tadi berbaring telentang, kini menghadapnya. Refleks, lengan wanita itu melingkari bahu tak berbusana sang suami.Gerakan refleks yang begitu disukai Inno. Laki-laki itu mengusap pelan rambut lembab Amelia. Diciumnya kening wanita itu dengan sayang. Setiap kali menatap wajah teduh wanita itu, hatinya terasa sakit. *Amelia menoleh pada Gabriele yang berada di belakang punggungnya. Bayi itu sibuk menarik-narik rambut mamanya yang diika
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Part 66 Selalu Memaafkan

Amelia langsung beringsut mundur. Rasa kecewa akibat mengetahui Inno makan di luar bersama Daniela belum sirna, kini ditambah lagi bentakan dari suaminya itu.Wanita itu memejamkan mata rapat. Dia berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata. Meskipun dadanya terasa sakit, Amelia sekuat tenaga untuk tidak kembali menangis.Inno yang merasa telah kembali melukai istrinya tertegun. Dia menatap sekilas pada Amelia kemudian memalingkan wajah."Jangan bahas apa pun mengenai aku dan Daniela," ucap Inno datar.Amelia tersenyum sinis. "Nggak dibahas? Bagaimana kalau posisinya dibalik, Mas? Seandainya aku yang diam-diam makan malam dengan mantan, sementara di rumah Mas Inno menungguku? Bagaimana?" cecarnya dengan tatapan tajam.Inno langsung bangkit. Dia melirik ke arah box Gabriele. Tidak ingin mengganggu tidur anaknya, laki-laki itu segera keluar kamar dan diikuti oleh Amelia."Bicaramu terlalu ngelantur, Amelia. Aku hanya makan malam. Puas?""Nggak puas!" jawab Amelia lantang. "Aku nggak puas
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status