Home / Romansa / TEROR BUNGA TASBIH HITAM / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of TEROR BUNGA TASBIH HITAM : Chapter 161 - Chapter 170

214 Chapters

Part 38 Kembali

"Mel, kamu ngapain?" tanya Umi ketika melihat sang anak celingukan di dapur.Amelia mengerutkan kening. Dia berbalik dan menatap Umi tak berkedip. Melihat tingkah aneh anaknya, Umi mengibaskan tangan di depan wajah Amelia."Eh. Lah, tadi Irfan bilang mau antar Umi. Memangnya dia ke mana?" tanya Amelia penasaran.Umi yang tidak tahu menahu, menggeleng pelan. Merasa dibohongi sang adik, Amelia mengerutkan bibirnya. Dia tak berhenti istighfar mengingat tingkah menyebalkan Irfan."Irfan tadi bawa mobilnya Mas Inno dan minta duit, Umi. Katanya, dia antar Umi. Jadi, ya, aku tambahin. Nggak tahunya dia bohong dan nggak tahu ke mana," jawabnya jengkel.Umi terkekeh. Dia bisa memaklumi kejengkelan Amelia karena ulah Irfan yang tidak berhenti membuat kakaknya itu kesal.Berulang kali, Irfan melirik handphone yang tidak berhenti berbunyi. Berulang kali pula, dia mematikan benda itu. Irfan memarkir mobil di tempat parkir bandara. Pemuda berwajah Timur Tengah itu melangkah cepat menuju ke pintu ke
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Part 39 Il Giorno Office

Inno saling pandang dengan Irfan. Laki-laki itu ikut bangkit sambil membawa serta cangkirnya. Sebelum beranjak, Inno menepuk pelan bahu Irfan yang masih mematung. Wajah pemuda itu masih tertekuk dalam."Maafkan, Mbakmu, Fan. Biar aku bicara sama dia," ucapnya lirih. "Maaf ya," ulang Inno tidak enak hati.Irfan mengangguk kemudian bergegas menuju ke kamarnya sendiri. Inno merebahkan tubuh di samping Amelia yang tengah berbaring miring sambil memeluk rangkaian bunga mawar tadi.Menyadari kehadiran Inno, Amelia membalikkan badan menghadap suaminya. Dia menjulurkan tangan dan meletakkan bunga tersebut ke atas nakas.Inno menatap dalam istrinya yang masih cemberut. "Jangan begitu sama Irfan. Masa iya, uang tiga ratus ribu saja main hutang-hutangan?" Inno meraih tangan Amelia dan menggenggamnya. "Dan Mas percaya ucapannya?" tanya Amelia kesal.Inno menarik napas pelan, lalu menggeleng. "Aku percaya kalian hanya becanda, Amelia. Aku yang nyuruh dia jemput ke bandara. Aku juga nggak percaya
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Part 40 Menikahlah Lagi

"Viana, pacarnya Inno, Mel." "Shit, mulutmu, Her!" sentak Inno kesal serta refleks menendang kaki sahabatnya itu.Heri langsung meringis dan menatap protes pada Inno. Selanjutnya, laki-laki berambut cepak itu menatap Amelia sambil mengacungkan kedua jari membentuk huruf V."Maksudnya aku mantan pacarnya Inno, Mel. Mantan dia kan banyak. Ajeng, Fatma, Viana, dan Daniela," lanjutnya jujur.Amelia bergantian menatap Inno dan Heri. Inno menunduk sembari memijit pelipisnya. Sedangkan Evan terkekeh pelan seolah mengejek. Inno melirik malas pada kedua sahabat yang sangat menyebalkan itu."Oh, begitu. Terus sekarang masih penasaran sama Viana, Mas?" tanya Amelia dengan tatapan tajam.Inno langsung mendongak. Laki-laki itu bangkit dan mendekati Amelia. Dia kembali melirik sinis ke arah Heri yang tidak bisa mengontrol ucapan."Van, kita keluar, yuk. Nggak enak, nih, jadinya.""Punya rasa nggak enak juga, Her," sindir Evan, tak urung ikut berdiri.Amelia melirik sekilas pada kedua sahabat Inno
last updateLast Updated : 2023-04-28
Read more

Part 41 RISUG

"Menikahlah lagi, Mas. Aku ridho. Keluarga Morelli harus punya keturunan, Mas," ucap Amelia dengan air mata kembali jatuh.Inno menepis kasar tangan sang istri dan menatap tajam wanita itu. Amelia menunduk dalam sembari membekap wajahnya dengan telapak tangan."Omong kosong macam apa ini, Amelia!" sergah Inno. Laki-laki itu memegang dagu istrinya. "Lihat aku, Amelia," titahnya dengan nada melunak.Amelia masih menunduk tak berani membalas tatapan mata suaminya."Tatap aku, Amelia!" titah Inno lagi. "Apa kamu pikir ucapanmu itu lucu, hah?" tanyanya sinis.Amelia mendongak, lalu menggeleng pelan. Dia mengulurkan tangan, mengusap lengan sang suami. Lalu memegang jemari tangan Inno dan menempelkan di dadanya."Aku serius, Mas. Aku nggak akan meninggalkan Mas Inno. Mas silakan menikah lagi supaya memiliki anak dan anak itu kita rawat bersama. Bukankah Viana masih mengharapkan Mas?" ucapnya parau.Inno kembali tersenyum sinis. "Kamu pikir, aku akan mau menuruti ide konyolmu itu? Aku lebih b
last updateLast Updated : 2023-04-29
Read more

Part 42 Sakit

"Nak, kamu kenapa? Amelia!" panggil Bu Rini khawatir.Amelia menggeleng pelan dan setengah berlari menuju ke mobil yang terparkir di halaman."Bu, saya disuruh Pak Inno antar ber--""Saya ikut ke kantor, Pak!" sahut Amelia cepat sembari membuka pintu belakang.Pak Dinan mengangguk pelan dan tanpa bertanya apa pun segera melajukan mobil menuju ke Il Giorno Office. Sesekali laki-laki paruh baya itu melirik spion tengah, menatap Amelia yang berulang kali pula menghapus air mata.Sampai di depan lobby, Amelia bergegas turun dan sedikit berlari menuju ke lift. Bahkan dia hanya mengangguk samar menjawab sapaan karyawan yang berpapasan dengannya.Inno yang kebetulan keluar dari ruangan tersenyum sembari mengulurkan tangan melihat kedatangan sang istri."Terima kasih, Sayang, kamu antar sendiri."Amelia menepis pelan tangan laki-laki itu. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia memasuki ruangan Inno dan menghempaskan tubuh di sofa. Dia menunduk dalam dengan bahu berguncang karena tangis."Hei, ka
last updateLast Updated : 2023-04-30
Read more

Part 43 Salah Tempat

"Kamu boleh bicara apa pun, Amelia. Setelah itu dengarkan penjelasan aku!"Amelia tersenyum satu sudut dan kembali mengusap pipinya yang basah. "Penjelasan apa, Mas? Penjelasan nggak ingin punya anak, hm? Ya, baiklah. Kita sepakat. Menikahlah dengan orang yang membuat Mas mau punya anak!" ucapnya sinis.Inno mengangkat telapak tangan dan mengepalkan dengan rahang mengeras. Dadanya naik turun menahan emosi. Perlahan laki-laki itu menurunkan tangannya. Inno menatap tajam pada sang istri yang masih terisak."Kenapa nggak jadi? Tampar dan pukul aku!" tantang Amelia.Inno menarik tubuh sang istri dan kembali memeluk erat wanita itu. "Hentikan bicaramu, Amelia. Kita cari tempat bicara, jangan di sini," ucapnya melunak."Apa salahku, Mas? Apa aku nggak pantas jadi anggota keluarga Morelli? Apa anak keturunanku haram bagi keluarga terpandang seperti kalian?" racau Amelia dengan napas tersengal. Mengingat kertas dari rumah sakit tadi, hatinya benar-benar remuk.Inno memegang wajah sang istri d
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more

Part 44 Hukuman

Inno kembali mendengus kasar. Tatapannya kini semakin menajam. Laki-laki itu merebut handphone istrinya dan meng-cancel pembelian tiket."Mas, apaan, sih?" cegah Amelia berusaha merebut handphonenya.Tidak hanya meng-cancel pembelian tiket, Inno juga mematikan handphone milik istrinya kemudian mengantonginya. "Mas Inno nggak bisa kayak gini. Jangan mau enaknya sendiri dong, Mas!" "Enaknya sendiri? Aku cuma ingin membicarakan masalah ini baik-baik dan menyelesaikannya dengan cara dewasa. Bukan main kabur dari rumah. Paham?" "Terserah!"Amelia bergegas bangkit. Wanita itu duduk di tepi tempat tidur dengan wajah menunduk dalam. Kedua tangannya membekap wajah dan kembali menangis di situ.Inno mendekat dan bersimpuh di karpet. Inno meraih tangan Amelia dan menggenggam jemari tangan wanita itu. Amelia menatapnya sekilas, selanjutnya membuang pandangan."Entah kenapa aku benci sama Mas Inno, sekarang. Aku kecewa banget. Hatiku terasa sakit. Aku nggak ada artinya sebagai seorang istri. Ma
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Part 45 Hamil?

"Kami juga sudah berusaha, Bu. Semoga saja mendapatkan kabar bagus dalam satu atau dua bulan lagi. Dan semoga saja anak kami nggak ngambekan seperti mamanya."Bu Rini langsung menepuk punggung anaknya dengan gemas. Dia tidak tahu dari mana Inno mewarisi sifat seenaknya sendiri seperti itu. "Suami nggak bersyukur. Seribu satu istri seperti Amelia itu. Kamu yang seharusnya banyak berbenah!" tegur wanita paruh baya itu gemas. "Sudah bawa jusnya ke atas!"Tatapan Inno tertuju pada plastik bening di tangannya. Laki-laki itu mengangguk kemudian bergegas menuju ke kamar. Di situ, Amelia meringkuk di tempat tidur sambil memeluk bantal.Dengan hati-hati, Inno mengambil alih bantal itu. Amelia membuka mata sebentar kemudian kembali menutupnya. Entah mengapa melihat wajah tidak bersalah sang suami, Amelia semakin sebal."Sayang, jusnya dapat nih!" ujar Inno sambil menempelkan gelas plastik itu ke lengan sang istri.Amelia berjingkat kaget. "Ish, apaan sih, Mas. Dingin tahu!" sungutnya kesal.La
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

Part 45 Kamu Eksklusif

"Sstt, Sayang, kamu ngomong apa?" tanya Inno lirih. Laki-laki itu melirik ke arah dokter yang berada tak jauh dari mereka. " Ya, sudah kita pulang, Sayang," ajak laki-laki itu sambil membantu sang istri bangkit.Sepanjang perjalanan pulang, keduanya saling diam. Amelia memilih memejamkan mata. Selain kepalanya pusing, dia sibuk berpikir. Benarkah dirinya hamil? Bukankah, waktu dua minggu yang lalu saat melakukan test di rumah negatif?"Alhamdulillah ya Allah," ucap Inno dalam hati. Dia meraih tangan sang istri dan menciumnya. Laki-laki itu tak berhenti berucap syukur.Sampai di rumah, mereka sudah ditunggu Bu Rini di ruang keluarga. Inno langsung memeluk ibunya dan mencium kedua belah pipi wanita itu.Laki-laki itu berbisik lirih sambil memberikan amplop hasil test kehamilan. "Inno tetapi janji, Bu. Alhamdulillah akhirnya, Amelia hamil. Aku pikir dia bersikap aneh karena ngerjain Inno saja." Laki-laki itu tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya."Alhamdulillah, ya Allah!" pekik Bu Rin
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

Part 46 Viana

"V-vi, Vi ... Vi. Tolong lepaskan," ucap Inno sembari melepaskan tangan Viana di perutnya.Pelukan Viana terlepas. Gadis itu merubah posisi di depan Inno. Menatap mata Inno yang langsung memalingkan wajah. Inno mundur selangkah hendak berbalik, namun Viana menyambar lengannya.Inno melirik tangannya. "Tolong, lepaskan!" ucapnya tegas."Inno, kenapa kamu benar-benar berubah?" tanya gadis cantik itu.Inno menyunggingkan senyum sekilas. Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar lalu memasukkan handphone ke saku celananya kembali."Maaf, memangnya apa yang kamu harapkan dari laki-laki beristri? Bukankah hubungan kita sudah selesai beberapa tahun lalu?" tanya laki-laki berambut coklat itu.Viana mengangguk pelan. "Ya, aku tahu. Aku hanya ingin kita tetap berteman, sama seperti kamu berteman dengan Ajeng," sahut Viana."Nggak jelas," gumam Inno lirih. "Sebenarnya apa tujuan kamu, Viana?" tanya Inno sinis.Laki-laki itu menyesalkan, keinginan menghibur istrinya justru membuatnya bertemu mantan k
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status