Home / Romansa / TEROR BUNGA TASBIH HITAM / Kabanata 141 - Kabanata 150

Lahat ng Kabanata ng TEROR BUNGA TASBIH HITAM : Kabanata 141 - Kabanata 150

214 Kabanata

Part 19 Belajar Bersama

Inno menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Ada rasa bersalah yang besar telah membentak istrinya. Laki-laki itu mengacak rambutnya dengan kasar.Tok ... Tok ... Tok!"Amelia, aku ingin bicara!" Di dalam, Amelia menoleh sekilas. Sayup terdengar suara pintu diketuk, disusul panggilan dari Inno. Amelia tak menggubris. Dia mengguyur tubuhnya di bawah shower. Air matanya mengalir bersamaan dengan derasnya air tersebut. "Meeel, Amelia. Tolong buka pintunya, Sayang!" Suara Inno lagi.Amelia segera mematikan kran air dan memakai pakaiannya cepat. Amelia melangkah pelan menuju ke pintu dan bertemu pandang dengan suaminya.Inno langsung menarik tubuh Amelia ke dalam pelukannya. "Maafkan aku, Sayang. Maaf, aku nggak bermaksud bicara ketus." Inno merenggangkan pelukan dan menatap intens wajah sembab sang istri. "Jangan dengerin kata-kata Aisyah. Maafkan aku, ya," pintanya lagi.Amelia hanya mengangguk. "Aku mau shalat dulu, Mas. Tolong lepaskan," ucapnya lirih sembari mendorong pelan t
last updateHuling Na-update : 2023-04-02
Magbasa pa

Part 20 Aku Sadar Di Mana Tempatku

Ada rasa haru di hati Amelia mendengar kejujuran Inno. Laki-laki yang memiliki background anak nakal itu ternyata tidak seburuk yang dia pikirkan. Amelia menatap sayu lelaki yang mengungkungnya dengan posesif itu.Ada rasa takut dan berdebar-debar seperti menghadapi ujian nasional. Apalagi ketika tangan dan ciuman Inno menjelajahi tubuhnya dengan hati-hati."Mas, aku takut," lirih Amelia. Inno menunduk, mencium pelan kening sang istri. "Aku mengajakmu yang kata orang ke surga dunia, Sayang. Apa itu benar? Let's try," jawabnya sambil tertawa lirih."Terus kalau sakit, nggak usah dilanjutkan, ya?" sahut Amelia lalu memalingkan wajah. "Enak saja, dibuat sampai enak, lah. Sudah ah, jangan ngajak becanda terus. Ada yang sudah nggak sabar nih. Sepuluh hari loh, nungguin," lanjut Inno sembari melirik area bawahnya. Amelia sontak mengikuti arah pandangan Inno dan langsung menutup matanya. Inno telah menanggalkan pakaiannya dan kini hanya mengenakan celana boxer pendek. Itu adalah pemandang
last updateHuling Na-update : 2023-04-03
Magbasa pa

Part 21 Dikira ART

"Nggak apa-apa, Dik. Aku tahu dan sadar di mana tempatku. Nanti aku bilang ke Mas Inno, ya," ucap Amelia pelan dan sekuat tenaga untuk tidak menangis di depan gadis remaja tersebut."Kak, ma-maafkan, Ais!" Aisyah kembali memohon.Amelia mengangguk tanpa menatap gadis itu. "Nggak perlu meminta maaf, Dik. Kamu nggak salah. Ya sudah, Kakak mau Dhuha dulu," pungkasnya kemudian berlalu. Setengah berlari, Amelia menaiki anak tangga rumah megah itu menuju ke kamarnya. Dia menyandarkan punggung di daun pintu. Menatap nanar ke penjuru isi kamar mewah tersebut."Apa aku nggak pantas menjadi bagian dari keluarga ini?" tanyanya pada diri sendiri. Segerombol air mata yang ditahan sejak tadi, akhirnya runtuh ke pipinya.Amelia tertegun sejenak. Dia memegang kalung yang diberikan sang suami tadi malam. Amelia melepaskan kalung itu dan mengamatinya. Kemudian mengembalikan ke tempat semula. Dia juga mengambil sebuah kartu berwarna hitam yang diberikan sang suami beberapa hari lalu. Kemudian meletakka
last updateHuling Na-update : 2023-04-04
Magbasa pa

Part 22 Kamu Adalah Istriku

"ART baru?" tanya Aisyah sembari menggaruk pelipis tak mengerti. Brenda mengangguk lemah. Dia menatap kosong pada gelas yang tadi berisi air putih. Membayangkan wajah cantik Amelia, dengan perpaduan wajah Jawa dan Timur Tengah. Senyum ramah Amelia menambah daya tarik wanita itu. Brenda diam-diam mengakui hal tersebut. Lantas, bagaimana dengan Inno? Mereka seumuran. Bisa jadi, Inno akan jatuh cinta pada ART baru mereka. Semakin sulit Brenda mendekati Inno. Selama 2 bulan menjadi guru bahasa asing bagi Aisyah, membuat Brenda diam-diam menyukai Inno. Tidak peduli usianya lebih tua dari Inno."Siapa yang Kak Brenda maksud?" tanya Aisyah penasaran. Brenda mengangkat bahu. "Amelia," jawabnya lemah.Aisyah langsung menutup mulutnya. Apalagi tatapan matanya tertuju pada Inno yang berdiri di anak tangga paling atas. Laki-laki itu mengeraskan rahangnya dengan wajah memerah. Aisyah menunduk dalam. Tak ingin lagi mencari perkara dengan kakaknya itu. Bisa-bisa Inno tidak akan memberinya uang ja
last updateHuling Na-update : 2023-04-05
Magbasa pa

Part 22 Brenda

Inno tak menanggapi. Dia tidak tertarik dengan pembahasan tersebut. Laki-laki itu segera menggenggam jemari tangan istrinya."Ada lagi yang mau dibeli, Sayang?" tanyanya pada Amelia.Wanita itu menggeleng pelan. Dia menatap Brenda dan Aisyah tak enak hati dengan sikap dingin Inno pada mereka. Amelia tersenyum kaku dan mengangguk samar pada kedua orang yang berdiri di depannya."Ya sudah, kalau gitu. Kami duluan ya, Dik. Kamu hati-hati. Kak Brenda, titip Aisyah, ya," ucap Amelia sebelum berlalu mengikuti langkah Inno.Brenda menjawab dengan anggukan kecil. Dia melirik pada Aisyah yang masih senyum-senyum menatap kepergian Inno dan Amelia. Brenda merasa menjadi orang yang sangat bodoh."Kak, sudah jangan murung terus, dong." Aisyah menyikut pelan lengan Brenda. Brenda melirik sekilas pada Aisyah, kemudian kembali menatap jauh ke depan sana. Di mana Inno dan Amelia memasuki restaurant Jepang. Tentu saja masih saling bergandengan tangan."Kapan Inno nikah, Ais? Perasaan dia masih kuliah,
last updateHuling Na-update : 2023-04-06
Magbasa pa

Part 23 Khawatir

"Nggak apa, Mas. Nggak apa-apa."Inno berdecak, kemudian bergegas mengambil kotak P3K. Aisyah dan Brenda hanya bisa saling pandang. Brenda menggigit bibirnya takut, melihat punggung tangan Amelia yang memerah. Dia memperhatikan Inno yang tengah mengobati tangan istrinya dengan hati terasa panas. Inno mendekatkan tangan Amelia dan meniupnya. Sementara tatapannya tak lepas dari wajah cantik Amelia."Lagian kalau suaminya ngomong, rehat dulu, itu nurut. Ngeyel banget jadi orang," gumam Inno gemas sambil mengoleskan salep luka bakar pada tangan Amelia.Amelia mengerutkan bibirnya tak berani membantah. Amelia memegang lengan sang suami. Mengusap-usap lengan kekar laki-laki itu untuk menenangkan. Brenda langsung membalikkan badan, tak ingin terlalu lama melihat interaksi kedua orang tersebut."Gimana, apa perlu ke dokter?" tanya Inno lirih setelah selesai mengobati tangan Amelia."Nggak perlu, Mas. Cuma kesenggol dikit bukan kena air panas juga.""Ngeyel. Memangnya, kamu ngapain sih?" Ame
last updateHuling Na-update : 2023-04-07
Magbasa pa

Part 24 Jahil

"Lama banget, sih?" protes Inno dengan tatapan dingin begitu Amelia memasuki kamar.Amelia tersenyum kemudian melepaskan hijabnya. Setelah itu, dia merebahkan tubuh di samping sang suami. Amelia mendongak menatap manik coklat itu. Teringat ucapan Mbak Lulu tentang Brenda. Tiba-tiba rasa khawatir itu menyeruak ke dalam dadanya lagi. "Mas, nanti kalau aku di Jogja, Mas di sini nggak boleh macam-macam ya," pesannya sambil memainkan jemari di kancing polo shirt Inno.Inno menunduk, memegang pipi Amelia dan mengecup bibir ranum itu. "Macam-macam gimana? Waktuku itu habis untuk kuliah sama pekerjaan. Nanti setiap Jumat sore aku ke Jogja." "Iyaa, tapi kan sering ketemu Kak Brenda. Gimana kalau dia diam-diam menyukai Mas Inno?" tanyanya khawatir.Inno terkekeh pelan. "Apa yang kamu khawatirkan? Kalau aku punya kamu, ya sudah cukup. Kamu saja sampai mati. Memangnya, kamu mau aku punya banyak istri? Boleh tuh," goda Inno yang langsung dicubit oleh Amelia.Inno mengaduh sambil memegangi tangan
last updateHuling Na-update : 2023-04-08
Magbasa pa

Part 25 Kesal

"Eng-nggak, nggak ada apa-apa, Mas." Amelia menjawab dengan suara lirih.Inno berdecak kemudian memakaikan kembali kalung itu di leher sang istri. Inno memegang wajah Amelia dan menatap dalam manik hitam tersebut."Kamu bukan anak kecil yang menghilangkan perhiasan jika dipakai. Ini nggak besar dan nggak kelihatan. Ini hadiah pernikahan dari aku. Tolong jangan dilepas seperti halnya ini," ucap Inno lirih sambil mengangkat telapak tangan Amelia dan mengusap cincin di jari manis wanita itu. "Kalau kamu ingin menyimpannya bukan ini. Tapi yang lain. Aku beli ini spesial untuk kamu pakai, Sayang. Kamu mengerti?" Amelia mengangguk pelan dan mengerjapkan mata. "I-iya, Mas," jawabnya sangat lirih."Dan untuk kartu itu kamu simpan, jangan ditaruh di sini. Kamu gunakan jika perlu. Soal biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari selama kamu di Jogja, aku transfer tiap bulan.""Mas, apa itu nggak terlalu berlebihan?" tanya Amelia gusar. Dia tidak ingin imej materialis tersemat padanya.Inno menggele
last updateHuling Na-update : 2023-04-09
Magbasa pa

Part 26 Skenario Allah

Inno berdehem. Laki-laki itu tidak ingin membahas tentang Fatma. Inno merasa bersalah pada gadis tersebut yang kembali ke Pakistan membawa sakit hati. Inno merasa menjadi pengecut, namun hatinya telah memilih Amelia sebagai tambatan. Yang Inno sesalkan, hubungan mereka berakhir dengan tidak baik. "Ehem, aku nggak tahu, Jeng," jawab Inno datar. "Sudah nggak ada urusan dengan aku, semua sudah selesai," pungkasnya tak ingin membahas masa lalu.Ajeng mengangguk. Dia menatap Amelia tak enak hati. Terlihat jelas, Amelia tidak nyaman dengan nostalgia masa lalu suaminya. Amelia yang tidak ingin mendengar pembicaraan suami dengan mantannya itu, meminta izin ke toilet."Dasar playboy!" gerutu Amelia sembari menatap cermin wastafel. Wanita itu menghembuskan napas berkali-kali sambil memejamkan matanya. "Kharisma Inno memang nggak terbantahkan, ya, Mbak?" Amelia langsung membuka mata. Dia menatap Brenda dari pantulan cermin. Amelia hanya tersenyum sekilas dengan dada bergemuruh semakin kesal.
last updateHuling Na-update : 2023-04-10
Magbasa pa

Part 27 Menikung

"Hati-hati ya, Sayang."Dengan perasaan berat, Inno melepaskan pelukannya. Sekali lagi, laki-laki itu mengecup kening sang istri. Sejak menikah, ini kali pertama mereka akan berpisah.Amelia tersenyum melihat wajah murung suaminya. Dia mengusap-usap pelan pipi Inno dan setengah berjinjit mencium pipi lelaki itu. "Sudah, lepasin. Sebentar lagi take off. Ntar telat, Mas," ucapnya.Inno malah kembali memeluk tubuh wanitanya dan berkata lirih, "Kenapa aku yang jadi khawatir? Takut istriku digodin orang. Jum'at aku ke Jogja." Inno terkekeh pelan."Mas kenapa jadi begini?" Amelia melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. "Sudah, ya, Mas."Inno mengangguk. Dia menatap istrinya, lalu tersenyum samar. Hatinya masih tidak rela berpisah dengan wanita itu. Tetapi keduanya memang masih memiliki mimpi dan misi yang sama. Mereka ingin berhasil dalam pendidikan. Terdengar kembali suara announcement dari maskapai penerbangan yang akan ditumpangi Amelia. Wanita itu segera bergegas menuju ke boardi
last updateHuling Na-update : 2023-04-11
Magbasa pa
PREV
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status