Home / Romansa / TEROR BUNGA TASBIH HITAM / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of TEROR BUNGA TASBIH HITAM : Chapter 131 - Chapter 140

214 Chapters

Part 9 Kembali

"Allaahu Akbar ... Allaahu Akbar, Allaahu Akbar ... Allaahu Akbar!"Suara kumandang adzan Subuh bergema dari setiap masjid dan mushalla di penjuru Kota Yogyakarta. Tak terkecuali gema adzan Subuh di masjid Pondok Pesantren Al Arif. Amelia segera beranjak memperbaharui wudhu. Dia tidak ingin wajah sembabnya dilihat oleh Abah dan Umi. Setelah berwudhu, gadis itu bergegas menuju ke kamar sebelah, tempat Abah terbaring."Assalamualaikum, Abah. Abah bisa shalat?" tanyanya takjub sambil memperhatikan laki-laki tersebut yang sudah bersiap menuju ke masjid.Sebuah kemajuan yang bagus. Setelah beberapa hari, Abah melaksanakan shalat di atas tempat tidur. Senyum Amelia mengembang. Dia memandangi Abah yang berdiri di depannya dengan baju koko putih dan sarung berwarna biru. Wajah laki-laki paruh baya itu terlihat segar dan ceria. Merasa diperhatikan oleh sang puteri, Abah ikut tersenyum."Alhamdulillah, ayo, Nak!" ucap laki-laki itu lirih. Amelia mengangguk antusias dan mengiringi langkah Abah
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Part 10 Perjuangkan Dia

"Waalaikumsalam, M-mas Inno." Amelia berucap lirih kemudian menundukkan wajahnya.Inno mengangguk samar. Dia memperhatikan gadis di depannya dengan jantung seolah ingin melompat dari dadanya. Begitu juga dengan Amelia, dia meremas jemari tangannya. Gadis itu terlihat sangat gugup dan salah tingkah. Melihat hal itu, Inno mengulum senyum."Apa kabar?" tanya Inno tanpa mengalihkan pandangan dari Amelia.Amelia mendongak sebentar, lalu mengangguk pelan. "Em, ba-baik Mas," jawabnya gugup.Inno kembali tersenyum. Rasanya seperti mimpi bisa sedekat ini dengan gadis pujaannya. Inno ingin menikmati waktu itu walaupun sebentar.Merasa diperhatikan, Amelia kembali mendongak dan bertemu pandang dengan Inno. Gadis itu tersenyum kaku, lalu memalingkan pandangannya.Inno kembali mengulum senyum. "Aku nggak disuruh masuk?" tanyanya."Ah? I-iya, silakan masuk, Mas."Inno mengangguk dan mengikuti gadis itu. Amelia menghentikan langkah di depan sebuah pintu. Keduanya kembali saling tatap dan sama-sama s
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

Part 11 Pernikahan

Amelia mendongak menatap Inno dengan ragu. Jemari tangannya saling meremas. Inno diam-diam memperhatikan hal tersebut, lalu memalingkan wajah menyembunyikan senyum. Ah, alangkah menggemaskannya gadis galak ini jika tengah gugup."Em, i-itu, Mas. Dipanggil Umi, waktunya makan siang," ucap Amelia sembari memalingkan wajahnya.Inno mengangguk pelan. "Terima kasih. Kalau begitu, kita bicara di teras rumah kamu saja," ajaknya. Amelia mengangguk samar dan berjalan di samping Inno. Sesekali ekor matanya melirik ke arah pemuda tampan itu. Waktu dua tahun telah merubah penampilan Inno. Tubuhnya jangkung atletis. Dan, tentu saja...Wajahnya lebih tampan. Satu yang tidak berubah dari Inno. Yakni, cara berpakaiannya. Pemuda itu tetap sederhana, namun elegan. Ditambah aroma wangi maskulin melekat padanya. Sungguh seksi."Ehem, kenapa?" tanya Inno sambil tersenyum ketika bertemu pandang dengan Amelia.Amelia yang tertangkap basah, sontak menghentikan langkah. "Hah, eng-nggak kok, nggak apa-apa,"
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

Part 12 Bidadari Surga

Amelia begitu anggun dan cantik dengan gaun pengantin muslim berwarna silver, dipadu hijab dan mahkota di kepalanya. Inno menoleh dan tersenyum pada sang kekasih halal.Dengan lancar, Inno mengucapkan do'a sambil meletakkan telapak tangannya di puncak kepala Amelia. Laki-laki itu menyematkan cincin emas putih bertahta berlian di jari manis Amelia. Lalu, sambil tersenyum malu-malu, Amelia menyematkan cincin paladium di jari manis laki-laki tampan itu. Selanjutnya, mencium punggung tangan Inno untuk pertama kalinya."I love you, Sayang," bisik Inno sembari mencium kening istrinya. Mereka lalu sama-sama menunduk khidmat dalam berdoa.Setelah prosesi ijab qobul selesai, dilanjutkan dengan foto bersama orang tua, kerabat, sahabat dan guru-guru pondok. Semua yang menyaksikan pernikahan mendadak itu, seperti melihat pasangan Pangeran dan Ratu. Inno terlihat gagah dengan jas warna dark grey, sementara Amelia dengan gaun berwarna silver. Pasangan yang sangat serasi. Tangan Inno seolah tidak in
last updateLast Updated : 2023-03-26
Read more

Part 13 Kehilangan

Napas keduanya memburu, Amelia tanpa sadar melingkarkan lengannya dengan erat di bahu sang suami. Sedangkan tangan Inno menjelajahi tubuhnya dengan hati-hati. Sedetik kemudian, keduanya menghentikan ciuman. Pandangan mereka beradu dalam kabut.Inno menatap sayu wajah memerah istrinya yang langsung menunduk malu. "Sayang, kamu...," ucapnya meminta persetujuan.Amelia mendongak, menatap iris coklat hazel yang berkabut itu, lalu mengangguk pelan. Mereka sudah halal. Siap tak siap, cepat atau lambat, lelaki itu akan meminta haknya karena Inno adalah suaminya. Inno mencium kening istrinya dan hendak membimbing wanita itu menggumamkan do'a. Tetapi...Tok ... Tok ... Tok!Keduanya menoleh ke arah pintu. Amelia segera turun dari pangkuan Inno dan merapikan pakaiannya, lalu menyambar hijabnya. Irfan tampak berdiri canggung di depan pintu dan menatap pasangan suami istri baru itu tak enak hati."Ada apa, Fan?" tanya Amelia. Dia menatap wajah serius adiknya yang biasanya cengengesan. Inno ikut m
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

Part 14 Gosip Murahan

Tanpa berucap apa-apa, Amelia bergegas turun dari pangkuan suaminya. Inno segera menyambar tangan sang istri sehingga Amelia kembali duduk di atas paha lelaki itu.Kini, Inno juga memeluk posesif pinggang ramping itu. Inno menatap dalam pada Amelia yang langsung membuang muka. Wanita itu sibuk memilin ujung hijab. Inno menoleh, memperhatikan wajah gelisah Amelia yang hanya berjarak beberapa inci saja. "Kenapa Sayang?" tanyanya lirih. "Kenapa kamu nggak suka?" ulang laki-laki itu lagi.Amelia masih tidak menjawab. Dia tidak tahu perasaan apa yang sekarang berkecamuk di hatinya. Dia takut dan ... ah, entahlah. Tak banyak Amelia ketahui tentang jati diri pria yang menjadi suaminya itu. Mendadak, Amelia menjadi takut. Inno yang notabene berdarah campuran, kaya, dan berwajah rupawan, tentu saja dikelilingi beberapa wanita cantik.Amelia menunduk, menatap jemarinya sendiri. Namun, Inno mengangkat dagu wanita itu pelan untuk menatapnya. "Apa yang kamu pikirkan tentang aku, Sayang?" ulangnya
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

Part 15 Akibat Fitnah

"Siapa yang kalian bilang matre? Akukah? Astaghfirullah. Makam Abah masih basah, tapi bisa-bisanya kalian membuat fitnah seperti ini." Amelia menatap ketiga lelaki itu bergantian, kemudian tatapan matanya tertuju ke arah Imran. "Mas Imran, ternyata keputusan aku menolak lamaran kamu waktu itu sudah tepat," ucapnya lirih. Imran hendak berucap, namun Amelia lebih dahulu bergegas meninggalkan tempat tersebut. Dia tak ingin lagi melihat laki-laki yang memiliki hobi berghibah itu. Amelia melajukan motornya dengan kencang. Hatinya bergemuruh kesal. Ada rasa sakit, marah, dan juga bersyukur. Setidaknya, dia menjadi tahu laki-laki macam apa yang bernama Imran tersebut."Untung aku nggak nerima lamaran dia. Kalau nggak, masalah ranjang juga diumbar," gerutunya jengkel.Amelia menutup pintu kamar dengan kasar. Hal tersebut membuat Haznia, adik sepupunya menjadi heran. Gadis remaja itu segera mengikuti Amelia memasuki kamar."Ada apa, Mbak?" tanyanya sembari menutup pintu.Amelia menoleh sekil
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Part 16 Tindakan

"Apa dipikir dengan cara membuat gosip begitu, Mas Imran akan mendapatkan simpati dari para santri? Aku jadi nggak respek lagi sama dia.""Betul. Dulu aku berharap punya suami shalih kayak dia, nggak tahunya di--""Ehem, tidak baik berghibah!"Beberapa santriwati langsung menghentikan pembicaraan dengan wajah takut. Tiga gadis seusia Amelia itu menunduk dalam. Namun, ekor mata mereka melirik ke arah Inno dan Pak Rasyid. "Astaghfirullah, jaga pandanganku dari suami orang. Seperti lihat pemain bola," bisik salah satu di antara mereka.Temannya langsung mencubit lirih lengan gadis yang baru saja berbisik. "Ssst, nggak boleh mengagumi suami orang. Bukan mahram, Yu," ucapnya, namun sembari melirik ke arah Inno."Apa yang kalian bicarakan tentang Imran itu benar?""Ah?" Kompak ketiganya mendongak menatap sebentar pada Pak Rasyid, lalu sama-sama kembali menunduk. "I-iya, Kyai, betul," jawab salah satu dari mereka.Pak Rasyid menghela napas kemudian menoleh pada Inno yang menunjukkan ekspres
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

Part 17 Insiden

Bahu Inno langsung meluruh. Dia menatap istrinya dengan tatapan kecewa. Lalu, dengan cepat Inno kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Memejamkan kedua matanya."Katanya mau shalat, malah tidur."Inno langsung menoleh dan menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan. Dia mendekap erat tubuh sang istri. Kembali, kedua pasang mata itu beradu pandang."Jahil banget sih, ngerjain suami," gerutu Inno dengan gemas. "Ayolah, Amelia, peka sedikit gitu," ucap lelaki itu sembari mengacak-acak rambut coklatnya.Amelia hendak turun dari atas tubuh sang suami, namun Inno tak memberinya ruang untuk bergerak. Laki-laki itu melingkarkan lengannya di bahu sang istri dengan posesif."Kapan mulai nggak shalat? Perasaan tadi sore masih shalat Ashar bareng.""Tadi, habis Maghrib," jawab Amelia lalu memalingkan wajahnya. "Oh, masih lama," gumam Inno lagi dengan frustasi. Amelia paham dengan apa yang diinginkan oleh laki-laki itu walaupun Inno tak menjelaskan dengan gamblang. Amelia tersenyum dan me
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more

Part 18 Perih

"Yes, my wife is smart." Inno tersenyum penuh arti sembari menatap ke arah dua gadis tadi. Mendengar ide Amelia, keduanya saling pandang dengan gelisah. Amelia tidak hanya menggertak. Dia ingin kedua gadis itu tidak bertindak seenaknya lagi."Aku masih mentolerir kalian mengatakan tentang pernikahanku. Tapi aku nggak bisa mentolerir ketika kalian bertindak bodoh seperti ini. Kalian sudah melakukan hal kasar. Tindakan kalian sudah nggak bisa dibenarkan!'' "Apa yang salah dengan pernikahan kita?""Mas tanyakan sama mereka!" jawab Amelia geram.Kedua gadis itu kompak mendekat ke arah Amelia dan Inno. Mereka menundukkan wajah dalam tak berani membalas tatapan mata tajam Inno."Jadi, bagaimana selanjutnya?" tanya Inno dengan nada dingin. "Saya akan memaafkan perbuatan kalian dengan satu syarat," ucap lelaki itu lagi."Maafkan kami, Mas. Mel, maaf," ucap salah satu dari mereka lirih."Kami maafkan, tapi bersihkan nama Amelia. Tarik ucapan kalian dan hentikan ghibahan tidak berguna yang kal
last updateLast Updated : 2023-04-01
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
DMCA.com Protection Status