"Ini Kak, ikat rambutnya," ucap Amelia sambil memberikan benda tersebut. Dengan gerakan kaku, Brenda mengambilnya."Maaf, ya, Mbak. Aku nggak tahu kalau jatuh, habisnya ngerasain kaki sakit banget," terangnya.Amelia mengangguk samar. "Nggak apa-apa, Mas Inno sudah jelasin, kok," jawabnya.Tak ingin berlama-lama berinteraksi dengan wanita itu, Amelia bergegas menuju car port. Brenda meremas tali rambut dalam genggamannya. Dalam hati dia mengumpat berkali-kali. Dia tidak menyangka jika Amelia kembali lagi secepat ini."Kalau masih belum sehat benar, ya nggak usah maksain ngajar, Nak," ucap Bu Rini.Bu Rini bisa merasakan jika Brenda nyaman berada di rumah ini, apalagi jika ada Inno. Wanita paruh baya itu menarik napas pelan. Dia juga tidak ingin anak dan menantunya itu ada percekcokan. "Sudah baikan kok, Tante. Hanya terkilir," jawab Brenda sambil nyengir.Selama dua jam mengajar Aisyah, pikiran Brenda kembali melayang ke arah Inno. Entah mengapa, gadis itu begitu terobsesi pada Inno,
Last Updated : 2023-04-17 Read more