Semua Bab TEROR BUNGA TASBIH HITAM : Bab 201 - Bab 210

214 Bab

Part 77 Fakta Leonardo

Leonardo mengangguk patuh. Di sebelahnya, Michelle Daniel tertawa puas. Mengecoh pihak kepolisian masih menjadi keahliannya. Bagi seorang Michelle Daniel, banyak jalan menghancurkan Morelli's Group."Your idea is perfect, Leo!" puji Michelle Daniel pada pengawal kesayangannya itu. Iya, semua itu adalah ide briliant dari Leonardo Campani.Dua puluh kilogram bubuk kokain akan dimasukkan ke dalam mesin-mesin pencampur bahan utama es krim. Yang lebih menggembirakan dari aksi itu, Michelle Daniel akan membiarkan Celia Morelli menyaksikan hal tersebut.Setelahnya, Morelli's Group tidak akan lolos lagi dari jeratan hukum. Sangat menyenangkan melihat musuh besarnya itu mendekam di penjara bersama cucu-cucunya. Michelle Daniel juga semakin leluasa memperluas jaringan bisnis ilegalnya di Italia.Dia juga bisa menyingkirkan keturunan Agosto Morelli menjadi tak tersisa dengan mudah. Leonardo, pria 35 tahunan itu kembali mengangguk patuh. Dia tidak pernah membantah perintah Michelle Daniel selama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-26
Baca selengkapnya

Part 78 Akhir Perjalanan Michelle Daniel

"Arghh, Allahu Akbar!" Inno merintih menahan sakit akibat dua tembakan di bahu dan lengan atasnya. Celia tersentak kaget. Inno menatap ke arah Michelle Daniel. Bos mafia itu tersenyum puas melihat anak dari musuh besarnya itu tersungkur.Dengan gerakan lemah, Inno mengarahkan pistol yang masih di tangan pada Michelle Daniel. Menyadari dalam bahaya, Michelle Daniel tidak tinggal diam. Dia hendak kembali melepaskan tembakan untuk mengakhiri hidup Inno. Namun, sebuah tembakan dari Inno, Leonardo, dan seorang polisi, lebih dahulu mengenai kepala serta dada Michelle Daniel.Akibat berondongan peluru itu, bos mafia tersebut tersungkur dan tak bergerak lagi. Tanggal 26 Mei jam 4 pagi, langkah Michelle Daniel benar-benar terhenti. Di tempatnya, Inno tersenyum samar. Dia bahagia karena bisa membalas kematian papanya dengan tangannya sendiri. Bayangan wajah lucu Gabriele dan Amelia bergantian menari di pelupuk mata."Aku mencintai kalian," bisik laki-laki itu. "Allahu Akbar, Allahu Akbar," uca
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-27
Baca selengkapnya

Part 79 Tawaran

Evan tidak bisa menjawab. Dia tidak ikhlas jika melihat Amelia bersama pria lain, selain Inno. Tetapi menikahi Amelia? Bukankah itu sama saja berkhianat?Laki-laki itu mendongak dengan mata terpejam. Berkali-kali dia menarik napas panjang kemudian kembali menunduk menatap Haznia. Lagi-lagi istrinya itu mengangguk menyakinkan."Sayang, apa kamu tahu kalau berbagi itu butuh keikhlasan? Kalau kamu nggak ikhlas, itu sama saja menjerumuskan aku pada dosa. Aku takut nggak bisa berbuat adil, Haznia. Tolong jangan lakukan ini," ucap Evan lirih.Haznia menyingkirkan tangan Evan dari wajahnya. Wanita itu merebahkan tubuh di samping Evan dan menutupnya dengan selimut sampai batas leher."Kalau aku nggak ikhlas, aku nggak akan nyuruh Mas Evan. Kalau aku nggak sayang Mbak Amelia dan Gabriele, aku nggak akan lakukan ini. Mas pasti bisa berbuat adil. Kan kita tinggal tetap berdekatan nggak beda rumah!" Evan memeluk Haznia dari belakang. "Kita pikirkan hal ini matang-matang. Pernikahan itu bukan mai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-28
Baca selengkapnya

Part 80 Harapan Danu

Amelia tidak menjawab. Dia mengalihkan pandangan dari laki-laki yang berdiri di sampingnya itu. Melihat sikap diam Amelia, Danu berdehem lirih. "Saya mengerti, Mbak," ucap Danu sembari tersenyum."Em, Mas. Saya harus tanya dulu sama Umi," jawab Amelia lirih.Sekali lagi, Danu mengangguk mengerti. Laki-laki itu kembali tersenyum. "Tentu, Mbak. Saya tunggu jawabannya. Saya pulang dulu, assalamualaikum!" pamitnya.Amelia mengangguk dan menjawab pelan, "Waalaikumsalam warrahmahtullah." Dia menatap punggung Danu yang melangkah keluar dari butik.Tidak lama berselang, Ambar kembali muncul. Gadis itu menatap Amelia dan melongokkan kepala menatap ke tempat parkir. Di sana, tubuh tegap Danu sudah menghilang di balik pintu mobil."Kamu jawab apa, Mel?" tanya Ambar penasaran.Amelia mengangkat bahunya sekilas. "Aku tanya dulu sama Umi, Mbar. Kalau Umi nggak bisa, ya aku nggak datang. Orang sepertiku serba salah, Mbar. Baru setahun jadi janda, masa iya, sudah dekat sama lelaki!" ucapnya sembari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya

Part 81 Dilamar

"Sepertinya Nak Danu benar-benar menyukaimu, Nak!" singgung Umi hati-hati. "Dia begitu sayang sama Gabriele. Nggak dibuat-buat sayangnya," lanjut wanita itu lagi sambil menyiangi kangkung.Amelia yang tengah berada di depan kompor terkekeh pelan. Wanita cantik itu lebih tertarik dengan ayam goreng yang ada di dalam penggorengan."Boleh Umi tanya satu hal, Nak? Tapi harus dijawab jujur, jujur banget, ya!"Amelia menoleh sebentar. "Hm, apa Umi?" tanyanya balik dengan santai.Umi bangkit dari tempat duduknya sambil membawa baskom yang berisi potongan kangkung. Lalu Umi meletakkan baskom itu di wastafel cuci piring. Umi menarik napas pelan sembari menyalakan kran air untuk merendam sayuran tersebut dan menambahkan sedikit garam."Di antara Danu, Evan, dan Inno, siapa yang kamu pilih? Seandainya mereka bertiga ada di sini?" tanya Umi jahil.Amelia tertawa lirih. "Ada pertanyaan lain, Umi?" tantang wanita itu sembari menggaruk pelipis."Nggak ada. Tinggal jawab saja!" tuntut Umi sambil ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-30
Baca selengkapnya

Part 82 Ingin Seperti Dulu

"Mas Inno..." Amelia memanggil lirih nama mantan suaminya itu.Danu mengikuti arah pandangan Amelia. Kedua laki-laki itu saling pandang dalam diam. Danu bisa melihat luka di mata Inno. Selanjutnya, Inno menatap Amelia dengan dada terasa sesak. Wanita tercintanya, dilamar laki-laki lain di depan mata. Begini rasanya? Teramat sangat sakit. Itulah yang dirasakan Amelia ketika melihat sang suami tidur dan berciuman dengan Daniela.Inno melangkah maju dan berdiri tepat di depan Amelia. Wanita itu langsung memalingkan pandangan. Luka di hati wanita itu kembali basah."Gabriele di rumah, Mas!" ucap Amelia lirih tanpa mau menatap wajah mantan suaminya.Inno tidak menjawab. Laki-laki itu masih menatap Amelia penuh arti, kemudian menatap Danu. Dia tersenyum kaku pada Danu."Selamat, Mas. Bahagiakan Amelia," ucap Inno parau.Danu masih bergeming. Inno kembali menatap Amelia, hanya beberapa detik, kemudian membalikkan badan. Tenggorokan Amelia tercekat melihat langkah Inno yang menjauh. Rasa sak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-01
Baca selengkapnya

Part 83 Calon Istriku

Amelia memberontak. Dia mendorong kasar tubuh Inno sehingga pelukan laki-laki itu terlepas. Amelia menatap tajam pada Inno yang sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah.Kurang ajar sekali mantan suaminya ini. Namun anehnya, tanpa disadari, Amelia juga membalas ciuman itu. Merasa menang, Inno menyunggingkan senyum satu sudut. Hanya sekilas.Amelia menutup wajahnya dengan telapak tangan. Dia mengutuk dirinya sendiri yang tanpa sadar mengikuti kemauan Inno. Dan dia mengutuk kekurangajaran laki-laki tampan itu."Pergi Mas, pergi!" usir Amelia sambil menangis.Inno tidak menggubris. Laki-laki itu menangkupkan telapak tangan di depan dada. Dia tidak ingin mengulangi kesalahan lagi jika tidak mau Amelia semakin muak padanya."Maafkan aku, Sayang. Habisnya kamu nggak mau diam, sih. Makanya, kalau suami ngomong itu dengerin dulu!" ucap Inno santai."Mantan, ingat itu!" sentak Amelia marah. "Dan buang jauh-jauh panggilan itu. Mas nggak berhak lagi memanggilku begitu!" lanjutnya dengan suara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-02
Baca selengkapnya

Part 84 Rencana Licik

Antara kesal dan gemas karena sikap seenaknya Inno, itulah yang dirasakan Amelia. Sepertinya, Inno sengaja mencari keributan. Amelia tidak habis mengerti, semakin tua, Inno malah semakin menyebalkan.Amelia meminjam handphone Umi untuk menghubungi Inno. Danu memperhatikan tingkah panik Amelia, hanya menggaruk pelipis sembari tersenyum penuh arti."Hallo, assalamualaikum, Umi!" sapa Inno di seberang sana."Waalaikumsalam salam. Mas bawa Gabriele ke mana? Mas sengaja culik Gabriele, ya?" tuduh Amelia seenaknya.Terdengar decakan lirih dari sana. "Ngapain nyulik anak sendiri? Lagian emaknya enak-enakan pacaran, nggak mikirin anak di rumah. Salah gitu, aku bawa jalan-jalan anakku?" balas Inno sembari terkekeh. Amelia langsung mendengus kasar. Tak jauh darinya, Danu menggelengkan kepala samar mendengar perdebatan kedua orang itu."Ya sudah, cepat bawa pulang!" titah Amelia tegas.Di seberang sana, Inno justru tertawa. "Suka-suka aku dong, mau cepat pulang atau nggak. Sudah, nggak usah gang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-03
Baca selengkapnya

Part 85 POV Inno

"Inno, bertahanlah Inno. Ingat, Gabriele menunggumu di Indonesia. Jemput kembali anak dan istrimu, Inno! Devi sopravvivere. Hai sentito Nonno? Non lasciare che cio che facciamo invano!" ( Kamu harus bertahan. Apa kamu dengar Kakek? Jangan sampai apa yang kita lakukan sia-sia!)Suara samar-samar itu perlahan semakin jelas. Ketika aku membuka mata, senyum Kakek dan Nenek langsung menyambutku. Hampir tiga bulan aku tidur di atas brankar rumah sakit. Bahkan aku sendiri tidak tahu jika sampai berada di fase itu.Yang aku ingat, dua kali tembakan menembus bahu dan lengan atasku. Dokter mengatakan, salah satu peluru mengenai pembuluh darah yang terhubung ke paru-paru. Aku juga sempat koma. Hal itu pula yang membuat pihak rumah sakit dan keluargaku menutup semua akses informasi.Aku juga tidak tahu bagaimana nasib anak dan mantan istriku. Apa mereka aman? Tunggu, mantan istri? Menyebut kata itu, hatiku sakit. Aku tidak pernah mengira, apa yang kami lakukan akan membuat istriku menggugat cerai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-04
Baca selengkapnya

Part 86 Menyalahi Kesepakatan

Laki-laki itu masih belum mau beranjak dari tempatnya. Telapak tangannya mengusap-usap kepala seekor kucing. Dia mengambil kucing itu dan memangkunya."Lho, Nak Danu, kok nggak masuk? Malah duduk di sini?" tanya Bu Rini.Danu tersenyum, kemudian menoleh ke arah Inno yang masih bercengkerama dengan Gabriele. Rupanya Inno belum menyadari kedatangan Danu. Dia masih asyik menjelaskan beberapa hal pada puteranya itu."Inno, ada Nak Danu, malah di situ!" panggil Bu Rini.Sontak Inno menoleh. Laki-laki itu menatap Danu dan tersenyum canggung. Gabriele berdiri di samping Inno sambil berpegangan bahu papanya."Zio Danu!" "Hai, Ganteng. Kamu lagi main apa sih, asyik banget?"Gabriele nyengir kecil. Dia menoleh pada papanya. Inno langsung bangkit dan menuntun Gabriele mendekati Danu."Silakan masuk, Mas. Maaf nggak denger," ucap Inno datar.Danu mengangguk mengerti. Laki-laki itu menunduk dan mengusap kepala Gabriele. Kemudian pandangan kedua orang yang sama-sama berjuang mendapatkan Amelia itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status