"Nggak usah teriak-teriak, kita juga pasti pergi, kok. Kang suruh belajar sopan tuh istrimu sama sodara. Asal Kakang tau, kelakuan kaya gitu yang bikin sodara malas mendekat sama keluarga Kakang." Mataku mengerling kearah Kang Handoyo. Aku segera beranjak dari dari karpet ini. Bersiap pergi dari ruangan ini, sebelum pergi, ku ambil foto Mbak Meri, Tio, aku, Mas Rahman dan Kang Handoyo juga. Biasa hape baru. Sengaja pamer dikit, boleh dong. "Mas, yuk keluar aja, kedatangan kita disini nggak ada gunanya kok. Korban modus doang," ceplosku. Biarin aja, mau tersinggung elos, enggak ya elos. Dia yang janji, eh, malah dusta. Mas Rahman berdiri. Mata Kang Handoyo sayu. Hatiku lumayan kesal setelah menjadi korban modus Kang Handoyo. "Pasti tak ganti, Rum. Tenang aja. Besok siang kesini lagi, ya! Tolong bawain makanan dari rumah, lauknya apa aja deh, tekor beli terus," keluh Kang Handoyo. Kuhela nafas kasar. Walah Kang, Kang. Untuk makan sendiri aja itungan. Resiko lah. Coba kalo kaya gin
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya