POV Fawas. “Terus menurut kamu gimana, Mas! Kasihan kan, Ilham dan Susanti?”“Mungiin itu sudah suratan takdir mereka atau ini pertanda bahwa mereka tidak berjodoh, makanya banyak sekali rintangannya. Ya, kalau kataku sih, benar. Lebih baik karir dulu lagi pula masih banyak perempuan macam Susanti di luar sana.”“Kok, kamu jawabnya gitu sih, Mas! Jahat banget. Oh, aku tahu pasti kamu mau nikung Ilham, kan? Kalau suka sama Mbak Susanti kenapa tidak dari dulu kamu bilang!” seru Wulan tepat di depan wajahku.“Apaan sih, kamu, Lan, kok, malah marah-marah enggak jelas sama aku?”“Ya, habisnya kamu jawabnya gitu, Mas!”“Tadi diam salah, sekarang ngomong pun salah. Memang ya, perempuan itu aneh sekali. Sudahlah sana kamu pergi saja. Aku ingin sendiri.” Usirku.“Eh, malah ngusir. Aku sengaja ke sini mau jagain kamu, Mas. Biar kamu enggak bete sendirian kalau butuh apa-apa juga aku bisa bantu. Sudah sana kamu istirahat jangan mikirin yang aneh-aneh.”“Ada suster yang bisa bantu aku. Sudahlah
Last Updated : 2022-12-11 Read more