Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 591 - Chapter 600

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 591 - Chapter 600

614 Chapters

BAB 592. Tiba-tiba pulang?

POV Susanti. “Maksud kamu apa? Sudahlah Susanti minggir sana! Kamu pasti mau bikin masalah denganku, kan?” jawab Mas Fawas tanpa menoleh padaku sedikit pun.“Iya, habisnya kamu itu punya otak enggak dipakai. Sudah baik orang mau jenguk kamu, tapi malah kamu usir. Begitu kok, ngakunya lulusan S3. Aku enggak percaya Mas, aku yakin kamu itu cuma nembak ijazahnya. Es tungtung aja kamu tidak lulus, kan? Kalau kamu benar-benar lulusan S3 pasti kelakuan kamu tidak seperti itu. Dasar otak jongkok!” makiku kesal.Seketika dia menoleh padaku dan melotot. Dikira dia aku takut? Sama sekali tidak! Kupelototi balik sampai mataku terasa hampir copot.“Kamu, ya, bisa enggak sih, kalau tidak menghina aku begitu? Kamu ngaca, dong! Siapa sebenarnya diri kamu itu! Tidak usah ngatain orang gitu. Jikalau aku tidak sakit sudaj kuSmackDown kamu, Susanti!” bentak Mas Fawas.“Akan tetapi, apa yang aku bilang itu benar kan, Mas? Kalau otakmu itu otak jongkok!” Mas Fawas terlihat kesal dan mengepalkan tanganny
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

BAB 593. Kecewa.

POV SUSANTI“Mulai dari nol ya, Mbak?” ucap petugas SPBU ramah, saat kami mengisi bensin.“Bukan, Mas, kami dari rumah sakit,” jawabku ketus pada petugas SPBU. Petugasnya malah tertawa begitu juga dengan mbak Wulan yang duduk di belakang bersama orang tuanya dan Mas Fawas. Sedang aku duduk di depan samping pak sopir. Aku malas di belakang ada Mas Fawas.Hari ini memang hari kepulangan Mas Fawas ke rumahnya dan aku ikut dalam rombongan mobil Mas Fawas. Karena aku tadi malas sekali bersama Mas Ilham. Pasalnya Mbak Fatki dan Mas Fais satu mobil dengan Mas Ilham juga perempuan yang dibawa Mas Ilham.Aku benar-benar kesel sama dia. Ternyata benar apa yang dibilang Leni kemarin. Mas Ilham tidak memberiku kabar karena ada perempuan lain di hatinya. Lalu untuk apa dia mengajakku serius? Dan untuk apa pula dia pulang ke Indonesia lagi? Bukankah baru tiga hari yang lalu dia berangkat ke London. Dasar laki-laki memang ya, selalu saja bikin emosi.“Mbak Susanti, kenapa sih, kok, kayaknya b
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

BAB 594. Takut pada ramalan Mbah G****e.

POV Susanti. Menderita sekali. hatiku benar-benar sakit dan baru kali ini aku merasakan sakit yang teramat sangat. Dulu aku putus cinta dengan pacarku waktu SMA tidak begini, tapi sekarang rasanya seperti tercabik-cabik kuku tajam. Ngilu dan sakit.Ya, Allah, saat aku kehilangan harapan dan rencana tolong ingatkan aku bahwa Cinta-MU jauh lebih besar dari pada kekecewaanku dan rencana yang Engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik dari pada impianku.Sekali lagi kupandangi foto Mas Ilham. Iya, sih, apa yang dibilang Mas Fawas memang benar adanya. Mas Ilham itu ganteng pasti perempuan mana pun akan suka padanya, terlepas dari kekurangan dia yang tidak nampak. Dia seperti opa-opa Korea. Apalah dayaku yang hanya Upik Abu.Duh, Mas, Ilham. Jika kamu hanya menyakitiku saja aku bisa terima lahir batin, tapi sepertinya ini akan berdampak pada Emak dan bapak karena kamu dan keluargamu sudah meminta aku pada Emak dan bapak. Aku harus bilang apa pada mereka? Jika aku katakan yang sejujurnya
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

BAB 595. Sindiran Mas Fawas.

POV Susanti. Aku akan kasih caption yang membahagiakan. Tak ingin kutunjukkan rasa kesal dan sakit hatiku pada Mas Ilham justru aku akan menunjukkan ke dia bahwa aku baik-baik saja, meski dia mengingkari janji manisnya padaku.Mas Ilham sedang online, tapi dia tidak mengirim pesan padaku. Pasti Mas Ilham tahu kalau aku pun sedang online. Ah, rupanya hati manusia itu tidak bisa ditebak. Secepat kilat bisa berubah. Kemarin baik, hari ini jahat. Kemarin jatuh cinta, hari ini patah hati. Kemarin dicintai, hari ini dikhianati. Kemarin kita jatuh cinta pada si dia, hari ini kita jatuh cinta pada yang lain. Memanglah pantas jika kita setiap selesai salat harus berdoa minta diteguhkan hati agar selalu istiqomah dalam hal apa pun itu, meskipun hati kita dibolak-balikkan oleh Yang Maha Kuasa setidaknya jika kita terus berdoa maka Allah akan membolak-balikkan hati kita dalam hal yang baik.“Dulu aku, kau puja ....Dulu aku, kau cinta ....Tapi kini kau hina .... nanananana ....Mana janji mani
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

BAB 596. Malas bertemu.

POV Susanti. “Lah, aku suruh kasihan gimana sama kamu, Mas? Kamu itu baik-baik saja. Sudah sehat kembali. HB kamu juga sudah normal lagi. Kasihan kenapa, sih? Oh, aku tahu kasihan karena Susanti diambil Ilham begitu? Kamu patah hati terus aku enggak merasa kasihan sama kamu?”“Bukan begitu juga konsepnya Wulan, sudahlah kalau kamu enggak tahu mendingan diam aja!”“Sudah-sudah kalian ini kayak Tom and Jerry aja berantem terus. Tidak di rumah, tidak di rumah sakit, tidak di mobil. Ibu pusing dengarnya. Wulan, Fawas, kalian sudah dewasa jangan suka meremehkan orang lain apalagi berbicara seenak sendiri menyinggung perasaan orang lain. Ibu tidak suka! Ibu tidak pernah mengajarkan kalian begitu. Terutama kamu Fawas, berusahalah untuk selalu menghormati orang lain, kalau kamu ingin dihormati. Ingat kamu seorang ayah, kamu punya anak yang harus meniru kamu karena kamu adalah contoh untuk anak kamu, paham, kan?” sahut ibunya Mas Fawas. Rasain emang enak diceramahi?Mas Fawas diam saja tida
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

BAB 597. Malunya aku.

POV Susanti. Kami bertiga lalu menyusul rombongan Mas Fawas masuk ke dalam rumah Bu Hajah Halimah.“Tapi, Mbak, kita enggak usah lama-lama, ya? Kita langsung pamitan pulang. Beneran, deh, Mbak, Aku malas banget ketemu Mas Ilham ditambah lagi ada Mas Fawas yang bikin otakku makin mendidih. Mbak sih, enggak tahu kayak mana kelakuan Mas Fawas,” ucapku pada Mbak Fatki.“Iya, beneran. Kita kan, memang harus pamitan dulu sama buleknya Mas Fais dan sama semuanya. Masa kita langsung pulang kan, enggak sopan,” jawab Mbak Fatki. Memang sih, benar apa yang dibilang Mbak Fatki. Akhirnya kami masuk ke dalam rumah dan benar saja Mas Ilham dan perempuan itu duduk bersebelahan. Herannya perempuan itu dan Mas Ilham sejak tadi memang tidak saling bicara. Mas Ilham fokus pada HP-nya. Begitu juga dengan perempuan itu.Melihat kedatanganku Mas Ilham langsung menoleh ke arahku dan melengkungkan senyumnya. Buru-buru aku membuang muka. Memang dia saja yang bisa membuat galau hatiku. Aku pun bisa dengan aku
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

BAB 598. Kunjungan.

“Selamat atas pernikahan kalian berdua dan aku benar-benar tidak menyangka, Dik, bahwa kamu akan melupakanku secepat ini. Baru saja kamu menjanda 7 bulan kamu sudah menikah dengan pria lain. Aku tahu, Dik, salahku begitu banyak padamu, tapi aku juga yakin bahwa kamu pun masih mencintaiku. Pasti kamu menikah karena pelampiasan semata kan, Dik? Karena kamu menginginkan hartanya saja? Karena dia ganteng kan, Dik? Tolong katakan padaku bahwa semua itu benar agar aku tidak terlampau sedih,” ucap Mas Arman.Mendengar ucapan Mas Arman justru Mas Fais hanya tersenyum simpul. Aku yang ketar-ketir takut terjadi perkelahian di antara keduanya. Untunglah Mas Fais bisa menyikapinya dengan santai. Mungkin Mas Fais sudah terbiasa dengan sikap Mas Arman.Hari ini memang kami sengaja mengunjungi Mas Arman dan ini pun ide Mas Fais. Kata Mas Fais, dia ingin hidupnya damai dan tenteram. Dia tidak ingin ada seorang pun yang dendam padanya. Oleh sebab itu Mas Fais mengajakku ke sini untuk bersilaturahm
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

BAB 599. Keras kepala.

“Mau tobat ataupun tidak itu bukan urusanmu, Dik. Ini Hidupku. Pilihanku, jadi kamu tidak berhak mencampurinya apalagi menasihatiku!”“Iya, aku tahu Mas, ini hidupmu. Ini pilihanmu. Aku tahu itu. Aku hanya ingin kamu sedikit saja berubah setidaknya kamu bertahan sampai ke luar dari penjara ini dan bertemu dengan anak kamu.”“A—pa? A—nak? Apakah Reni sudah melahirkan?" tanya Mas Arman terbata matanya berkaca-kaca.“Iya, Mas, Reni sudah melahirkan dan kamu juga harus tahu kalau Reni sudah meninggal," kataku lagi.Mas Arman kaget lalu diam. Matanya lurus memandang ke depan dan tatapannya kosong. Beberapa detik kemudian dia menangis. Aku tahu pasti dia sedih karena ibu dari anaknya telah meninggal.“Reni, maafkan aku di saat-saat terakhirmu aku tidak ada di sampingmu. Maaf karena tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu. Cukuplah aku saja yang menanggung dosa kita jangan kamu karena kesalahan ini semua bersumber dariku. Tuhan ampunilah dosa Reni. Aku tahu Engkau adalah Tuhan yang m
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

BAB 600. Bahagianya aku.

“Alhamdulillah ... bagaimana Mas, sekarang perasaannya setelah beristighfar?” tanya Mas Fais. Mas Arman hanya memandang Mas Fais saja tanpa menjawab. Sepertinya Memang Mas Arman masih susah menerima kenyataan bahwa laki-laki yang ada di sampingku ini sekarang adalah suamiku. Aku tahu dia sakit karena aku tinggalkan. Aku tahu rasa sakitnya mencintai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain karena itu semua pernah aku lalui dulu saat Mas Arman menduakanku, saat Mas Arman menikah diam-diam di belakangku. Padahal saat itu cintaku dan dedikasiku hanya untuk dia. Semoga saja ini bisa menjadi pelajaran hidup untuknya yang kemudian Mas Arman benar-benar tobat dan tidak akan pernah lagi membenciku, membenci Mas Fais, dan bersuuzon pada orang lain.“Dik, aku minta padamu dan itu pun jika kamu mau mengabulkannya. Tolong sering-seringlah kamu tengok anakku. Aku berhutang budi banyak padamu, Dik, jika kamu melakukan itu, tapi sekiranya kamu tidak sudi pun tidak mengapa. Aku berterima kasih
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

BAB 601. Tidak ada kapoknya.

~K~u🌸🌸🌸“Hati-hati di jalan ya, Pak sopir. Titip ibu mertuaku dan juga istriku jangan sampai terjadi sesuatu pada mereka,” ucap Mas Fais pada sopirnya.Hari ini aku dan ibu pulang ke kampung halaman untuk mengambil mobil pribadiku yang diberikan oleh Mas Fais pada saat pernikahan kami. Sekalian mengantarkan Ibu pulang katanya Ibu rindu kampung halaman oleh karena itu aku mengantar ibu bersama dua anak buah Mas Fais.Satu sebagai sopir yang mengantarkan kami pulang dan satunya lagi nanti yang akan membawa mobilku ke kota. Mas Fais bilang aku harus bisa mengendarai mobil karena aku tidak bisa selamanya mengandalkan sopir.“Siap, bos! Insya Allah akan aku jaga baik-baik ratumu,” jawab Pak sopir.“Terima kasih, Pak. Kata Mas Fais lagi sedangkan aku hanya terkekeh saja mendengar guyonan dua orang yang teramat dekat ini. Menurut Mas Fais, Pak Sopir ini sudah bekerja pada keluarga Mas Fais lebih dari 25 tahun pantas saja mereka begitu dekat sudah seperti keluarga sendiri.“Dinda, kamu ha
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more
PREV
1
...
575859606162
DMCA.com Protection Status