Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 561 - Chapter 570

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 561 - Chapter 570

614 Chapters

BAB 562. Curiga padaku.

POV Kayla. “Kalau tidak mau cepat habiskan! Bukankah memang kamu sukanya sisaan? Apalagi ini sisaan kamu sendiri?”“Keterlaluan kamu ya, udik! Aku tidak sudi kamu suruh-suruh,” bantah Risa.“Terserah saja. Aku pun tidak memaksamu untuk mau. Semua pilihan ada padamu. Makan habiskan atau selamanya jangan sentuh makanan apa pun di rumah ini terutama jika aku yang masak dan beli.” Risa terlihat sekali marah dia mengepalkan telapak tangannya.“Sayang, aku mandi dulu ya, aku tunggu kamu di kamar,” ucap Risa dan mengabaikanku.“Tidak bisa! Bang Dafa sudah bersamamu tiga hari ini sekarang saatnya dia bersamaku dan kamu Bang, kalau kamu masih menuruti kemauan Risa, maka aku akan adukan ke emak. Biar emak kamu tambah sakit.”“Mana bisa begitu? Bang Dafa ini milikku, jadi dia hanya boleh bersamaku,” sahut Risa.“Terserah saja asalkan kamu mau terima konsekuensinya.”“Halah, emak juga bakalan tahu kan, kami masih masa-masa pengantin baru. Kami harus kerja ekstra biar cepat dapat momongan,” ujar
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

BAB 563. Kuputar balik fakta.

POV Kayla. “Oo, jadi Bang Romi menuduhku dan mengalihkan isu? Main serong dengan istri adiknya sendiri kok, bisa-bisanya ngomong ke mana-mana.” Risa tidak terima dituduh.“Aku tidak menuduh. Kalau kamu merasa ya, baguslah. Sekarang kembalikan semuanya.”“Gila kamu, Bang!” jawab Risa.“Heh, Ris! Suamiku itu tipe laki-laki setia tidak seperti Dafa. Lagi pula kalau mau dengan cewek ngapain juga sama ipar sendiri di luar sana banyak perempuan cantik dan single. Suamiku tidak doyan bekasan orang lain!” timpal Kak Siwi.“Benar yang dikatakan Siwi. Aku semata- mata mencurigai mereka berdua. Pasti salah satu dari mereka komplotan pencuri itu,” kata Bang Romi lagi.“Bang, jangan bicara yang tidak-tidak. Istri-istriku ini bukan maling. Aku lebih tahu mereka. Sudahlah Bang, jangan mengarang cerita. Katakan saja sejujurnya ada apa Abang menyelinap masuk ke rumah kami?” sahut Bang Dafa, dia sudah mulai tersulut emosinya.“Tidak ada hanya itu saja dan yang dibicarakan tadi di rumah sakit dengan b
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

BAB 564. Sekarat.

POV Kayla. “Terima kasih, Suster.”“Sama-sama, Mbak. Saya permisi.”Kuhampiri Emak dan duduk tepat di sebelahnya. Kupegang ke dua pundak emak dan kutempelkan pipiku ke pipinya.“Mak, lihatin apa kok, sampai nangis gitu?”“Tidal lihat apa-apa, Kay. Emak hanya ingat sesuatu saja. Rasanya dada emak ini sakit sekali,” jawabnya.“Ceritakan padaku, Mak. Biar hati Mak plong,” pintaku.Mak menatapku dalam-dalam. Matanya sendu aku tidak bisa menggambarkannya.“Dulu, ada yang kerja sama Mak sudah seperti saudara sendiri dan Mak anggap adik, tapi ....” Mak sepertinya mau menceritakan keluargaku. Tiba-tiba saja ritme jantungku berdegup kencang.“Dulu kapan, Mak?” tanyaku penasaran barang kali emak mau menceritakan tentang orang lain.“Dulu 20 tahun yang lalu,” jawab Mak lirih, beliau mengusap air matanya.“Memang apa hubungannya dengan, Mak?”“Dia sudah menghancurkan segalanya,” jawab Mak. Bibirnya gemetaran mengatakan itu.“Ma—sud Mak, gimana?”“Ah, sudah lupakan. Mak tidak bisa menceritakanny
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

BAB 565. Sengaja datang atau?

POV Susanti.Sejak kemarin aku disibukan kegiatan untuk acara di rumah. Acara perkenalan antara aku dan Mas Ilham. Bukan hanya itu saja, tapi perkenalkan keluarga kami.Semoga semuanya berjalan lancar. Rumahku sudah terlihat lebih fresh dan bagus dari pada kemarin-kemarin karena bapak dibantu tukang mengecat ulang dan juga menata bunga-bunga milik emak agar lebih rapi lagi.“Wah, kandang ayamnya sekarang sudah tidak terlihat kumuh, ya?”Tiba-tiba Mas Fawas datang ke rumahku. Padahal kemarin kami di toko sudah bertemu. Untung saja ucapannya tidak didengar oleh emak kalau sampai emak dengar bisa-bisa mulutnya Mas Fawas tidak bisa bicara lagi.Tapi ada yang menarik dengan kedatangan Mas Fawas kali ini. Dia membawa ke dua anaknya.“Ada apa ke sini?” tanyaku ketus.“Ada tamu itu disambut diberi senyuman manis, bukan ketus begitu,” protesnya.“Aku akan lakukan itu jika tamuku pun bersikap sopan padaku.”“Ayo, Biru, Jingga turun sini!” panggil Mas Fawas pada anak-anaknya. Dia tidak menangga
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

BAB 566. Berhasil mengerjai.

POV Susanti. “Semuanya silakan dinikmati. Seadanya, ya?” kataku seramah mungkin. Mas Fawas mengerutkan dahinya pasti dia heran dengan perubahan sikapku.“Terima kasih, Tante Santi,” jawab Biru.Mereka lahap menikmati kue lambang sari yang dibuat oleh emak. Sepertinya mereka memang kelaparan. Apa mereka sengaja tidak makan karena mau makan pizza?“Makan, Mas, kok, diam saja. Kasihan itu lambang sarinya kamu anggurin.”“Kamu enggak narok racun atau sesuatu lainnya di kue itu, kan? Kamu mencurigakan Susanti, tadi kamu marah-marah sekarang kamu jadi ramah,” bisik Mas Fawas. Pasti dia tidak enak pada emak.“Oh, dasar sontoloyo, kamu Mas! Aku ini tidak sejahat kamu, Mas, woles saja kali lihat itu anak-anak kamu juga lahab banget makannya,” jawabku kesal.“Ada apa San, kok, bentak-bentak gitu sama tamu?” tegur emak. Aku diam saja. Malas jelasin apa-apa sama Mak pasti beliau juga enggak maksud.“Biru, Jingga, tunggu sebentar ya, Tante mandi dulu.” Mereka mengangguk.Aku akan luluran dulu da
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

BAB 567. G****e benar?

POV Susanti. “Mana Tante Susanti, Nak?”“Ini, Tan!” Diarahkannya kamera padaku.“Iya, Mbak. Aku di sini,” jawabku.“Titip anak-anak ya, Mbak. Itu bapaknya kadang-kadang kurang,” ucapnya.“Siap, Mbak. Insya Allah aman!” jawabku. Kuacungkan jempol kananku padanya.Sampai di pizza hut adik-adikku senang sekali. Ini memang kali pertamanya mereka datang ke sini. Sebelumnya hanya aku ajak ke KFC saja.“Pulangnya nanti pakai taxi online saja. Aku tidak bisa nafas, San. Pengap sekali,” ujar Mas Fawas.“Siapa?”“Ya, adik-adik kamu itulah!” sungutnya.“Oh, tenang saja, Mas. Nanti aku pulang sama Mas Ilham,” jawabku santai kugigit pizza di tanganku yang rasanya pun aku tidak bisa mendeskripsikannya. Aku tidak suka.“Apa! Ilham?” Aku mengangguk.“Enggak warga satu RT saja kamu ajak ke sini, San!”“Memang boleh? Tadi sih, Mas Fawas enggak bilang, coba kalau bilang pasti sudah kuajak semua,” jawabku lagi.“Dasar ini otak enggak pintar-pintar!” Mas Fawas menoyor kepalaku.“Sengaja kali biar kamu ke
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

BAB 568. Kritis.

POV Susanti. “Wah, Susanti bakalan naik derajat, nih,” katanya lagi.Herannya aku biasa saja tidak ada niatan untuk membalas nyinyiran tetangga padahal biasanya aku tidak begini.“Subhanallah ... cantik sekali kamu, Mbak?” puji Mbak Wulan.“Iya, dong, hasil MUA profesional,” jawabku.“Hilih, begitu kok, cantik terus yang jelek seperti apa?” sahut Mas Fawas.“Seperti kamu!” jawabku dan Mbak Wulan kompak.“Sana, Mas, ih, kamu itu nimbrung saja sama perempuan. Kamu mau dekat-dekat Mbak Susanti terus, ya?” ledek Mbak Wulan.“Apaan, sih, enggak banget! Mau pindah ke mana lagi! Sudah tidak muat ini tempatnya di depan sudah penuh,” jawab Mas Fawas ketus.Iya, sih, benar juga. Di depan penuh. Orang Mas Ilham bawa rombongan banyak sih, aku kira hanya keluarga inti saja.“Ya, maklum saja rumah tipe SSS,” sahutku.“Enggak apa-apa Mbak. Dasar si, Mas Fawas aja mulutnya rombeng!” kata Mbak Wulan lagi.Ustaz yang dibawa keluarga Mas Ilham menjadi perantara proses ta’aruf ini.Banyak nasihat dari
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

BAB 569. Pasrah.

POV Susanti. Jujur saja Malam ini aku tidak bisa tidur karena memikirkan pertemuan besok dengan Mas Ilham. Aku penasaran apa yang akan dikatakan Mas Ilham. Sepertinya sangat-sangat penting, jika ingin menyangkut masa depan kami tentu saja aku akan menyetujui apa pun nanti yang akan dibicarakan olehnya, tapi jika ini tentang orang lain maka dengan tegas aku akan mengatakan tidak!Kupandangi foto profil WA Mas Ilham. Ya, Allah, dia memang benar-benar ganteng dan terlihat perfect tidak ada kekurangan apa pun apalagi dia seorang pria dewasa yang mapan, santun, dan dididik dengan background agama yang kuat tak jarang pasti banyak sekali wanita yang hanya melihat covernya saja sudah bisa jatuh cinta, tapi herannya kenapa banyak yang membatalkan menikah dengan Mas Ilham apa hanya karena Mas Ilham orang yang tunarungu? Bukankah semua manusia yang ada di dunia ini tidak ada yang sempurna atau memang karena takdir Tuhan yang hendak mempertemukan aku dengan Mas Ilham sehingga acara ta'aruf yan
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

BAB 570. Datang pagi-pagi.

POV Susanti. Dalam sujudku, aku berharap doaku bisa tembus ke pintu langit dan Allah benar-benar menginginkan apa yang aku minta atau pun setidaknya memberikan yang terbaik untukku menurut-NYA kenapa aku tahu apa yang menjadi inginku belum tentu itu yang terbaik menurut Allah, tapi kalau itu sudah ketentuan Allah pasti itu sudah yang terbaik untukku.Tiba-tiba Mak memelukku dari belakang saat aku sudah selesai salat. Hatiku jadi makin terenyuh kenapa Mak tiba-tiba sore romantis ini padaku? Biasanya Mak selalu memarahiku, meski aku tahu sih, marahnya itu adalah tanda sayangnya padaku, tapi jujur saja ini adalah pertama kalinya Mak bersikap sok manis padaku.“Susanti sebenarnya emak ini masih belum bisa melepasmu pergi menjadi seorang istri karena menurut Mak, kamu masih sangat kecil dan labil apalagi calon suamimu itu benar-benar orang kaya raya. Mak takut seperti di sinetron Indosiram itu . Kamu dijadikan babu di sana ya, memang sih awal-awalnya datang ke sini baik-baik bersikap man
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

BAB 571. Izin pergi.

POV Susanti. Tunggu dulu kok Mas Ilham sampai tahu aku enggak bisa tidur padahal kan, aku tidak bilang padanya? Ah pasti lagi-lagi Mak ini yang bilang sama Mas Ilham. Akan benar-benar merasa ge-er sekali sampai aku pikirkan begini.“Iya, Mak?” Kusapa Mas Ilham dan juga Pak Ustaz lalu aku duduk di samping bapak.“Mbak Susanti Maaf ya sudah mengganggu istirahatnya dan maaf sekali pagi-pagi begini aku sudah datang ke sini karena memang keadaannya yang memaksaku berbuat seperti ini tadi aku sudah bicara dengan Bapak dan juga Mak kamu. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada Mbak Susanti,” kata Mas Ilham memulai pembicaraan kami.Aduh kenapa bisa begini memangnya Mas Ilham dengan Mak sudah membicarakan apa? Kok, sampai-sampai aku yang harus memberikan keputusan jangan-jangan memang sesuatu yang sangat penting dan juga genting?“Iya, Mas karena memang kan, ini tentang aku dan juga Mas Ilham, jadi orang tua memutuskan semuanya padaku. Kalau mereka yang memutuskan berarti bukan tentang aku dan
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more
PREV
1
...
5556575859
...
62
DMCA.com Protection Status