Pov Fawas.“Beneran, Mas. Kita panggil dokter, ya?” sahut Wulan.“Tidak, Lan, aku baik-baik saja,” tolakku.“Hem, bete banget di sini. Aku mau keluarlah , mau jalan-jalan ke taman depan,” ujar Susanti, dia beranjak dari sofa.“Ayo, Mbak, aku temani kita ajak anak-anak,” jawab Ilham. Duh, mulai deh, dia ambil kesempatan.“Aku juga bete. Sudikah kalian membawaku jalan-jalan ke depan situ. Biar aku lihat matahari,” kataku memelas. Sebenarnya aku hanya tidak ingin Susanti dan Ilham hanya jalan berdua. Dosa juga, kan?“Ya, sudah ayo, sekalian kita ajak Mas Fawas!”Ilham mengambil kursi roda dibantu Wulan memindahkanku ke sana.“Aku tunggu sini saja. Aku mau salat duha dulu,” ujar Wulan.Ilham mendorong kursi rodaku dan dia berjalan beriringan dengan Susanti.“Mas Ilham, memang tidak kerja kok, pagi-pagi ke sini?” tanya Susanti.“Enggak, aku kan, sudah ada yang bantu, jadi bebas mau ke mana saja,” jawab Ilham. Ya, iyalah, bos. Mega Property pula.“Mbak Susanti sendiri apa tidak kerja kok, p
Last Updated : 2022-12-04 Read more