Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 541 - Chapter 550

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 541 - Chapter 550

614 Chapters

BAB 542. Mulai tampak perbedaan Mas Fais dan Mas Dafa.

Assalamualaikum selamat semua. Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia selalu.Happy reading 💕POV RISA.“Mas, pokoknya aku juga mau honey moon ke Paris. Titik!” Pintaku pada Mas Dafa.Dia diam saja fokus pada laptop di depannya padahal hari ini kami menginap di hotel malah dia fokus ke kerjaan aku dianggurin sudah seperti orang lain saja. Dari tadi pun aku ajak bicara Mas Dafa seperti tidak fokus. Entah apa yang sedang dia pikirkan andai saja aku bisa baca pikiran orang lain pasti aku bisa tahu.“Mas, kamu dengar tidak sih, aku ngomong apa?” rajukku.Aku tidak mau dong, kalah saing dengan si penjahit kampungan itu masa iya, dia honey moon ke Paris sedang aku hanya di sini saja di kota kecil. Aku lebih berkelas dari pada dia jadi aku harus lebih dari dia.Salahku juga sih, dulu waktu aku masih jadi istrinya Mas Fais diajak honey moon ke mana saja tidak mau padahal dia mau berangkat ke mana pun kalau aku yang tentukan tempatnya.Aku dulu emosi karena dijodohkan dengan dia, jadi sudah e
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

BAB 543. Sedikit tidak bisa move on.

POV Risa.Mas Dafa tidak menyahut lagi. Dia kembali fokus pada laptop dan HP-nya. Aku jadi penasaran apa sih yang dikerjakan dia. Kenapa juga mesti pusing-pusing segala kan, ada anak buah biarkan saja mereka yang kerjakan. Bos tinggal duduk manis terima hasil.Mau main games apa lagi, ya? Semua sudah pernah. Bosan juga. Aku mau jalan-jalan ke sosmed ah, siapa tahu aku bisa sedikit terhibur.Sialnya begitu aku buka IG yang pertama kali muncul adalah postingan Mas Fais. Ya, ampun aku lupa kalau aku belum unfollow akun dia.Banyak sekali postingan ucapan selamat untuk dia dan istri kampungannya itu ditambah lagi mereka berlebihan memuji kecantikan si tukang jahit itu.Postingan terakhir dia lagi di bandara internasional Soekarno-Hatta untuk pergi ke Paris. Duuuh, nyesek lagi batiku lihat ini. Pokoknya aku pun harus pergi ke Paris.Huuffftt lama-lama dadaku sesak. Ingin menangis, tapi pantang bagiku untuk menangis. Aku jadi serba salah gini. Bawaanku ingin sekali marah-marah. Tuhan, kenap
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

BAB 544. Takut kehilangan.

POV Risa.“Aku pikirkan caranya dulu ya, Beb. Bukan aku tidak cinta padamu, tapi aku harus pastikan waktunya yang tepat juga.” Aku terpaksa mengangguk. Mau dipaksa juga untuk berangkat dalam waktu dekat ini susah.Setelah melakukan aktivitas dewasa kami malam ini. Aku mengambil foto kami berdua dan aku kirimkan ke Kayla. Dia harus tahu bahwa Mas Dafa hanyalah milikku dengan begini dia akan semakin bosan dan akhirnya mundur sendiri tanpa aku pinta. Kebetulan tadi dia telepon Mas Dafa, tapi sengaja tidak dijawab. Entah kenapa aku tidak tahu mungkin saja Mas Dafa pusing karena rengekan emak yang memintanya cepat kembali.[Maaf ya, Kay, tadi Mas Dafa tidak jawab teleponmu. Habisnya kami sedang memadu kasih.] Kirim dan langsung dibaca. Yes! Pasti Kayla kesal dan cemburu.[Oh, iya, tidak apa-apa. Tadi cuma mau bilang semalam ada yang masuk rumah dan mengacak-acak kamar. Tidak hanya kamarku saja, tapi kamarmu juga.]Apa! Cuma begini balasannya? Dia tidak kesal ataupun memakiku? Apa Kayla ben
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

BAB 545. Kesal tidak jadi jalan.

POV Risa.Hhhh ... Mas Fais, semakin kamu jauh dari hidupku kenapa aku semakin ingat padamu. Semakin aku melupakanmu, semakin aku cemburuan padamu. Apa ada yang salah ya, dengan hatiku?Lagi pula si Fatki juga sepertinya tidak mau melepaskan tambang emasnya. Cih, aku tidak menyangka kalau perempuan kampung seperti Fatki pun bisa menggenggam erat emas di tangannya. Ini berarti Mas Fais tidak akan pernah lepas dari Fatki. Apalagi Mas Fais terlihat sekali bucin padanya.Ditambah lagi ke dua orang tuaku masih saja menyalahkanku padahal mereka juga kan, mendukung pernikahanku dengan Mas Dafa. Sudah aku bilang kalau harta Mas Dafa juga banyak, tapi mereka tetap saja ngeyel. Apalagi ibu yang selalu saja menuntut untuk bertemu keluarga Mas Dafa. Katanya beliau malu anaknya punya suami, tapi tidak kenal dengan besannya. Ruwet sekali hidupku ini. Bapak dan ibu harusnya lebih bersabar dulu apalagi sekarang Mak mertuaku itu sedang sakit pasti cerewetnya akan berlipat-lipat kalau mereka bertemu te
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

BAB 546. Ada apa dengan Kayla?

POV Risa.“Loh, Mas, kok, ke rumah sakit? Kita enggak pulang dulu?”“Nanti saja ini darurat,” jawab Mas Dafa seraya berlari masuk ke rumah sakit.“Pak, ada apa, sih?” tanyaku pada supir.“Tidak tahu, Nyah. Saya sejak kemarin kan, ikut Nyonya sama Tuan ke kota.”“Ya, sudah!” Aku pun gegas masuk ke dalam menyusul Mas Dafa.Duh, di mana, ya? Di ruangan emak apa bapak? Mereka kan, dirawat terpisah.Lebih baik aku ke ruangan emak dulu biasanya kalau anak laki-laki kan, selalu kangen ibunya.Rupanya sampai ruangan emak pun Mas Dafa tidak ada yang ada hanya emak sama si bidah udik itu.“Kayla! Kamu kok, aneh, sih, emak jedutin kepala begitu dibiarkan saja!” bentakku pada Kayla. Aku ini seorang dokter meski aku kesal pada mereka, tapi kalau tahu mereka meregang nyawa begitu tentu saja aku tidak bisa tinggal diam. Ini yang ada Kayla malah asyik main HP.“Em, bukan gitu. Memang emak jadi sering begitu sebentar lagi juga tidak lagi,” jawab Kayla. Wajahnya pucat pasi pasti dia ketakutan karena ke
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

BAB 547. Semua bela Susanti.

POV Fawas.Sampai malam bakda isya aku mendapat dua kantong darah dari anak buah bapak dan dari Susanti. Ck, kenapa sih, harus berurusan lagi dengan Susanti? Aku kira setelah pulang dari markas sudah beres tidak bertemu lagi dengan gadis itu, tapi nyatanya malah dia berjasa menyelamatkan hidupku. Memberiku darahnya dengan suka rela. Apa suatu kebetulan golongan darah kami sama?Susanti terlihat biasa saja dan masih ceria padahal kan, harusnya lemas, tapi ada satu yang membuatku heran sih, porsi makannya banyak sekali. Bakso, nasi goreng, sate kambing masuk di perutnya. Hingga malam ini dia berhasil menghabis itu semua. Aku sampai bergidik ngeri melihat dia rakus begitu.“Kamu belum pulang apa nunggu diusir?” tanyaku padanya, tapi dia malah cuek dan asyik mengunyah makanannya.“Hei, ini kuping apa cantelan wajan?” kataku lagi. Kutarik sedikit ujung jilbabnya. Dia menoleh padaku dan langsung melotot.“Kamu tanya sama siapa, Mas? Aku?” Ya, ampun ini bocah kok, enggak nyambungan. Ya, dial
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

BAB 548. Pertunjukan apa ini?

POV Fawas.“Alhamdulillah kenyang. Malam ini bisa tidur nyenyak sekali,” ujar Susanti.“Aku juga!”“Aku juga!” sahut Biru dan Jingga bersamaan. Dasar anak kecil memang pantasnya main dengan anak kecil.“Kalian sikat gigi terus bobo ya, besok kan, sekolah ini sudah jam 8 malam,” titah Susanti. Hebatnya anak-anakku langsung menurut.“Bu Hajjah, Mbak Wulan, aku pamit ya, pulang dulu. Besok kita jadi kan, ke butik beli gamis?” Ya, ampun, itu anak masih ingat saja dengan gamisnya.Ibu dan Wulan tertawa pasti mereka heran ada manusia seperti Susanti.“Jadi, dong, insya Allah. Nanti kita berkabar saja, ya, kan, aku sudah ada nomormu,” jawab Wulan.“Baiklah, kalau begitu aku pamit.”“Aku antar sampai bawah, sampai kamu dapat ojek, ya, Mbak.” Susanti mengangguk.“Ikutttt!” teriak anak-anakku.“Boleh, ayo!” ajak Susanti.Saat mereka hendak membuka pintu bersamaan dengan tamu datang. Ternyata itu bulek dan ada Ilham juga. Yang pertama aku lihat adalah ekspresi Susanti. Dia sampai melongo. Past
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

BAB 549. Permintaan Biru dan Jingga.

POV Fawas.“Astaga! Bukan begitu Markonah. Dia minta kamu mengulangi ucapanmu bukan berbisik-bisik,” kataku seraya Kulempar Susanti pakai bekas minumku barusan.“Apaan sih, Mas. Resek, deh! Orang Mas Ilham saja tidak protes,” jawab Susanti ketus. Eyalah dikasih tahu malah nyolot!“Aku tidak apa-apa, Mas, namanya juga baru bertemu dan Mbak Susanti pasti belum paham,” sahut Ilham sok, bijak! Halah bilang saja dia senang bisa sedekat itu dengan perempuan. Dua-duanya sama-sama norak!“Iya, itu dasar Mas Fawas norak! Tidak bisa memahami orang lain,” sela Susanti. Halah terserah kalian sajalah.“Sebenarnya aku sudah kenyang, Mbak, tapi kalau Mbak Susanti menawariku ya, dengan senang hati aku terima,” ucap Ilham lagi.Susanti mengambil donat di meja lalu diberikannya pada Ilham.“Tante, aku juga mau donat!” seru Jingga. Susanti gesit mengambil lagi donat yang hendak dimakan oleh Ilham dan diberikan ke Jingga.“Mas, maaf ya, donatnya tinggal satu dan Jingga mau. Orang dewasa sebaiknya mengal
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

BAB 550. Perang WA.

POV Fawas.“Biru marah sama Papah?” Dia menggeleng.“Tidak, Pah. Biru jadi merasa bersalah sama Papah.”“Hei, boy! Ayolah, tersenyum. Papah senang kalau Biru tanya seperti itu.” Biru melihatku dan tersenyum manis sekali. Anak lelakiku ternyata sudah besar.“Aku juga mau Mamah baru. Bosan main dengan Mbak terus. Kalau ada Mamah kan, aku bisa melakukan apa pun berdua,” sahut Jingga. Aku mengangguk saja. Bingung mau jawab apa.Tak lama Wulan datang membawakan makanan untuk kami. Semalam kami tidur bertiga hanya ada orangku yang ikut menjagaku di sini. Lagi pula kasihan juga orang tuaku jika harus setiap hari menjagaku. Sedang Biru dan Jingga semalam sudah tertidur jadi tidak diajak pulang. Tumben Wulan sendirian biasanya sama si cewek enggak jelas itu atau dia belum masuk, ya? Aku celingukan mencari dia.“Cari siapa, Mas?” tanyanya mengagetkanku.“Em, i—tu enggak cari siapa-siapa,” jawabku gugup. Wulan mencebikkan bibirnya.“Heleh, kamu cari Susanti, ya?” Duh, kok, Wulan bisa tahu, sih!
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

BAB 551. Susanti ember.

POV Fawas.“Apa lihat-lihat!” tegurku pada Susanti. Dia diam saja hanya menegur Wulan dan anak-anakku.Berarti tadi saat berbalas WA dia sudah dalam perjalanan ke sini. Duh, dia ember enggak, ya? Kalau sampai dia bilang pada Wulan, hancurlah sudah harga diriku bisa dibuli terus aku oleh Wulan.“Bete banget pagi-pagi itu muka sudah ditekuk,” ucap Wulan. Susanti langsung menoleh padaku diikuti Wulan. Aku buru-buru pura-pura lihat video tik tok.“Apa dia bikin masalah lagi denganmu, Mbak?” tanya Wulan pasti yang dia maksud adalah aku.“Iya, Mbak. Masa dia ngatain aku bod*h kalau tidak ingat dia sedang sakit sudah kuhajar lagi seperti kemarin,” jawab Santi. Nah, kan, sudah mulai dia merendahkan aku.“Kemarin?” tanya Wulan.“Iya, waktu kalian ke bawah kuhajar Mas Fawas, habisnya dia semena-mena sih, sama aku.”“Lanjutkan, Mbak. Kalau Mas Fawas macam-macam lagi sama kamu. Aku ikhlas dunia akhirat,” jawab Wulan. Dasar adik tidak tahu belas kasih ya, begitu malah belain orang lain.“Kalau Pap
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more
PREV
1
...
5354555657
...
62
DMCA.com Protection Status