“Mas, aku tidak mau, malu. Ini sudah sore, lihat itu sudah mau asar, tolakku."“Ye, ini otak pikirannya sudah aneh-aneh saja. Eh, tapi aku suka. Ayo, mandi. Zahra sudah siapkan semuanya. Coba kita lihat, yuk!”“Apa, Mas? Ning Zahra. Ih, malu, Mas. Kamu kok, enggak mau nolak sih, Mas, masa peralatan mandi saja yang siapkan Ning Zahra. Kamu kan, bisa bangunin aku biar aku yang siapkan.“Ya, gimana lagi orang dia yang maksa," jawab Mas Fais santai.Kami masuk kamar mandi. Ya, ampun ... kamar mandinya bagus banget. Itu bathtup sudah berisi air yang dipenuhi bunga. Wangi sekali. Ada dua lilin di pinggirnya. Ya, ampun romantis banget, ini seperti di film drama Korea yang selalu aku dan Susanti tonton.“Kok, malah diam, ayo, mandi!” ajak Mas Fais.“Aku, malu, Mas.”“Sama siapa? Kan, cuma kita berdua,” jawabnya.Kuhirup nafas panjang lalu perlahan menghembuskannya.“Baiklah, Mas. Aku ambilkan handuk dulu,” jawabku gugup.“Itu handuknya sudah disiapkan juga oleh Zahra.”“Kok, Ning Zahra baik
Last Updated : 2022-11-15 Read more