Semua Bab VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Bab 441 - Bab 450

614 Bab

BAB 441. Penyerahan.

“Grogi ya, Mbak?” “Iya, San. Banget.” “Aku kira Mbak sakit. Kalau sakit kan, rugi.” “Rugi kenapa?” “Rugi enggak jadi malam pertama. Ha ha ....” “Eyalah bocah cilik dilarang ngomong begituan!” bentakku. “Ya, ampun itu ganteng banget siapa, ya?” celetuk Ida. Nah, dia sudah ada di sini. Katanya tidak mau datang lagi ke sini. Ngikutin emaknya. Dasar absurd. “Iya, ganteng banget siapa ya, itu ya, Mbak?” tanya Susanti. “Entah, San. Pastilah kerabat Mas Fais,” jawabku asal tebak. “Kalau gitu kenalin aku dong, Fatki. Siapa tahu jadi jodohku. Kan, enak dapat jodoh orang kaya,” sahut Ida. “Kamu siapa? Kok, ada di sini?” tanya Susanti pura-pura tidak kenal. “Iya, kamu siapa?” sahutku. “Dasar songong!” bentak Ida, dia beranjak ke luar kamar. “Dih, enggak jelas!” teriak Susanti “Sudah, San, jangan ngajak ribut. Kita fokus ikuti acara demi acaranya." Pak Haji selesai memberikan sambutan. Penyerahan pengantin laki-laki pada pihak keluarga pengantin perempuan. Setelah ini Mas Galih, yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-11
Baca selengkapnya

BAB 442. Janji suci.

“Baik, Saudara Fais Abdillah Guntoro.” “Ya, saya!” “Aku nikahkan, engkau dengan adik kandungku satu-satunya yang bernama Fatki Cahyani Binti Ahmad Soleh dengan Maskawin satu set perhiasan emas 24 karat seberat 500 gram dibayar tunai!” “Saya terima, nikahnya Fatki Cahyani Binti Ahmad Soleh dengan maskawin tersebut dibayar tunai!” ucap Mas Fais lantang, lugas, dan jelas. “Saaah!” “Sah!” “Sah!” Deg! Seperti ada yang meghujam jantungku. Aku menangis dalam kebahagiaan. Sekarang aku sudah sah menjadi istri Mas Fais. Baktiku kini sudah berpindah ke pundak Mas Fais. Ya, Allah, tuntun langkahku. Jadikan aku manusia yang bersyukur dan bertakwa. Jadikan aku istri salihah penyejuk bagi pandangan suamiku. Alhamdulillah .... Di luar orang saling mengucapkan selamat pada Mas Fais. Mas Nanang dan Mas Galih memeluk Mas Fais secara bergantian. Adem sekali aku melihat pemandangan itu. “Barokallahu laka wa baaroka ‘aliaka wa jama’a bainakuma fii Khair. (Semoga Allah memberkahi engkau dalam sega
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-11
Baca selengkapnya

BAB 443. Malam pengantin.

“Ya, Allah, iya! Aku lupa. Maaf ya, Mbak, Mas,” jawab Susanti seraya pergi keluar. Kini hanya aku dan Mas Fais di kamar ini. Kamar pengantin yang didekorasi sangat indah. Mas Fais langsung mengambil posisi imam untuk kami melaksanakan salat sunah dua rakaat. Selesai salat tiba-tiba saja aku jadi canggung dan kamar ini hawanya jadi panas padahal kipasnya hidup. “Duduk, sini, Dinda ... kenapa berdiri saja? Memang kakimu tidak pegel?” Aku mati kutu mendengar teguran Mas Fais. “Malu, ya? Sama aku juga malu, tapi ya, kita harus terbiasa karena sekarang kita sudah jadi suami istri,” ucap Mas Fais lagi. “Kemarilah Adindaku ....” pipiku seketika menghangat. Ya, ampun aku malu sekali. Apa kubilang kalau Mas Fais manggil aku dengan sebutan itu secara langsung pasti aku malu. “Astaghfirullah ... kecoak!” teriak Mas Fais. “Aa! Mana!” Aku pun tidak kalah hebohnya. Aku lari ke arah Mas Fais dan spontan memeluknya. Sama persis kalau sedang bersama Susanti. Aku phobia sekali dengan hewan satu i
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-11
Baca selengkapnya

BAB 444. Mengusir Risa.

Assalamualaikum selamat pagi semuanya semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan bahagia. Terima kasih sudah support dan follow aku. Bagi yang belum follow yuk, bantu follow. 🌸🌸🌸 POV Kayla. Pagi ini aku sengaja mengirimkan buket bunga segar yang kurangkai sendiri untuk Fatki, aku ingin berteman dengan dia. Aku baru tahu kalau perempuan yang bernama Fatki seistimewa itu. Bayangkan saja dia hanya perempuan desa dan dari keluarga biasa saja, tapi bisa-bisanya dia dilindungi oleh bodyguard sebegitu banyak. Saat aku kemarin malam ke sana tertegun melihat fakta itu semua. Awalnya aku tidak percaya sama sekali, tapi setelah melihat dengan mata kepalaku sendiri aku baru paham. Dia pantas mendapatkan itu semua. Kurasa bukan hanya karena parasnya saja yang menarik, tapi lebih dari itu. Pantas saja kemarin Robi sampai rela masuk penjara bekerja sama dengan Dokter Risa gara-gara nyulik Fatki. Meski aku diam tentu saja aku tahu kasus yang menimpa keluarga besar Bang Dafa. Menurutku, R
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

BAB 445. Ambil hak milik.

POV Kayla. Ya, Tuhan! Ini kejutan! Oo, jadi ternyata begitu ceritanya. Pantas saja Risa mati-matian mau memusnahkan Fatki dari dunia ini. Gila ini perempuan, demi cinta, ambisinya mematikan begitu. Jadi, ini pula yang menjadikan Risa malam itu datang mengintai ke rumah Risa. Aku sekarang paham permasalahannya. Mereka terlibat percintaan yang rumit. Duhai, cinta, sungguh kamu membuat insan di dunia ini banyak yang lupa dengan akal sehatnya. Fatki, kuncinya ada pada perempuan cantik itu. Dia luar biasa, membuat para lelaki kaya ini jatuh cinta padanya bahkan rela bertaruh harta dan nyawa. Harusnya dokter gila ini belajar dari Fatki, agar dia pun bisa mendapatkan hati dari laki-laki yang dicintainya bukan malah seperti orang kehabisan obat. “Heh, ini otak makin enggak mikir kalau mau ngomong sama orang tua! Pake banding-bandingkan Mak, sama mantan mertuamu itu. Kalau dia baik kenapa juga kamu tidak jadi mantunya untuk selamanya! Malah kamu ngejar-ngejar anak Emak!” bentak emak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

BAB 446. Menyindir.

POV Kayla. “Baik, akan Mak usahakan secepatnya. Atau besok pagi kita ke notaris bersama,” jawab Mak. Dari sorot matanya, beliau terlihat tidak begitu tulus padaku pasti emak agak ragu mengambil keputusan ini. “Ka—lau, Mak, eng—gak yakin pun tidak apa-apa. Biar saja aku pin—dah dari sini,” ucapku lagi. “Eh, tidak-tidak. Bukan begitu, Kay, hanya saja Mak, merasa kalau tidak yakin.” “Tuh, kan, Emak saja tidak bisa menyingkirkan Risa bagaimana denganku yang tidak punya kuasa apa pun. Setidaknya aku ada kuasa atas rumah ini,” ujarku lagi. “Hem, baiklah. Mak yakin dan percaya pada rencana kamu. Ya, sudah jangan sedih gitu. Besok kita ke notaris.” “Beneran, Mak? Ini rahasi kita loh, Mak?” “Iya, benar.” “Makasih, ya, Makku sayang. Aku akan telepon ibuku dulu untuk mengabarkan ini agar ibuku tahu kalau mertuaku sayang padaku.” “Nah, bagus itu. Ya, sudah, Mak juga mau masuk ke dalam untuk siapkan berkas-berkasnya biar besok tidak buru-buru lagi.” Aku mengangguk. Segera kututp jendela
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

BAB 447. Balas dendam tipis-tipis.

POV Kayla. Risa pasti menyesal sudah selingkuh dengan Bang Dafa dan meninggalkan suaminya sedang Bang Dafa pasti kesal karena tidak bisa mendapatkan hati Fatki. Sungguh manusia-manusia aneh. “Yuk, lah, Mas, kita mandi. Jangan dengerin si udik ini!” Risa menggandeng lengan Bang Dafa masuk ke kamar. Aku segera melenggang pergi ke rumah mertuaku. Sampai sini rumah sepi, padahal tadi Emak bilang mau siapakan berkas-berkasnya. “Mak! Mak!” panggilku. Karena tidak ada sahutan aku langsung saja masuk ke dalam. Tampak bapak sedang tidur pulas di depan TV. Ponselnya menyala, rupanya bapak sedang nonton video. “Pak, Bapak!” panggilku. Bapak benar-benar tertidur pulas rupanya. Aku segera beranjak ke kamar utama. “Mak!” teriakku. Tidak ada sahutan. Baiklah karena pintu kamar tidak dikunci aku segera masuk ke dalam. Oo, rupanya Emak sedang mandi. Buru-buru aku periksa semua laci yang ada di kamar ini. Aku mencari surat tanah dan rumah ini. Suara gemericik air di kamar mandi berhenti. P
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

BAB 448. Therapy syok.

POV Kayla. “Tidak ada sih, hanya saja kemarin ada orang miskin dapat lamaran fantastis sampai dapat mobil segala itulah kenapa Bapak beli baru lagi yang sama persis merk dan tipenya. Lah, juragan dilawan,” ucap bapak lagi. O, aku tahu sekarang. Orang tua Bang Dafa tidak mau kalah dengan Fatki. Sebenarnya ada apa kok, sampai bersaing begini? Perasaan mereka orang baik dan sederhana. “Pak, gimana kalau kita umroh satu keluarga. Aku dengar mereka akan haji dan umroh?” “Tidak kalau untuk itu, mendingan kita beli tanah atau kebun lagi agar seluruh kampung ini jadi milik Bapak,” jawabnya seperti tidak suka. Jelas saja dulu pergi haji pun bapak di sana tidak bisa apa-apa dan tidak fokus ibadah. Na’uzhubillah. Jamaah haji yang lain cerita kebetulan berangkat bareng saudaraku. “Tapi, Pak. Ke Mekah itu enak loh?" “Iya, enak, tapi cukup sekali saja bapak ke sana,” sahutnya lagi. “Katanya kalau di sana kita ditampakkan dosa-dosa kita ya, Pak. Misalnya kita di sini jahatin orang, bunuh, or
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

BAB 449. Susanti bikin malu.

🌸🌸🌸 Malam panjang kami begitu indah. Seumpama bulan, Mas Fais mampu menyinari segenap jiwa ragaku yang kelam. Dia sosok suami yang sempurna tidak salah jika Dokter Risa benar-benar menyesal telah meninggalkannya. Tugasku sekarang, menjaga cinta kami. Tidak akan aku biarkan siapa pun meleburnya, meski nyawa sebagai taruhannya. Kupandangi wajah tampan Mas Fais yang sedang terlelap. Mempesona dan tiada celah. Sampai saat ini aku pun seperti masih belum percaya bahwa aku memiliki suami seperti dia. Aku akan, patuhi inginmu, Mas. Aku akan ikuti maumu. Bagiku sekarang, kamulah tersegalanya bagiku. Surgaku ada padamu. Kucium pipi Mas Fais yang ditumbuhi jambang tipis. Hidungnya mancung, bibirnya merah. Kurebahkan diri di dada bidang suamiku, memeluknya dalam tidurku. Tuhan, semoga ini tidak hanya kebahagiaan semalam saja. Lindungi kami dari jin Dasim yang selalu siap memporak-porandakan kami. Kutarik selimut, memejamkan mata dalam pelukan hangat suamiku tercinta. “Widiihh ... peng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya

BAB 450. Bertengkar lagi.

“Tapi, saudara sepupuku habis malam pertama pada cerita.” “Mungkin mereka tidak tahu, nah, sekarang kamu kan, sudah tahu, jadi tidak boleh lagi ya, mendengarkan apalagi menceritakan masalah ranjangmu pada orang lain.” “Iya, Mbak. Paham.” Tak lama terdengar suara salam. Mas Fais pulang. Aku segera menyambutnya. Ibu sudah menyiapkan teh panas untuk kita semua, kubawa bagian Mas Fais ke kamar. “Mas, ini tehnya. Di sini sangat dingin. Kalau minum teh panas begini bisa menghangatkan badan,” kataku seraya kuberikan teh itu pada Mas Fais. “Terima kasih, Dinda ... aku tidak merasa dingin kok, kan, ada kamu,” jawab Mas Fais. “Dih, gombal!” sahut Susanti dari ruang tengah. Ya, ampun aku lupa menutup pintunya. “Santi, ih, jahil ya, kamu!” teriakku. Dia bersama ibu tertawa. Segera kututu pintu. Bisa gawat kalau Santi tahu. “Loh, Mas kok, dikunci?” “Ya, dikunci nanti takut ada yang masuk malah ganggu kita,” jawab Mas Fais. Dia melepas baju kokonya. “Pakai kaus saja, Dinda. Kita jalan-j
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4344454647
...
62
DMCA.com Protection Status