Benar saja, begitu melihatku, Mas Fawas langsung ambil posisi duduk di dekat Mbak Lintang. Posisi kami duduk lesehan.“Selamat ya, Mbak Fatki atas pernikahannya,” ucap Mas Fawas seraya mengulurkan tangannya dan tersenyum genit padaku.“I—ya, terima kasih, Mas,” jawabku. Tak kusambut uluran tangan Mas Fawas. Biarlah itu kan, memang tidak baik dan tidak boleh.Mas Fawas terlihat kecewa, tapi kemudian dia bersikap biasa saja dan langsung menyantap makanannya.“Sana pindah dekat, Zahra!” bisik Ning Lintang. Bersyukur keluarga ini benar-benar tahu masalah kami.Aku mengangguk dan bergeser, tapi saat Mas Fawas hendak mengembalikan piringnya tiba-tiba dia jatuh tepat mengenai badanku. Refleks aku menyingkirkan.Perasaanku sudah tidak karuan. Ya, Allah, aku takut sekali.“Mas, kalau jalan pakai mata, dong! Apa sengaja!” bentak Mbak Wulan.“Namanya juga pusing, Lan,” jawab Mas Fawas seraya melirikku.“Awas, ya, kamu, Mas kalau begini lagi. Kutonjok mukamu itu!” Ancam Mbak Wulan.“Biasa aja kal
Last Updated : 2022-11-15 Read more