Semua Bab VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Bab 471 - Bab 480

614 Bab

BAB 472. Belok.

“Duuh, galak banget, jadi makin menggoda, deh!” jawabnya.“Kenalin, aku Roy!” Aku tidak menanggapi. Aku fokus memperhatikan Mas Fawas.Astaghfirullah ... Mas Fawas, kenapa berbuat senonoh begitu? Dia diam saja ketika dicium laki-laki di sampingnya.“Mas! Ayo, pulang!” Aku menyeret lengan Mas Fawas. Pantas saja di berpakaian seperti itu! Rupanya dia sudah tercemar oleh mereka. Mas Fawas tahu tempat ini dari mana? Ini tidak bisa dibiarkan.“Apaan sih, Is. Kamu bilang kan, mau nemenin aku. Sudahlah nikmati saja. Hidup itu dinikmati, Is. Kita punya segalanya,” jawab Mas Fawas. Dia berontak saat aku ajak pergi dari sini.“Tidak bisa begitu, dong, Mas. Ingat Tuhan! Ini dosa!” teriakku kesal. Rupanya Mas Fawas tidak mau diingatkan dengan cara baik-baik.“Pulang atau aku adukan ke ibumu!” Ancamku.“Adukan saja aku tidak takut. Aku bersih, Is. Aku hanya main-main saja di sini!” jawab Mas Fawas tidak mau kalah dia pun meneriakiku.“Ayo, pulang!” Aku tetap kekeh mengajaknya pulang. Kuseret Mas F
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-17
Baca selengkapnya

BAB 473. Kebenarannya.

Wanita itu membawa uang milik Mas Fawas yang jumlahnya banyak. Tidak hanya itu Mas Fawas mabuk berat.Aku emosi pada mereka juga Mas Fawas. Kuhajar mereka habis-habisan, meski aku pun akhirnya tumbang hingga ada yang memvideokanku dan dibawa pulang oleh anak buahku.Kami kalah jumlah, Mas Fawas berhasil disandera. Mereka meminta tebusan mahal untuk kebebasan Mas Fawas.Tanpa pikir panjang aku membawakan uang tebusan itu. Mas Fawas berhasil kami bawa.Dia dirawat di rumah sakit selama dua Minggu. HB-nya turun dan juga dia terluka parah.“Aku terpaksa berbohong pada orang tuamu, Mas. Aku tidak mau mereka bersedih. Berbulan-bulan aku mencoba menyadarkanmu, tapi tetap saja kamu tidak peduli. Lihatlah kamu masih diberi kesempatan untuk bertaubat. Aku yakin andai istrimu tahu pasti dia pun akan sedih, Mas. Menikahlah. Sudah kukatakan bukan kalau kamu kesepian segeralah menikah,” kataku panjang lebar.Mas Fawas diam saja. Dia menangis. Semoga saja dia benar-benar menyesali perbuatannya.Sej
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-17
Baca selengkapnya

BAB 474. Depresi.

🌸🌸🌸POV Fawas.Aku rasa Tuhan tidak adil padaku. Bagaimana tidak? Aku terlahir sebagai cacat genetik dan berjodoh pun dengan orang yang terlahir dengan cacat genetik. Lalu anak kami juga memiliki cacat genetik. Kata dokter otomatis menurunkan pada ke dua anak kami.Meskipun aku memiliki banyak uang tentu saja ini sangat menggangguku.Uangku tidak bisa membeli kesehatanku. Uangku tidak bisa menyelamatkan istriku. Uangku tidak bisa membeli segala yang aku mau termasuk kesehatan dan umur panjang.Kata orang hidupku sempurna dengan segala fasilitas yang ada. Padahal diam-diam aku hancur dan menyerah atas segala hal yang menimpaku. Aku Down!Benar kan, apa kataku? Tuhan sepertinya tidak adil padaku.Andai boleh memilih, lebih baik aku tidak punya harta dari pada menderita penyakit begini. Harta bisa aku cari sementara sakitku tidak bisa disembuhkan dengan harta yang aku miliki.Cerita tentang keberuntungan orang di luar sana makin membuatku sakit hati dan aku ingin seperti mereka.Lihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-18
Baca selengkapnya

BAB 475. Ingin mati saja.

POV Fawas.“Iya, doakan ya, biar Papah bisa cepat dapat Mamah untuk kalian. Ya, sudah sana berangkat itu Nenek sudah panggil. Sini peluk Papah dulu.” Kami berpelukan, kuciumi anak-anakku. Merekalah sumber kekuatanku. Karena merekalah aku bertahan hingga kini.Aku mengantar mereka sampai depan. Sampai mereka naik ke mobil.“Jaga kesehatan ya, Nak. Kalau terjadi sesuatu langsung hubungi Ibu.”“Iya, Bu, pasti itu.”“Jangan ke kantor dulu. Jagalah kesehatanmu, Fawas,” sahut bapak.“Hem, aku tahu pasti Mas Fawas tidak mau mau datang karena cemburu, kan? Tenang saja, Mas, nanti kamu punya istri yang baik juga. Aku doakan. Apa mau sekalian aku carikan?” ujar Wulan. Dia resek selalu saja bisa menebak isi hatiku.Benar kata dia aku tidak mau datang bukan karena aku sakit, tapi aku cemburu. Bagaimana bisa aku menghadiri pernikahan mereka yang ada hatiku makin sakit dan aku makin benci pada mereka.“Ya, sudah atur ajalah, Lan. Bagaimana baiknya menurut kamu. Terpenting orangnya mau terima aku ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-18
Baca selengkapnya

BAB 476. Diasingkan?

POV Fawas.Heran apa tidak bisa melihatku tenang barang sebentar saja? Sudah aku katakan aku ini hanya bisa lupa dengan semua masalahku saat aku tidur saja. Kalau sudah bangun begini aku makin tersiksa. Beban hidup dan bayang-bayang kematian selalu menghantuiku.Azan Maghrib berkumandang membuatku makin kesal. Terpaksa aku salat, meski hanya salat di rumah saja. Sebenarnya percuma aku salat begini sepertinya sama saja dengan yang sudah-sudah aku tidak sembuh dan aku tidak bisa normal seperti yang lainnya.“Den, maaf mengganggu. Bibi sudah siapkan makan malamnya. Aden mau makan di sini atau?”“Aku tidak lapar, Bi. Aku mau istirahat saja.”“Tapi, kata Nyonya, Aden harus makan, harus minum obat.”“Ya, sudah bawa sini saja makanannya sekalian obatnya. Aku malas ke mana-mana.”“Baik, Den.” Hah, jengah sekali aku. Obat terus, obat terus. Bosan!“Den, ini obatnya. Em, itu maaf, Den, ada tamu yang nyariin, Aden.”“Siapa?”“Katanya sih, teman lama, Den. Bibi, tidak tanya namanya kata dia past
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-18
Baca selengkapnya

BAB 477. Kelainan seksual.

POV Fawas.“Iya, Mas. Memang kamu selama ini tidak tahu kalau aku diculik sama dia terus dimasukan ke pesantren secara paksa!”“Tidak tahu!"“Kenapa tidak mencari tahu, Mas?”“Tidak penting! Untuk apa aku cari tahu.”“Iya, si, aku tahu kalau aku ini memang tidak penting untuk kamu, Mas, tapi setidaknya kamu peduli, dong, dikit saja. Walau bagaimana pun juga kamu dan aku pernah saling cinta.”“Lupakan itu. Aku khilaf dan aku tidak akan mengulanginya lagi.”“Ah, yang benar saja, Mas? Pasti gejolak itu ada, kan?”“Tidak ada!”“Bohong, ih! Makin gemas, deh! Aku tahu, kamu seperti apa. Hanya saja aku masih tetap penasaran dengan adikmu itu. Dia benar-benar tidak bisa aku taklukkan."“Jelas saja tidak bisa. Beda denganku.”“Iya, betul itu. Ayok, Mas, kita main. Aku rindu belaian manja kamu.”“Gila kamu, ya! Tidak akan, pergi sana!”“Sekali saja, Mas. Free!”“No! Kalau kamu tidak mau pergi aku suruh anak buahku untuk hajar kamu!”“Ih, jangan dong, Mas. Kok, jahat, banget padahal kan, dulu ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-18
Baca selengkapnya

BAB 478. Diagnosa ini sedikit membuatku takut.

POV Fawas.“Ta—pi, Mas, aku tidak tega.”“Hanya begitu saja tidak tega? Kamu tidak melakukan lebih. 300 juta sekali jalan, diel!”Roy tampak berpikir. Aku tahu dia pasti tidak tega pada Fais karena Fais sudah banyak jasa padanya, tapi aku pun tahu dia butuh duit banyak.“Tiga kali hitung mundur. Aku tidak punya banyak waktu. Masih banyak kaum seperti kamu yang mau duit ini,” kataku lagi, sebenarnya meski aku banyak yang kenal, tapi tidak jadi jaminan mereka berhasil. Karena hanya Roy yang tahu Fais. Begitu pun sebaliknya.“Roy!” bentakku.“Ba—ik, Mas. Siap!”“Jaga rahasia kita. Uangnya aku bayar sekarang juga.”Roy tersenyum senang.Akhirnya aku bisa tidur nyenyak lagi.Fais, Fatki tunggulah kehancuran kalian. Aku hancur kalian pun harus hancur.***Hari yang kunanti datang juga. Aku begitu bahagia bertemu Fatki, tapi malam ini aku seperti orang gila. Aku membayangkan apa yang dilakukan dua insan yang sedang dimabuk asmara itu. Aaahhrrgg! Brengs*k!Entah rasa apa yang aku alami ini. F
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-18
Baca selengkapnya

BAB 479. Misi pertama berhasil.

POV Kayla.🌸🌸🌸[Jangan mengarang cerita, Kay. Risa tidak mungkin begitu pada kalian?] Balas Bang Dafa.[Bang, orang-orang itu menyebutkan dosa masa lalu emak. Apa Abang tahu? Mak saja tidak tahu. Cobalah Abang tanya sama Emak kalau tidak percaya. Berarti itu hanya akal-akalan Risa, saja.][Akan Abang selidiki.][Kalau terbukti itu Risa gimana? Bahkan dia pun pakai HP Abang untuk buat status norak!][Itu diluar kendali Abang. Jangan kamu pusingkan. Abang minta kamu tetap jaga baik-baik hubungan kita di depan banyak orang. Mereka tahu kamu istriku.][Aku tidak janji, Bang. Kamu tahu, kan, bagaimana sifatku, Bang?][Oke, Abang akan tindak tegas si Risa.] Nah, bagus baru aku gertak begitu saja sudah melempem.[Satu lagi, Bang, hapus status yang dibuat Risa dan ganti dengan status yang aku kirim. ”Ke dua hanya untuk selingah saja." Ingat, Bang. Jangan kamu sembunyikan dari nomor Dokter Risa!][Jangan ke kanak-kanakan, Kay.][Bela aja terus, si Risa itu, Bang. Atau aku akan lakukan apa y
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-19
Baca selengkapnya

BAB 480. Saling serang.

POV Kayla. “Kay, kenapa bapakmu belum juga sampai, ya?” Akhirnya emak mertuaku mau bicara juga.“Tidak tahu, Mak, mungkin saja sedang dalam perjalanan. Mungkin juga dari tadi Bapak sibuk kerja, Mak. Ada apa? Apa Emak butuh sesuatu?” tanyaku lagi.“Tidak, Kay. Emak hanya khawatir pada Bapakmu saja. Takut kejadian seperti tadi yang menimpa kita,” jawab emak.“Tidaklah, Mak. Kita kan, perempuan, jadi itu penjahatnya berani kalau bapak, kan, laki-laki juga pakai sopir , pasti aman,” jawabku meyakinkan emak.“Tapi firasat Emak tidak enak, Kay.”“Hanya perasaan saja, Mak. Tidak usah terlalu diresapi.”“Firasat Emak selalu benar, Kay.”“Masa sih, Mak. Duh, bahaya juga kalau gitu, Mak. Memang apa yang dikatakan penjahat tadi itu benar adanya, Mak? Kok, sampai Emak ketakutan gitu?” tanyaku penuh selidik. Kutatap tajam mata Emak.“Em ten—tu saja tidak, Kay. I—tu mak—sudnya Emak, firasat tidak enak kalau bapak takut diapa-apakan,” jawab emak terbata.Ya, elah, baru ditatap begitu saja sudah sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-19
Baca selengkapnya

BAB 481. Rencana B

POV Kayla. “Mak, jangan gitulah, aku kan, sudah berusaha ikuti kemauan Emak, jadi biarkan juga aku bahagia dengan pilihanku, Mak,” jawab Bang Dafa.“Kayla, ini mantu kesayangan Emak. Apa pun yang dia lakukan selalu benar di mata Emak. Kamu itu yang stres! Otak kalian di mana? Masa iya, Mak sakit di jalan harus dibawa pulang ke rumah? Ya, betul, dong, dibawa ke rumah sakit apa lagi rumah sakit ini Emak yang buat pakai duit Emak. Kalian itu hanya pekerja di sini! Kalian bawahan Emak!” cerocos emak. Bang Dafa mengkeret.“Dengar sendiri kan, kalau kalian hanya bawahan di sini, jadi jangan sok, jagoan apalagi berusaha menyingkirkan aku dari Emak. Kamu Bang punya otak dipakai buat mikir bukan hanya buat hiasan doang,” sindirku lagi.“Kay, diam mulutmu itu!”“Terserah aku lah, Bang mulut-mulut aku, kok! Kalau tidak mau aku omelin ya, enggak usah ke sini, dong! Abang itu harusnya ke sini tanya keadaan Emak, tanya kenapa Emak bisa begini. Perhatian gitu sama Emaknya bukan malah bikin ornar d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4647484950
...
62
DMCA.com Protection Status