POV Kayla. “Kay, kenapa bapakmu belum juga sampai, ya?” Akhirnya emak mertuaku mau bicara juga.“Tidak tahu, Mak, mungkin saja sedang dalam perjalanan. Mungkin juga dari tadi Bapak sibuk kerja, Mak. Ada apa? Apa Emak butuh sesuatu?” tanyaku lagi.“Tidak, Kay. Emak hanya khawatir pada Bapakmu saja. Takut kejadian seperti tadi yang menimpa kita,” jawab emak.“Tidaklah, Mak. Kita kan, perempuan, jadi itu penjahatnya berani kalau bapak, kan, laki-laki juga pakai sopir , pasti aman,” jawabku meyakinkan emak.“Tapi firasat Emak tidak enak, Kay.”“Hanya perasaan saja, Mak. Tidak usah terlalu diresapi.”“Firasat Emak selalu benar, Kay.”“Masa sih, Mak. Duh, bahaya juga kalau gitu, Mak. Memang apa yang dikatakan penjahat tadi itu benar adanya, Mak? Kok, sampai Emak ketakutan gitu?” tanyaku penuh selidik. Kutatap tajam mata Emak.“Em ten—tu saja tidak, Kay. I—tu mak—sudnya Emak, firasat tidak enak kalau bapak takut diapa-apakan,” jawab emak terbata.Ya, elah, baru ditatap begitu saja sudah sa
Terakhir Diperbarui : 2022-11-19 Baca selengkapnya