Semua Bab VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Bab 491 - Bab 500

614 Bab

BAB 492. Duniaku hancur.

POV Arman. Ya, Tuhan, Reni. Kamu kenapa penyakitnya banyak sekali? Dasar perempuan tidak benar.“Lalu anak kami bagaimana?” tanyaku tak sabar sampai kutarik kerah kemejanya.“Iya, anak Mas selamat. Dia diasuh oleh adik sepupu Mbak Reni,” jawab Mas Fais, tapi aku tetap saja kesal. Harusnya Fatki yang ngasuh bukan orang lain. Tolong katakan pada Fakti untuk mengasuh bayi itu ya, Mas?” kataku lagi.“Iya. Nanti insya Allah saya katakan lagi pada Mbak Fatki.”“Anakku laki-laki atau perempuan, Mas?”“Perempuan. Alhamdulillah juga tidak tertular sakit ibunya,” jawab Mas Fais, eh, buset berarti dia tahu kalau aku sakit? Wah, ini tidak bisa dibiarkan.“Em, terus kabar bahagianya apa, Mas? Apa kamu tahu kabarnya ibuku?” tanyaku lagi sebenarnya aku hanya mengalihkan perhatian. Aku tidak mau ngobrolin Reni lagi.“Ibunya Mas Arman alhamdulillah sudah banyak kemajuan dan kabar gembira yang akan aku sampaikan adalah tentang pernikahanku dan Mbak Fatki yang akan kami gelar esok hari. Mohon doa rest
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

BAB 493. Selamat tinggal Fatki.

POV Arman.Fatki, Fatki, ini tidak mungkin!Sampai siang hari dan pembagian jatah makan siang aku belum juga berhenti dari keterpurukanku.Rasanya aku ingin mati saja.Aku tidak mau makan. Biarlah hidup pun rasanya percuma saja.“Makan, Man. Ini gue ambilin jatah, lu!” Aku tetap diam saja.Air mataku ini rasanya tidak kering-kering padahal caku sudah menangis sejak tadi jam 11.Besok Fatki akan menikah dan hidup bahagia sedang aku di sini merana.Aku tidak bisa bayangkan bagaimana pernikahan mereka. Pasti sangat mewah pasti Fatki tampil sangat cantik.Ya, Tuhan, aku benar-benar cemburu tingkat dewa.Fatki wanitaku kenapa dia menikah dengan pria lain? Bagaimana nanti dia tidur bersama suami barunya! Aku tidak bisa tinggal diam. Aku sakit hati, aku cemburu. Fatki hanya milikku selamanya!“Kamu patah hati, Man? Hari gini masih patah hati. Biasalah itu kalau istri ditinggal pergi suami pasti kawin lagi. Apalagi istrimu itu kamu madu, pastilah dia makin balas dendam padamu. Lagi pula kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

BAB 494. Kabar dari Susanti.

Assalamualaikum selamat pagi semuanya Alhamdulillah Fatki sudah tayang bab baru lagi. Semoga kalian sehat dan bahagia selalu.Happy reading everyone💕🌸🌸🌸“Mas, ada apa?” tanyaku pada Mas Fais yang pastinya dia juga tidak tahu karena kami ada di dalam kamar. Kami dikagetkan dengan suara teriakan yang saling bersahutan di luar. Kulirik jam dinding sudah menunjukkan angka 2 dini hari. Suara jerit tangis di luar membuat kami bergegas untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar sana.“Pakai kerudungmu, Dinda, kamu ikut keluar.”“Iya, Mas.”Kusambar kerudung dan memakainya asal jadi lalu keluar.“Ada apa, Mah?” tanya Mas Fais. Ustazah Zahra ternyata sudah di luar juga."Nak, tadi Mamah sedang salat terus Budemu teriak histeris pas keluar sudah pada ke bawah. Itu papahmu ikut turun kita tunggu kabar dari Papahmu saja,” jawab beliau. Kami berdua mengangguk.Astaghfirullah ... Mas Fais! Lagi-lagi dia pakai baju kebalik, pantas saja mamah mertuaku seperti tidak enak begitu melihat ke a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

BAB 495. Keterangan tamu undangan.

“Tapi, kalau Dinda capek tidak apa-apa besok lagi aja. Kan, kita mau honey moon. Katakan ada apa?”“Barusan Susanti telepon , Mas. Dia bilang ada seseorang di kamarnya yang meminta tolong sama dia, aku bilang nanti ke sana setelah salat subuh. Susanti benar-benar memintaku untuk ke sana. Aku jadi khawatir.”“Siapa yang meminta tolong?”“Susanti tidak bilang, aku pun tidak tanya. Dia juga seperti ketakutan gitu jelas banget dari suaranya.”“Harusnya tidak ada yang boleh masuk kamar hotel yang disewa orang dengan sembarangan. Aku ke sana sekarang.”“Aku ikut, Mas!”“Iya, ayo!”Aku bergegas mengganti mukenaku dengan jilbab dan ikut turun ke bawah. Kamar Susanti ada di lantai 3 sedang kamarku ada di lantai 7.HP Mas Fais kembali berdering. Dia berbicara dengan seseorang.“Astaghfirullah ... kenapa bisa begini,” gumam Mas Fais.Aku mengeratkan gandengan tanganku.“Cari sampai ketemu, kalian jangan lukai dan tetap waspada. Sepertinya Mas Fawas bawa senjata."Aku mengerutkan keningku. Mas Fa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

BAB 496. Serangan.

“Astaghfirullah ....”“Astaghfirullah ....”Aku dan Susanti terus saja beristighfar.“Mas Fawas jahat sekali. Dia kenapa si, jadi gila begitu!” ucap Susanti kesal.“Aku pun tidak habis pikir, orang yang kukira baik hati ternyata bisa berbuat nekat bahkan melukai orang lain,” sahutku.“Dia harus dihukum!” kata Susanti lagi.“Mbak, pakai baju ini. Seadanya yang penting bersih tidak ada darahnya. Semoga team medis segera datang,” kataku seraya memberikan baju tunik Susanti.“Pelan-pelan Mbak, sakit,” ucapnya.Aku menggantikan pakaian Mbak Gina dengan sangat hati-hati. Lukanya benar-benar mengerikan.Brak! Brak! Brak!Kami terlonjak kaget saat pintu kamar Susanti digedor-gedor. Kulihat jam 10 menit lagi azan subuh.Aku dan Susanti bergegas mendorong meja dan sofa untuk mengganjal pintu.Tok!Tok! Tok!Ceklek!Ceklek!Ceklek!Handle pintu berusaha dibuka.Aku segera menelepon Mas Fais. Nihil tidak dijawab karena azan sudah berkumandang.“Ssstt ... sepertinya orangnya pergi,” bisik Susanti
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

BAB 497. Meringkus Mas Fawas.

“Hei, siapa kalian!” seru Mbak Wulan. Alhamdulillah akhirnya dia datang.Lalu terdengar orang saling berkejaran“Fais, ada apa?” tanya Mbak Wulan lagi. Alhamdulillah suamiku juga sudah datang.Aku dan Susanti kembali mengembalikan posisi sofa dan meja di tempat semula dan bergegas membuka pintu.“Mas?” Aku langsung memeluk Mas Fais. Aduh, kenapa aku jadi gini ya, dih, lebai banget. Rutukku sendiri.“Cepat tolong mereka!” titah Mas Fais.Beberapa orang yang kutahu itu petugas medis membawa Mbak Gina.“Ada apa? Kenapa tidak ada yang menjawab pertanyaanku?” tanya Mbak Wulan.“Panjang Mbak ceritanya, tapi itu Mbak Gina terluka karena Mas Fawas,” jawab Susanti.Aku dan Susanti menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Mbak Wulan sepertinya tidak percaya, tapi bukti cukup kuat.“Kita lihat CCTV nanti,” sahut Mas Fais.“Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan. Aku tidak tahu apa-apa setelah acara semalam aku tidur mungkin karena efek min obat batuk, jadi sama sekali tidak dengar apa pun. Kalau bib
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

BAB 498. Bisa menguasai.

🌸🌸🌸POV Kayla.“Kay, Emak kenapa?” tanya Bang Dafa tiba-tiba masuk ke kamar rawat emak. Padahal baru saja aku mau telepon dia.“Aku tidak tahu, Bang. Aku tadi baca WA dari nomor asing terus Mak teriak-teriak enggak jelas. Itu HP-nya langsung dibanting terus Emak jadi ngomong sendiri dan seperti ketakutan begitu,” jawabku mencoba serileks mungkin menjelaskan keadaan emak. Kalau aku gugup dan takut-takut pasti Abang Dafa akan mencurigaiku. Apalagi dia dokter kejiwaan.“Mak, kenapa? Ada masalah apa? Coba katakan padaku,” bujuk Bang Dafa.“Tidak! Mereka sudah mati. Aku tidak bersalah bukan aku yang bunuh mereka!” teriak emak saat ditanya Bang Dafa.“Mak, kenapa? Ini aku, anakmu!” Bang Dafa pun teriak histeris.“Tidaaaakk! Jangan dekat-dekat aku!” seru emak lagi. Emak berusaha mendorong Bang Dafa.Aku tentu saja menikmati pemandangan di depanku ini. Bagus kalau emak begini terus, maka aku pastikan dalam waktu dekat emak akan semakin menjadi gila dan akhirnya alam yang akan menyeleksiny
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

BAB 499. Meneror.

POV Kayla. "Bang, aku rasa yang diucapkan Emak ada benarnya juga. Jadi, siapa yang kaya mendadak di kampung kita bisa kita curigai sebagai pencurinya. Abang kan, tahu semua orang di kampung kita memiliki pandangan bermacam-macam pada emak dan juga bapak. Kalau orang luar kampung kemungkinan besar tidak deh, Bang. Kan, mereka takut sama kekuasaan bapak. Kalau orang kampung kita pasti beranggapan tidak akan dicurigai,” kataku asal menelaah semoga saja Bang Dafa percaya kalaupun dia tidak percaya setidaknya emak yang percaya. Bicaraku ini sudah seperti racun merasuk dalam jiwa, emak akan percaya-percaya saja dan kemudian membunuh enak secara perlahan namun pasti.“Sepertinya tidak begitu, Kay, teorinya, tapi ya, boleh juga pendapat kamu. Nanti aku akan bicarakan pada anak buahku untuk mereka menyelidiki di kampung kita juga,” jawab Bang Dafa.“Kalau menurut Emak juga gitu, Daf. Pasti orang-orang yang selama ini sirik dan iri dengki pada kita yang sudah menguras habis harta kita. Po
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

BAB 500. Emak ketakutan.

POV Kayla. “Emak, ih, kok, galak banget, sih!” kataku kesal. “Maaf Emak, tadi sedikit kesal sama orang. Ada apa, Kay?” tanya emak lagi. Kuarahkan kamera pada bapak yang sedang terbaring lemah dengan selang oksigen di hidungnya. “Lihat tuh, Mak, Bapak lagu tidur, kan?” ucapku. “Ya, ampun. Bapak separah itu?” tanya Mak terkejut. “Iya, lah, Mak. Kan, tadi aku sudah bilang. Emak sih, enggak percaya,” jawabku pura-pura merajuk. “Kalau gitu kamu saja yang bawa Emak ke sana. Begitu Bapak bangun Emak harus bicara empat mata dengannya." “Iya, Mak. Aku ke sana, ya?” Kumatikan vicall dan segera kembali lagi. Andai saja aku tidak ingat misi yang sedang kujalani aku tidak sudi bolak-balik ke sana ke mari jadi antek emak mertuaku. Baru saja aku menggeser bangkuku bapak bangun. Oke, baiklah aku akan lakukan ini padanya. Segera kuambil kertas dari dalam tasku lalu menggulungnya seperti bentuk terompet dan segera sembunyi di bawah ranjang bapak. “Hai, juragan? Ingat aku? Sobri yang dulu kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

BAB 501. Meracau tidak jelas.

“Ha ha ... baru begitu saja kamu, sudah ketakutan. Apa kamu lupa bagaimana takutnya kami dulu? Kini saatnya pembalasan. Tunggulah kematianmu,” ucap abangku lagi. “Heh, kamu siapa! Tidak usah macam-macam, ya! Pasti kamu salah sasaran, salah sambung! Aku peringatkan, ya, jangan coba-coba untuk mengganggu emak mertuaku lagi!” teriakku pura-pura membela emak. Kumatikan telepon tepat saat Suster datang. “Ada apa, Mbak?” tanyanya. “Selang infus Emak mertuaku lepas Sus, tolong dibenerin,” pintaku. “Loh, kok, bisa begini?” Aku menggeleng tidak tahu. Sebenarnya aku pun bisa memasangkannya sendiri, tapi aku tidak lakukan itu. Aku tidak sudi membantu nenek peyot ini lagi. “Nah, sudah aman. Bu, tolong ya, selang infusnya jangan dilepas lagi. Ini berbahaya apalagi kalau sampai tidak ketahuan begini.” Emak mengangguk. Telepon kembali berdering. Emak melarang ku mengangkatnyabahkan emak sampai melempar bantal ke arahku. “Mak, kok, marahnya padaku, sih? Aku ini kan, sedang berusaha melindungi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4849505152
...
62
DMCA.com Protection Status