POV Fawas E, buset ini perempuan tidak ikhlas sekali menolongku. Aku tarik lagi ucapanku yang merasa terharu padanya. âKamu tunggu di sini ya, Mas, jangan ke mana-mana itu ada pohon pisang di depan aku mau ke sana ambil batang pohon pisang yang busuk untuk mengurangi demam kamu. Roy, ayo, bantu aku!â âAa, iya! Ya, ampun jangan sakiti aku gitu napa, kok, aku jadi berasa ikut emak tiri,â protes Roy. Aku yakin Susanti memukulnya lagi. âCepat, enggak usah banyak omong!â bentak Susanti. Kudengar langkah kaki mereka yang menjauh, tapi masih terdengar suara mereka berdua. Itu artinya memang mereka tidak jauh dari sini. âBagaimana caranya, aku takut ada hantu poci, buruan!â teriak Roy. Dasar tulang lunak! âAmbil kayu, itu cepat!â pinta Susanti. âTerus, iya digorok-gorok begitu, sampai putus!â ucap Susanti lagi. âAa, capek aku! Tenagaku tidak kuat!â âHarus bisa! Kamu itu laki, mau kutonjok mukamu!â Ancam Susanti. Jangan pingsan, jangan drop, ayolah, aku pasti bisa! âMas, Mas, kamu
Terakhir Diperbarui : 2022-11-26 Baca selengkapnya