POV Kayla. “Tidak bisa, Mak, takut dimarah Suster dan Dokter,” jawabku. “Emak janji tidak akan melukai diri Emak lagi, Kay.” “Beneran, Mak?” tanyaku memastikan. “Iya, Kay, benar. Emak tidak akan melukai diri Emak sendiri.” Akhirnya kulepaskan ikatan tangan dan kaki emak. Aku memapahnya ke kursi roda dan membawanya ke ruangan di mana bapak mertuaku berada. Kabarnya semalam jam 19.45 WIB bapak sudah selesai operasi. Kemungkinan siang ini pun bapak sudah sadarkan diri. “Kay, ayo, buruan dorong kursi rodanya,” pinta emak. “Pelan-pelan saja, Mak, sambil lihat bunga-bunga itu yang bermekaran dengan begitu Emak jadi merasa bahagia,” jawabku. “Emak takut ketahuan suster dan dokter, Kay.” “Enggak usah takut, Mak. Mereka kerja di rumah sakit milik Emak harusnya mereka itu hormat pada Mak,” kataku mengompori. Sesampainya di ruang rawat bapak, emak langsung menangis histeris. Ya, elah, mati aja belum sudah ditangisi. “Mak, kenapa nangis, Bapak baik-baik saja itu lihat masih bernafas,
Last Updated : 2022-11-23 Read more