Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 331 - Chapter 340

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 331 - Chapter 340

614 Chapters

BAB 331. Diculik.

“Permisi, Nak, mau tanya toko ini sebelah mana, ya?” tanya seorang nenek padaku. Dia memberikan secarik kertas padaku bertuliskan alamat toko sepatu.Aku celingukan barang kali dia bersama seseorang.“Nenek sendirian?” Beliau mengangguk.“Nenek, mau beli sepatu untuk cucu di rumah. Tadi dia tidak ikut karena belum pulang sekolah.”“Oh, coba Nenek tanya sama tukang parkir di sana pasti tahu. Kalau aku belum begitu paham karena hanya belanja kain saja,” jawabku.“Cari siapa dia, Mbak?”“Tanya toko sepatu, San.”“Nek, coba tanya sama tukang parkir saja sana. Kami juga sibuk mau belanja,” ucap Susanti.Nenek itu mengangguk lalu berjalan menjauh.“San, kasihan loh, ih, kamu itu. Tunggu sini, ya? Aku antar nenek itu ke tukang parkir.” Susanti mengangguk aku berlari menyusul nenek itu.“Nek, tunggu!” teriakku. Nenek itu sepertinya tidak dengar dia terus berjalan ke arah sebuah mobil. Lah, orang kaya rupanya. Pasti dia diantar sopirnya. Kenapa belanja di pasar tidak di mol saja?“Nenek, mau n
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more

BAB 332. Siapa dia?

“Kita lewat tol saja. Capek gue kalau lama-lama di perjalanan begini.”“Sabar ini gue masih cari jalan yang dekat menuju tol.”“Lagi pula Bos ini ngapain lah, nyulik orang dibawa jauh-jauh segala.”“Protes aja, lu! Diam! Berisik tahu enggak! Yang penting kita kan, dapat duit banyak. Apalagi tugas kita gampang cuma bawa sasaran saja ke tempat yang sudah kita sepakati dari pada sebelum-sebelumnya kira disuruh bunuh dulu. Mana bayarannya lebih banyak ini dari pada kerjaan kita sebelumnya.”Hening, mereka berdua diam lalu menyetel musik kuat-kuat. Kupingku rasanya mau jebol, tapi aku bisa apa? Tangan, kaki, mulu, mata semua tak luput dari sasaran mereka diikat.Aku sejak tadi menunggu obrolan mereka tentang siapa bosnya, tapi sayangnya mereka tidak menyebutkan nama sama sekali. Sekarang mereka malah asyik karaukean tidak jelas.“Hati-hati jalanan becek dan licin. Ck, kalau gini caranya gue akan minta ongkos lebih besar dari yang kita terima. Enak saja jauh, hujan, lapar, kok dibayar dikit
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more

BAB 333. Pelarian.

Assalamualaikum ... yuk, lanjut lagi bantu follow akunku yaaa ... terima kasih 🙏Happy reading everyone 💕POV Reni.🌸🌸🌸"Permisi, Bu, tahu alamat ini? Rumah Bu Supeni.” Aku bertanya pada seseorang yang tidak aku kenal.“Oh, ini Eneng lurus saja, nanti ada pertigaan belok kanan, lurus lagi lalu ada perempatan belok kanan lagi, nah rumahnya paling ujung agak naik ke bukit,” jelasnya, meski aku tidak terlalu paham, tapi untuk arah yang pertama dan patokannya aku mengerti. Di sini masih langka sekali rumah dan jaraknya lumayan jauh-jauh yang dibilang ibu yang kutanya barusan yang katanya dekat, tapi kurasa itu sangat jauh. Aku terus berjalan menyusuri jalanan tanah merah ini.Aku ada di dusun Sukomakmur. Jauh sekali dari pusat kota. Ini dusun perbatasan dengan Provinsi Bengkulu. Perjalanan pun seharian lebih.Di sini masih sangat alami, listrik sudah masuk, tapi hanya beberapa saja yang pakai seperti Masjid dan balai desa.Semalam aku menginap di Masjid tanpa sepengetahuan penduduk
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more

BAB 334. Melarikan diri ingin sembuh.

POV Reni.Di sini juga susah sekali signal. Hanya dapat signal 1 biji, tapi lumayanlah ini bisa untuk menghubungi ibuku.Benar kan, apa yang aku bilang? Jaraknya jauh sekali. Aku harus lebih cepat jalan agar cepat sampai. Konon Mbah Supeni orangnya baik sekali semoga saja dia mau menerimaku apa adanya.Aku benar-benar ingin sembuh, meski kata dunia medis penyakitku ini tidak ada obatnya. Ah, terserah saja yang penting aku berusaha dulu. Andai si bangs*t bapak tiriku tidak mencabuliku pasti aku tidak akan menderita penyakit seperti ini. Aku yakin sekali dia yang menularkannya padaku.Kalau aku tertular begini pasti ibuku tertular juga, apa ibu sakit-sakitan karena ini? Ibu pun makin hari makin kurus, bedanya wajah ibu tidak memburuk, tapi kenapa wajahku memburuk? Apa susuk yang aku pakai sudah luntur? Kan, aku tidak melakukan pelanggaran. Apa karena aku ceroboh jadi secara tidak sengaja aku melanggar sendiri? Kalau wajahku burik begini akan menyulitkanku untuk mencari pekerjaan lagi na
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more

BAB 335. Takut.

POV Reni. Nikmat sekali makanan ini aku sudah habis dua. Biasanya aku tidak doyan makanan kampung seperti ini bagiku dulu pantang sekali makan makanan orang desa. Tidak level bisa menurunkan derajatku. Kali ini aku tidak mau mati kelaparan jadi terpaksa memakannya dan ternyata rasanya juga enak sekali. Mbah Supeni, terlihat memperhatikanku bukan hanya itu sepertinya sedang mengamatiku. Pasti dia heran aku bisa jelek begini. Dia saja sudah nenek-neneknya masih cantik lah, aku yang masih mudah sudah seperti nenek-nenek. “Kalau sudah selesai makannya, Neng mandi saja dulu di belakang ada kamar mandinya. Sepertinya kalau mandi badan Neng kembali segar.” “Iya, Mbah, eh, Bu. Aku memang sangat lelah dan ingin mandi dari kemarin aku tidak mandi,” jawabku. “Hati-hati licin di sini masih tanah merah juga tanah liat. Kalau kamu tergelincir kasihan anakmu yang di dalam perut.” “Iya, Mbah, eh, Bu. Em, anu, itu aku mau tanya apa Mbah Supeni benar-benar orang sakti yang bisa mengobati penyakit?
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more

BAB 336. Orang baik.

POV Reni.Satu, dua, tiga, empat, ada banyak nisan di sini. Tertata rapi. Iya, ini kuburan yang memang dengan sengaja sepertinya disiapkan untuk orang-orang yang datang ke sini. Ngeri sekali. Aku tidak mau di sini. Aku tidak mau mati!“Neng! Ngapain kamu di sana, ayo, masuk! Anginnya kencang!” teriak Mbah Supeni membuyarkan lamunanku. Aku gegas naik ke atas lagi meninggalkan rasa penasaranku tentang kuburan-kuburan itu.Saat aku masuk Mbah Supeni sedang menuangkan bubur sumsum di mangkok. Harum sekali bau pandannya. Duh, perutku meronta lagi.“Ayo, dimakan, Neng, biar kenyang kasihan anakmu yang di dalam perut dia juga pasti kelaparan.”Aku menyendokkan bubur ini ke mulutku. Hangatnya jahe menghangatkan tenggorokan dan perutku.“Alhamdulillah ... ini enak sekali, Mbah,” ucapku.Mbah Supeni senyum-senyum.Tunggu dulu barusan aku ngomong apa? Alhamdulillah? Bahkan seumur hidupku jarang sekali aku mengucapkan kalimat toyibah itu.“Habiskan, kalau masih lapar ada nasi sama sayur terong di
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more

BAB 337. Kehormatanku.

“Jangan kurang ajar! Lepas!” teriakku. Sekuat tenaga. Kutendang dadanya, tapi meleset yang kena justru bahunya. Dia mental lalu tertawa terbahak-bahak.Lagi-lagi aku berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan tanganku ini.“Mau kamu apa, hah? Jangan jadi pecundang!” makiku.“Masih, saja galak! Sama seperti dulu. Lakukan lagi, ayo! Justru aku suka dengan caramu berontak begini!” serunya.“Aku mau kamu. Nikamtilah malam ini malam kita berdua,” ucapnya ngawur.“Kamu pikir aku sudi bersama kamu?! Sampai aku mati pun tidak akan pernah mau! Dasar banci beraninya dengan perempuan lemah!”“Lemah? Bagiku, kamu itu tidak lemah. Kamu keras kepala, menantang dan juga mematikan!”“Omong kosong! Dasar banci!” umpatku lagi. Aku benar-benar tidak bisa mengontrol emosiku.Dia melempar pisau itu tepat di depanku. Aku tahu pasti dia sengaja tidak melukaiku dia hanya mengancamku.“Pisau itu tajam dan siap memangsa korbannya. Apa kamu mau jadi korban selanjutnya?” ujarnya lagi.“Bunuh saja aku dari p
last updateLast Updated : 2022-10-07
Read more

BAB 338. Perlawanan.

“Kamu yang buat aku begini Fatki, kamu harus bertanggung jawab! Tenang saja aku tidak akan berpaling darimu!” ucapnya lagi seraya melepaskan ikatan tanganku yang menyatu dengan tiang penyangga.Parfum ini? Sepertinya aku kenal. Parfum yang sangat familiar di hidungku.“Ayo!” Diseretnya aku menuju ranjang di sebalah kiri.“Lepas!” teriakku. Aku berontak sekuat tenaga.Diikatnya lagi tanganku ke atas menyatu dengan dipan.“Kurang ajar! Lepaskan aku!” teriakku.“Kamu bilang tidak takut, bukan? Buktikan rasa tidak takutmu itu. Semakin kamu berontak semakin aku suka!” jawabnya santai.Aku lemas sekali tenagaku terbuang sia-sia. Tenggorakanku juga sakit. Rasanya aku ingin menyerah saja.Pria ini menarik dan berusaha melepas celana legingku. Aku pun berusaha sekuat tenaga untuk melawannya.“Ayo, Fatki memohon padaku lalu menyerahlah. Aku akan senang jika kamu lakukan itu! Atau kita langsung saja menikmati malam kita berdua. Aku sudah mendambamu sejak dulu. Aku inginkan kamu seutuhnya. Janga
last updateLast Updated : 2022-10-07
Read more

BAB 339. Kabur.

Bruk!Aku berhasil sampai luar.Kudengar teriakan pria itu memanggil anak buahnya. Aku lari sekencang-kencangnya sembunyi di balik pohon beringin.Dari sini aku bisa mengintip pria itu memarahi anak buahnya lalu mereka bertiga berlari ke arahku dan tepat berhenti di depan pohon beringin ini.“Gue yakin larinya ke arah sana, Bos!”“Sana mana! Itu hutan jati! Mana berani dia!”“Tapi, Bos, hanya ke arah sana yang bisa tembus ke dusun kecil itu!”“Dusun itu terlalu jauh. Jangan ngaco lu orang!”“Memang terlalu jauh Bos, tapi ini jalan pintas yang paling cepat.”“Memang dia tahu kalau di sana ada dusun! Cepat cari, pasti masih ada di sekitar sini! Gue tahu dia takut gelap!”“Ba—ik, Bos!”“Cari sampai dapat kalau tidak bayaran kalian separonya tidak gue kasih!”“Ba—ik, Bos!”"Lu cari sendiri Dul, Lu bantu gue obati luka gue ini!”“Siap, Bos!Srek!Srek!Mereka menjauh dari pohon beringin ini.Alhamdulillah setidaknya aku bisa istirahat sebentar saja. Aku lapar dan juga haus jika aku paksaka
last updateLast Updated : 2022-10-07
Read more

BAB 340. Berhasil.

K~u 🌸🌸🌸Kokokan ayam jantan berhasil membangunkanku. Aku tertidur di bawah pohon jati. Pagi, apa ini sudah pagi? Mana matahari? Kenapa masih gelap? Aku lihat sekeliling langsung tersadar bahwa aku masih dalam bahaya.Penjahat-penjahat itu ke mana? Apa mereka telah menyerah mencariku?Aku segera bangun dan melanjutkan perjalananku. Meski takut menyelimuti hati. Aku terus berlari menuruni bukit hutan jati ini menembus gelap dan kabut pagi. Suara-suara menakutkan itu yang seperti memanggil-manggil namaku tidak aku pedulikan. Apa pun yang terbang di atasku pun tidak aku pedulikan. Pandanganku fokus ke depan apa pun yang terjadi.Bug!Aku tersangkut akar, bukan akar. Itu ular.“Aaaaa!” Aku teriak sekuat tenaga karena rasa takutku.“Di sana!”Mereka! Ya, Tuhan, mereka masih ada di sekitar sini!Aku lompat melewati ular yang melintas dan mendongakkan kepalanya ke arahku.Aku kembali lari sekuat tenaga. Masuk lebih dalam ke hutan jati ini.“Ha ha ... kamu mau ke mana, manis?” Salah sat
last updateLast Updated : 2022-10-07
Read more
PREV
1
...
3233343536
...
62
DMCA.com Protection Status