POV Risa."Pecund*ng lu, Daf. Jadi laki tidak tegas. Mleyot-mleyot!”“Tutup mulut Lu, kalau tidak tahu apa-apa!”“Gue, tahu dalamnya lu, gimana! Maka dari itu gue bilng lu itu pecund*ng!”“Sekali lagi mulut lu ngatain gue pecund*ng gue gampar lu!”“Silakan, tinggal pilih saja mau yang mana? Pipi, perut, atau yang lain, gue sama sekali tidak takut sama lu!”“Arrghh!”“Beraninya Cuma ngancam dong!”“Pergi lu, dari sini! Jangan ikut campur urusan hidup gue!”“Ikut campur? Justru gue kesini mau kasih pelajaran ke lu, ingat Daf, orang selamanya tidak akan terus jaya seperti lu, sebaiknya lu manfaatin keadaan lu ini. Jangan mleyot! Lu, pasti tahu dan paham!”“Jangan sok, tahu? Lu, ngiri sama gue, hah! Lu, ngiri!”“Cih, ngiri kok sama lu? Enggak level!”“Lu, mau apa ke sini! Mau apa! Kalau bukan mau ikut campur urusan hidup gue?!”“Gue mau kasih tahu ke lu, pilih salah satu dari mereka, jangan sok! Jadi laki harus gantle! Akuilah kalau lu itu sudah kalah!”“Kalah?”“Iya, kalah. Bukankah lu s
Last Updated : 2022-10-21 Read more