“I—tu, be—nar orangnya?” tanya Mas Fais. Lah, dia pun belepotan ngomongnya.“I—ya, benar, Mas. Itu orangnya, tapi ada tiga orang,” jelasku.“Mudah-mudahan dengan ditangkapnya dia akan memberi petunjuk lain ya, Mbak, dan kita segera tahu siapa dalang dari kejahatan ini.”“Iya, Mas, semoga saja.” Lalu kuceritakan semua kejadian tadi di rumah sakit pada Mas Fais.“Kirim nomor teleponnya biar anak buahku yang lacak. Kirim juga tangkap layar percakapan dari nomor itu.”“Baik, Mas, akan segera aku kirim.”“Mas ... em, terima kasih banyak sudah menolongku sejauh ini. Aku ....”“Kembali kasih. Cepat kirim ya, Mbak. Aku sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Mas Fawas tiba-tiba drop lagi.”“Ya, Allah iya, Mas. Salam untuk semuanya.”“Salam untukku tidak adakah?” tanya Mas membuatku deg-degan.“Mas, anu, itu Mas Nanang sudah manggil aku. Assalamualaikum ....” Segera kuakhiri obrolan. Aku tidak bisa mengontrol ritme jantungku kalau ngobrol dengan Mas Fais. Dia sudah berhasil membuatku salah ti
Last Updated : 2022-10-26 Read more