Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 381 - Chapter 390

614 Chapters

BAB 381. Informasi akurat.

POV Fais.“Semuanya benar, Mas. Nama dia, Robi Ferdiansyah, tapi kami di kampung lebih mengenal dengan nama Robi. Dia adik sepupu Mas Dafa,” terang Mbak Fatki lagi.Aku sedikit paham permasalahan.“Apa Mbak Fatki ada foto orangnya?”“Tidak Mas, itu nomornya ada di kartu namanya kan, sudah aku kasihkan ke Mas Fais.”“Astagfirullah iya, maaf Mbak aku gagal fokus.”“Harus fokus, Mas, tadi kan, Mas Fais duluan yang tanya ke aku.”“Iya, maaf aku hanya fokus pada kamu saja, Mbak.”“Apa, Mas?”“Eh, bukan apa-apa. Baiklah terima kasih informasinya, Mbak. Aku akan sampaikan pada Tupai.”“Eh, iya, Mas.”“Assalamualaikum, Mbak.”“Wa’alaikumsalam.”Aku segera mengirimkan ulang foto kartu nama kemarin pada Elang. Di kartu itu ada info sosial media milik dokter itu. Elang harus gerak cepat agar masalah ini cepat selesai. Aku tidak suka masalah berlarut-larut hingga menguap sendiri tidak jelas ke mana arahnya.“Astaghfirullah ... kalian mengagetkanku saja,” seruku karena sudah ada dua mahasiswi ya
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

BAB 382. Ternyata mereka.

POV Fais. Hebat sekali Elang, bisa masuk rumah orang tanpa sepengetahuan tuan rumah. CCTV? Itu hal mudah bagi mereka untuk mengatasinya.[Kerja bagus. Keluar dari sana salat asyar dulu. Setelah itu lakukan lagi tugas kalian!] titahku.Foto ini bukan sesuatu foto yang penting menurutku. Hanya untuk memastikan bahwa mereka sudah ada di dalam rumah dokter itu. Segera Kuputar rekaman suara yang dikirimkan elang.Ini suara dokter itu sendang marah-marah dengan seseorang. Risa? Ya, dia menyebut nama itu.[Ikuti orang ini ke mana pun mereka pergi.] Kukirim foto Risa dan juga Dafa pada Elang yang lain.“Jingga, Biru, kita salat dulu, yuk!” Kuajak anak-anak Mas Fawas ke Masjid dekat rumah sakit. Mereka senang sekali. Celotehan dari mereka berdua mampu mengusir rasa lelah dan capekku.[Mereka pergi ke pantai, bos!] Kubaca pesan dari Elang disertai foto Risa dan Dafa.[Cari tahu apa yang mereka bicarakan!][Bos, dua pergerakan mendekati markas.] Dari Tupai.[Biarkan mereka membawa sandera. kali
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

BAB 383. Kabur? Jangan harap!

Pov Fais.[Baik, Bos!][Bos, sandera dibawa ke sebuah rumah. Mereka berempat.] Lapor Tupai.[Dengarkan apa yang mereka bicarakan. Salah satu dari kalian hubungi polisi laporkan medannya.][Siap laksanakan, Bos!][Tangkap mereka malam ini. Jangan lakukan kekerasan kalau mereka tidak menyerang kalian lebih dulu. Amankan anak dan istrinya. Jangan ambil apa pun yang ada di sana.][Baik, Bos!]Alhamdulillah satu kelompok dari mereka sudah berhasil Tupai sergap. Kini tinggal otak dari masalah ini.Gegas aku kembali ke resto. Anak-anak Mas Fawas rupanya tidak mau makan padahal sebentar lagi isya.“Kok, enggak dimakan?” tegurku.“Ayah lama banget sih, ke toiletnya makanya kami malas makan.”“Maaf, Ayah tadi mules sekali jadi ya, sedikit lama. Mana pesanan Ayah?”“Ini, ih, Ayah kok, enggak lihat, sih,” jawab Jingga, dia tertawa riang memperlihatkan gigi depannya yang menghitam.Kami makan dengan lahap. Aku sengaja membuat pertandingan balapan makan agar mereka makannya cepat. Setelah ini aku
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

BAB 384. Sudah biasa.

POV FAIS.Happy reading 💕“Buka! Buka pintunya!” Kami yang sedang bersiap untuk berangkat kajian rutin di pesantren tentu saja kagrt mendengar teriakan ibunya Risa.Mamah memberi kode pada satpam untuk membukakan pintu pagar.“Kamu itu ya, jadi mantu biadab! Jadi suami jahat! Jadi laki-laki lembek!” maki ibunya Risa seraya memukuliku menggunakan sendal hak tingginya.“Istighfar, Bubes! Istighfar!” Mamah berusaha menghentikan.Aku pasrah saja, biarlah dengan begini mungkin akan membuat hatinya lega dan juga puas.“Hentikan!” Suara bariton papah mampu membuat mantan ibu mertuaku terdiam.Beliau menjatuhkan dirinya ke lantai lalu menangis sejadi-jadinya.Aku iba melihatnya terpukul begitu, tapi aku pun tidak bisa membiarkan kejahatan anaknya semakin menjadi. Saat ini mungkin Risa hanya mampu menyuruh orang-orang untuk berbuat jahat, suatu hari nanti dia bisa jadi akan lebih kejam karena satu kejahatannya dilindungi.“Bebaskan Risa. Kasihan dia. Demi apa pun jangan kamu sakiti Risa le
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

BAB 385. Keras kepala.

POv Fais.“Bukti akurat, Bu. Kepolisian juga tidak asal menghukum orang. Lebih baik Ibu pulang saja karena percuma mau Ibu memohon padaku seperti apa pun aku tidak akan mengabulkannya," tegasku.“Benar-benar biadab kamu! Jahat! Aku sumpahi hidupmu akan sial seumur hidup. Kamu lebih memilih membela perempuan yang baru kamu kenal dari pada istrimu sendiri! Risa itu masih istrimu. Pengadilan belum ketuk palu! Tega kamu, Fais! Menyesal aku sudah menikahkan Risa denganmu! Dunia akhirat aku tidak akan ridho!” maki beliau lagi.Astaghfirullah ... kalau bukan orang tua sudah aku bantah setiap ucapannya.“Jangan ngaco, deh, Tante. Mas Fais itu sama Mbak Risa sudah lama cerai secara agama. Itu bukan mutlak kesalahan Mas Fais, tapi anak Tante sendiri yang kegatelan dengan laki-laki lain, jadi jangan asal nuduh Mas Fais yang tidak-tidak!” sahut Zahra.“Tahu apa kamu! Kamu hanya anak ingusan kemarin sore. Anak bau kencur! Kamu tidak ubahnya seperti ibumu, pendusta. Membela yang salah! Aku benar-b
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

BAB 386. Tak terima.

POV Fais.“Fais, anggap ini permintaan terakhir Ibu. Setelah ini Ibu tidak akan lagi meminta apa pun dari kamu. Setelah ini keluarga Ibu akan enyah dari hidupmu. Ibu mohon?” ucap beliau lagi. Sekarang beliau malah ikut-ikutan Sekar, bersujud di kakiku.Aku memberi kode pada Satpam. Mereka langsung menyeret Sekar dan ibunya ke luar dari rumah ini.“Set*n ya, kalian semua! Bab*, anj***. Aku sumpahi hidup kalian tidak akan berkah. Aku akan kabarkan pada semua orang tentang kejatahan kalian ini. Kalian sudah zolim pada kami. Kalian harus menderita seperti yang kami rasakan! Anj***!” Sumpah serapah keluar dari mulut ibunya Risa yang sudah berkali-kali umroh dan berhaji.Astaghfirullah ... apa aku salah ya, Rabb.Mamah memelukku dan mengajakku masuk. Kajian hari ini kami batal berangkat.Sampai di ruang tamu, Zahra masih terlihat bete, meski papah berusaha menghiburnya. Si bungsu itu memang unik. Marahnya akan meledek-ledak jika ada yang memancing emosinya, tapi kami di rumah juga jadi sas
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

BAB 387. Suruh siapa?

POV Fais. “Belum tahu, Dik. Belum ada informasi lagi dari anak buah Mas.” “Pasti mereka menyiapkan pengacara handal, Mas. Duit mereka kan, banyak.” “Kita juga siapkan pengacara handal, dong. Masa iya, kita kalah dari orang jahat.” “Setuju sih, Mas. Jangan samapi mereka lolos setidaknya mereka harus merasakan dinginnya jeruji besi. Terkurung di sana.” “Setuju. Semoga saja bisa memberi efek jera dan Risa benar-benar taubat.” “Karirnya pasti hancur Mas. Tidak akan dan rumah sakit yang mau menerima dia kan, bertindak kriminal.” “Bisa jadi, tapi kalau tidak tahu ya, insya Allah aman. Calon suaminya orang kaya, Dik, kabarnya sedang bangun rumah sakit di daerahnya sana. Bisa saja kan, dia dinas di sana. Mungkin nanti ada sangsinya tersendiri. Mas kurang paham yang penting sekarang ini Mbak Fatki sudah aman dan dia bisa bebas beraktifitas.” “Egehm ... segitu sayanganya ... setelah ini langsung halalin, Mas.” “Insya Allah.” “Mamah, sama Papah setuju, kan?” “Setuju-setuju saja asalkan
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

BAB 388. Pertarungan.

Pov Fais.Jumlah tupai kalah telak.[Tupai tersudut. Kalian di mana!][Mendekati lokasi, Bos!][Hubungi polisi!][Sudah, Bos!]Was-was aku lihat pemandangan di depanku.Tupai benar-benar terpojok.“Letakkan senjata kalian!” teriak salah satu di antara mereka.Tupai tidak gentar justru mereka mengambil posisi siap bertarung.[Tupai dalam bahaya! Kalian lama sekali!][Maaf Bos, kami pun di hadang. Kami di belakang kalian.] Balas Elang.Astaghfirullah mereka niat sekali untuk mencelakaiku.“Mati atau menyerah!” bentak rombongan itu lagi. Tupai diam saja. Posisinya tetap seperti semula. Mereka saling mengacungkan senjata tajam.Siapa preman-preman ini? Sepertinya kelompok baru? Karena kalau kelompok lama di pasar seluruh kota Bandar Lampung ini sudah papah sejahterakan dan disuruh kembali ke jalan yang benar.Jarak ke duanya makin dekat. Aku pastikan hitungan ke tiga akan terjadi baku hantam.“Menyerahlah, kalian terpojok!” bentak preman-preman itu lagi.Jumlah mereka yang puluhan memang
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

BAB 389. Siapa pelakunya?

Assalamualaikum selamat pagi semuanya Alhamdulillah Fatki sudah tayang bab baru lagi. Bantu follow akunkun, ya? Akun youtube dan Tiktok juga.Well happy reading 💕 Wajib like dan komentar. Mood booster banget aku baca komentar dari kalian semua. Andai nulis bisa secepat kilat sudah pasti aku up 5 bab tiap hari.🌸🌸🌸POV FAIS.Aku diantar anak buahku ke rumah sakit terdekat. Luka-luka di badanku rasanya perih sekali. Karena tadi aku sempat terperosok beberapa kali ke semak-semak yang penuh dengan rumput putri malu setinggi pinggang orang dewasa.Untung saja tadi aku tidak bawa Biru dan Jingga. Mereka tadi merengek minta ikut syukurnya ada Wulan yang membujuk mereka.[Bos, preman-preman tadi kembali ke asalnya.] Lapor Elang.[Rumah atau markas?] jawabku.[Rumah masing-masing. Kebanyakan rumah mereka masih berdekatan dengan penjahat yang kemarin malam kita sergap.][Terus awasi, temukan kepalanya. Lalu ancam!][Baik, Bos!]Sampai di sini aku paham. Ternyata untuk menjadi orang baik da
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

BAB 390. Ternyata dia pelakunya.

POV Fais. Dafa tentu saja dia cuci tangan. Dia menghindariku. [Bos, target sudah kami ancam!] Elang kemudian melakukan panggilan video call denganku. Tampak bapak dari Dokter Robi di sekap oleh Elang 1. Elang 2 mengacungkan pistol tepat di kepalanya. Elang 3 mengintrogasi. “Jangan coba-coba menyerang balik Bos kami, kalau Anda sayang dengan nyawa Anda. Tinggal pilih masuk penjara atau masuk liang lahat!”Ancam mereka. Beliau sangat ketakutan dan mengangguk pasrah. “Preman-preman yang Anda sewa bukan lawan kami. Sekali libas mereka kocar-kacir. Paham!” Lagi-lagi beliau mengagguk. “Sa—ya jan—ji tidak akan melakukan itu lagi. To—long bilang ke Bos, kalian untuk mencabut perkara. Bebaskan anak saya,” ucapnya memohon. “Itu, tidak mudah. Silakan saja siapkan pengacara handal untuk melawan Bos, kami,” jawab Elang. “Camkan baik-baik. Kami bukan hanya sekedar mengancam. Nyawamu akan melayang!” “Sa—ya pa—ham ....” jawab beliau sambil menangis. “Cukup, Elang. Tinggalkan tempat itu,
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
62
DMCA.com Protection Status