Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 311 - Chapter 320

614 Chapters

BAB 316. Susahnya mengurus jenazah Sintia.

“Aamiin ... Mbak, semoga Allah ijabah doa-doa kita.”“Ngomong-ngomong gamisnya kurang berapa lagi, San?“20 stel, Mbak. Kemarin baju pesta sudah diambil uangnya sudah aku masukan laci sudah aku catat juga.”“Alhamdulillah ... kamu keren, San.”“Iya, kan, dibantuin Bulek juga. Kita butuh orang lagi deh, Mbak.”“Cari saja, San. Satu dulu, tapi yang pinter kayak kamu, ya?”“Siap, Bos! Alhamdulillah aku dibilang pinter.”“Iya, memang kok, biar kita enggak terlalu banyak ngajarin juga nanti malah waktunya habis. Kita nanti beli mesin jahit 1 lagi, San.”“Alhamdulillah ... Mbak, banyak uang, ya?”“Dari hasil jual tanah kemarin, San.”“Alhamdulillah ... semoga berkah untuk usaha Mbak Fatki, ya, Mbak?”“Aamiin ... San, berkah untuk kita semua.”“Mbak, tengok ke belakang deh, mobil itu ngikutin kita enggak, sih?”Aku langsung menoleh ke belakang. Benar saja itu, mobil yang tadi terparkir tidak jauh dari ruko.“Mungkin memang searah dengan kita, San.”“Iya, mungkin saja, Mbak. Palingan juga Mas
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

BAB 317. Hasil Lab Reni.

“Lepas! Atau kami tuntut! Anda tidak tahu siapa saya!” Mbak Wulan tiba-tiba merebut ponselnya dari tanganku.“Tuntut saja, Kak, kami pun tidak takut!” tantang yang punya salon.“Baik, siapkan pengacara terbaik kalian hadapi kami di pengadilan. Pemilik Mega Property yang tempatnya pun kalian sewa untuk membuka salon itu,” tegas Mbak Wulan lalu telepon itu dimatikan.“Bu, tolong panggil asisten rumah tangga Ibu, aku mau minta tolong sama dia,” titah Mbak Wulan.Tak lama art di rumah ini menghampiri kami.“Bibi, minta tolong cari tukang salon kecantikan di dekat rumah ini dan bawa ke mari. Berapa pun bayarannya bawa ke sini,” pinta Mbak Wulan. Bibi itu tetap berangkat meski terlihat bingung.“Ada apa ini? Ini tukang memandikan jenazahnya sudah datang. Sintia siap dimandikan, Bu,” tanya kakaknya Mbak Sintia.Ibunya Mbak Sintia menjelaskan duduk perkaranya pada anak laki-lakinya itu.“Memang wajib dilepaskah?”“Iya, Pak, betul memang harus dilepas. Kami akan periksa kondisi jenazah dulu, b
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

BAB 318. Tentang Ika.

“San, kita cari Masjid dulu, yuk! Kita salat duha dulu,” ajakku pada Susanti. Meski, aku lemas sekali, tapi aku paksakan untuk berdiri dan berjalan.“Apa di dalam tidak ada Musholanya, Mbak? Di luar panas sekali. Mbak tahu kan, aku masih perawatan biar glowing,” jawab Susanti.Kujawil hidungnya. “Tidak ada, San, ini kan, rumah sakit milik umat Kristen. Sekali pun ada pasti ngantre. Sudahlah jalan sebentar di depan pasar sana ada masjid besar lebih nyaman.”“Baiklah, Mbak Farki sudah baikan?”“Alhamdulillah sudah. Nanti dibawa salat pasti akan lebih baik lagi. Ayok!”Kami jalan beriringan, saat melawati tempat pendaftaran kami bertemu lagi dengan Mbak Sulis. Apa dia membooking dokter untuk Ika lagi?“Mbak Sulis!” teriak Susanti. Mbak Sulis pun tidak kalah hebohnya menyambut panggilan Susanti.Mereka lalu saling berpelukan. Untung saja orang-orang di sekitar kami cuek, sibuk dengan tujuannya masing-masing kalau tidak pasti mereka berdua sudah dimarah karena mengganggu kenyamanan orang l
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more

BAB 319. Takut tertular HIV

“Iya, dan Mas Arman pun sakit, tapi Citra belum kasih kabar lebih lanjut. Hanya memberi tahu kalau Mas Arman dirawat di rumah sakit,” jelasku.“Ya, Allah, ngeri banget sih, Mbak. Lalu ....” Mbak Sulis menatapku.“Aku tidak tahu Mbak, aku belum cek up. Aku takut sekali.”“Sabar Mbak, banyak berdoa. Hanya doa yang bisa merubah takdir kita.” Aku mengangguk.“Ika, apa sudah parah banget, Mbak?”“Kita dokter sih, kesehatan Ika membaik, tapi dia memang tidak boleh kecapekan. Kemarin kan, dia habis jalan-jalan itu, makanya kecapekan. Besok pasti kalau cek lagi dia dimarah dokternya. Kan, memang dia harus pola hidup sehat.” Aku mengangguk paham.“Mbak Sulis, hati-hati jangan pakai apa pun milik Ika.”“Iya, Mbak aku juga sudah tahu. Lagi pula aku sejak dulu tidak suka juga pakai barang-barang milik orang lain.”“Syukurlah kalau begitu. Kira-kira siapa ya, yang membawa virus itu?”“Ya, salah satu dari tiga orang itulah, Mbak.”“Iya, maksudnya kalau yang bawa adalah Mas Arman sudah pasti sejak
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more

BAB 320. Keras kepala.

[Aamiin ... terima kasih ya, Cit.][Iya, Mbak. Salam juga ya, untuk Susanti.]Tak kubalas lagi WA dari Citra. Sekarang pikiranku fokus mengingat-ingat saat aku bersama Mas Arman selama aku hamil dan selesai masa nifas. Itulah masa-masa di mana Mas Arman main serong dengan Reni dan Ika. Selama itu pula seingatku tidak mau dekat-dekat dan tidak suka bau badan Mas Arman.Aku memang kurang memperhatikan dia dan fokus menjahit. Mas Arman pun tidak menyentuhku sampai aku keguguran karena kelelahan. Saat itu Mas Arman berdalih kasihan padaku karena capek dan takut kehamilanku kenapa-kenapa karena memang punya riwayat lemah kandungan.Masa-masa hamil aman. Aku kira memang Mas Arman benar-benar tulus tidak mau menyentuhku karena sayang padaku dan calon anak kami, ternyata dia sudah punya tempat untuk menyalurkan hasratnya di luar sana. Sekaligus dua, Makanya dia tidak berselera padaku. Aku yang saat itu yakin cinta dia pun biasa aja. Fiks masa kehamilan sampai keguguran aman.Setelah nifas aku
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more

BAB 321. Reni tidak tahu diri.

“Dasar perempuan enggak ada akhlak pantas saja Tuhan kasih azab! Sudah gitu enggak sadar pula! Emang stres itu orang!” maki Susanti pada Reni. Bibirnya lucu sekali menyong kanan-kiri mirip sekali dengan emaknya kalau lagi ngomel.“Istighfar, San. Sudah biarkan saja kalau dia tidak mau diajak untuk bertaubat. Tugas kita selesai. Selebihnya biar jadi urusan dia dengan Tuhan,” sahutku.“Iya, aku tahu, Mbak, tapi tetap saja aku kesal sekali dengan manusia bebal enggak punya otak macam Reni.”Reni memang keterlaluan sudah jelas dia yang salah. Masih saja tidak terima dan malah menyalahkan Tuhan yang memberinya hidup. Itulah kalau nalar manusia sudah tertutup setan yang ada selalu saja bersuuzon. Padahal tidak akan ada akibat kalau tidak ada sebab. Reni begitu ya, disebabkan pola hidupnya yang terlalu bebas dan jauh dari ajaran Tuhan. Na’uzhubillah ....Loh, Nak Fatki, mau ke mana kok, buru-buru begitu, perasaan baru saja masuk ke ruangan Reni?” tegur Bu Bidan Sri. Beliau melepas sarung tan
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more

BAB 322. Takut bersentuhan dengan Reni.

Benar, mungkin saja begitu keadaan Reni.“Apa Reni selama di sini sikapnya baik, Bu Bidan?” tanyaku lagi pasalnya kalau dia aneh-aneh dan tidak hormat pada Bidan Sri, kan, keterlaluan.“Em, ya, begitu. Gampang marah dan juga suka teriak-teriak histeris. Dia menitipkan HP-nya pada suster minta dijualkan. Katanya tidak sanggup lihat wajah cantiknya yang dulu dengan wajah dia yang sekarang,” jelas Bu Bidan.Susanti cekikikan mendengar itu.“Kalau susuknya habis apa Reni bisa kembali seperti dulu, Bu Bidan?”“Kurang tahu, juga, tapi semoga saja perlahan membaik kalau dia rajin ibadah dibarengi perawatan.”“Boro-boro ibadah. Dikasih tahu saja bikin kesal, kok, Bu Bidan. Untung Bu Bidan sabar. Kalau tidak pasti itu Reni sudah dibuang di jalanan,” sahut Susanti.“Itu sudah resiko kami sebagai tenaga medis profesional. Bagaimana pun sifat pasien, kami harus terima dan kami harus layani. Karena menjadi orang sakit itu tidak mudah. Menjadi orang sakit itu banyak sekali hal-hal yang tiba-tiba mu
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more

BAB 323. Ibu dan Mas Nanang syok.

“Astaghfirullah ... Mbak, mukanya kenapa. Ngeri amat?” celetuk salah seorang ibu rombongan yang baru saja masuk. Pasti mereka hendak menjenguk bayi yang tadi baru saja dilahirkan.Reni tidak menjawab, dia langsung menjauh pergi masuk ke kamarnya.Bidan menyambut hangat rombongan barusan. Aku dan Susanti gegas pulang. Sudah jam 2 siang. Kalau untuk jahit nanti malam berdua insya Allah dapat 5 stel baju. Lumayan. Aku harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.“Ren, kamu tahu tidak HP Intan? Sepertinya tidak dibawa ke rumah sakit terakhir kan, waktu dia bertengkar dengan Mas Arman itu.”“Oh, iya, ya, Mbak. Duh, di mana, ya? Jangan-jangan HP itu di atas plafon Mbak? Kan, terakhir Intan sembunyi di sana.”“Pas turun di bawa, enggak?”“Kayaknya enggak, kan, pas di bawah langsung berantem sama Mas Arman. Kenapa, Mbak? Jadi horor, ya? Takut ya, Mbak?”“Ih, bukan gitu, San. Kamu itu, ya, sama orang yang sudah meninggal aja takut. Mereka tidak akan pernah kembali lagi, San.”“Lah, kata siapa itu
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more

BAB 324. Apakah Mas Fais akan menjauh?

“Tapi, kenapa harus kamu, Nak. Kamu orang baik, kamu selalu sabar, kenapa harus kamu! Kenapa orang-orang nakal itu harus menularkan aibnya padamu.” Ibu makin histeris, beliau tergugu di pelukan Mas Nanang.“Kita besok tunggu hasilnya ya, Bu. Jangan buat Fatki makin cemas. Kita harus doakan dia, kita harus support.” Ibu mengelap air matanya lalu memelukku.“Sabar ya, Nak. Kuat ya, Nak, ada Ibu di sini.” Tak kuasa lagi aku menahan air mataku. Tangis yang kutahan sejak tadi akhirnya pecah juga.“Benar kata Fatki, Bu, tidak ada yang tidak mungkin kalau Allah sudah berkehendak. Semoga saja ada keajaiban untuk Fatki. Ibu tahu, tetangga kita Bu Helmina? Itu pun suaminya terkena Virus HIV AIDS dan baru ketahuan waktu suaminya mau meninggal dunia. Suaminya baru jujur kalau dia mengidap penyakit itu dua tahun setelah bertugas di Bandung. Padahal kita tahu, kan, suaminya Bu Helmina seorang yang alim terkenal baik pada siapa pun dan juga seorang tenaga medis yang gagah perkasa. Bertahun-tahun sua
last updateLast Updated : 2022-10-02
Read more

BAB 320. Penjelasan.

Assalamualaikum selamat pagi semuanya ... yuk, bantu follow akunku! Sebelum lanjut ke cerita aku mau kasih penjelasan sedikit tentang beberapa bab sebelumnya, ya? Agar tidak salah tanggap.Pertama, Aku sebagai penulis tidak pernah menjabarkan bahwa HIV-AIDS itu penyakit aib. Yang bicara penyakit aib di sini adalah para tokoh di cerbung ini. Karena memang kenyataannya di masyarakat HIV-AIDS masih dianggap tabu dan dianggap aib. Sekali lagi bukan aku sebagai penulis yang bilang itu penyakit aib. Tolong dibaca baik-baik.Kenapa orang-orang beranggapan ini penyakit aib? Karena penderitanya atau tersangka utamanya adalah memang orang-orang yang suka jajan seks bebas yang kalau di masyarakat kita sendiri orang-orang tersebut bawa aib dan image kotor untuk dirinya sendiri.Virus HIV itu tidak bisa terdeteksi dengan cepat seperti virus-virus yang lain. Paling cepat itu 2 minggu sampai dengan 2 bulan. Ini paling cepat. Tergantung anti bodi si penderita. Karena Virus ini yang diser
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
62
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status