“Eh, itu HP-ku sembarang! Emang cuma Intan saja yang punya nada dering begitu? Emang cuma Intan aja yang ngefens sama black pink?” sahut Susanti. Dia lari ke atas.“Enggak mungkin bisa kebetulan begini. Mas lagi telepon Intan, loh, ini kok, bunyinya di sini,” ucap Mas Arman, dia curiga.“Sudahlah Mas, sana pulang! Aku lagi banyak kerjaan. Kamu lihat kan, Ren? Mas Arman yang mau dekat-dekat dengan aku. Dia yang mau terus sama aku, jadi kamu jangan salahkan aku."Reni terlihat sangat marah pada Mas Arman.“Mau apa, marah-marah lagi? Apa kamu enggak dengar itu ponsel Intan ada di sini? Kok sepertinya ada yang tidak beres,” ucap Mas Arman.“Eh, ada Nak, Arman. Kok, di luar? Loh, ada Reni juga?” ucap ibu yang tiba-tiba saja sudah di belakangku. Aku yakin ibu pun ikut ekting agar Mas Arman tidak curiga padaku.“Ibu, apa kabar?” sapa Mas Arman seraya mencium punggung tangan ibu.Dih, sok baik. Giliran ibu kandungnya dicampakkan. Dasar menyek-menyek.“Alhamdulillah ibu sehat seperti yang kamu
Last Updated : 2022-09-10 Read more