Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 241 - Chapter 250

614 Chapters

BAB 245. Memburuk lagi.

POV Fawas.“Tidak! Tendang saja aku, Mas. Aku lebih baik mati di tangan kamu sekalian dari pada kamu campakkan!” pekik Sintia.Brak!Pintu dibuka lebar-lebar hingga membentur dinding dan menimbulkan suara benturan.“Ck, mau apa lagi benalu ini datang? Rupanya kamu belum kapok ya, sudah aku hajar tempo hari?” ujar Wulan. Dia memang bekerja di kantor ini sebagai direktur utama.Begitu Wulan datang pelukan tangan Sintia mengendur. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Aku langsung melenggang duduk. Capek dan lelah berdiri lebih dari 10 menit.“Semalam kamu datang ke rumah Mas Fais nangis-nangis tidak jelas tujuaanmu. Ini sekarang datang ke sini nangis-nangis minta pertanggungjawaban. Memang Mamasku itu tutup teko yang siap jadi penutup kamu kapan pun kamu mau?” ucap Wulan seraya berkacak pinggang.“A—ku hanya minta pertanggungjawaban Mas Fawas saja. Aku minta dinikahi sampai aku melahirkan saja. Kasihan ibuku ....”“Ha ha ... lucu banget sih, kamu! Hamil sama siapa minta nikahin siapa. Su
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

BAB 246. Kasihan Intan. Trauma.

ASSALAMUALAIKUM selamat pagi semuanya Terima kasih banyak sudah baca novel aku. Yuk, bantu follow akunku, ya?😊🙏🌸🌸🌸"Mbak, itu si Intan tidurnya ngigau terus,” ucap Susanti. Malam ini kami sedang lembur menyelesaikan beberapa potong baju lagi yang akan diambil lusa. Berisiknya deru mesin jahit rupanya tidak membuat Intan terganggu. Dia tetap tidur dengan lelapnya. Meski, selalu saja mengigau teriak-teriak meminta tolong dan kadang merintih kesakitan. Itu membuat Susanti beberapa kali harus membangunkannya, jika dibangunkan dia hanya bangun sebentar dan tidur lagi.“Kasihan dia, pasti di rumah suaminya tidur dia tidak nyenyak pasti selalu was-was. Padahal dulu di rumah kalau aku lembur dia akan marah-marah karena mengganggu tidurnya,” jawabku.“Iya, kasihan ya, Mbak. Aku tidak menyangka Intan akan begitu.”“Mental dia sangat terganggu. Aku harus bicara dengan siapa kalau begini, San?”“Paman Tohir. Pasti dia tidak akan membiarkan keponakannya disakiti begitu."“Iya, kamu benar.
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

BAB 247. Mas Arman datang mencari Intan.

“Ya, bilang untuk dibawa ke sana, Tan. Untuk ngasih tahu kalau kamu diperlakukan tidak baik di rumahnya. Apalagi anaknya sudah beberapa kali melecehkan kamu itu sudah kelewat batas!” kataku kesal.“Apa suamimu yang aki-aki itu menyiksa kamu juga?” Intan menggeleng. Itu artinya rentenir itu bersikap manis pada Intan. Ini poin bagus dengan begitu semoga saja dia percaya dan tidak lagi membawa Intan ke rumahnya.“Mbak, kenapa nasibku buruk seperti ini? Aku benar-benar sial dan harus menjalani takdir yang tidak aku inginkan.”“Entahlah, Tan. Mbak juga tidak tahu,” jawabku asal. Aku sebenarnya hanya tidak ingin menasihati Intan dulu. Kalau itu aku lakukan nanti dia berontak karena dia merasa terpojok.“Intan, kamu di sana kenapa tidak melawan sama sekali yang aku tahu kan, selamat ni kamu selalu saja bar-ba?” tanya Susanti.“Aku sudah melawan, tapi semakin aku melawan mereka semakin brutal. Mereka keroyokan sedang aku sendirian. Mereka tidak segan-segan memukuliku hingga babak belur kalau
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

BAB 248. Hampir ketahuan.

“Reni? Ah, biarkan saja dia. Pokoknya aku akan perjuangkan cinta ini sampai titik darah penghabisan.”“Sampai tetes terakhir juga tidak apa-apa kok, Mas. Aku tetap tidak akan kembali padamu. Kita sudah jauh berbeda. Kita sudah tidak sejalan dan aku tidak mau punya suami seperti kamu, Mas. Suami yang durhaka pada orang tuanya dan juga rela menjual adiknya sendiri ke rentenir.”“Aku tidak jual dia. Intan sepakat jadi, ya, tidak ada salahnya. Lagi pula kapan lagi dapat duit sebanyak itu. Gadis perawan dinikahi pacarnya saja enggak ada yang dapat mas kawin dan uang panai sebesar itu.”“Termasuk kamu, kan? Kamu pun tidak mampu mampu, Mas, jangan mengolok orang lain.”“Ya, beda dong, itu bukan aku tidak mampu, tapi karena calon istriku waktu itu menerimaku apa adanya dan mempermudah aku untuk mempersuntingnya,” elak Mas Arman.“Iya, itu kamu tahu jawabannya, Mas. Jadi tidak semua laki-laki tidak mampu, tapi kebanyakan karena mereka beruntung dapat calon istri yang baik dan saliha. Sudah ah,
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

BAB 249. Penyisiran ruko.

“Eh, itu HP-ku sembarang! Emang cuma Intan saja yang punya nada dering begitu? Emang cuma Intan aja yang ngefens sama black pink?” sahut Susanti. Dia lari ke atas.“Enggak mungkin bisa kebetulan begini. Mas lagi telepon Intan, loh, ini kok, bunyinya di sini,” ucap Mas Arman, dia curiga.“Sudahlah Mas, sana pulang! Aku lagi banyak kerjaan. Kamu lihat kan, Ren? Mas Arman yang mau dekat-dekat dengan aku. Dia yang mau terus sama aku, jadi kamu jangan salahkan aku."Reni terlihat sangat marah pada Mas Arman.“Mau apa, marah-marah lagi? Apa kamu enggak dengar itu ponsel Intan ada di sini? Kok sepertinya ada yang tidak beres,” ucap Mas Arman.“Eh, ada Nak, Arman. Kok, di luar? Loh, ada Reni juga?” ucap ibu yang tiba-tiba saja sudah di belakangku. Aku yakin ibu pun ikut ekting agar Mas Arman tidak curiga padaku.“Ibu, apa kabar?” sapa Mas Arman seraya mencium punggung tangan ibu.Dih, sok baik. Giliran ibu kandungnya dicampakkan. Dasar menyek-menyek.“Alhamdulillah ibu sehat seperti yang kamu
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

BAB 250. Ternyata.

POV Sintia.🌸🌸🌸POV SintiaBrengsek! Gagal semua rencanaku! Sialan si Wulan itu. Badanku sakit semua sudah dianiaya olehnya. Kalau aku laporkan ke polisi bisa saja, tapi aku yakin ujung-ujungnya aku yang terjebak. Mereka kelurga kaya itu kenapa aku selalu mengejar-ngejar Mas Fawas.Biarlah saja harga diri ini aku kesampingkan yang penting aku bisa hidup enak selamanya.Mas Fawas sudah benar-benar membuatku tergila-gila. Bukan hanya karena tampan wajahnya saja, tapi juga gendut rekeningnya.Dan yang membuat aku lebih sial lagi adalah aku sama sekali tidak bisa bertemu dengan Mas Fawas.Aku yakin sekali Mas Fawas masih cinta mati padaku. Dia begitu karena tensin saja akibat video mesumku. Bagaimana pun caranya aku harus taklukkan Mas Fawas. Aku tidak mau hidup miskin dan terpuruk.Repotasiku di kantor sudah menurun bahkan 90% orang-orang di kantor membenciku. Mereka semua munafik! Sok, membenci apa yang aku lakukan padahal mereka semua rata-rata bobrok kelakuannya sama sepertiku han
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

BAB 251. Mengakali Fais.

POV Sintia.“Mas, aku sudah makannya. Aku sudah kenyang. Aku mau ketemu Ibu,” rengekku.“Kamu mandi saja dulu. Kami tunggu di bawah.”Aku bergegas mandi sesuai perintah kakakku. Hatiku benar-benar bahagi hari ini. Mas Fawas tunggu aku. Setelah kemarin aku gagal membuatmu luluh padaku kali ini aku pastikan akan berhasil. Aku akan tantang Wulan. Gadis lembut itu pasti tidak akan melakukan hal-hal yang lebih jauh padaku. Paling banter juga dia nonjok dan mukul aku. Meski, sakit juga sih, tapi aku akan berusaha untuk bisa menahannya. Tidak apa-apa bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.Selesai mandi aku kenakan baju terbaikku yang menutup aurat. Aku harus meyakinkan ibu dan kakak-kakakku bahwa aku sudah layak untuk diberi kepercayaan kembali.“Bu ....” Kupanggil ibuku yang sedang fokus nonton TV ditemani menantu kesayangannya.Ibu hanya menoleh sebentar kemudian kembali fokus pada tontonannya.“Bu, maafkan aku. Aku janji akan jadi anak yang baik untuk Ibu,” kataku seraya memel
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

BAB 252. Diusir

POV Sintia. *** Tidak sesulit masuk ke rumah Mas Fawas. Satpam di sini lebih ramah padaku atau karena mereka belum tahu aku ini siapa? Ha ha terserah saja yang penting aku bisa masuk ke dalam. Kukatakan saja tamu penting Ustazah Zahra. Tuan rumah sepertinya sudah siap-siap akan tidur. Hebatnya mereka tetap menyambutku dan memperlakukanku dengan manis. Oh, rupanya begini enaknya bertamu di rumah orang yang tahu agama. Meskipun ibunya Mas Fais terkesan jutek padaku. Art mereka pun sibuk menyiapkan minuman untukku selagi aku masih menunggu Mas Fais turun. Semoga saja usahaku kali ini tidak sia-sia. Aku sudah susah payah meminta izin pada kakakku agar dibolehkan ke luar rumah, maka aku harus mendapatkan hasil yang setimpal. “Mau ada perlu apa mencariku, Mbak Sintia?” tanya Fais. Ya, ampun dia ganteng banget padahal sepertinya dia baru bangun tidur. Kalau begini aku bisa pindah haluan. Ah, nanti saja kalau aku sudah menikah jadi jandanya Mas Fawas, aku akan kejar-kejar Mas Fais sampai
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

BAB 253. Mendatangi Dukun.

POV Sintia.Bruk!Tubuhku kembali didorong ke jalanan. Brengsek usahaku sia-sia!Padahal aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Kalau begini caranya besok aku akan nekat temui Mas Fawas. Feelingku mengatakan dia tidak si Paris. Aku akan temu dia kantor. Duh, perutku beneran sakit sekarang. Apa karena aku belum makan sejak sore tadi!Aku kira usahaku ini akan membuahkan hasil padahal aku sudah totalitas sampai berpura-pura hamil segala. Ya, aku pura-pura hamil agar mereka kasihan padaku nyatanya malah sama sekali tidak.Pokoknya besok apa pun yang terjadi aku harus ke kantor Mas Fawas. Sekarang aku akan jalanan rencana B-ku. Lihat saja pasti aku bakalan menang di sini.~k~u🌸🌸🌸“Kamu, pakai jimat ini sebagai kalung. Nanti laki-laki yang kamu mau itu akan terpikat padamu dan menuruti semua kemauan kamu. Lalu kamu semprotkan minyak ini sebagai parfum sebelum kamu datang menemuinya,” ucap Mbah Dodo, paranormal yang aku datangi malam ini juga setelah diusir dari rumah Mas Fais. Untung
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

BAB 254. Intan tak ditemukan.

“Kenapa kamu lihat ke sini cepat masuk!” titah Mas Arman pada anak rentenir itu. Anak laki-laki itu sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Mungkinkah dia takut ulahnya terbongkar jika Intan ditemukan?“Jangan kamu bentak-bentak anakku demi adikmu yang tidak tahu diri itu!” Mas Arman balik dimarah oleh istri rentenir itu. Mas Arman langsung melempem seperti kerupuk tersiram air.“Ma—af, Bu, bukan maksudku untuk bentak anak Ibu, tapi supaya dia cepat masuk kamar mandi,” jawab Mas Arman. Huh, dasar menyek-menyek beraninya sama mantan istri dan adiknya saja. Sama orang lain melempem gitu!“Lebih baik kalian semua keluar. Intan tidak ada di sini!” bentakku.Mas Arman lagi-lagi langsung nyelonong masuk ke kamar mandi. Bersamaan itu juga Susanti teriak.Duh, Susanti pasti khawatir kami semua ketahuan. Hitungan ke tiga Mas Arman tidak juga keluar. Aku langsung menghampiri dia.Ya, Allah, ya, Rabbi ... Intan tidak ada dan Mas Arman masih memeriksa kamar mandi yang hanya berukuran 1.5x2m itu.“M
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
62
DMCA.com Protection Status