Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 221 - Chapter 230

614 Chapters

BAB 225. Mengadu, dimarah Wulan.

Aku tidak mau terpancing emosinya. Dari siang aku sudah lelah menghadapi manusia seperti dia. Mas Arman, Reni, Intan, ini ditambah lagi satu adik iparnya Mas Fais.“Sudah deh, enggak usah pura-pura bego. Kamu kan, yang sudah menghasut Mas Fais untuk mau diceraikan kakakku?” ujarnya lagi.“Aku? Sepertinya memang kamu salah paham. Kalau Mas Fais menyetujui cerai dengan istrinya ya, tanya saja sama orangnya bukan tanya sama aku. Percuma karena kamu tidak akan mendapatkan jawabannya,” jawabku santai.“Tapi, kalau tidak karena kamu pasti Mas Fais masih mau dengan kakakku. Kamu itu perempuan culas yang mau hartanya Mas Fais saja, kan? Apalagi kamu hanya penjahit rendahan seperti ini.”Bugk!Kupukul lengannya yang sedari tadi menunjuk-nunjuk wajahku. Dia mengaduh kesakitan, tapi aku tidak peduli.“Hati-hati dengan ucapanmu atau kamu akan menyesal!” ucapku penuh penekanan.“Azan-azan. Salat dulu! Biar setan yang nempel di badanmu itu kabur semua!” seru Susanti seraya melempar lipatan mukena k
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

BAB 226. Nasib Intan.

“Sekar, apa yang Wulan katakan itu benar adanya. Jangan kamu ulangi kelakuan kamu ini kalau tidak ya, kamu paham sendiri kan, bagaimana kuatnya Wulan. Jangankan kamu, preman saja kalah sama dia,” jawab Mas Fais.Tanpa bicara apa-apa lagi, adik iparnya Mas Fais masuk mobil dan tancap gas.“Ah, aman dunia,” ucapku.“Aman karena ada aku di sini, kan?” sahut Mas Fais yang membuatku mati kutu.“Ish, apaan sih, Is, ayo, masuk! Pegel-pegel badanku!” ajak Mbak Wulan seraya menarik lengan baju Mas Fais.“Mbak Susanti, minta tolong buatin es teh sih, aku haus dan lelah sekali. Maaf nih, kalau enggak sopan,” pinta Mbak Wulan.“Biar aku saja yang buat. Kamu temani mereka ya, San.”“Dengan senang hati,” jawab Susanti.“Mbak, gulanya enggak usah banyak-banyak bila perlu tawar saja karena yang buat sudah manis,” ucap Mas Fais.“Yeee ... ngogombal aja. Enggak usah dengerin Mbak. Fais ini lagi ketempelan jin bucin jadi agak-agak,” sahut Mbak Wulan. Aku mengangguk saja.“Mbak kalau haus kenapa enggak b
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

BAB 227. Malunya orang tua Risa.

POV Fais.Happy reading everyone 💕Di ruangan ini yang dingin dan sejuk karena AC tiba-tiba terasa panas dan gerah. Kami seperti orang pesakitan yang sedang disidang hakim karena kasus yang sangat berat.Papah sejak tadi terus saja mengawasi orang tua Risa. beliau sudah seperti elang yang hendak menerkam musuhnya.Sedang Mamah mulutnya sejak tadi tidak berhenti berzikir. Subhanallah mamahku tiada duanya. Wanita tersegalanya bagiku.Zahra? Ah, dia seperti sedang berhadapan dengan musuh bebuyutannya. Bibirnya berakali-kali mencebik karena tidak suka.“Fais, tolong ya, kasih kesempatan pada Risa sekali lagi. Ibu mohon. Ibu yakin jauh di dasar hatimu masih menyimpan rasa cinta untuk anak Ibu. Oleh sebab itu tolong kasihani Risa. Beri dia kesempatan sekali lagi " ucap ibunya Risa. Mereka ini gigih sekali mempertahankan rumah tangga kami.“Bu, laki-laki yang dipegang adalah ucapannya. Aku sudah menjatuhkan talak pada Risa. Aku pun sudah menyetujui gugatan cerai yang dilay
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

BAB 228. Perdebatan Zahra dan oran tua Risa.

“Pulang kamu! Tidak sepatutnya kamu begitu. Bapak tunggu sekarang juga!” bentak beliau lalu mematikan telepon.“Em, maaf ya, Nak Fais. Itu si Risa lagi di kampung temannya mungkin ada tugas di sana,” ucap ibunya Risa.“Teman apa pacar?” sahut Zahra. Ibunya Risa langsung terkejut. Aku tersenyum saja melihat ekspresi mereka. Aku sudah tahu lama dan itu pun dari Risa sendiri yang mengakui kalau dia mencintai laki-laki lain, jadi sekarang aku tidak begitu terkejut. Sudah biasa dan aku yakin orang tua Risa pun sebenarnya sudah tahu. Mereka hanya pura-pura saja.“Te—man, Nak Zahra. Teman di rumah sakit. Ibu kenal Risa, Ibu juga yang melahirkan Risa, jadi tahu banget bagaimana keseharian dia. Risa anak baik dan penurut mana mungkin dia akan berbuat yang tidak-tidak dan keluar dari norma agama,” jawab beliau meyakinkan. Kalau dulu aku akan sangat percaya kali ini tidak sama sekali.“Oh, gitu. Aku sih, enggak percaya ya, Tan. Soalnya Mbak Risa bilang sendiri kok, kalau dia mencintai ora
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

BAB 229. Menolak Permintaan orang tua Risa.

POV Fais. Kalau aku sendiri sih, biasa saja dan menurutku wajar. Namanya orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Apa pun akan mereka lakukan demi kebahagiaan anak-anaknya, tapi di sini mereka sedikit memaksakan kehendak karena Risa tidak mau kembali padaku pun aku sudah tidak mau lagi kembali padanya. Bagiku Risa sudah seperti buku usang yang sudah penuh dengan catatan kelam kehidupanku. Maka dari itu harus aku tutup dan ganti dengan yang baru. Jika teruskan akan berakibat fatal karena sudah tidak ada tempat yang kosong lagi.“Ka—lau begitu, kami per—misi dulu ya, Nak Fais. Semoga kamu masih bisa mempertimbangkannya. Maaf kalau kami banyak salah?" pamit bapaknya Risa. Syukurlah kalau beliau sudah bisa menyadarinya.“Iya, Pak, Bu, hati-hati di jalan,” jawabku seraya naik kembali ke kamarku tugasku sangat banyak tidak cukup waktu kalau terus-terusan bermain dengan masalah yang berdiri di tempat. Selalu maju mundur saja.“Em ... Nak Fais, tunggu. Anu, itu, Bapak beso
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

BAB 230. Bertemu Dafa.

POV FAIS. Ting!WA dari Risa lagi.[Baguslah, Mas, kalau kamu sudah katakan pada orang tuaku. Aku sekarang sudah benar-benar yakin kita memang tidak ditakdirkan bersama.][Maksudnya apa, ya, Ris? Kan, sudah aku katakan aku memang mengabulkan permintaan kamu karena aku pun sekarang sudah punya hati lain yang harus aku kejar. Jadi, tanpa kamu jelaskan lagi, aku pun sudah paham.][Iya, Maksudmu begitu. Aku bukan bermaksud apa-apa kok, hanya mengingatkan saja.][Tidak penting, Ris. Tanpa kamu ingatkan pun aku sudah selalu ingat.][Ya, bagus, deh, coba dari dulu. Pasti hidupku sudah bahagia.][Dari dulu? Yakin hidupmu akan bahagia? Jangan sampai jadi manusia yang lupa akan masa lalunya ya, Ris, kacang lupa sama kulitnya.][Aduh, terserah kamu, deh, Mas. Aku tegaskan lagi kalau orang tuaku datang ke rumah orang tua Mas Fais terus memohon-mohon agar kita balikan jangan diterima deh, jangan dibukain pintu. Aku capek kalau Bapak selalu memaksaku terus.][Ya.]Kumatikan ponsel agar tidak ada l
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

BAB 231. Kelakuan Mas Arman.

Assalamualaikum selamat pagi semuanya. Bantu follow akunku yaaaa.🌸🌸🌸Sudah seminggu sejak kejadian Intan kabur di hari pernikahannya. Sejak itu pula aku belum mendapatkan kabar apa pun tentang dia.Rumah Mas Arman sudah mulai direnovasi oleh penghuni barunya, kabarnya dari emaknya Susanti, Mas Arman saat ini sementara ngontrak di salah satu kontrakan milik rentenir itu.Aku akui mental Intan sungguh patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, di usianya yang belum genap 20 tahun dia sudah berani melangkah jauh mengikuti perkembangan zaman. Iya, kalau yang dia pakai untuk bergaya itu hasil kerjanya. Ini dia hasil ngutang dengan rentenir pula.Bapak selalu bilang hutang adalah perkara serius. Bagi siapa pun entah nominalnya sedikit ataupun banyak. Besar ataupun kecil oleh sebab itu apabila kita berhutang diwajibkan untuk segera membayarnya.Sebenarnya hutang itu sah-sah saja asalkan untuk keperluan urgensi misal untuk berobat dan untuk makan. Kalau sudah urusan perut tidak bisa ditunda
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

BAB 232. Reni melabrakku.

“Ruko yang di depan bukan milik Mas Fais, San, tapi punya Bu Hajah Halimah. Beliau mana tahu permasalahan orang lain, jadi jangan salahkan siap pun Mas Arman sewa di situ. Salahkan Mas Arman saja. Aku yakin ada maksud terselubung Mas Arman sewa di sana.”“Mbak, benar.”“Tapi, San, kok, kamu tahu kalau Mas Arman di sana?”“Tahulah, Mbak, tadi emak cerita katanya mantan suami Fatki juga sewa ruko di Mega Property, jadi aku langsung tancap gas balik lagi. Nah, pas kebetulan banget itu mereka baru pindahan,” jelas Susanti.“Ya, sudah, ayo, San, kita masuk! Lebih baik kita pura-pura tidak tahu saja dari pada nanti kita dikatain kepo sama mereka,” ajakku pada Susanti.“Dik, tunggu dulu!” panggil Mas Arman. Nah, kan, belum apa-apa dia sudah memanggilku.“Pura-pura enggak dengar, San, ayo, masuk!” Susanti mengiyakan.“Tunggu dululah, kalian pasti heran, kan, aku bisa pindah ke sini. Ini aku mau kasih undangan pengajian nanti malam,” ucap Mas Arman seraya memberikan selembar kertas padaku.“Bi
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

BAB 233. Ada apa dengan Intan?

~k~u🌸🌸🌸Acara kenduri di ruko Mas Arman berlangsung cukup meriah. Bagaimana tidak dia menyewa orgen tunggal untuk jadi hiburannya nanti setelah acara yasinan selesai. Tamu undangannya juga banyak sekali, tapi aku tidak melihat keluarga Paman Tohir sama sekali. Pasti mereka malas datang atau malah tidak diundang oleh Mas Arman?Aku dan Susanti sengaja duduk di dekat pintu keluar agar memudahkanku untuk segera pergi setelah yasinan selesai.Tadi sebenarnya aku malas sekali untuk berangkat ke sini, tapi ibu memaksa kata ibu kalau dapat undangan dari orang wajib datang asal tuan rumahnya tidak aneh-aneh dan segera pulang begitu acara doa bersamanya selesai.“Ibu-ibu semua ayo, dicicipi kuenya. Ini kue mahal loh, sengaja aku pesan langsungdari pabriknya,” ucap Reni.“Norak banget!” sahut Susanti.“Oh, iya, nanti setelah baca doanya selesai jangan pulang dulu, ya, Ibu-ibu, kita makan malam dulu. Aku sengaja pesan makanan khas timur tengah. Nah, yang ada di dalam besek ini makanan khas P
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

BAB 234. Gunjingan tetangga.

“Iya, benar. Mungkin Intan malu atau dia tidak bahagia dengan pernikahannya atau mungkin juga dia lagi sakit, San.”“Iya, mungkin ya, Mbak. Hi hi hi kapok! Rasain, emang enak jadi istri ke tiga bandot tua,” ujar Susanti lagi.“Ssstt ... jangan suka tertawa di atas penderitaan orang lain, San. Kita tidak tahu nasib kita ke depannya bagaimana. Kita cukup mendoakan saja dan doa tolak bala untuk diri kita agar kita tidak bernasib sama seperti itu.”“Iya, Mbak, siap! Tapi, memang mulutku ini gatel pingin ngetawain Intan. Tak disangka gadis cantik itu jodohnya aki-aki. Kalau mantan pacarnya tahu, pasti bakalan syok juga.”“Jangan pula kamu sebarkan aib Intan, San. Ingat tutupi aib saudaramu niscaya Allah akan menutup aibmu. Kita ini sama-sama punya dosa dan aib mau itu yang memalukan ataupun yang menjijikkan.”“Iya, Mbak, maaf. Aku janji deh, akan jadi orang baik seperti Mbak Fatki.”“Jangan seperti aku dong, San. Seperti para Ummul mukminin.”“He he ... iya, Mbak.”“Nah, Bapak-bapak ... Ib
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
62
DMCA.com Protection Status