Semua Bab VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Bab 211 - Bab 220

614 Bab

BAB 215. Fais berharap.

POV Fais.🌸🌸🌸"Kurang ajar banget memang yang namanya, Sintia. Ngerjain orang sampai segitunya!” omel Wulan.“Sudahlah ikhlas saja. Insya Allah nanti akan diganti rezekinya oleh Allah lebih banyak lagi. Berapa sih, cuma 10 juta, kan?”“15 juta kok, cuma, sih, Is. Itu banyak kalau kita bawa ke panti asuhan bisa ngidupin anak panti satu bulan bahkan 2 bulan. Ini Sintia ngabisin cuma dalam waktu 3 hari, kan, minta digetok itu kepalanya. Aku enggak bisa ikhlas kalau untuk si Sinting itu. Mendingan aku kasih ke orang yang memang benar-benar membutuhkan,” sahut Wulan lagi.Duh, kayaknya aku salah ngomong, deh. Harusnya diam saja tidak usah menanggapi omelan Wulan. Jadi pendengar setia aku rasa jauh lebih baik, meski kuping terasa panas.Sintia juga bisa-bisanya menginap di hotel keluarga kami tidak mau bayar. Mereka para pekerja memang tahunya Sintia calon istri Mas Fawas, makanya dibiarkan saja.Wulan marah dan tidak terima karena Sintia menggunakan fasilitas hotel sesuka hatinya. Kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-02
Baca selengkapnya

BAB 216. Curhat dengan Wulan.

POV Fais.🌸🌸🌸“Ya elah, malah ngambek diejekin gitu doang, ih, kamu lucu, Is!” ucap Wulan lagi.“Kamu tahu dari siapa, Lan? Eh, Mbak Wulan?” Kututup mulutku agar Wulan tidak tersinggung.Anak kecil ini berasa paling besar dan minta dipanggil Mbak, padahal menurutku lebih nyaman panggil nama saja. Dasar perempuan memang di mana-mana susah ditebak.“Tahu dari Zahra, lah, dari siapa lagi. Aku sudah curiga si, sama gerak-gerik kamu. Lagi pula waktu itu kamu pernah keceplosan begitu, jadi ya, aku sebagai kakak sepupumu yang baik hati mendukung sepenuhnya. Semoga saja kalian berjodoh. Ingat, Is ... jodoh itu mutlak kuasa Allah, jadi kalau nanti tidak sesuai ekspektasi kamu, maka kamu tidak boleh kecewa berlebihan dan tidak mau membuka hati lagi untuk perempuan-perempuan lain. Kita manusia beragama, jadi kita harus yakin bahwa takdir itu tidak akan pernah salah hadir di hidup kita.” Aku mengangguk paham dengan nasihat Wulan. Apa yang dikatakan dia semuanya benar, maka dari itu aku tidak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-02
Baca selengkapnya

BAB 217. Kelakuan Sintia.

POV Fais. 🌸🌸🌸“Iya, aku tahu, kalau itu si, karena kamu juga stupid. Mauan aja dimanfaain Risa, ha ha .... tapi, apa pun itu aku selalu dukung kamu, kok, Is. Doa yang terbaik untuk kamu. Jujur selama ini aku pun sedih melihat perjalanan cintamu yang memilukan, semoga kali ini cintamu berjalan sesuai harapan.”“Aamiin ... terima kasih banyak, ya, Lan.”“Iyap, doakan aku juga biar cepat dapat jodoh. Alias kang gusku cepat melamar.”“Aamiin ... semoga Allah ijabah. Aku juga sudah tidak sabar lihat kakak sepupuku ini jadi Ning yang mendampingi suaminya memimpin pesantren dengan arif bijaksana.”“Aamiin ... ah, aku jadi tidak sabar kan, pingin cepat dilamar.”“Udah banyakin doa aja. Yuk, sudah mau asar kita jalan!”Kami keluar hotel lalu menuju ruko.Hatiku sudah dag-dig-dug tidak karuan. Ya, Tuhan, baru ini aku merasakan indahnya cinta. Semoga saja nanti pas ketemu Mbak Fatki, aku tidak gugup.~k~u🌸🌸“Belum rezeki, Is, ternyata Mbak Fatki tidak di ada. Ha ha ... tegang banget kamu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-02
Baca selengkapnya

BAB 218. Membuat Sintia babak belur.

POV FAIS. 🌸🌸🌸“Aku begini karena kakakmu. Aku jadi begini karena kalian semua!” teriak Sintia.“Enggak ngaca! Lihatlah siapa dirimu. Aku tidak mau berlama-lama di sini. Ayo, pergi dari sini!” sahut Wulan.“Aku tidak akan pergi kalau bukan Mas Fawas yang jemput aku!”“Begitu? Baik. Kamu membusuk di sini pun tidak akan pernah dijemput oleh kakakku. Dia tidak ada sudah terbang ke Paris. Jadi, nikmati saja proses membusukmu di sini! Dan ingat, aku tidak akan lagi membiayai perawatanmu di sini! Ayo, Is kita pulang!” Wulan menarik lenganku. Baru juga beberapa langkah Sintia melempar tiang infus ke arah kami sampai orang-orang yang ada di IGD berteriak. Lumayan sakit. Karena pas mengenai punggungku.Kami balik badan. Rasanya aku pun sudah tidak sabar menghadapi Sintia.Wulan naik pitam ditariknya rambut panjang Sintia, hingga dia jatuh tersungkur ke bawah.Lagi-lagi suster dan dokter hendak menolong, tapi aku larang.“Kurang ajar kamu, ya! Ayo, bangun. Aku kirim kamu ke neraka!” teriak W
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-02
Baca selengkapnya

BAB 219. Intan kesal padaku.

🌸🌸🌸“Loh, Ibu mau ke mana?” tanya Intan. Tumben dia siang hari gini pulang. Oh, mungkin mau berangkat kuliah. Intan pasti heran aku dan Susanti sedang mengemasi pakaian layak pakai milik ibu. Sedang Mas Arman dan Reni di kamar saja. Mereka berdua tadi terlibat adu mulut karena Reni tidak terima tidak dikasih jatah uang oleh paman dan tadi Mas Arman kena pukul dan tamparan dari Reni.Hebat maduku itu berani sekali pada suami sampai main tangan begitu. Herannya Mas Arman tidak membalas. Ah, mungkin dia sudah cinta mati pada Reni. Akan tetapi memang pada dasarnya Mas Arman bukan orang yang gampang main tangan hanya saja kelakuannya di luar batas normal manusia alias menyebalkan tingkat dewa.“Ditanya kok, diem aja. Bisu ya, Bu?” ujar Intan lagi.“Eh, ini otak saliwang! Memang ibumu enggak bisa ngomong kok, kan, lagi sakit. Itu mulut pedes banget sama ibu sendiri juga!” jawab Susanti seraya menoyor kepala Intan.“Aku enggak tanya sama kamu! Aku tanya sama ibuku!” bentak Intan. Itulah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya

BAB 220. Intan minta uang.

Karena aku kesal kupukul Intan pakai sisir rambut ibu.“Nih, duit!” Susanti melempar bantal ibu yang bau pesing ke wajah Intan.“Eh, kamu orang miskin berani ya, sama aku! Sini kamu!” Intan hendak memukul Susanti, tapi Susanti berhasil menghindar alhasil Intan jatuh kepalanya terbentur dipan ibu.“Hajar saja, Ntan. Mereka berdua memang sudah kurang ajar!” sahut Reni.“Enggak usah ikut campur, atau perut buncitmu itu akan aku tendang!” hardik Susanti.“Mas, dari pada kamu uring-uringan begitu lebih baik kamu beresin juga baju-bajumu dan istrimu. Ingat besok orangnya akan datang ke sini untuk menempati rumah ini, ” kataku.“Apa! Tidak mau! Aku tidak mau pindah! Bawa sini uang ibuku!” teriak Intan, dia hendak menyerangku lagi, tapi tidak berhasil, aku menghindar.Intan keluar kamar lalu memaki-maki ibu yang ada diruang tengah.“Bu, ini tubuh meski sudah struk, otak jangan juga bodoh, dong! Masa uangnya Ibu kasihkan ke Mbak Fatki, sih, dia itu kan bukan siapa-siapa keluarga kita lagi!” b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya

BAB 221. Ibu Mas Arman meminta maaf.

“Emh ... Weemmh ....” Ibu menggelengkan kepalanya. Itu berarti ibu memang tidak berniat memberi uang itu untuk Intan dan Mas Arman.“Ibu jahat! Aku benci sama Ibu! Aku menyesal sudah dilahirkan oleh Ibu yang miskin dan pelit!” pekik Intan seraya nangis bombai.Ya Allah ini anak kenapa, sih? Kalau tidak dikasih ya, sudah. Mungkin saat ini ibu sedang tidak enak hati dan kesal atas perlakuan mereka berdua. Nanti kalau ibu bolong juga pasti dikasih. Karena yang namanya seorang ibu pasti tidak tega kalau membiarkan anak-anaknya menderita sekalipun itu anak durhaka.Mereka juga tidak bisa bersikap sopan dan sayang pada ibu. Sudah tahu ibu berhati batu ditambah kelakuan mereka yang tidak waras. Aku pun kalau jadi ibu tidak sudi memberi uang pada anak macam mereka.Intan ngambek dia masuk kamar. Mas Arman menyusul Intan. Terserah saja palingan juga mereka bakalan menyusun rencana untuk bisa dapatkan uang itu.“Astaghfirullahaladzim ... hari ini Paman menahan emosi yang luar bisa, meski kelep
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya

BAB 222. Terjebak cinta rentenir.

~k~u🌸🌸🌸Mobil travel yang akan membawa ibu dan paman pulang kampung sudah datang semua bawaan ibu sudah dimasukkan ke dalam mobil.Berkali-kali ibu melihat ke arah kamar Intan. Pasti beliau berharap anak dan menantunya keluar mengantarnya pulang.Paman pun tidak mau lagi menegur Intan dan Mas Arman pasti beliau sudah terlanjur sakit hatu atas ucapan ke dua kakak beradik itu. Mereka berdua memang sungguh tidak punya sopan santun.Aku rela menunggu ibu seharian di sini padahal di rumah jahitanku menumpuk sudah begitu aku juga belum makan siang sampai sore begini. Semua aku lakukan demi ibu.“Sudahlah, Bu. Biarkan saja mereka. Nanti juga kalau mereka butuh Ibu datang menyusul ke sana,” kataku menguatkan hati ini.Mata ibu berkaca-kaca, tapi sepertinya beliau pasrah saja.Mas Juna dan Citra ikut datang membantu sekaligus membawakan koper orang tuanya.“Sudah siap, Mbak? Ayo, kita berangkat! Bismillah semua berjalan dengan lancar. Mbak di kampung, jadi lebih sehat lagi,” ucap paman. Ibu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya

BAB 223. Mas Arman pinjam duit.

Assalamualaikum bantu follow akunku yaaa. Terima kasih 🙏.🌸🌸🌸🌸🌸🌸“Pulang, yuk, San!” ajakku pada Susanti. Susanti mengangguk, dia bahkan ke luar rumah terlebih dahulu.“Citra, Mbak pulang dulu, ya?” Meski, Citra terlihat bingung, tapi dia mengiyakan.“Tunggu, Dik!” panggil Mas Arman seraya menarik lenganku yang sudah naik di boncengan motor Susanti.“Apa, Mas?” tanyaku kesal. Mas Arman ini seperti bayi saja apa-apa merengek tidak jelas.“Em, Mas, pinjam duit buruan, Dik! Enggak usah banyak-banyak 5 juta rupiah saja. Kan, itu si Intan mau Mas nikahin sama orang itu, nanti uang seserahan sama Mas kawin bisa untuk bayar kamu. Mas, mau minta 100 juta. Dia banyak duit pasti dikasih. Ayo, buruan! Ini biar semua cepat selesai,” cerocos Mas Arman.Dia ini sungguh menyebalkan. Tahu adiknya ketakutan kok, dia malah nekat mau nikahin Intan sama orang itu. Otak Mas Arman benar-benar sudah konslet dan perlu diruqyah.“Apa aku enggak salah dengar, Mas? Kamu punya otak enggak sih, itu Int
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya

BAB 224. Adik ipar Mas Fais datang lagi.

“Alhamdulillah Ibu baik, tapi kalau kami tadi tidak ke sana mungkin sekarang kita sudah dapat kabar innalilahi waInnailaihiroji’uun dari beliau.”“Hust! Sembarang saja. Allah yang menentukan makhluknya mati atau hidup bukan, kamu dan Susanti.”“Iya, tahu, Bu, Maksudnya kalau kami tidak ke sana ya, gitu deh!"“Benar, Bulek, Tadi pas kami sampai sana itu ibunya Mas Arman masih di jemur kayak ikan asin. Beeh, kasihan banget,” sahut Susanti seraya mengunyah makanannya.“Astaghfirullah ... kok, bisa begitu? Arman dan yang lainnya ke mana?” Sudah kuduga pasti ibu akan kaget.“Ada, Bu, di dalam tidur sambil nonton TV sama Reni. Pokoknya nasib ibunya Mas Arman kasihan sekali, Bu. Makanya, kami tadi lama di sana.” Lalu kuceritakan dari A sampai Z kejadian demi kejadian yang terjadi di rumah Mas Arman.“Astaghfrullah ... kasihan sekali mantan ibu mertuamu, Nak. Syukurlah kalau dia sudah dibawa pulang kampung. Semoga nanti di sana bisa mendapatkan perawatan dan perilakuan yang lebih baik dari p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
62
DMCA.com Protection Status