Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 251 - Chapter 260

614 Chapters

BAB 255. Telepon Paman Tohir.

Teriakan Mas Arman tidak aku pedulikan. Aku kembali duduk bersama Susanti untuk mengecek bahan yang baru saja dibawa oleh rombongan pengajian tadi.“Intan, di atas loteng kamar mandi, Nduk, dia tidak bisa turun,” bisik ibu.Kulihat ke depan Mas Arman sudah tidak ada.Gegas aku dan Susanti lari naik ke lantai dua, nafas sampai ngos-ngosan.“San, tolong ambil kursi jahit kita cepat!” pintaku.Kami masing-masing bawa satu kursi lalu menumpuk vertikal. Intan naik melalui lubang plavon yang memang sengaja dibuat untuk mengecek atap. Untung saja pas dibuatnya di kamar mandi. Nasibnya Intan masih bagus.“Pelan-pelan, Tan!"“Kamu bisa naik kok, enggak bisa turun?” tanyaku.“Entah Mbak, aku tadi mungkin keburu takut makanya bisa naik. Itu naik manjat kran yang berjajar itu. Untung saja kamar mandi ini ada showernya. Tapi kayaknya itu patah Mbak,” jelas Intan.“Enggak apa-apa nanti aku minta benerin sama yang punya yang penting kamu aman,” jawabku.Aku benar-benar lega Intan bisa lepas dari Mas
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

BAB 256. Mas Arman kembali lagi.

Terdengar sesekali paman menghela nafas dan beristighfar.“Kurang ajar si Arman. Harusnya dia belajar dari tindak pidana yang pernah dia terima. Dia itu kan, bebas bersyarat, kok, nekat bikin masalah lagi?” ucap Paman.Benar juga, Mas Arman bebas bersyarat. Apa mungkin dia lupa atau nekat saja? Kalau dia masuk bui lagi kan, kasihan, calon anaknya.“Pantas saja acara syukuran kontrakan baru dan juga acara nikahan Intan, Paman dan yang lain tidak diundang. Ternyata begini ceritanya.”“Rasanya Paman ini ingin sekali memukuli si Arman. Tangan paman sudah gatal. Anak seperti Arman tidak pantas dikasih ampun. Otaknya di dengkul. Masa sudah tua masih berpikir tol*l begitu. Menjual adiknya demi uang, demi kepentingan dia sendiri. Kan, itu breng5*k namanya.”“Intan juga, bebel. Otaknya tidak dipakai. Padahal sekolah tinggi. Inilah akibat yang harus dia tanggung.”Mendengar paman sangat marah Intan makin histeris nangisnya.Kemudian paman mengubah panggilan telepon dengan video call.Begitu te
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

BAB 257. Mas Fais.

“Penuh seberapa? Mana, longgar gini. Aku tetap mau jahit di sini. Aku akan bayar berapa pun mahalnya,” jawab Mas Arman sok, iyes. Dia mengeluarkan dompetnya yang berisi uang lembaran merah semua.“Aku tidak butuh uang itu, Mas. Jahitanku sudah banyak. Maaf cari penjahit lainnya saja,” tolakku mentah-mentah.“Sombong sekali kamu, Dik, baru juga jadi tukang jahit sudah menolak rezeki nomplok dariku!” seru Mas Arman rupanya dia terpancing emosinya.“Aku bukan sombong, Mas, aku memang banyak jahitan. Sudahlah sana pergi atau aku panggil lagi nih, security. Kamu ingat kan, Mas, kalau kamu itu terpidana yang bebas bersyarat? Atau kamu sudah lupa? Awas saja kamu mendekam lagi di bui,” kataku mengingatkan Mas Arman. Dia langsung tidak bisa berkutik sama sekali.“Jangan coba-coba mengancamku, Dik, aku ini sekarang banyak uang jadi aku bebas berbuat apa pun,” jawab Mas Arman jumawa.“Duit seberapa, sih, banyak amat bergaya. Sombong kamu, Mas. Sudahlah sana kamu pulang!” Kulempar plastik kresek
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

BAB 258. Mas Arman Murka.

“Ooo ... jadi kamu yang manas-manasin Fatki biar pisah sama aku? Kamu mau nungguin jandanya dia? Dengar ya, orang sok jagoan, aku ini tidak akan pernah mau bercerai dengan Fatki dan jika kamu mau sama dia langkahi dulu mayatku!” seru Mas Arman.Meski, Mas Fais terlihat sangat kesal, tapi dia sama sekali tidak mau menanggapi. Mas Fais fokus menolong Intan dibantu sopirnya.Intan fisiknya ternyata kuat, dia sama sekali tidak pingsan padahal dua kali dia terjerembab akibat dibanting oleh Mas Arman Samapi bibirnya berdarah-darah gitu.“Woi, ini kuping apa wajan! Enggak dengar kamu, aku ngomong apa!” bentak Mas Arman lagi.Mas Fais sepertinya sudah sangat terganggu, dia menarik kerah baju Mas Arman lalu mendorongnya hingga dia terbentur dinding. Mas Arman mengaduh kesakitan dan tidak bicara apa-apa lagi.“Bawa ke rumah sakit, ayo, cepat!” titah Mas Fais.“Bu, aku ke rumah sakit dulu. Ibu buruan masuk dan kunci. Jangan bukakan pintu untuk siapa pun.”“Iya, hati-hati, Nak.”Gegas aku dan Sus
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

BAB 259. Intan dibawa ke rumah sakit.

“Tidak ada, Mbak. Saya memang sengaja disuruh datang ke sini sama Bos muda. Suruh nemenin Mbak Fatki, takut orang yang tadi tiba-tiba datang dan buat onar.”“Duh, Mas Fais so sweet banget sih, jiwa pelindungnya itu loh, bikin hatiku meleleh. Eeeeh ....” sahut Susanti.“Duh, jadi enggak enak aku, Pak. Jadi merepotkan Bapak,” jawabku sungkan.“Enggak repot kok, Mbak, justru saya senang bisa bolak-balik begini dari pada saya suruh nunggu di kampus dia kayak orang ilang. Ya, mendingan ke sini,” jawab beliau.“Iya, betul itu, Pak. Ngomong-ngomong itu Bapak bawa apa? Untuk kami atau bukan?” tanya Susanti.“Eh, iya, sampai lupa, kan? Ini bawa camilan katanya Mas Fais biar kita enggak bosan di sini dan enggak kelaparan.”“Waah ... serius, Pak? Duh, jadi enak nih, tahu aja kalau kita garing di sini. Mana banyak banget.” Susanti langsung mengambil plastik keresek itu dan mengambil jajanannya.Mas Fais baik sekali pada kami, semoga saja Allah balas dengan sebaik-baiknya pembalasan.“Jangan ngala
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

BAB 260. Bertemu Mas Dafa

Kalau tidak macet paman akan sampai sini sebelum Maghrib. Semoga saja semuanya berjalan lancar.Aku harus segera menelepon ibu untuk menanyakan keadaan beliau takut Mas Arman nekat.“Bu, Assalamualaikum ....” sapaku begitu sambungan telepon terjawab.“Wa’alaikumsalam ... gimana keadaan Intan, Nak?”“Sudah ditangani dokter, setelah Paman Tohir datang kami akan langsung lapor polisi agar Intan segera divisum.”“Alhamdulillah kalau begitu. Kamu hati-hati ya, Nak. Sepertinya si Arman akan menyusul Intan ke sana. Itu di luar ada beberapa anak buah rentenir itu mengawasi ruko kita,” terang ibu.“Ah, yang benar, Bu? Kalau begitu berarti Ibu dalam bahaya?” jawabku panik.“Tidak, Nak, Ibu tetap di dalam justru Ibu mengkhawatirkan kamu dan Susanti.,”“Kami baik-baik saja, Bu. Kalau Mas Arman ke sini juga dia pasti tidak akan berani bertindak di luar batas. Di sini banyak orang,” jawabku.“Iya, syukurlah. Semoga saja ya, Nak. Ibu mau tutup roling dornya dulu itu orang-orangnya pergi naik mobil.
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

BAB 261. Kasus suaminya Intan.

Mas Arman dan rentenir itu masih terlibat debat kusir dengan Perawat jaga, entah dokter yang tadi menangani Intan ke mana. Mungkin sedang salat atau mungkin saja sedang ke toilet. Pasti mereka meminta membawa paksa pulang si Intan.“Dia, itu adik, saya, jadi saya yang berhak menentukan dia akan rawat di sini atau tidak!” Mas Arman menggebrak meja.“San, bagaimana ini?” Susanti menggeleng, dia sudah pucat pasti Susanti sangat panik.Aku telepon Paman Tohir, tapi tidak juga dijawab.Paman angkat dong, sudah sampai mana. Kami benar-benar butuh kehadiran paman.“Pasien yang sudah masuk ke rumah sakit ini dan dalam keadaan tidak baik-baik saja, maka siapa pun orangnya dilarang membawa pulang. Kami takut terjadi sesuatu pada pasien yang kemudian kami akan dituntut atas tuduhan yang tidak-tidak.” Perawat itu tetap tidak mengizinkan Intan dibawa pergi padahal kami belum melengkapi administrasinya.“Halah, terserah saja. Aku akan bawa istriku!” bentak Rentenir itu. Se per sekian detik kemudian
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

262. Dilema

POV Dafa.Assalamu’alaikum ... bantu follow akunku ya, Guys.🌸🌸🌸Kurang ajar, berani sekali Fatki menghindar dariku apa dia lupa kalau aku ini punya kekuasaan di kampung? Aku akan buat perhitungan padanya. Perempuan itu rupanya sudah tidak bisa lagi disabarin.Suami Risa, ya, dia begitu, pasti karena si Fais itu. Aku akan buat perhitungan juga padanya. Cintaku ini tidak boleh tertolak. Aku harus mendapat apa pun yang aku inginkan.Fatki, cinta pertamaku yang kini sudah bersemi lagi. Pasti sudah terjadi sesuatu pada rumah tangga Fatki, itu kenapa dia selalu saja sendirian.Pengadilan agama tempo hari pasti karena dia sedang bermasalah dengan suaminya. Kalau benar seperti dugaanku, maka aku akan lebih gencar lagi mengambil hatinya.Sebenarnya semua ini bukan murni kesalahan Fatki, ini semua karena kesalahan orang tuaku yang tidak menginginkan punya menantu dan besan orang miskin.Orang tuaku pun benar-benar kelewatan mereka rela menjodohkan aku dengan anak dari keluarga berpunya demi
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more

BAB 263. Keinginanku.

POV DAFA.Aku tersenyum membaca WA, Risa. Wanita itu selalu saja bisa membuatku senang dan terhibur begini, tapi entahlah hatiku sudah tidak sepenuhnya pada dia. Aku ingin Fatki.Segera kutancap gas. Ingin segera sampai apartemen. Bukan karena ingin segera bertemu Risa, tapi karena ingin segera mandi dan istirahat. Aku akan cari tahu tentang keberadaan Fatki.Sebelum sampai rumah aku sempatkan untuk belanja dulu. Aku ingat stok beberapa makanan beku di kulkas sudah kosong. Biasanya aku akan belanja bersama Risa, tapi aku ini aku lebih memilih untuk belanja sendiri.Tak sengaja aku bertemu kembali dengan Fais. Dia sedang bersama seorang pria dan juga perempuan cantik.Boleh juga selera Fais. Semua gadis yang dia dekati cantik-cantik.Dia membeli alat kontrasepsi ketika sampai di kasir. Cih, ternyata dugaanku benar. Mana bisa laki-laki normal menghindar dari perempuan. Itu sudah cukup membuktikan bahwa Fais tidak seperti yang aku kira.Aku gegas mengekor di barisannya. Mengantre untuk b
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more

BAB 264. Kayla dan Risa ribut.

POV DAFA.~k~u🌸🌸🌸“Sayang, lama banget sih, aku sudah hampir 2 jam di sini,” keluh Risa.“Iya, maaf ya, Beb. Ini aku bawakan coklat kesukaan kamu.”“Terima kasih. Mas. Cepat sana coba buka pintunya tidak bisa dibuka salah password terus.”Aku mengangguk kucoba berkali-kali pun tidak bisa. “Kamu sudah coba pencet belnya?” tanyaku. Barangkali memang di dalam ada keluargaku.“Sudah, Mas, tetap tidak dibuka. Memang ada orang?” tanya Risa curiga.“Tidak tahu, barangkali aja ada. Kan, keluargaku juga tahu passwordnya,” jawabku.Kupencet bel. Baru sekali pencet sudah terbuka pintunya.“Abang, kamu akhirnya pulang juga!” teriak Kayla senang. Dia mencoba untuk memelukku.“Ooo ... rupanya kamu yang ada di sini! Kurang ajar kamu ya, masuk rumah orang tanpa permisi!” bentak Risa. Dia mendorong tubuh Kayla hingga tersungkur.“Risa, jangan gitu dong! Jangan main kasar! Kasihan Kayla.” Kubentak Risa, lalu menolong Kayla.Meskipun aku tidak suka pada Kayla bukan berarti aku membiarkan Risa bertind
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
62
DMCA.com Protection Status