Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 121 - Chapter 130

614 Chapters

BAB 124. Orang itu? Pemberi bunga Mawar?

“Aku enggak jadi ngambek Mbak, enggak jadi merajuk. Aku mau makan aja aku lapar. Kalau aku enggak makan nanti aku pingsan, kalau aku pingsan nanti enggak bisa jahit, kalau aku enggak jahit nanti pekerjaan kita enggak kelar-kelar sudah gitu nanti ujung-ujungnya kita enggak dapat duit. Pusing juga akunya kalau enggak dapat duit soalnya bulan depan Adikku mau bayaran sekolah dia mau ujian Mbak, ujian kelulusan SMP dan tahun ini juga masuk SMK.”Aku benar-benar salut pada Susanti, selain dia mempunyai semangat kerja yang tinggi dia pung bertanggung jawab pada keluarganya. Tidak pelit menggunakan uangnya untuk kepentingan adik-adiknya dan juga keluarganya. Susanti memang benar-benar anak yang tangguh dan berbakti kepada orang tua. Semoga saja kedepannya Susanti menjadi wanita yang sukses.“Biasa aja Mbak, lihatnya aku tahu kalau aku ini cantik banget. Jadi, enggak usah lihat kayak gitu aku jadi ge-er sekaligus takut masih normal kan, Mbak? Bukan jeruk makan jeruk?”“Astaghfirullahaladzim
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

BAB 125. Ternyata mereka sama.

Mungkinkah orang itu yang setiap hari meletakkan bunga mawar di depan Ruko? Dia celingukan ke kanan dan ke kiri. Lalu mondar-mandir seperti setrikaan dan kemudian pergi. Aku segera memanggilnya. Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini aku harus tahu dia itu siapa dan apa maksud tujuannya memberikan bunga mawar itu apa serta untuk siapa bunga itu. “Hai, Mas! Tunggu jangan lari!” teringgku. Orang itu melihat ke arahku lalu sekuat tenaga melarikan diri ke arah selatan. Pintar juga dia lari ke arah selatan karena itu bagian belakang ruko ini dan aku tidak bisa melihatnya. “Ada apa Mbak kok, teriak?” tanya Susanti seraya menghampiriku. “Mbak melihat siapa yang sudah menaruh bunga mawar di depan pintu ruko kita, San, tapi sayangnya dia memakai hoodie dengan kepala tertutup, jadi Mbak benar-benar tidak bisa melihat wajahnya sudah gitu dia juga pakai kacamata hitam, tapi dari postur tubuh dan gerakan tubuhnya mbak sepertinya paham dan sangat tidak asing.” “Seperti dugaanku, Mbak,
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

BAB 126. Perseteruan Ika dan Intan.

Happy reading everyone ❤️🌸🌸🌸“Astaghfirullahaladzim ... kalian ini kenapa ribut ribut sekarang lagi dalam masa duka, tapi otak kalian itu enggak mikir!” teriak Paman Tohir memarahi Ika dan juga Ibu.“Aku tidak akan ribut begini kalau dia tidak ada dia di sini dan tidak merusak kebahagiaanku!” jawab ibu dengan lantang.“Kebahagiaan apalagi? Sudah- sudah jangan ribut! Bikin malu saja! Ayo, aku bantu kamu untuk salin bajumu basah. Kamu bisa sakit.” Bibi bermaksud menolong Ika, tapi Ika malah mendorong bibi hingga beliau terjatuh. Citra marah pada Ika.Plak!Plak!“Perempuan sepertimu tidak pantas dikasihani,” ucap Citra.Lalu Citra menolong bibi dan membawanya masuk sedang Ika masih saja berdiri diam tatapan matanya nyalang seolah menantang ibu mertuaku.“Sudahlah Bu, ayo masuk! Enggak usah diladeni si Ika. Kita enggak usah lagi mau tahu tentang dia. Aku pun sudah jijik dengan dia,” sahut Mas Arman lalu mengajak ibu masuk ke dalam.“Dan kamu perempuan menjijikan, jangan pernah lagi
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 127. Kedatangan Pak Herman.

“Oh ... baiklah silakan Mas Juna. Terima kasih atas bantuannya,” jawab Pak RT.“Mbak apa kita sudah boleh pulang aku kepingin pipis,” tanya Susanti.“Sepertinya belum karena Pak Herman belum datang ke sini. Kalau mau pipis sana ke kamar mandi.”“Enggak berani Mbak, aku takut. Kan, yang punya rumah baru meninggal aku takut dihantui.”“Enggak usah lebay gitu, Deh, San! Mana ada orang yang meninggal itu bisa menghantui. Yang jadi hantu itu setan dan Jin. Bukan orang yang sudah meninggal,” jawabku kesal lalu mengantar Susanti ke kamar mandi.Saat memasuki dapur aku melihat Reni sudah membereskan semuanya seorang diri dan sedang mencuci piring. Aku diam saja tanpa menegurnya dan tidak ada niatan sama sekali untuk membantunya.Tumben sekarang ini rajin mungkin karena tidak ada orang lagi yang bisa diperintah di sini, jadi Reni berinisiatif untuk membersihkannya.“Itu Reni lagi cuci piring lihat aku, tapi enggak mau negur,” keluh Susanti.“Biarin aja enggak usah digubris malah aman begitu
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 128. Ibu kembali sakit struk.

Mungkin ini cara Tuhan melepaskan aku dari kehidupan mereka jika aku masih bersama dengan mereka tidak hanya lahir dan batin yang membuatku tersiksa, tapi juga sanksi sosial.Karena bagaimana pun kelakuan ibu dan juga bapak mertua pasti dicap sesuatu yang tidak bagus oleh masyarakat sekitar dan itu sangat berpengaruh pada kehidupan kami sehari-hari.~k~u🌸🌸🌸Kini aku dan Santi sedang menghadiri acara pertunangan Mbak LintangSubhanallah .... pemandangannya sangat bagus dengan dekorasi-dekorasi mewah. Makanannya pun enak-enak. Sejak tadi mulut Susanti tidak diam mengunyah. Mencoba aneka makanan di sini.Bu Hajah Halimah dan keluarganya tadi menyambut kami meski, tidak mengajak ngobrol karena banyaknya tamu undangan yang harus disambut.Ini kalau di kampungku namanaya hajatan nikahan karena sangat mewah. Aku jadi berpikir bagaimana nanti acara pernikahannya? Pasti lebih mewah dari ini.Aku dan Susanti mengucapkan selamat pada Mbak lintang dan calon suaminya. Mereka tersenyum lebar m
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 129. Memaksa meminta bantuanku.

Aku bingung harus berbuat apa di saat aku ingin melupakan dan memulainya dengan lembaran yang baru ada saja yang mengganjal pikiranku dan seakan menghambat jalanku.Pembayaran BPJS tunggakan dengan penambahan jumlah anggota keluarga yang baru rentu saja tidak sedikit dan uang tabunganku pun tidak cukup belum lagi harus bayar dendanya. Aku susah payah mengumpulkannya berhemat demi membangun usahaku membayar kekurangan ruko ini. Terus harus aku bayarkan BPJS untuk membantu Mas Arman? Apakah dia tidak berpikir? Dia itu laki-laki kenapa dia selalu berpangku tangan kepadaku?Dulu dengan sombongnya ibu mertua bilang jika aku mau meninggalkan masa Arman tinggal pergi saja dia bisa hidup tanpa aku. Buktinya apa? Baru begitu saja sudah berkeluh kesah padaku merengek meminta bantuan.Bukan aku bermaksud hati tutup mata menjadikan pandanganku ini seperti mata ikan asin yang melihat, tapi tidak peduli pada keadaan sekitar.Bukan seperti itu jika aku terus membantu Mas Arman kapan dia bersikap
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 130. Membantu dengan syarat.

“Iya, Ustazah siap! Nanti kalau kurang aku tambah lagi, tapi kalau aku dikatain ndeso gimana? Karena makanan yang aku makan habis tidak tersisa di piring.?” “Justru itu yang bagus. Karena itu tidak mubazir. Setan suka dengan orang yang mubazir. Bahkan Rasulullah makan itu benar-benar bersih sampai sela-sela jarinya pun dijilatinya. Itu bukan ndeso, itu kita menghidupkan sunnah kalau ada orang yang bilang begitu biarkan saja kita cuekin,” ucap ustazah lagi. Kemudian kami antre mengambil makanan aku mengambil makanan besar Begitu juga dengan Susanti. “Susanti tumben amat kamu diam saja ada apa?” “Enggak ada apa-apa Mbak, Aku sedang merenungi ucapan ustazah.” “Hem, tumben amat merenungi ucapan Ustazah biasanya aja kalau ngaji tidur,” candaku. “Itu, kan, biasanya kalau sekarang ini luar biasa otakku sedang jernih jadi aku tidak tidur.” “Alhamdulillah ... kalau begitu. Semoga kamu begini selamanya ya? Selalu menelaah apa yang diucapkan oleh guru agama kita.” “Aamiin makanya doakan
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 131. Mas Arman makin nekat.

🌸🌸🌸Pagi yang cerah menyapa. Hangatnya sinar mentari masuk melalui ventilasi jendela. Aku dan Susanti sudah bergelut dengan mesin jahit sejak selesai tahajud semalam, meski ngantuk tapi aku tetap semangat karena target uang yang aku kumpulkan untuk aku bayarkan kepada Hajah Halimah sebentar lagi akan cukup.Aku benar-benar selut dengan Susanti dia semangat kerjanya benar-benar patut diancungi jempol.“Fatki, Mas Nanang nemu ini di depan pintu masuk. Ada kartu ucapannya. *Masih tetap semangat, kan?* Ini dari siapa?” tanya Mas Nanang menghampiriku ke atas.“Oh, iya, Mas, sudah tidak kaget lagi ini sudah mawar ke 5 yang dikirim untukku eh ... maksudnya entah untuk siapa yang jelas dikirim ke sini.”“Oh, jadi mawar-mawar yang ada di meja sofa kamu itu dapat kiriman dari orang?” tebak Mas Nanang.“Iya, betul sekali. Anda berhak mendapatkan hadiah voucher belanja es balon sebesar 500 perak,” gurauku pada Mas Nanang.“Hem ... ogah amat! Besok belanja sendiri juga bisa,” jawab Mas Nanang
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 132. Pesan ibuku.

🌸🌸“Fatki, ingat pesan Ibu. Jangan sampai hanya karena uang semata kamu jadi manusia tegaan dan tidak lagi mau berbuat baik,” ucap ibuku.Aku tahu ibu masih saja merasa kasihan dan tidak enak pada mantan besannya itu. Tapi, beliau tidak berani bicara terang-terangan padaku.“Iya, Bu. Aku tahu batasan mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Mas Arman harus dikasih pelajaran kalau tidak benar kata Mas Nanang tadi dia akan terus merong-rong padaku. Ibu lebih tidak tega pada Mas Arman atau padaku? Kok, Ibu malah membela Mas Arman?”“Bu—kan begitu, Nak. Ada yang Ibu khawatirkan lebih dari itu. Kamu perempuan dan di sini sendirian. Kalau Arman dendam maka dia akan berbuat nekat padaku. Itu yang Ibu khawatirkan. Ibu takut terjadi sesuatu padamu. Ibu tidak mau kehilangan kamu.”“Insya Allah aman, Bu. Mas Arman bebas bersyarat tentu dia tidak akan berbuat yang tidak-tidak yang akan merugikan dirinya sendiri. Apalagi sekarang ibunya sakit pasti dia akan memikirkan nasib ibunya juga.”“Or
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 133. HVS kosong.

“Sudahlah, Dik ... bukankah aku sudah berkata berkali-kali padamu bahwa aku sangat mencintai kamu dan aku tidak ingin berpisah denganmu? Reni itu hanya selingan semata Dik, aku tidak 100% mencintai dia. Di dalam dasar hatiku hanya kamu yang aku cintai, Dik, bukan orang lain, jadi tolonglah jangan mengungkit-ungkit itu lagi.”“Kamu itu lucu, Mas. Meminta padaku untuk tidak mengungkit-ungkit, Mas. Ini bukan tentang ungkit, mengungkit Mas, memang sumber masalah kita, ya kamu itu, Mas. Kok, sekarang dengan penuh percaya diri kamu bilang padaku bahwa aku datang ke sini karena rindu padamu. Tidak Mas, aku datang ke sini untuk menyelesaikan semuanya,” terangku panjang lebar kali tinggi.“Selesai? Apanya yang selesai, Dik? Tanpa ucapan talak dan tanpa tanda tangan dariku kamu tidak bisa aku ceraikan!” Mas Arman mulai tersulut emosinya.“Itu teori dari mana, Mas? Asal aku datang ke pengadilan dan pengadilan mengabulkan gugatan ceraikan lalu keluar akta cerai, semua beres! Jadi, mau kamu tand
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
62
DMCA.com Protection Status