Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 131 - Chapter 140

614 Chapters

BAB 134. Surat perjanjian.

Agar rasa penasaran Mas Arman hilang aku pun segera mengeluarkan uang dari dalam dompetku sejumlah 2 juta rupiah.Begitu melihat uang Mas Arman langsung tersenyum dan cepat-cepat hendak mengambilnya. Sekuat tenaga kupukul tangannya agar tidak celamitan mengambil sesuatu yang bukan miliknya.“Uang ini untuk Mas, kan, Dik? Kamu bilang tadi tidak mau membantu Mas, ini sekarang kamu mengeluarkan uang. Ternyata kamu hanya mengerjaiku saja, Dik. Sudah membuatku benar-benar panik. Ternyata walau bagaimana pun keras dan juteknya kamu, tetap saja kamu mau memenuhi permintaanku. Aku tahu bahwa kamu itu masih sangat sayang padaku dan juga tidak tega padaku, kan?” ucap Mas Arman penuh percaya diri.“Aku memang akan membantumu Mas, tapi dengan satu syarat. Kertas HVS kosong ini yang akan menjadi syaratnya.”“Maksudnya gimana, Dik? Ini kertas kosong. Syarat apa?” Mas Arman terlihat bingung dan membolak-balik kertas HVS kosong yang dipegangnya.“Jadi gini, Mas. Tolong Mas Arman buat surat pernyata
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 135. Mas Arman ragu.

Aku bukan takut tapi memberikan kesempatan pada Mas Arman untuk menelepon adiknya itu. Lagi pula ada Mas Nanang dan pakde. Mereka siap siaga jika terjadi sesuatu padaku. Memukulku berarti Mas Arman cari perkara. Ya, sudah tidak apa-apa palingan hanya menunggu 5 menit toh waktu 5 menit tidak sebanding dengan waktu yang akan terbebas selama-lamanya dari Mas Arman.“Ada apa sih, Mas? Aku itu masih tidur. Kenapa kamu menelponku,” ucap Intan yang tiba-tiba saja ke luar dari ruang tengah.Ya Allah ternyata dia masih tidur dan Mas Arman tidak tahu kalau adiknya masih di dalam rumah dan tidur? Mereka ini memang benar-benar sudah tidak ada yang saling peduli satu sama lain atau gimana? Satu rumah kok, enggak tahu. Dasar Mas Arman!“Ya Tuhan, Intan, ternyata kamu di rumah. Mas pikir kamu itu berangkat kuliah atau cari kerja ini malah masih tidur aja ini sudah jam 10 pagi. Jangan biasakan seperti ini terus Intan!” omel Mas Arman. Intan tetap saja tidak menanggapi malahan mulutnya mengikuti
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

BAB 136. TAK ada yang mengurus ibu.

Reni bersama dengan laki-laki yang entah siapa terlihat sangat akrab lalu laki-laki itu tanpa malu colek-colek pipi dan dagu Reni.Memang sih ini bukan urusanku, tapi ini perbuatan maksiat apalagi Reni ini merupakan istri orang lain. Kita tidak boleh membiarkan maksiat ada di mana-mana.Begitu melihatku turun dari mobil Reni langsung berpaling muka dan pura-pura tidak kenal padaku.“Raleni kamu pindah kerjanya di sini sejak kapan?” tanyaku kepadanya, tapi dia seolah tidak mendengar terus aja mengobrol dengan teman prianya.“Reni, ini kamu jangan macam-macam ya, kamu sudah punya suami kamu juga sedang hamil. Harusnya kamu menjaga kehormatanmu sebagai seorang istri bukan malah dekat dengan pria lain.”Spontan laki-laki yang ada di samping Reni menyahut ucapanku.“Oh ... jangan salah paham, Mbak? Aku dan Reni hanya teman biasa saja.”“Kalau berteman saja tidak seharusnya colek-colek begitu,” sahutku.“Apaan sih, kamu ikut campur urusan orang lain saja!” bentak Reni.“Bukan ikut campur
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

BAB 137. Meminta bantuan Paman Tohir.

🌸🌸🌸Aku ingin tahu reaksi ibu bagaimana jika mengetahui menantu kesayangannya itu ber ha ha hi hi dengan pria lain di luar rumah dalam keadaan sedang hamil.Ibu hanya melotot seraya melirik kanan dan melirik kiri saja tangannya mengepal seakan ingin memukulku. Mungkin dia tidak percaya dengan aduanku.Aku biarkan saja toh semua ini tidak akan pernah terjadi kalau keluarganya Mas Arman tidak berantakan.Ibu makan dengan lahap meski kedua beliau menangis, entah air mata apa yang dikeluarkan ibu.Air mata cicak atau air mata kadal sebab setiap sebab ibu pandai sekali bersandiwara. .“Kasihan banget, sejak tadi tidak ada yang menunggu entah anak-anaknya ke mana,” ucap keluarga pasien yang ada di sebelah ibu.Jilbabku ditarik-tarik ibu, sepertinya ibu ingin berbicara padaku.“Ada apa, Bu? Apa ingin sesuatu lagi?”Ibu Mas Arman mengangguk lalu menunjuk pada perutnya menggunakan kedipan matanya.Oh Ibu mau pipis kalau mau pipis bisa aja enggak apa-apa kan, Ibu pakai pampers. Kalau mau
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

BAB 138. Pada akhirnya setuju.

Bruk!Aku dorong motor matic Intan hingga roboh.“Kalau enggak bisa bawa motor enggak usah sok-sokan bergayaan bawa motor di tempat umum. Itu membahayakan nyawa orang lain atau sepertinya kamu sengaja melakukan ini?”Lagi-lagi Intan hanya diam saja dia mengangkat motornya dibantu beberapa orang yang melintas di depan kami.Tak berselang lama Mas Arman datang dengan menenteng plastik belanjaan berlogo Indo April.“Ada apa, Intan? Kenapa motornya roboh,” tanya Mas Arman.“Dirobohin sama mantan istrimu, Mas!” jawab Intan kesel.Mas Arman langsung menatapku nyalang. Cih, dasar laki-laki menyek-menyek.“Belum puas kamu, Dik, bikin aku hidup sengsara? Sekarang kamu malahan cari masalah lain dengan Intan!” bentak Mas Arman padaku.“Aku tidak perlu mengeluarkan banyak statement dan keringat apalagi harus berdebat kusir dengan dua manusia tidak tahu malu seperti kalian di sini. Ada CCTV, Mas, kamu bisa lihat di sana siapa yang salah dan siapa yang benar baru setelahnya kamu bebas berkoment
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

BAB 139. Nasihat Pakde.

Memang sebenarnya Mas Arman itu adalah pria yang sangat baik karena dia sangat menurut pada ibunya. Kata wejangan dari orang zaman dulu jika seorang anak mencintai ibunya, sayang dengan ibunya, maka dia pun akan sayang dan cinta pada istrinya. Sebenarnya aku akui Mas Arman memang cinta mati padaku hanya saja satu sifatnya yang tidak bisa aku toleransi yaitu berkhianat Dia terlalu menurut pada ibunya, jadi apa pun yang dikatakan ibunya dia akan menuruti sekali pun itu merugikan dirinya dan juga orang-orang di sekitarnya.Untuk kasusnya dengan Reni mungkin tidak sepenuhnya salah ibu karena menurut pengakuan Mbak Sulis bahwa Mas Arman dan Reni ini sudah berpacaran lama, jadi memang dua-duanya antara Ibu dan Mas aman saling bekerja sama berkontribusi dalam keretakan rumah tanggaku. Itu berarti tidak akan ada lagi kesempatan bagi Mas Arman untuk memperbaiki hubungan pernikahan kami.Bagiku berkhianat termasuk ciri sifat seorang munafik yang tidak bisa disembuhkan. Sekali dia berselingk
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

BAB 140. Menggadaikan perhiasan padaku.

🌸🌸“Iya, Pakde mungkin Allah tidak memberiku anak sekarang ini karena memang ada tujuan lain dan aku baru sekarang ini menyadarinya. Aku bersyukur sekali belum diamanahi momongan. Jika sudah mungkin aku akan selalu bertahan dengan sifat-sifat egois Mas Arman dan juga mertuaku demi anakku. Aku tidak mau anakku kelak tidak merasakan kasih sayang seorang ayah biarlah aku rela menderita asalkan anakku bisa setiap hari bersama dengan ayahnya.”“Berpandangam begitu pun salah Fatki. Untuk apa meneruskan rumah tangga yang tidak bahagia jika pertahanannya demi anak. Kalau kamu bersedih setiap hari dan kamu tidak maksimal dalam mengurus anakmu ya, sama saja anakmu pun akan merasakan kesedihan yang orang tuanya rasakan. Jadi, lebih baik ya, dilepas dari pada menjalaninya setengah-setengah.”“Iya, Pakde, sayangnya sifat perempuan tidak serialistis itu. Hati perempuan dan laki-laki itu berbeda Pakde. Mereka tentu saja akan lebih mengutamakan kepentingan anak dari pada dirinya sendiri. Itulah ke
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

BAB 141. Mas Arman dan Intan mau enaknya saja.

🌸🌸🌸“Tolonglah, Dik, sekali ini saja lagi tolongin. Aku tidak bisa menggadaikan ini Pegadaian takut tidak kebayar kamu tahu sendiri kan, penghasilanku berapa? Intan juga belum kerja sedangkan Reni menabung untuk bayar kreditan dan juga biaya persalinan nanti,” ucap Mas Arman seraya memohon padaku.“Aduh! Maaf ... Mas, aku kali ini memang benar-benar tidak ada uang kalau untuk membayari emas sebanyak ini. Uangku terbatas kan, kalian tahu sendiri aku sedang merintis usaha, jadi tidak ada uang untuk membayar itu. Kalau Mas Arman takut enggak bisa bayar Pegadaian ya, mendingan dijual saja seperlunya. Jualnya jangan semuanya, jadi sisanya masih bisa untuk ditabung lagi.”“Mana bisa begitu, Dik? Ibu bisa marah kalau dia tahu aku jual perhiasannya.”“Ibu itu sakit, Mas, tidak bisa ngapa-ngapain untuk apa Ibu memikirkan dunia lagi? Perhiasan bisa dicari nanti kalau sudah sehat yang penting sekarang itu sehat dulu uang untuk biaya pengobatannya harus ada.”“Pokoknya tidak bisa, Mbak. Po
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

BAB 142. Diskusi dengan Pakde.

“Iya, Pakde, aku tahu. Aku pikir memang seharusnya aku mengabdi pada suami dan juga mertuaku, tapi ternyata pengabdianku ini tidak dianggap sama sekali malahan Mas Arman ngasih aku madu. Ya, sudah aku lebih memilih mundur dari pada harus bertahan, tapi sama sekali tidak membahagiakan.”“Pakde, malah dukung kamu mundur dari pada kamu bertahan pada pernikahan yang tidak jelas. Pakde itu tidak terima ya, kalau selama ini Pakde tahu mereka memperlakukan kamu seperti ini sudah dari dulu Pakde bahwa kamu pulang,” ucap pakde kesal.“Ya, sudah Pakde. Anggap saja itu pembelajaran hidup untuk Fatki agar kedepannya dia tidak salah dalam memilih pendamping hidup. Doakan Fatki agar nanti proses perceraiannya dengan Arman berjalan dengan lancar dan Arman mau memenuhi tuntutan-tuntutan, Fatki,” sahut Mas Nanang.“Aamiin ... iya, Pakde akan selalu doakan Fatki yang terbaik dan dimudahkan juga dilancarkan segala urusan.”“Terima kasih Pakde.”“Sama-sama, Nak. Kamu juga jangan putus doa agar Allah mem
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

BAB 143. Reni nyariin Mas Arman.

🌸🌸🌸Malam ini aku menyimpan kembali berkas surat pernyataan yang tadi ditandatangani dan dibuat oleh Mas Arman. Lama aku memperhatikannya. Tulisan tangan ini seperti tulisan tangan yang ada di setiap catatan kecil yang terselip pada bunga mawar yang dikirimkan padaku.Mungkinkah Dia orangnya? Akan tetapi kenapa harus dia? Ini di luar ekspektasiku dan aku sama sekali tidak pernah menyangkanya. Lalu untuk apa dia mengirimkan itu padaku? Adakah Maksud lain?Aku turun ke bawah mengorek-ngorek tong sampah mencari catatan kecil yang selalu dibuang oleh Susanti di sana.“Cari apa Mbak? Sudah kayak tikus aja ngorek-ngorek tong sampah,” tanya Susanti rupanya dia masih dia masih setia nyetrika baju yang sudah kami jahit tadi.“Ada nanti kalau ketemu aku kasih tahu kamu.”“Ah, bikin penasaran saja cepat katakan. Mbak Fatki, cari apa?”“ Catatan kecil di setiap kiriman bunga mawar yang kita terima itu.”“Oh, itu ya, sih, memang aku buang ke tong sampah itu, tapi tong sampahnya juga barusan a
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
62
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status