Home / CEO / Mengejar Cinta Ms. Independent / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Mengejar Cinta Ms. Independent: Chapter 141 - Chapter 150

164 Chapters

BAB 142: Festival

“Kamu ingin meninggalkan aku Sea?” tanya Leonardo sekali lagi.“Aku tidak mengerti mengapa kamu bertanya seperti ini.”“Jawab saja Sea, kamu ingin meninggalkan aku?” desak Leonardo semakin menekan dan menuntut jawaban.Kaki Rosea terasa lemas, seluruh permukaan kulitnya meremang ketakutan di bawah tatapan tajam Leonardo yang semakin terlihat marah kepadanya. Lidah Rosea terasa membeku kesulitan untuk berbicara.“Ada apa dengan kamu Leo? Kenapa kamu marah dan berpikir yang tidak-tidak?“Kamu tidak tahu apa yang aku rasakan setiap kali ada pria yang berusaha menggoyahkan perasaan kamu.”Rosea tersentak, dengan kuat Rosea mendorong dada Leonardo agar pria itu menjauh. “Jika kamu takut aku digoyahkan hanya dengan ucapan, seharusnya kamu berusaha meyakinkan aku untuk tetap bisa di sisimu Leo. Aku selalu berpikir baik tentang kita di masa depan, namun kamu terus berpikir buruk tanpa berpikir, apa yang seharusnya kita perbaiki dalam hubungan ini!” jawab Rosea mengeluarkan kejengkelan yang m
Read more

BAB 142: Masa Lalu

Ada rasa sepi yang dirasakan Rosea ketika dia kembali pulang ke rumah setelah menghabiskan waktunya beberapa hari di Paris.Rasa lelah karena perjalanan panjang membuat Rosea terduduk beberapa kali di penjuru tempat hingga bisa sampai ke kamarnya. Pandangan Rosea mengedar, melihat suasana kamarnya yang dirindukannya.Rosea menyibak gorden dan keluar pintu kaca, wanitaiu berdiri di sisi balkon, melihat ke arah rumah Atlanta yang kini sepi tidak berpenghuni.Ada rasa rindu di hati Rosea, biasanya mereka saling berdiri di balkon masing-masing rumah, menikmati segelas kopi, berbincang hampir seperti teriakan, terkadang mereka makan malam bersama di jam-jam yang sudah sangat larut karena sibuk tenggelam dalam pekerjaan.Tanpa sadar, hal-hal sederhana itu membuat Rosea merasa sangat dekat dengan Atlanta.Kini Atlanta sudah pergi, sayangnya Rosea tidak sempat memperlakukan pria itu lebih baik lagi karena tidak ingat akan kebersamaan yang sempat mereka lewati di Bostnawa.Rosea memutuskan ke
Read more

BAB 143: Ancaman

“Leo, ibumu memintaku agar kita rujuk demi masa depan Prince.”Leonardo tidak bereaksi seakan perkataan Mikhaila tidak begitu penting untuk di dengar dengan serius.Leonardo bersedekap, pria itu membuang mukanya dan memilih memperhatikan jendela besar yang tidak jauh di dekat mereka, memperhatikan langit yang semakin gelap.Benak Leonardo bertanya-tanya, apakah Rosea sudah beristirahat?Andai saja tadi mereka pulang beritirahat ke rumah baru mereka.“Leo, kamu mendengarkan aku tidak?” tanya Mikhaila dengan tenang dan terlihat begitu terbiasa dengan sikap dingin Leonardo.“Leo, sekarang aku berhenti bekerja setelah kakiku cedera. Tidak ada lagi yang aku lakukan selain membantu keluargaku, mungkin keputusan yang bagus jika kita kembali rujuk dan memberikan keluarga yang lengkap untuk Prince. Ibumu juga mengharapkan itu.”“Kamu datang hanya untuk mengatakan hal itu?” tanya Leonardo.“Benar.”“Aku tidak mau.”“Tapi kenapa? Kita pernah bersama-sama dalam waktu lama dan itu tidak menjadi se
Read more

BAB 144: Menjadi-jadi

Suara deringan telepon masuk terdengar di antara keheningan, Leonardo mengalihkan perhatiannya dari komputer pada handponenya, ada senyuman yang terlukis di bibir pria itu begitu melihat nama Rosea tertera di layar.Leonardo mengambil handponenya dan menerima panggilan itu.“Kamu sibuk?” tanya Rosea di sebrang sana.“Tidak,” jawab Leonardo samar.“Kamu sudah makan siang?”Tangan Leonardo terangkat, pria itu baru tersadar jika dia sudah melewatkan jam makan siangnya sejak satu jam yang lalu. “Belum.”“Kamu ingin makan apa? Aku bisa memasakannya untuk kamu.”Ada senyuman yang terlukis di bibir Leonardo, pria itu sampai mengusap dadanya merasakan ada sesuatu yang hangat di dalam hatinya. “Aku mau ratatouille.”“Aku akan membuatnya dan ke tempat kamu sebentar. Besok Prince ulang tahun, aku sudah berjanji membuat kue untuknya, namun nanti malam aku sangat sibuk takut tidak memiliki waktu untuknya”Leonardo diam terpaku, dengan terburu-buru pria itu membuka kalender di komputer. Benar saja,
Read more

BAB 145: Berlebihan

Leonardo menangkap pinggang Rosea dan memeluknya. “Bisakah aku ikut?”Rosea tercengang kaget, betapa konyolnya pertanyaan Leonardo dan permintaannya hingga membuat Rosea sampai kehilangan kata-kata. “Kamu orang penting Leo, jika kamu memiliki waktu, habiskanlah dengan Prince,” nasihat Rosea dengan hati-hati.“Kamu terus menggunakan Prince untuk dijadikan alasan.”“Leo, ini hanya perjalanan pekerjaan biasa, kami pergi untuk membicarakan kerjasama bisnis, jangan memikirkan hal lain.”Tubuh Leonardo menurun, memeluk tubuh Rosea dengan erat, dengan berat hati dia mengangguk meski terpaksa.“Aku akan menyuruh seseorang mengikut kamu ya?” tanya Leonardo lagi terdengar memohon.Napas Rosea tertahan di dada, sekali lagi pertanyaan Leonardo membuatnya sampai kehilangan kata-kata. “Leo, ada apa dengan kamu? Kenapa kenapa harus di ikuti? Bara dan Rivan berteman sejak lama.”“Sea.”“Jangan bilang kamu cemburu.”“Memang aku cemburu,” jawab Leonardo tanpa ragu.Rosea semakin kehilangan kata-kata, c
Read more

146: Kedatangan Mikhaila

Beberapa pil kontrasepsi darurat berada di tangan Rosea, apa yang dilakukan Leonardo hari ini sudah membuat Rosea berhasil dihantui ketakutan, sepanjang jalan pulang Rosea sampai beberapa kali berhenti berkendara karena diserang kepanikan hebat. Tidak ada tujuan lain di pikirannya selain harus pergi ke apotik untuk membeli obat.Satu kali Rosea meminumnya di jalan, dan kini dia kembali diserang kepanikan lagi yang membuat dia ingin meminum obat lagi.Rosea terduduk lemas, mencoba mengambil ketenangn dan tetap berpikir rasional.Rosea membuang napasnya dengan berat, di liriknya koper yang sudah dia siapkan untuk keberangkatan singkatnya keluar kota.Lelah, jiwa Rosea mulai merasakan perasaan lelah itu. Mungkin dengan pergi keluar kota dia akan sedikit terlepas dari sesaknya keberadaan Leonardo.Tersirat dibenak Rosea untuk meminta Leonardo agar mereka berjaga jarak sementara waktu, namun sulit untuknya mengatkan hal ini setiap kali melihat betapa hebatnya reaksi berlebihan Leonardo kar
Read more

BAB 147: Berkenalan

Prince duduk sendirian memisahkan diri dari Mikhaila yang duduk di sebuah sofa, memperhatikan Prince yang tengah sibuk mencorat-coret sebuah pen di tablet.Mikhaila memperhatikan ke sekitar arah dan menyadari jika kini Leonardo tengah menerima panggilan dari asistantnya untuk membicarakan pekerjaan.“Prince, kamu marah kepada mama?” tanya Mikhaila, sejak tadi Prince hanya diam dan sibuk dengan dirinya sendiri.“Aku tidak suka orang yang suka berbohong,” ucap Prince terdengar pelan namun jelas.Mikhaila sempat dibuat terdiam mendengar jawaban Prince, pikiran wanita itu sampai bertanya-tanya, dari mana Prince bisa berbicara seperti itu?“Mama tidak berbohong Prince, mama kembali untuk bisa kembali bersama kamu dan ayahmu, nenek Berta juga setuju. Mama janji akan menjadi mama yang baik untuk kamu,” bujuk Mikhaila.Prince tidak menjawab, anak itu kembali melihat tabletnya. Mendengar nama Berta membuat Prince takut.“Prince, kamu tidak mau mama di sini dan jadi mama kamu yang sebenarnya?”
Read more

BAB 148: Perdebatan

“Kenapa kamu mengundang mantan kamu ke sini Leo?” Tanya Rosea usai mendapatkan waktu berdua di dapur.“Aku tidak mengundangnya Sea, dia datang ke sini tiba-tiba. Aku tidak bisa mengusirnya karena ada Prince.”“Seharusnya kamu memberitahu aku, Leo.”“Kamu tidak suka sama dia?”Rosea tercengang kaget, dengan mudahnya Leonardo melontarkan pertanyaan tidak masuk akal. “Bukan itu masalahnya Leo, aku ingin bertemu Prince dalam situasi yang lebih baik agar saling memiliki kesan yang baik.”Leonardo mengusap rambut Rosea dan tersenyum. “Kamu tidak perlu memiliki hubungan yang baik dengan dia Sea, jika kamu mengenal dia, mungkin kamu akan menyesal.”Rosea membuang napasnya dengan berat, memang bila di ingat apa yang sudah Mikhaila katakan beberapa saat yang lalu, Rosea sedikit tersinggung, namun Rosea masih tetap berusaha berpikir positif.“Cincin ini,” Rosea mengalihkan topic pembicaraannya dengan menunjukan cincin bermata ruby yang tersemat di tangannya. “Aku tidak tahu kenapa kamu memberika
Read more

BAB 149: Tindakan Rosea

“Tidak mau, aku benci Mama! Mama jahat!” teriak Prince.Prince mulai menangis dan memeluk pinggang Rosea. “Kenapa Mama jahat kepada Sea?” tanya Prince terisak.“Mama tidak jahat Prince.”“Mama selalu bohong.”“Mama tidak bohong, percayalah Prince.”“Tidak mau!”“Ada apa?” tanya Leonardo yang baru kembali, pria itu melangkah lebar mendekat dan melihat keterdiaman Rosea yang terlihat pucat menahan amarah dan kesedihan. Tanpa perlu diminta penjelasannya sedikitpun Leonardo sudah bisa memahami situasi yang terjadi.Pandangan Leonardo langsung teralihkan pada Mikhaila yang kini terlihat panik. “Sebaiknya jangan pernah menemui Prince lagi jika kamu masih selalu bangga dengan sifat tidak tahu malumu itu.”Pupil mata Mikhaila melebar. “Apa maksud kamu?”“Kamu tuli atau bodoh? Harus berapa kali aku berkata seperti ini,” jawab Leonardo dengan tajam.Mikhaila terlihat marah, ucapan Leonardo membuatnya merasa dipermalukan di hadapan Rosea. Mikhaila tidak terima Leonardo memarahaninya di hadapan o
Read more

BAB 150: Benih Pertengkaran

Prince benar-benar meminta maaf seperti apa yang sempat Rosea nasihatkan kepadanya. Suara Prince bergetar saat mengucapkan maaf, namun yang menjadi perhatian adalah sikap Mikhaila.Kepercayaan dirinya, kesomobongan dan tatapannya yang tajam itu hilang entah kemana, wanita itu terlihat seperti terguncang hebat akan sesuatu.Setelah berbicara singkat dengan Prince, Mikhaila tidak membuang waktu lebih lama lagi, bahkan dia tidak berucap sepatah katapan kepada Rosea, Mikhaila terburu-buru pergi pulang seperti seseorang yang ketakutan.Entah apa yang sudah dikatakan oleh Leonardo kepadanya, namun Rosea percaya betul jika kemungkinan Leonardo mengancam sesuatu kepadanya.Kepergian Mikhaila tersedikit melegakan hati Rosea, andai Mikhaila akan tetap berada di sekitarnya lebih lama, Rosea pasti akan memutuskan pergi.Rosea membawa Prince ke meja dan memulai untuk tiup lilin, menikmati sepotong kue yang telah dia buat. Prince terlihat senang, sementara Leonardo dan Rosea terlibat ketegangan mes
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status