“Apa yang kamu lakukan!” teriak Rosea panik. “Kamu sudah gila ya, tahan amarah kamu!” Maki Rosea mendorong Leonardo untuk menjauh.Rivan yang tersungkur di lantai terlihat kesakitan dengan sebuah darah yang mengucur dari hidungnya.“Sial, sakit banget!” teriak Rivan dengan mata berkaca-kaca.“Astaga Rivan,” Rosea meraih wajah Rivan dan melihat darah bercucuran jatuh keluar dari hidungnya.Tubuh Rosea terhuyung dalam tarikan Leonardo, “Sudah, biarkan saja dia. Kamu ikut denganku.”Rosea menepis tangan Leonardo dengan kasar dan mendorong dadanya untuk menjauh. “Kamu yang seharusnya pergi, kamu sudah gila Leo, datang-datang membuat keributan dan melukainya!”“Kakak, rumah sakit..” rintih Rivan memanggil.***Sebuah keributan yang tidak terduga menimbulkan banyak perhatian orang-orang yang berada di sekitar, Rivan harus di bawa ke rumah sakit karena takut hidungnya patah, apalagi Rivan tidak berhenti mengeluh kesakitan.Ketidak mampuan Leonardo dalam mengontrol emosi dan perasaannya membu
Read more