Home / CEO / Mengejar Cinta Ms. Independent / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Mengejar Cinta Ms. Independent: Chapter 151 - Chapter 160

164 Chapters

BAB 151: Kesedihan

“Kak Sea,” panggil Rivan berdiri di sisi Rosea yang kini terbaring di ranjang dan terlihat memilih mengurung diri begitu mereka sampai di penginapan.Rivan segera duduk di sisi Rosea dan mengusap kepalanya untuk memastikan bahwa dia tidak sakit. Rivan khawatir karena hari ini Rosea bersikap tidak seperti biasanya.Rosea selalu bersemangat dengan pekerjaannya, bahkan ketika dia sakit dan sempat di rawat, Rosea selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya meski harus dikerjakan di ranjang rumah sakit.Padahal kepergian mereka ke Bali saat ini karena ada proyek besar kerja sama, seharusnya Rosea sangat senang, anehnya sejak berada di bandara, Rosea tidak membahas apapun tentang pekerjaannya dan lebih banyak diam. “Kak Sea kenapa sebenarnya? sejak tadi hanya diam dan bengong.”“Aku tidak apa-apa Rivan.”“Bohong. Sejak kapan Kak Sea tidak pernah bersemangat dengan pekerjaan? Kak Sea bisa menceritakannya padaku, apa ada yang mengganggu Kakak? Aku akan menghajar orangnya”Rosea mengusap wajah
Read more

BAB 152: Berusaha Bangkit

Di malam yang sudah larut, Abraham datang seorang diri menemui Leonardo yang kini berada di rumahnya. Kedatangannya ke rumah itu membuat Abraham melihat sebuah pemandangan yang tidak seperti biasanya.Leonardo terbaring sendirian di kursi kayu terlihat diam merenung dalam kesepian, pikirannya bergelayut dalam kesedihan dan kekhawtiran yang semakin membesar.Leonrdo terlihat tidak setenang dan sekuat seperti biasanya.Leonardo tidak mengalihkan pandangannya dari gelapnya langit yang dapat dia lihat melalui kaca jendela, pria itu tidak mempedulikan kedatangan Abraham yang kini duduk di sebrangnya.“Apa yang terjadi padamu?” tanya Abraham terdengar serius.Leonardo menyembunyikan sebagian wajahnya dalam siku tangannya, pria itu enggan bersuara, hatinya bergemuruh, berkecamuk terjebak dalam kesedihan. Mengatasi masalah perasaan ternyata lebih rumit dari mengatasi masalah keuangan.“Leo, katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi,” desak Abraham menyentak keterdiaman Leonardo.“Tanyak
Read more

BAB 153: Ketegangan

Rosea menatap layar handponenya, melihat ada begitu banyak panggilan masuk Leonardo yang mencoba menghubunginya. Sejak pertengkaran itu, Rosea memilih enggan berkomunikasi dan tidak melakukan kontak apapun untuk bisa menenangkan diri.Melihat dari setiap panggilan yang Leonardo lakukan di setiap setengah jam sekali, Rosea bisa menyadari bahwa keadaan pria itu tidak baik-baik saja.Rosea merasa kasihan padanya, sisinya yang egois harus kembali melunak dan membuat Rosea menyempatkan waktu memberi pesan kepada Leonardo bahwa dia baik-baik saja dan tidak lagi marah kepadanya, Rosea hanya masih butuh waktu untuk sendiri.Rosea ingin Leonardo mengerti, Rosea masih bisa menerima sisi pria itu yang selalu dominan dan berlebihan, Rosea selalu yakin bahwa Leonardo bisa berubah. Namun masalah utama mereka yang sesungguhnya adalah perbedaan kelas social dan perlakuan Berta kepadanya.Rosea tidak tahu apalagi yang akan Berta lakukan padanya jika mereka tetap bersama.Rosea tidak ingin meminta Leon
Read more

BAB 154: Menyusul

Tiga hari di pulau Bali membuat Rosea masih tidak bisa menghilangkan kegundahan di dalam hatinya, sekarang menuju malam ke empat di pulau itu, Rosea masih tidak tahu kapan waktunya dia harus pulang.Selama tinggal dan memiliki waktu luang, Rosea memilih pergi ke beberapa tempat bersejarah dan berkeliling menggunakan sepeda di temani Rivan yang masih berada di sisinya, sementara Bara sudah pulang karena harus lebih banyak menemani isterinya yang kini sedang hamil tua.Di malam hari dia akan pergi berjalan-jalan di sepanjang pantai dan sesekali berbincang dengan dengan beberapa orang rekan kerja barunya yang masih menikmati waktu liburan mereka sebelum kembali ke negara mereka masing-masing.Waktu masih menunjukan pukul Sembilan malam, Rosea duduk sendirian melihat keramaian orang-orang yang tengah berpesta. Rosea tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang, dia tidak ingin berbicara dan tidak ingin bergerak juga, keramaian pesta malam ini sangat berbeda jauh dengan suasana hati dan
Read more

BAB 155: Pukulan

“Apa yang kamu lakukan!” teriak Rosea panik. “Kamu sudah gila ya, tahan amarah kamu!” Maki Rosea mendorong Leonardo untuk menjauh.Rivan yang tersungkur di lantai terlihat kesakitan dengan sebuah darah yang mengucur dari hidungnya.“Sial, sakit banget!” teriak Rivan dengan mata berkaca-kaca.“Astaga Rivan,” Rosea meraih wajah Rivan dan melihat darah bercucuran jatuh keluar dari hidungnya.Tubuh Rosea terhuyung dalam tarikan Leonardo, “Sudah, biarkan saja dia. Kamu ikut denganku.”Rosea menepis tangan Leonardo dengan kasar dan mendorong dadanya untuk menjauh. “Kamu yang seharusnya pergi, kamu sudah gila Leo, datang-datang membuat keributan dan melukainya!”“Kakak, rumah sakit..” rintih Rivan memanggil.***Sebuah keributan yang tidak terduga menimbulkan banyak perhatian orang-orang yang berada di sekitar, Rivan harus di bawa ke rumah sakit karena takut hidungnya patah, apalagi Rivan tidak berhenti mengeluh kesakitan.Ketidak mampuan Leonardo dalam mengontrol emosi dan perasaannya membu
Read more

BAB 156: Bertemu Berta

Rosea ingin tidur, namun hatinya terjebak kegundahan lagi yang membuatnya terus membuka mata dan hanya diam terpaku melihat langit-langit kamar, begitu pula dengan Leonardo yang kini terbaring di sampingnya.Leonardo terjaga sepenuhnya, tangannya menggenggam tangan Rosea di bawah selimut. Pria itu terbaring mirip menatap lekat Rosea, rambutnya yang masih setengah masih terlihat membasahi bantal.“Apa yang kamu inginkan dalam hidup ini Sea?” tanya Leonardo serius.“Aku tidak tahu, aku menjalani apa yang ingin aku jalani. Bagaimana dengan kamu sendiri?”Leonardo terdiam cukup lama sampai akhirnya sebuah kalimat keluar dari mulutnya. “Aku hanya ingin bahagia dan hidup tanpa penyesalan.”Rosea bergerak pelan dan membalas tatapan hangat pria itu, ada jiwa yang kosong di mata pria itu yang membuat Rosea bergerak mendekat dan masuk ke dalam dekapannya.Hangat dan lembut kulit Leonardo membuat Rosea memejamkan mata dan menarik napasnya dalam-dalam, Rosea membalas pelukan Leonardo dan merasaka
Read more

BAB 157: Ledakan Masalah

Berta meletakan alat makannya di atas piring begitu dia selesai makan.“Anda ingin berbicara apa dengan saya?” tanya Rosea.Tubuh Berta menegak, wanita itu itu menatap tajam Rosea dengan pandangan merendahkan seperti biasanya. “Kita langsung pada intinya saja, kamu harus sadar jika kamu dan Leonardo tidak memiliki kemungkinan sedikitpun untuk bersama. Daripada membuang waktu, sebaiknya tinggalkan dia sekarang sebelum kamu merasa menyesal.”Rosea terdiam mendengarkan ucapan mendikte Berta seperti saat pertama kali mereka bertemu.“Keluarga kami tidak bisa menerima orang sembarangan, jika kamu tetap berusaha bertahan seperti ini, kamu akan hancur karena saya bisa menghancurkan kamu dan keluarga kamu.”Berta mengambil tasnya dan mengambil sebuah cek, lalu mengisinya, dengan angkuhnya wanita itu menyodorkannya di hadapan Rosea. “Ambil uang lima milliar itu, lalu tinggalkan Leo dan jangan pernah muncul lagi hadapannya. Sudah cukup banyak uang Leo berikan sama kamu, kamu juga masih muda dan
Read more

BAB 158: Menghindar

Rosea tertidur meringkuk sendirian di ranjang, butuh waktu lama untuk dia bisa kembali menenangkan diri di temani Karina, jiwa Rosea terguncang dalam ketakutan.Rosea tidak dapat berhenti menangis begitu melihat ratusan artikel berita online yang bermunculan membuat berita bohong.Karina khawatir sebuah berita bohong yang sebar luaskan Berta akan sampai ke tangan keluarga Rosea dan rekan kerjanya, nama Rosea akan hancur tercoreng oleh sebuah fitnah.Bertahun-tahun Rosea berusaha keras mendedikasikan hidupnya dengan bekerja dan membangun namanya sendiri, sangat tidak adil jika namanya tercoreng begitu saja.Betapa bekerja kerasnya Karina menuntut Leonardo bertindak cepat untuk menurunkan semua berita yang dibuat.Beruntungnya Leonardo memahami dampak berita bohong yang Berta sebarkan, kurun dari waktu dua jam, secara perlahan berita itu menghilang.“Untuk saat ini, biarkan Sea tinggal di sini. Aku tidak ingin dia bertemu dengan Leo untuk sementara waktu, biarkan dia tenang dan mengambi
Read more

BAB 159: Ancaman Lain

Prince duduk dalam kesendirian di pagi hari, sesekali anak itu menyeka air matanya dan melihat ke sekitar, Leonardo tidak pulang sejak kemarin dan Prince hanya di urus oleh para pekerja di rumah.Prince tertunduk dan kembali menangis sendirian, suasana hatinya dilanda oleh kegelisahan dan perasaan yang mendesaknya ingin menangis. Prince merasakan ada sesuatu yang lain akhir-akhir ini, ayahnya terlihat tidak bahagia dan Rosea tidak datang ke rumahnya.Semua ini terjadi sejak pesta ulang tahunnya. Sejak kedatangan ibunya yang bertemu Rosea.Berta tidak datang ke rumah, sekalinya dia datang, para pekerja tidak mengizinkan bertemu Prince. Prince juga tidak lagi diminta untuk menemui Berta dan melewati banyak pelajaran yang melelahkan. Keputusan Leonardo yang menjauhkan Prince dari Berta membuat Prince tersadar bahwa ayah dan neneknya itu tengah bertengkar.Suara langkah seseorang terdengar dari sudut ruangan membuat Prince melihat ke arah pintu.Leonardo datang dalam keadaan kusut dan ter
Read more

BAB 160: Pamit

Rosea berdiri di depan cermin, memperhatikan dirinya sendiri dengan seksama. Sudah hampir empat hari ini dia mengurung diri dan tidak melakukan kontak apapun siapapun, pekerjaannya yang terbengkalai dikerjakan Helvin begitu dia tahu jika Rosea dengan mengalami masalah.Rosea sudah berbicara dengan Karina secara khusus untuk membicarakan apa yang ingin Rosea lakukan kedapannya, ada banyak hal yang kemungkinan terjadi diluar dari apa yang selama ini Rosea rencanakan dalam hidupnya.Rosea tidak memiliki sedikitpun ketenangan sejak mendapatkan terror di malam itu, ancaman demi ancaman terus datang kepadanya hingga membuat Rosea takut untuk keluar sendirian.Rosea bersyukur karena Karina juga Emmanuel terus menemaninya dan mendorongnya untuk kembali bangkit menjadi lebih berani, mereka tidak membirkan Rosea sendirian karena kondisinya yang tidak stabil.Perasaan Rosea terasa sedikit lebih tenang, kini dia ingin pergi keluar seorang diri untuk menyelesaikan semua masalah yang memang sudah s
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status