Home / CEO / Mengejar Cinta Ms. Independent / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Mengejar Cinta Ms. Independent: Chapter 121 - Chapter 130

164 Chapters

BAB 122: Membuat Berta Marah

“Nenek tidak bertanya padamu Prince, kamu pergi ke kamar. Nenek ingin berbicara dengan Rosea,” ucap Berta dengan cepat.Prince menggeleng, tangan mungilnya terlihat gemetar memeluk pinggang Rosea karena takut neneknya akan memarahi Rosea. Menyadari kekhawatiran Prince, Rosea mengusap kepalanya dan berkata, “Tidak apa-apa Prince. Semuanya baik-baik saja, kamu pergilah ke kamar.”Perlahan Prince menguraikan pelukannya, dengan terpaksa anak itu mundur dan segera pergi.Segala tindak tanduk Prince semakin diperhatikan Berta, terutama kedekatan Prince pada orang asing melebihi keluarganya sendiri.“Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan disini? Tidak sembarangan orang diperbolehkan menggunakan benda-benda di rumah ini,” ucap Berta usai kepergian Prince.“Saya teman Prince, dan saya sedang menemani Prince.”Cara Rosea yang berbicara terlampau tenang membuat Berta terlihat kesal. “Cucu saya tidak mungkin berteman dengan orang dewasa, apalagi orang itu dengan kurang ajarnya menggunakan dapur orang
Read more

BAB 123: Kekacauan

Prince yang mendengar teriakan Berta langsung berlari ke kamarnya dan mencoba menyembunyikan kura-kuranya di balik tumpukan maianan yang berada dalam lemari. Prince berlari mengunci pintu mulai menangis ketakutan karena ini untuk pertama kalinya dia melihat Berta begitu marah.“Prince, buka pintunya,” pinta Berta yang kini berada di depan pintu.Tangis Prince terdengar semakin keras, kekhawatiran dan rasa takut berkelut di dalam hatinya. Prince takut Berta memarahinya, disisi lain Prince juga merasa khawatir jika Rosea tidak mau lagi berteman dengannya karena perlakuan Berta.“Prince, nenek minta, kamu buka pintunya.” Panggil Berta sambil mengetuk-ngetuk pintu. “Prince, nenek tidak suka anak yang pembangkang dan nakal, cepat buka pintunya. Nenek janji tidak akan memarahi kamu.”Tubuh Prince gemetar hebat, dalam ketakutannya akhirnya Prince membuka pintu kamarnya.Tubuh Prince tersentak kaget ketika Berta tanpa permisi masuk ke dalam kamarnya begitu saja dan melihat ke penjuru arah sea
Read more

BAB 124: Mencari Ketenangan

“Jadi, Ayah menyalahkan ibu?” tanya Berta tidak terima.Abraham membuang napas dengan berat. Abraham menegakan tubuhnya dan menatap Berta dengan serius. “Ayah hanya berpikir objektif. Bu, sebaiknya Ibu bersikap hati-hati jika belum mendapatkan kepastian siapa Rosea sebenarnya.”“Berhati-hati? Untuk apa berhati-berhati? Jika dia wanita baik-baik, dia tidak tidak akan menjawab apa yang Ibu katakan. Ibu curiga, dia pelacur baru Leonardo.” “Jika Ibu marah karena dihina Rosea, mungkin perasaan Rosea juga begitu saa Ibu menghinanya. Kita juga tidak bisa langsung menyimpulkan jika Rosea adalah wanita Leonardo. Putera kita tidak akan membawa wanita sembarangan ke rumahnya apalagi mempertemukannya dengan Prince.”Berta bersedekap dan menatap serius Abraham. Pikiran Berta berkelana mengingat wajah dan postur tubuh Rosea yang perlu Berta akui jika dia lebih cantik dan jauh lebih terawat dari beberapa wanita yang Berta pilih untuk menjadi jodoh Leonardo.Bukan hal yang mustahil jika Leonardo ter
Read more

BAB 125: Perdebatan

Setengah jam menghabiskan waktu dalam perjalanan, kini akhirnya Leonardo sampai ke rumahnya. Kedatangannya disambut oleh Abraham yang menunggu, begitu pula dengan Berta yang kini duduk dalam kegelisahan karena panas Prince belum turun meski sudah ditangani oleh dokter.Leonardo masuk ke dalam kamar Prince dan mengunci pintu, di tatapnya Prince yang kini terisak menangis bergerak gelisah meracau lemah. Suasana kamarnya yang berantakan dan hampir sebagian mainannya bertebaran di lantai, Leonardo bisa meraskan seberapa histeris dan marahnya Prince ketika Berta dengan secara paksa mengambil hewan peliharaannya.Ada rasa sakit yang Leonardo rasakan di dalam hatinya, ini bukanlah kehidupan yang Leonardo inginkan meski dia berada di antara keluarganya.Leonardo butuh ketenangan, dia ingin bahagia, dia ingin memberi dunia yang penuh warna untuk Prince. Bukan tekanan yang membuat Leonardo merasa terenggut semua hak-hak hidupnya hanya karena alasan ikatann darah.Leonardo terduduk disisi ranjan
Read more

BAB 126: Ancaman

“Jadi, siapa Rosea itu sebenarnya? Kalian benar-benar berpacaran?” tanya Abraham begitu tenang, sangat berbeda jauh dengan sikap Berta.Leonardo menautkan jari-jarinya dengan kuat, angin yang dingin menyapu rambutnya yang kini sedikit berantakan. Leonardo sudah merasa lelah dan ingin istirahat, namun Leonardo harus menjawab pertanyaan kekanak-kanakan semua orang.“Ayah sudah mendengar jawabannya tadi. Kami berpacaran,” jawab Leonardo tanpa sangkalan.“Bukan wanita simpanan?”“Sea bukan wanita yang seperti itu,” jawab Leonardo dengan cepat.Abraham mengerjap kaget, Abraham sama sekali belum bertemu dengan wanita yang bernama Rosea itu. Namun logika Abraham masih belum bisa menerima, bagaiamana caranya seorang pembantu bisa mendapatkan hati Leonardo.Lenardo tidak suka wanita bodoh, dia suka wanita berkelas, mandiri dan juga menarik.“Leo, mengenai status dia.”“Teman bayaran dan pembantu itu berbeda,” sela Leonardo.Abraham dibuat diam masih tidak mengerti dan sangat terkejut. Abraham
Read more

BAB 127: Menemui Leonardo

Usai pergi menemui Sudrajat, Rosea kembali ke tokonya dan berdiskusi dengan Helvin. Kali ini tampaknya Rosea mendapatkan pekerjaan besar dan penting, terlebih Sudrajat memesan beberapa macam berlian untuk dipakaikan pada kalung juga cincin puterinya.“Paman bisa menghubungi teman Paman? Sepertinya berlian yang dibutuhkan sedang tidak ada di toko kita,” ucap Rosea dengan serius.“Kamu saja yang menelpon dan meminta. Nanti aku kirim kartu namanya.”Rosea bersedekap menatap tajam Helvin. “Paman menolak permintaan aku?”“Iya,” jawab Helvin dengan jujur.“Aku kan atasan Paman.”“Kalau paman menolak perintah kamu, kamu mau pecat paman?”Rosea terdiam tampak tercengang mendengar pertanyaan Helvin. Pria paruh baya itu segera pergi menemui beberapa pengrajin yang kini tengah bekerja, tampaknya Helvin memilih pergi sekadar untuk menghindar dari perintah Rosea.Rosea mendengus kesal, Helvin selalu menolak permintaan Rosea disetiap kali diminta melakukan transaksi besar. Hal itu tidak terlepas da
Read more

BAB 128: Tidak Seburuk yang Dibayangkan

Pelukan Leonardo mengurai, wajahnya sedikit terangkat dan menatap mata Rosea dalam-dalam. “Pakailah Sea, jangan memikirkan apapun.”“Aku tidak bisa menerimanya, itu terlalu besar untukku.”“Jika kamu merasa tidak enak hati, jangan melihat harganya, setidaknya kamu lihat saja niat baikku Sea. Itu berguna untuk pekerjaan kamu.”Rosea terdiam, wanita itu mencari-cari hal lain di mata Leonardo. Rosea tidak habis pikir, mengapa pria itu bisa memberikan barang semahal itu layaknya memberi sebuah permen kepada Rosea?Rosea memahami niat baik Leonardo, namun dia tidak ingin hubungan mereka menjadi terbebani hanya karena uang.“Aku akan menerima niat baik kamu. Tapi aku akan membayarnya, boleh kan?” tanya Rosea hati-hati, wanita itu tidak ingin ucapannya melukai harga diri Leonardo.Leonardo membuang napasnya dengan kasar, ternyata memang tidak mudah merubah pendirian Rosea. Andai saja Rosea sedikit saja memiliki sisi keserakahan yang kotor, mungkin akan dengan mudahnya dia menerima apa yang L
Read more

BAB 129: Terbuka

“Kamu bisa meminum ini sebelum pesanan kamu datang, ini ” ucap Rosea begitu kini sudah berada di hadapan Leonardo.Rosea segera menarik kursi dan hendak duduk, tubuh Rosea sedikit tertahan ketika tiba-tiba saja Leonado menahan lengan Rosea dan menariknya untuk duduk di sampingnya.Tanpa bertanya Rosea segera pindah duduk di sisi Leonardo.“Kamu pesan dua minuman?” tanya Leonardo.“Bukan, yang ini gratis. Jack dan Alexander memberikannya kepadaku karena bisa menjawab pertanyaannya. Katanya ini berlaku untuk semua karyawan,” cerita Rosea dengan sebuah senyuman.Leonardo mendengus kian kesal. Baru saja beberapa menit Rosea berbicara, wanita itu sudah bisa mengetahui nama lawan bicaranya hingga mendapatkan minuman gratis. Leonardo sampai bertanya-tanya, seberapa besar kemampuan Rosea sampai bisa membangun banyak percakapan dengan pria asing.“Kamu tidak mau mencoba? Ini enak, tidak terlalu manis, menggunakan daun stevia,” kata Rosea lagi sambil menyuapkan beberapa sendok yoghurt ke dalam
Read more

BAB 130: Perbincangan

Suara deringan telepon bergetar beberapa kali menandakan ada panggilan masuk. Rosea mengabaikannya dan memilih terus berenang, dua puluh lima menit kemudian akhirnya dia menyempatkan diri pergi ke tepian untuk memeriksa handponenya.Ada beberapa panggilan yang terabaikan dari Karina. Rosea akhirnya membuka pesan yang Karina kirimkan.Ada senyuman lebar senang yang melekat di bibir Rosea begitu membaca pesan Karina yang memberitahukan bahwa Emmanuel sudah melamarnya dan keluarga mereka ingin membuat sebuah pesta sederhana. Karina meminta Rosea untuk mempersiapkan cincin pernikahannya karena Emmanuel pasti akan mendatanginya.Karina sengaja melimpahkan cincin pernikahannya kepada Rosea karena Rosea tahu betul apa yang Karina suka.Sangat mengejutkan dan diluar perkiraan, ternyata Karina di lamar begitu cepat dan akan segera menikah dengan cinta pertamnya. Padahal selama ini Karina adalah orang yang paling sering mendeklasariskan jika tidak akan menikah sebelum keliling dunia dan menemuk
Read more

BAB 131: Jawaban

Prince tertawa terlihat begitu senang bisa menikmati suasana malam di sekitar perumahan baru tempat pertemuan baru mereka dengan Rosea.Keramaian orang-orang yang berjalan kaki, dan gerai-gerai yang terbuka hingga suasana pantai indah yang masih terlihat tampak membuat hati Prince bahagia.Prince tidak lagi melihat anak-anak di sekitarnya dengan iri karena mereka berdiri di antara kedua orang tuanya. Kini Prince bisa berdiri di antara Leonardo dan Rosea.Prince merasa bahagia, merasakan sesuatu yang lengkap dihatinya.Prince sempat berkaca-kaca menahan air mata, satu jam yang lalu tiba-tiba saja Rosea mengajaknya pergi jalan-jalan bersama.Ini untuk pertama kalinya Prince bisa berjalan-jalan dengan santai bersama Leonardo, tanpa pengawalan, tanpa aturan dan tanpa kata-kata yang mendikte. Ada perasaan mendalam di dalam hati anak itu karena bisa melakukan hal-hal normal seperti anak-anak lainnya, apalagi Rosea yang masih bersikap sama meski dia sempat dimarahi Berta. Sikap Rosea yang ti
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status