Semua Bab Mengejar Cinta Ms. Independent: Bab 101 - Bab 110

164 Bab

BAB 102: Bibi Atlanta

Atlanta bersandar di tembok, melihat wanita paruh baya berpakaian putih yang sudah berhasil membeli cincin milik Rosea. Pria itu diam menunggu karena wanita itu tengah berbicara dengan seseorang di telepon dengan bahasa spanyolnya. Wanita paruh baya itu terlihat sangat anggun dan lembut, dia berpakaian rapi dan tidak mencolok, dia hanya menenteng sebuah tas rajut sederhana dan tidak memakai perhiasan apapapun selain cincin pernikahan dan smart watch dipergelangan tangannya. Kaki Atlanta bergerak melurus, pria itu berdiri sepenuhnya begitu melihat wanita paruh baya itu selesai berbicara. Wanita itu berbalik dan langsung di hadapkan dengan Atlanta yang bersedekap menatapnya dengan serius. “Bibi kenapa ada di sini?” tanya Atlanta. Lauran tersentak kaget, wanita itu tersenyum canggung, dengan cepat Lauran membuka tangannya dan memeluk Atlanta sekilas. “Astaga Atlanta, lama tidak bertemu. Bagaimana kabar kamu, Sayang?” sapa Lauran dengan tawa sumbangnya. “Baik,” jawab Atlanta singkat.
Baca selengkapnya

BAB 103: Hadiah

“Kamu kenapa?” Rosea membuka suara, menyadari kegelisahan Leonardo. Leonardo menempatkan tangannya di bahu Rosea yang terbuka dan mengusapnya dengan lembut. “Perkataanku mungkin terdengar menggelikan dan berlebihan untukmu karena kita yang baru sepakat menjalin hubungan dua hari. Namun aku harus tetap mengatakannya padamu Sea. Aku merasa cemburu jika melihat kamu begitu dekat dengan pria lain Sea, rasanya aku ingin menghajar mereka,” ungkap Leonardo dengan jujur. Wajah Rosea memucat kaget, dia sampai lupa jika kini seseorang yang harus Rosea jaga hatinya. “Aku minta maaf sampai melupakan kamu.” Leonardo mengangguk bersama dengan hembusan napas lega yang terdengar dari mulutnya. Dalam diamnya Rosea melihat ke penjuru arah, wanita itu terlihat waspada dan takut akan ada orang lain yang melihatnya bersama Leonardo. “Mungkin sebaiknya kita bicara luar, orang-orang akan melihat kita,” ucap Rosea terbata. “Apa kamu malu jika orang lain tahu jika kita pacaran?” Sebuah pertanyaan yang
Baca selengkapnya

BAB 104: Hadiah Lain

Rosea berdiri di depan pintu rumah Leonardo, hari ini adalah jadwal pertemuannya dengan Prince. Selain itu, Rosea juga sudah janjian dengan Leonardo akan makan malam bersama. Rosea tersenyum melihat Prince yang datang menyambut kedatangannya, anak itu berlari ke arahnyanya dan memeluk kaki Rosea dengan suara tawanya yang terdengar senang. Keadaan Prince terlihat sudah sepenuhnya membaik. “Hay Prince, apa kabar?” Rosea memberanikan diri mengusap kepala Prince untuk memastikan suhu tubuhnya. Prince mengangguk berantusias, anak itu mendongkakan kepalanya dan tersenyum lebar. “Aku sudah sembuh, Sea benar, aku harus minum obat dan minum dengan baik saat demam.” Tubuh Rosea mematung, hatinya tersentuh begitu dalam melihat tatapan mata Prince yang berbinar dan senyuman lebar di bibir mungilnya, Rosea merasakan debaran hebat perasaan peduli, bukan lagi rasa kasihan. “Syukurlah jika kamu sudah sembuh. Oh iya, aku punya hadiah untuk Prince,” “Benarkah?” Prince melompat senang, anak itu s
Baca selengkapnya

BAB 105: Terjebak Tamu Baru

Kini, hanya tinggal Rosea dan Leonardo di dapur. Senyuman Leonardo memudar, pria itu segera mengitari pantry untuk menghampiri Rosea. Kepergian Prince menuju ruangan kerjanya akan membutuhkan waktu beberapa menit, dengan begitu Leonardo memiliki sedikit waktu untuk mensabotase waktu Rosea bersama Prince. “Kamu tidak mau menyambutku pulang?” tanya Leonardo. Rosea mengangkat wajahnya, Rosea merasakan desiran hangat di wajahnya tatkala melihat sepasang bola mata Leonardo yang menatapnya dengan intens. Percikan hasrat, perasaan mendalam, sebuah ketertarikan yang kuat, semuanya bisa Rosea rasakan hanya dari tatapannya saja. “Selamat siang” sapa Rosea formal. Leonardo menahan dengusan kesalnya, ada perasaan tidak puas di dalam hati Leonardo jika Rosea menjaga jarak darinya, meski Leonardo tahu jika saat ini Rosea sedang bersikap professional sesuai dengan kesepatan yang pernah di bicarakan. Leonardo semakin mendekat untuk mengikis jaraknya dengan Rosea, begitu sudah berada di jangkauan
Baca selengkapnya

BAB 106: Berhasil Menyembunyikan

“Prince mana?” Berta meletakan tasnya di atas kursi, wanita menyempatkan diri untuk memeluk Leonardo sejenak dan melihat meja yang di penuhi oleh beberapa jenis makann rumahan biasa. “Sedang ke toilet,” jawab Leonardo begitu tenang. “Ini bekas piring siapa? Siapa yang masak, kok jelek begini? Prince kan sedang sakit, harusnya juru masak yang membuat.” Leonardo mengusap bibirnya dengan tishu lalu mengambil handponenya, pria itu segera beranjak tanpa memberikan jawaban. Selera makannya yang menyenangkan mendadak hancur karena kedatagan Berta. “Leo! Kamu mau ke mana?” Berta sedikit berteriak. “Ibu kesini untuk menemui Prince dan meminta maaf kepadanya kan? Pergi temui Prince, lalu pulanglah,” usir Leonardo dengan terang-terangan. “Ada yang ingin ibu bicarakan denganmu juga Leo,” jawab Berta dengan cepat. “Jika urusan bisnis kita bicarakan di ruangan kerja, jika urusan pribdi, lain kali saja,” jawab Leonardo masih terdengar dingin dan tidak bersahabat. Suara langkah cepat Prince y
Baca selengkapnya

BAB 107: Salah Tempat Persembunyian

Prince sudah tertidur begitu Leonardo berkunjung ke kamarnya, anak itu terlelap tidur dengan nyenyak. Kondisi tubuhnya yang belum stabil membuat Prince mudah lelah dan mengantuk. Keberadaan Prince seorang diri di kamarnya membuat Leonardo bertanya-tanya, dimana Rosea? Leonardo kembali menutup pintu dengan hati-hati, pria itu mengedarkan pandangannya melihat ke sekitar dengan bingung. Rumah Leonardo cukup luas dan memiliki banyak ruangan, ini akan memakan waktu jika Leonardo memeriksa satu persatu ruangan. Leonardo memutuskan pergi ke ruangan kerjanya untuk mencari keberadaan Rosea melalui cctv. Bertapa terkejutnya Leonardo begitu dia melihat Prince menarik Rosea pergi ke kamar Leonardo dan meninggalkannya di sana. Leonardo langsung beranjak dan terburu-buru berlari pergi menuju kamarnya. Kamar Leonardo adalah salah satu ruangan yang paling pribadi, Leonardo tidak suka siapapun masuk ke dalam terkecuali Prince. Tapi mengapa puteranya membawa Rosea pergi kesana? Apa karena Prince
Baca selengkapnya

BAB 108: Mengambil Kesempatan

Keterdiaman Rosea yang tidak menjawab membuat Leonardo tidak ragu lagi menarik tengkuk wanita itu dan meraup bibir Rosea masuk ke dalam ciumannya yang kuat dan dalam. Leonardo merengkuh tubuh Rosea masuk ke dalam dekapan kuatnya, pria itu memperdalam ciumannya begitu Rosea membalasnya. Hangat suhu tubuh Rosea dan jantungnya dan berdebar kencang dapat Leonardo rasakan saat pria itu mengusap dadanya. Rosea bernapas dengan kasar, wajahnya berubah merah bersemu, bibirnya bergetar mengeluarkan erangan lembutnya tatkala tatkala Leonardo mencumbu dan menyentunya setiap inch tubuhnya, meloloskan semua pakaian yang menghalangi mereka. Tubuh Rosea terayun di baringkan di ranjang. Debaran hebat kian meletup di jantung Rosea, wanita terpaku melihat Leonardo berada di atas tubuhnya tengah melepaskan pakaiannya sendiri sebelum melanjutkan cumbuannya lagi. Pria itu menyentuh begitu lembut dan kuat, sorot matanya yang tajam dan membara membuat Rosea tenggelam di bawah kungkungannya yang memenjar
Baca selengkapnya

BAB 109: Kabar tidak Menyenangkan

“Kamu tidak salah mengajak dia?” Karina menunjuk Atlanta dengan ekspresi tidak bersahabatnya. Sore ini Rosea berencana pergi ke sebuah panti asuhan yang di kelola oleh Helvin, saat di luar rumah dia tidak sengaja bertemu dengan Atlanta dan tanpa perencanaan apapun Rosea mengaja Atlanta pergi. Siapa sangka jika ternyata Atlanta setuju. Kedatangan Rosea dan Atlanta di sambut beberapa anak yang saat ini terlihat sibuk mengambil beberapa buah kotak buku dan pakaian dari sebuah mobil box. “Atla, kenapa diam saja?” tanya Rosea. Atlanta mengallihkan pandangannya, melihat Rosea sepenuhnya. Pria itu sempat di buat diam memperhatikan keadaan panti asuhan dan keramahan anak-anak yang begitu senang menyambut kedatangan Rosea. Beberapa di antara mereka sempat berterima kasih atas hadiah yang Rosea kirimkan untuk mereka. Atlanta sungguh tidak menyangka jika dia akan di suguhkan pemandangan seperti ini, melihat kelembutan kebaikan Rosea yang begitu jarang bisa di lihat. Atlanta dengar dari ibu
Baca selengkapnya

BAB 110: Malam Singkat

Satu pesatu ruangan rumah Rosea mulai menyala menerangi seluruh ruangan. Rosea melangkah masuk di ikuti oleh Leonardo yang berada di belakangnya. Perkenalan singkat Leonardo dan Atlanta beberapa menit yang lalu tidak begitu menyenangkan untuk Leonardo. Atlanta dan Leonardo masih bisa bersikap tenang satu sama lainnya meski kini mereka saling sadar bahwa mereka menyukai orang yang sama. Meskipun begitu, ini bukanlah hal bisa Leonardo bisa diamkan begitu saja, terlebih Rosea dan Atlanta tinggal begitu dekat, mereka juga tampak akrab satu sama lainnya. “Kamu darimana?” Leonardo langsung angkat bicara begitu Rosea meletakan tasnnya di atas meja. Rosea berbalik, Rosea sudah bisa merasakan kemarahan dan rasa kecewa Leonardo sejak melihat kepulangan Rosea bersama Atlnta. Mudah untuk Rosea menjawab jika hubungan mereka masih sebatas rekan kerja, namun sekarang berbeda. Apapun perasaan Rosea kepada Leonardo saat ini, tetap saja status mereka sekarang adalah pacaran, Rosea harus memperlak
Baca selengkapnya

BAB 111: Liburan

Okinawa Rosea sedikit terkejut ketika dia tersadar kini tengah berada di Okinawa bersama Leonardo yang mengajaknya untuk melewati kencan pertama mereka disini. Sebelumnya Rosea hanya pernah sekali datang ke Tokyo, itupun tidak sempat menginap karena kondisi keuangan. Rosea datang hanya untuk melihat pertunjukan idolanya dalam pertujukan Ice Skating. Rosea tidak menyangka jika kini dia bisa kembali ke Jepang dan menikmati banyak hal pemandangan yang jauh berbeda dengan keadaan beberapa negara asia lainnya. Setelah melewati perjalanan singkat dan pergi menuju hotel tujuan, mereka tidak langsung beristirahat. Leonardo membawa Rosea pergi berjalan-jalan. Berjalan kaki sambil berbincang santai membicarakan hal-hal kecil yang menyenangkan, merasakan beberapa makanan kaki lima dalam ketenangan, melihat pertunjukan hingga pergi bersepeda. Rosea sedikit terkejut, dia sempat khawatir Leonardo akan bersikap kaku dan pemilih, namun siapa sangka jika ternyata pria itu begitu hangat meski ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
17
DMCA.com Protection Status