Home / CEO / Mengejar Cinta Ms. Independent / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Mengejar Cinta Ms. Independent: Chapter 91 - Chapter 100

164 Chapters

BAB 92: Tidak Nyaman

Atlanta duduk menopang dagunya, memperhatikan Rosea yang kini tengah kesulitan mengikat rambutnya. Rosea berdiri balik meja pantry tengah bersiap-siap akan memasak. Atlanta merasakan hembusan angin yang menyapu pipinya, jendela-jendela ruangan terbuka lebar memperjelas semua yang bisa di lihat. Termasuk sosok Rosea yang kini semakin jelas untuk Altanta pandang. Atlanta tersenyum lebar, pikirannya berkelana teringat kejadian satu jam yang lalu mengenai percakapan singkatnya dengan ayah Rosea. Ada sepercik harapan di hati pria itu mengenai hubungannya dengan Rosea, Atlanta berharap mereka menjadi semakin lebih dekat karena Atlanta percaya, pertemuan kedua mereka sekarang adalah bagian rencana takdir. Atlanta memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan pergi mendekat, “Mau aku bantu?” “Harusnya dari tadi kamu menanyakannya!” jawab Rosea dengan ketus. Atlanta terkekeh geli, di ambilnya ikat rambut dari tangan Rosea, Atlanta menyisirnya dengan jari dan membaginya menjadi tiga bagian,
Read more

BAB 93: Prince Sakit

Adam melirik Prince yang kini tidur meringkuk di kursi belakang, sikap Prince yang terlihat berbeda membuat Adam bertanya-tanya apa yang terjadi kepada anak itu. “Ke rumah Sea, aku ingin bertemu Sea,” pinta Prince dengan suara yang kian serak. “Kamu harus ganti pakaian dulu Prince.” “Aku mau ke rumah Sea!” Tekan Prince sambil memukul sisi kursi, anak itu kembali menangis merasakan kegelisahan yang tidak mengenakan badannya. “Apa terjadi sesuatu?” Tanya Adam dengan hati-hati. Tidak seperti biasanya Prince rewel dan tidak bisa mengendalikan diri, hari ini anak itu terlihat menjadi cengeng dan tidak seperti biasanya. “Aku ingin bertemu Sea.” “Baiklah, duduklah dan berhentilah menangis. Kita akan ke rumah Sea sekarang,” bujuk Adam. Dengan cepat Adam mengubah arah kemudinya karena kini dia akan pergi ke rumah Rosea. Tangisan Prince perlahan mereda, tangan mungilnya beberapa kali menyusut air matanya dan keringat dingin di wajahnya. Prince bangkit dan duduk, anak itu hanya menatap me
Read more

BAB 94: Menyadari Sesuatu

Cukup lama Prince berendam, Rosea menuntunnya keluar dan membungkus Prince dalam jubah mandinya, lalu membawanya pergi. Setelah cukup lama menghabiskan waktu untuk membantu Prince mengenakan pakaian, Rosea beberapa kali Prince membujuk Prince banyak minum. Rosea tidak memiliki keberanian untuk memberikan obat apa untuk anak itu karena kondisinya yang belum makan. Beruntungnya kini Prince terlihat sedikit lebih tenang dan tidak lagi terdengar rengekan darinya. Prince terduduk bersandar pada sisi ranjang, anak itu tidak berbicara sedikitpun, namun matanya tidak berhenti menatap Rosea yang mengurusnya dengan baik. Sejak tadi Rosea berada di sampingnya dan memeluknya, hangat dan lembut tangan Rosea membuat Prince merasa tenang dan percaya bahwa di akan segera sembuh bila ada Rosea disisinya. “Prince, kenapa?” tanya Rosea yang tersadar bahwa sejak tadi dia terus di perhatikan. Prince bergeser, tiba-tiba anak itu naik ke pangkuan Rosea dan memeluk lehernya, menjatuhkan kepalanya di ce
Read more

BAB 95: Menemani Prince

Sudah lebih dari dua setengah jam Rosea menggendong Prince, tangan Rosea yang baru akan sembuh kembali terasa berdenyut sakit. Prince tidak mau lepas dari gendongannya sampai akhirnya dia bisa tertidur lelap. Adam masuk ke dalam kamar membawakan beberapa potong buah, semangkuk sup dan obat yang dia dapat dari dokter pribadi Prince. Adam sempat berbisik kepada Rosea, memberitahu jika semua yang di butuhkan sudah ada. Rosea mengguncang lengan Prince, mencoba membangunkan anak itu yang sudah cukup lama tidur. Perlahan Prince terbangun, anak itu tidak lagi merengek kesakitan karena kini kondisi tubuhnya terasa lebih baik. “Prince, ayo makan buah agar kepala kamu tidak sakit,” bujuk Rosea seraya mengambil potongan kecil buah, dengan lemah Prince membuka mulutnya dan mengunyahnya begitu pelan. “Jika mual, bilang. Kamu paham?” Prince mengangguk dengan mata perlahan terbuka sepenuhnya, rasa panas di tubuhnya sedikit mereda karena plester kompres di keningnya yang masih menempel. Terlebi
Read more

BAB 96: Mengatasi Perasaan

Rosea berdiri di depan meja makan, beberapa kali dia harus minum menetralkan obat yang menempel di lidahnya. Sekilas melihat jam yang terpasang di tangannya, waktu sudah menunjukan pukul dua siang lebih. Rosea hanya memiliki waktu setengah jam lagi. “Sea.” Rosea tersentak kaget merasakan pelukan Leonardo di belakang tubuhnya yang tiba-tiba. Rosea masih belum begitu terbiasa dengan status mereka sekarang. “Leo, kamu sudah bilang tidak akan menggnggu pekerjaanku,” ucap Rosea tidak nyaman. “Tapi sekarang bukan jadwal kerja kamu,” bisik Leonardo menjawab, pria itu memeluk lebih kuat Rosea dan mengecup tengkuknya beberapa kali. “Terima kasih sudah menjaga Prince.” Perlahan Rosea melepaskan pelukan Leonardo dan berbalik menghadapnya. Jarak mereka yang terlalu dekat membuat Rosea sedikit mundur dan bersandar pada sisi meja agar jaraknya dengan Leonardo sedikit berjauhan. Rosea tidak bisa fokus jika berhadapan terlalu dekat dengan pria tampan. Leonardo terdiam, sorot mata pria itu terli
Read more

BAB 97: Mencari-cari Rosea

Prince terbangun dari tidurnya, anak itu terdiam mengedarkan pandangannya, memperhatikan hari yang sudah sore terlihat melalui kaca jendela. Keringat dingin membasahi wajahnya, namun rasa pusing dan sakit di tubuhnya sudah berkurang. Perlahan Prince duduk, kepalanya bergerak ke sana-kemari mencari keberadaan Rosea yang tadi masih ada di sampingnya. Ke mana perginya Rosea? Prince mulai gelisah dan bernapas dengan cepat, Prince tiba-tiba takut jika Rosea pulang dan meninggalkannya. Dengan lemah Prince bergeser ke sisi dan perlahan turun dari ranjangnya, anak itu mengambil gelas air yang kembali terisi penuh, lalu meminumnya karena teringat nasihat Rosea yang meminta dia banyak minum. Prince melangkah pelan keluar kamarnya dengan rambut acak-acakan dan baju yang kusut, bola matanya yang bulat itu terus bergerak melihat ke sekitar, masih mencari-cari Rosea. “Sea..” panggil Prince dengan suara serak. Kegelisahan Prince berubah menjadi perasaan sedih karena Rosea yang terus dia pangg
Read more

BAB 98: Hari Pelelangan

“Apa Sea marah?” Tanya Kamala yang kini duduk setengah tertidur dengan wajah yang mengenakan masker, di sisinya Karina tengah duduk sambil makan buah tengah memainkan handponenya. “Seperti biasa. Sea selalu begitu, paling-paling dia tidak mengizinkan aku masuk ke rumahnya selama satu minggu,” gumam Karina terlihat tidak peduli, Karina lebih peduli dengan penampilan sahabatanya yang harus sempurna saat di pelelangan nanti. Kamala tertawa. “Bagaimana jika Sea tahu, itu hadiah mamah yang beli?” “Dia tidak akan menginjakan kakinya di rumah ini selama satu dua bulan.” Sekali lagi Kamala tertawa mendengarnya, memang Kamala-lah yang membelikan gaun dan sepatu itu sebagai hadiah, namun karena Rosea orang yang tidak enakan, Kamala meminta Karina memberikannya. “Bagaimana pelelangan besok?” tanya Kamala. “Berjalan lancar. Sea juga mengeluarkan beberapa berlian pribadinya yang sempat kita dapatkan di beberap negara.” Kamala membuka matanya lebar-lebar, “Kamu serius?” Karina mengangguk d
Read more

BAB 99: Bertemu

“Kamu sudah gila ya? Kenapa memaksaku datang ke tempat seperti ini?” Protes Ratu dengan kesal karena Leonardo tiba-tiba saja memaksanya untuk pergi bersama ke sebuah pelelangan. “Ayahmu kan kolektor perhiasan.” “Tidak ada hubungannya denganku, Leo.” Leonardo bersedekap tetap bersikap tenang dan berekspresi dingin melihat beberapa orang berpakaian formal terlihat berkumpul sambil berbincang membicarakan perhiasan dan pelelangan yang akan segera di laksanakan. Semalam Leonardo mendapatkan undangan dari Rosea, beruntungnya dalam undangan itu memberitahukan bahwa seseorang bisa membawa pasangannya. Karena itu, Leonardo memaksa sepupunya untuk ikut ke dalam acara. “Kamu itu kenapa sih?” Tanya Ratu lagi dengan kepala mendongkak melihat Leonardo yang hanya diam dan sibuk sendiri mencari-cari Rosea yang belum terlihat. “Kenapa apanya?” tanya balik Leonardo. “Sejak kapan kamu tertarik perhiasan?” “Kamu lakukan saja apa yang aku minta, kenapa terus banyak bertanya.” “Aku tahu, jangan m
Read more

BAB 100: Pelelangan

Sebuah tirai tertutup rapat di depan, ada sebuah jalan berkarpet merah membentang membelah para tamu. Beberapa orang berseragam terlihat berdiri jauh di belakang pembawa acara lelang. Pembawa acara segera memulai acara dengan memanggil perhiasan pertama yang akan di tunjukan. Tirai yang tertutup rapat di perlahan terbuka menampilkan seorang wanita cantik berambut pirang di sanggul memakai pakaian formal, wanita cantik itu mendorong sebuah meja berkotak kaca, menampilkan sebuah sepasang anting di dalamnya. Wanita cantik itu mendorong meja berkotak kaca itu di atas karpet merah dan membiarkan para tamu melihat lebih dekat objek perhiasan yang akan di lelang. Pembawa acara mulai memberitahukan jenis bahan yang di buat pada sepasang anting cantik itu, begitu selesai memberitahu, dia langsung memasang harga mulai dari tujuh belas juta. Satu persatu orang mulai mengangkat papan angka mereka dan memasang harga tertinggi. Rosea yang duduk memperhatikan terlihat berantusias dan melupakan
Read more

BAB 101: Wanita Kaya

Leonardo menarik tangan Ratu dan membuat wanita itu langsung melihat ke arah Leonardo dengan senyuman puasnya karena kalung yang menarik perhatiannya berhasil Ratu dapatkan. “Ada apa?” Tanya Ratu berpura-pura tidak mengerti meski sudah jelas dia lihat wajah tampan Leonardo terlihat gusar karena dia tidak mendapatkan apa yang di inginkan. Semula Ratu tidak begitu peduli dengan keanehan sikap Leonardo. Namun begitu Ratu mendengar siapa pemilik perhiasan, Ratu mulai menyadari jika ternyata Leonardo menyimpan sebuah ketertarikan. “Dengar ya Ratu, apa yang kamu dapatkan barusan adalah milikku, jika kamu mencoba untuk memilikinya, aku tidak segan membuat orang tua kamu mengaudit semua uang yang kamu keluar satu tahun belakangan ini,” ancam Leonardo. Ratu melongo kaget, “Astaga, berhentilah mengancamku. Bagaimana bisa kamu meminta tolong padaku, tapi mengancamku juga? Kenapa kamu kejam sekali?” protes Ratu tidak terima. Ratu memiliki masalah dengan pengelolaan keuangan, belum lagi kini
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status