Sudah lebih dari dua setengah jam Rosea menggendong Prince, tangan Rosea yang baru akan sembuh kembali terasa berdenyut sakit. Prince tidak mau lepas dari gendongannya sampai akhirnya dia bisa tertidur lelap. Adam masuk ke dalam kamar membawakan beberapa potong buah, semangkuk sup dan obat yang dia dapat dari dokter pribadi Prince. Adam sempat berbisik kepada Rosea, memberitahu jika semua yang di butuhkan sudah ada. Rosea mengguncang lengan Prince, mencoba membangunkan anak itu yang sudah cukup lama tidur. Perlahan Prince terbangun, anak itu tidak lagi merengek kesakitan karena kini kondisi tubuhnya terasa lebih baik. “Prince, ayo makan buah agar kepala kamu tidak sakit,” bujuk Rosea seraya mengambil potongan kecil buah, dengan lemah Prince membuka mulutnya dan mengunyahnya begitu pelan. “Jika mual, bilang. Kamu paham?” Prince mengangguk dengan mata perlahan terbuka sepenuhnya, rasa panas di tubuhnya sedikit mereda karena plester kompres di keningnya yang masih menempel. Terlebi
Read more