Home / CEO / Mengejar Cinta Ms. Independent / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Mengejar Cinta Ms. Independent: Chapter 71 - Chapter 80

164 Chapters

BAB 72: Kerinduan yang Terbalaskan

Tubuh Prince terayun dalam gendongan Leonardo, anak itu tampak kelelahan hingga ketiduran usai melewati perjalanan panjang dari Paris ke Jakarta. Leonardo mengenakan pakaian formal, pria itu melangkah lebar memasang ekspresi dingin, di dekapannya ada Prince yang tertidur lelap, keberadaan Leonardo berhasil menyita banyak perhatian wanita yang ada di sekitarnya, mereka berdecak kagum menatapnya dengan mata berbinar dan senyuman lebar. Delapan hari setelah menghabiskan waktu di Paris, kini akhirnya mereka kembali. Adam yang berjalan di belakang menarik dua buah koper dan menggendong tas-tas Prince dan Leonardo. Tidak berapa lama dua orang pengawal datang menjemput dan membantu Adam membawa barang-barang yang ada. Pandangan Leonardo mengendar mencari-cari keberadaan Berta yang biasanya menjemput karena merindukan Prince. Namun kali ini Leonardo tidak melihat ibunya. “Kamu tahu ke mana ibu?” tanya Leonardo dengan senyuman lega seakan tidak adanya Berta sangat melegakan hatinya. “Nyo
Read more

BAB 73: Maju

“Sea jangan sakit,” pinta Prince terdengar sedih. Rosea tersenyum mengusap punggung Prince. “Iya, aku tidak akan sakit. Terima kasih ya sudah mengkhawatirkan aku.” “Aku kan sayang Sea.” “Aku juga sayang kamu.” Pelukan Prince kian erat di leher Rosea, “Sea, ayo ke dokter agar Sea cepat sembuh. Dokterku sangat baik dan tidak akan menyuntik. Jadi Sea jangan takut.” “Aku sudah ke dokter, Prince.” “Tapi Sea masih sakit.” “Ini sudah sangat baik. Dokter di Singapore sangat baik menanganiku” jawab Rosea lagi yang kini di bumbui dengan sedikit tawa, akan tetapi tawa Rosea langsung hilang begitu saja karena melihat Leonardo yang cemberut dan tampak semakin kesal. Secara tidak langsung Rosea memberitahu bahwa dia terluka saat di Singapore bersama Atlanta. “Luar biasa,” ucap Leonardo penuh tekanan yang seperti menyindir. “Sea, ayo ke rumahku,” ajak Prince seraya meraih tangan Rosea. Ajakan Prince membuat dia bingung karena dia sudah di bayar untuk menjadi teman Prince, namun di sisi
Read more

BAB 74: Menghindar

“Apa kamu sudah memiliki kekasih?” Rosea tercekat kaget, dagup jantungnya berdebar kencang mendengarkan pertanyaan sederhana yang keluar dari mulutnya Leonardo. Rosea menarik napasnya dalam-dalam, dengan kesulitan diapun berkata, “Tidak” bisik Rosea nyaris tidak terdengar. Suara hembusan napas lega terdengar dari mulut Leonardo, pria merasa sangat lega karena pikiran anehnya yang beberapa hari ini mengganggunya kini memudar seperti bongkahan es yang mencair. Dalam satu langkah Leonardo kembali mendekat, mengikis jarak di antara mereka. Wajah Rosea memanas tatkala merasakan tangan Leonardo merangkul pinggangnya dan menariknya dengan kuat hingga tubuh mereka bersentuhan, Leonardo tidak membiarkan Rosea mundur sedikitpun untuk menjauh apa lagi menghindar darinya. “Aku ingin jauh lebih dekat denganmu Sea” ucap Leonardo dengan serius. “Ki, kita sudah dekat. Bahkan sekarang kita terlalu dekat” Jawab Rosea dengan gelagapan sambil menunjuk posisi Leonardo dan Rosea yang kini saling me
Read more

BAB 75: Masih Menghindar

Rosea duduk di sisi kolam, memperhatikan Prince berenang di kedalaman kolam yang lebih dari dua meter. Entah mengapa Rosea merasa iri dengan kepandaian Prince. Rosea baru bisa berenang setelah berusia dua puluh lima tahun karena orang tuanya baru bisa membuat kolam renang sendiri di rumah. Prince bisa dengan mudah mendapatkan semua fasilitas yang dia butuhkan dalam hidupnya tanpa perlu dia minta atau merengek terlebih dahulu. Mungkin saja, semua fasilitas hidup Prince juga sudah di sediakan sejak anak itu berada dalam kandungan, karena itu dia tidak pernah membutuhkan apapun selain perhatian saja. Mungkin inilah salah satu keuntungan privilege menjadi orang kaya, karena semua kebutuhannya tercukupi, dia tidak meminta apapun lagi. Berbeda dengan anak-anak yang hidup di kelas menengah ke bawah. Terkadang mereka menginginkan ini itu, mereka menginginkannya karena apa yang mereka butuhkan tidak tersedia begitu saja. Akan tetapi orang-orang sering kali selalu menganggap mereka terlalu
Read more

BAB 76: Klaim

Leonardo menumpangkan satu kakinya ke kaki lainnya, pria itu melirik waktu yang ada di jam yang ada di meja belajar Prince. Waktu kerja Rosea masih menyisakan waktu lima belas menit lagi, itu artinya Leonardo masih belum memiliki waktu untuk bisa berbicara bebas kepada Rosea. “Bagaimana dengan Prince? Apa ada sesuatu yang bisa kamu sampaikan?” tanya Leonardo. Rosea mengerjap, dia tampak kaget sekaligus lega karena Leonardo membahas Prince. “Prince selalu luar biasa,” Rosea menunjuk sebuah teleskop yang ada di depan pintu kaca balkon kamar Prince. “Prince sangat suka astronomi dan tumbuhan, jika kamu memiliki waktu untuk berbicara dengan dia di malam hari. Saat berbicara dengan dia, tolong dorong minat dan apa yang dia sukai tanpa mempedulikan apa harapanmu dari Prince di masa depan.” “Apa maksud kamu?” “Mungkin kamu berharap di masa depan nanti, Prince menjadi seperti kamu yang sukses, mapan, membanggakan, atau bisa melanjutkan bisnis yang kamu kerjakan saat ini. Namun ada bai
Read more

BAB 77: Bertengkar

“Apa kamu bilang!” jerit Karina seketika, tiba-tiba Karina langsung melompat dan menjambak rambut Atlanta hingga kotak obat dan document di tangan Atlanta jatuh. “Kamu bilang apa barusan hah?” Teriak Karina dengan keras. “Pantas saja kakakku meninggalkan kamu. Aku bersyukur kamu tidak jadi kakak iparku arrght.” Atlanta berteriak semakin keras karena Karina semakin keras menjambaknya. “Arght sakit-sakit! Lepas!” “Tidak! Minta maaf dulu padaku!” Jawab Karina yang semakin kuat menarik rambut Atlanta. “Kamu yang harus meminta maaf lebih dulu padaku karena kamu sudah bicara sembarangan padaku!” “Tidak sudi!” Tangan Atlanta terangkat cepat, dengan terpaksa dia mendorong bahu Karina agar wanita itu melepaskan jambakan di rambutnya. Saking kuatnya Karina menjambak, Atlanta sampai merasa kulit di kepalanya akan terpisah. Dorongan Atlanta berpindah pada rambut Karina, dia menarik sejumput rambutnya dan membuat Karina kian marah. “Arght” jerit Karina kesakitan. “Bajingan, kamu berani meny
Read more

BAB 78: Salah Paham

“Ada apa dengan dia?” bisik Robby bertanya. “Aku juga tidak tahu, padahal dia yang mengundang kita ke sini.” Robby langsung bersedekap, pria itu memperhatikan Leonardo dengan seksama. Sudah lima belas menit mereka duduk berkumpul, Leonardo hanya duduk diam mematung terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. “Apa ada pekerjaan yang gagal?” Robby menduga-duga. Rona langsung berdecih geli, pria itu membungkuk dan menembak bola billiard dengan kuat. “Jika masalah pekerjaan, dia tidak akan mungkin ada di sini sekarang. Seharusnya dia ada di kantor dua hari dua malam daripada harus membuang waktunya di sini.” Harun dan Robby saling menatap, keduanya mendekati Leonardo dan mengajaknya minum beberapa gelas. Sikap Leonardo yang masih tidak seperti biasanya membuat teman-temannya semakin bertanya-tanya, apa yang terjadi pada pria sempurna seperti dia? “Kalian sudah dengar? Aku dengar dia memutuskan Flora, mungkin dia membutuhkan hiburan baru lagi,” bisik Rona memberitahu. “Sejak kapan Le
Read more

BAB 79: Kebingungan Leonardo

“Kamu baik-baik saja?” tanya Rosea. Atlanta kembali menyentuh kepalanya yang masih berdenyut, “Kepalaku sangat sakit. Perutku” Atlanta menarik ke atas pakaiannya dan menunjukan lebam biru di perutnya karena lemparan heels. “Ayo aku obati,” tawar Rosea. “Aku tidak apa-apa” jawab Atlanta dengan canggung, dia segera memberikan obat Rosea dan document yang di bawanya. “Maaf, aku tidak bisa membantu mengobati lukamu malam ini. Ini document penting untuk pelelangan nanti, temanku ingin kamu segera menyiapkan sertifikat sah untuk perhiasannya, besok dia akan datang ke toko kamu untuk memeriksa apa yang di butuhkan.” Rosea tersenyum sedikit memaksakan di penuhi rasa bersalah karena kini Atlanta terluka. “Terima kasih.” “Sampai bertemu besok” Dengan menahan ringisannya Atlanta segera bangkit dan melangkah pergi sambil memeluk perutnya sendiri. “Atla” panggil Rosea. Atlanta berhenti melangkah dan membalikan badannya, pria itu memperhatikan Rosea yang kini mendekat dan berdiri di hadapan
Read more

BAB 80: Persiapan Pesta

“Kenapa Anda berpikir jika dia bermain tarik ulur kepada Anda?” Leonardo terdiam, pertanyaan Yeri membuat Leonardo sulit menjawab. “Jika bukan tarik ulur, apakah saya di tolak?” Yeri tersenyum lebar, sangat menggelikan melihat bossnya yang sering di kejar wanita, memilih wanita yang dia suka, memiliki segalanya di mulai dari wajah tampan, kecerdasan, uang melimpah dan kedudukan yang tinggi. Hal-hal yang Leonardo miliki membuat Leonardo merasa bahwa dia sempurna, karena itu kini Leonardo kebingungan ketika di abaikan. Singkatnya, Leonardo tidak terbiasa di tolak. “Saya tidak tahu jawabannya, namun saya rasa wanita yang Anda sukai memiliki standar berbeda dalam memandang laki-laki,” jelas Yeri hati-hati. “Apa maksud kamu?” “Anda adalah seseorang pemilih yang hebat, Pak. Ada banyak wanita yang dekat dengan Anda, namun mereka tidak bisa menyentuh hati Anda meski mereka mengejar Anda menyerahkan apapun yang mereka miliki untuk Anda. Itu artinya Anda tidak sembarangan menaruh hati pa
Read more

BAB 81: Bertemu

Kedatangan Rosea sudah di tunggu oleh Karina di kamar khusus tempat dia akan menginap malam ini. Karina langsung mendesak Rosea untuk memilihkan gaun yang akan dia kenakan hari ini seakan dia merasa tidak percaya diri dengan kecantikan yang di milikinya. Terkadang Rosea merasa tidak percaya, wanita sesempurna Karina yang menjadi model, berwajah cantik, bertubuh professional, memiliki daya tarik yang kuat, namun Karina masih saja merasa tidak percaya diri dengan semua kecantikan yang di milikinya, padahal begitu banyak wanita yang selalu iri dengan fisik yang di miliki Karina karena wanita itu selalu sempurna mengenakan apapun. “Bagaimana penampilanku?” Tanya Karina yang sudah berganti pakaian lebih dari tiga kali. Karina berputar, mengenakan gaun merah memperlihat setiap sudut tubuhnya di hadapan Rosea. Rosea langsung bereaksi heboh karena suka. Karina mengibaskan rambutnya yang panjang terikat, dia membungkuk mengenakan heels tinggi. Tubuhnya yang tinggi semampai semakin menonjo
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status