Home / CEO / Mengejar Cinta Ms. Independent / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Mengejar Cinta Ms. Independent: Chapter 111 - Chapter 120

164 Chapters

BAB 112: Abraham Tahu

Abraham menikmati kopinya yang baru di sajikan, pria paruh baya itu duduk santai di taman rumah sambil memperhatikan Prince yang saat ini sibuk bermain pasir bersama kura-kura yang dia bawa. Abraham mengenal Prince sejak anak itu berusia satu bulan. Semua yang ada pada diri Prince, sudah Abraham ketahui. Satu bulan terakhir ini Abraham mulai memperhatikan lebih serius cucunya itu, Abraham menyadari ada sesuatu yang berbeda pada cucunya. Prince, anak yang selalu bersikap dewasa itu, kini dia kembali bersikap seperti anak-anak normal lainnya. Prince menjadi sering berceloteh, banyak tersenyum dan lebih berani mengungkapkan isi hatinya dibandingkan dengan dulu yang hanya sibuk diam dan selalu memikirkan banyak hal disetiap tindakan yang dia ambil. Abraham penasaran, apa yang sudah merubah cucunya? Tidak mungkin Prince berubah seperti ini karena sendirianya, apalagi Prince selalu memiliki pendirian yang kuat seperti Leonardo. Abraham senang melihat Prince berubah. Kekhawatiran yang
Read more

BAB 113: Kekurangan Keluarga Abraham

Refleks Rosea memukul dada Leonardo. “Kenapa kamu tertawa? Itu tidak lucu.” “Aku terkejut dengan strategi berbisnis kamu Sea,” jawab Leonardo dengan sisa-sisa tawanya. “Bagaimana dengan kamu? Apa yang kamu suka?” Leonardo tersenyum lembut. “Dulu Aku sering menghabiskan waktu untuk bermain golf bersama teman-temanku, terkadang pergi berlibur bersama dengan mereka, sekarang saat senggang, terkadang aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan bermain game bersama Prince.” “Apa makanan yang paling kamu suka?” Leonardo berbalik dan menghadap Rosea sepenuhnya, dengan mudahnya pria itu menarik Rosea agar duduk dipangkuannya. “Aku akan makan apapun selama itu enak dan jelas bahannya.” Mata Rosea sedikit menyipit, jawaban Leonardo terkesan menunjukan diri bahwa dia pria yang sederhana dan tidak mau repot. “Apa kamu seserderhana itu?” tanya Rosea hati-hati. “Semakin kamu tidak pemilih. Semakin cepat kamu mendapatkan sesuatu, dan semakin sedikit waktu yang kamu sia-siakan.” Rosea
Read more

BAB 114: Curiga

“Ada apa sebenarnya dengan Leo? Kenapa dia membiarkan Prince memelihara anak kura-kura, bagaiamana jika ada bakteri salmonella?” Berta mengomel. Sejak tadi pagi, Prince sibuk dengan anak kura-kura dan meletakannya di sisi kolam, sementara dia sibuk berenang dan sesekali melihat hewan peliharaannya. Ini untuk pertama kalinya Prince memiliki hewan peliharaan, karena itu da terlihat begitu senang. Sayangnya, berbanding balik dengan Berta yang tidak suka saat melihatnya. Pagi ini, Berta baru pulang bekerja, dia langsung melihat keadaan Prince, sayangnya apa yang dia lihat tidak begitu menyenangkan hatinya karena Prince bersikap tidak seperti biasanya. “Ibu tidak lihat, Prince bahkan tidak menyentuh hewan itu dan hanya membiarkannya dikotak,” jawab Abraham. “Tapi tetap saja, itu tidak baik.” “Lebih baik dia bermain seperti itu dibandingkan sibuk dengan gadget.” Berta bersedekap, wanita itu menatap Abraham dengan serius. “Sebaiknya kita panggilkan babysitter.” “Tidak perlu, Prince ter
Read more

BAB 115: Hadiah Kepulangan

Genggaman erat tangan Leonardo terasa hangat, Rosea tidak berhenti tersenyum mendapatkan perhatian penuh Leonardo yang masih mengejutkan dirinya. Beberapa jam dari Okinawa ke Tokyo tidak membuat mereka berhenti untuk beristirahat. Mereka sempat pergi ke taman hiburan, beberapa tempat makan, dan toko buku, kini mereka pergi berjalan kaki di antara keramaian banyak orang sambil menikmati keindahan bangunan-bangunan di sekitar mereka. “Seharusnya kita membawa Prince, pasti dia senang,” ungkap Rosea yang tiba-tiba teringat Prince. Leonardo melepaskan genggaman tangannya, refleks dia menarik bahu Rosea untuk semakin mendekat dan tidak bertubrukan dengan pejalan kaki lainnya. “Jika Prince ada, dia bisa memonopoli waktu kita.” “Apa kamu pernah membawa dia ke taman bermain? Permainan apa yang dia suka? Sebenarnya aku ingin membawa dia pergi keluar, namun karena di kontrak tidak memperbolehkan dia pergi keluar, aku adi tidak berani.” Tubuh Leonardo menegang kaget, pria itu terpaku dalam l
Read more

BAB 116: Kecelakaan

“Sudah satu minggu saya menunggu kamu, kemana saja?” Rosea tertawa malu, langkahnya bergerak cepat memeluk pria paruh baya yang kini tengah merentangkan tangannya. Pria itu tersenyum lebar menepuk-nepuk bahu Rosea begitu mereka berpelukan. “Saya sibuk, maaf ya sudah menunggu lama.” “Tidak apa-apa, ayo masuk.” Edric menarik bahu Rosea, menuntunnya masuk ke dalam sebuah restaurant besar berlantai dua dengan nuansa tionghoa. Restaurant itu tampak ramai di kunjungi banyak orang. “Bagaimana kabar tante Imel?” “Baik, sekarang sibuk di klinik.” “Jadi, Om Endric memanggil saya untuk apa?” Endric memeluk bahu Rosea dengan kuat, satu tangannya menopang tongkat untuk membantunya berjalan. “Sebentar lagi oma Yuji akan ulang tahun ke depalan enam, saya ingin meminta bantuan kamu untuk memperbaiki kalung dan giok kesayangan oma Yuji karena sudah hampir dua tahun ini tidak bisa dia pakai setelah kejadian itu.” Senyuman Rosea sedikit memudar, dia sudah kenal keluarga Endric cukup lama karena
Read more

BAB 117: Teman Lama

“Kamu benar-benar beruntung Sea, orang lain kehilangan nyawanya dan beberapa di antaranya terluka harus dilarikan ke rumah sakit. Kamu hanya mengalami kerusakan kendaran saja. Nyawa tidak bisa diganti, orang sakit tidak bisa bekerja, kamu disini dalam keadaan sehat, dan kamu masih bisa membeli kendaraan lagi meski harus rugi banyak uang.”Rosea mengangguk tidak bisa membantah karena semua yang dikatakan oleh Atlanta itu benar. “Tumben kamu bijaksana.”Atlanta menjawabnya dengan tawa, pria itu kembali dari dapur dan memberikan segelas air kepada Rosea.“Seharusnya kamu menghubungi pacar kamu untuk meminta bantuan saat tadi terjadi kecelakaan.”“Aku sangat panik, masih hidup dalam keadaan utuh saja aku masih merasa seperti mimpi.”Atlanta kembali menjawabnya dengan suara tawa. “Kamu jangan bercanda Sea.”“Kamu tidak percaya sama aku? Ujung mobil box itu menimpa kap bagian kiri mobilku hingga hancur, dalam beberapa cm lagi jika aku bersandar ke kursi, pecahanan kaca jendela menusuk wajah
Read more

BAB 118: Hukuman

Leonardo mengangkat pergelangan tanganya, melihat waktu sudah menunjukan pukul satu malam. Besok pagi dia akan pergi melakukan perjalanan bisnis lagi seperti biasanya, karena itu kini Leonardo memberanikan diri menemui Rosea ditengah malam.Keadaan gerbang rumah Rosea terbuka lebar saat Leonardo datang, dengan mudah pria itu masuk kedalam dan menekan bel rumah beberapa kali.Tidak berapa lama pintu rumah Rosea terbuka, wanita itu berdiri di hadapan Leonardo hanya mengenakan tanktop bra dan hotpans, rambutnya terikat sembarangan, di sisi telingany terselip sebuah pen.Leonardo tidak dapat menyembunyikan perhatiannya dari setiap jengkal tubuh Rosea, terutama wajah Rosea yang kini terlihat kemerahan.“Hay,” sapa Rosea bingung, ini untuk pertama kalinya Leonardo datang ditengah malam, Rosea sampai sempat berpikir jika tamu yang datang ke rumahnya adalah maling.“Boleh aku masuk?” Tanya Leonardo dengan suara yang terdengar serak.Rosea membuka pintunya lebih lebar dan mempersilahkan Leona
Read more

BAB 119: Nasihat

Langit masih gelap ketika Leonardo terbangun, pria itu terdiam dalam kebisuan memperhatikan Rosea dalam dekapannya. Teringat dalam pikirannya mengenai apa yang dia lakukan semalam kepada Rosea. Hati Leonardo memaki keras. Leonardo sudah kehilangan control. Sisinya yang buruk muncul tidak terkendali. Leonardo menyadari ada sebuah obsesi yang muncul di kepalanya akan kebutuhan Rosea untuk selalu berada dalam genggamannya. Leonardo merasa marah dan merasa terancam keberadaannya ketika Rosea lebih bersandar pada pria lain dibandingkan kepadanya, sementara Leonardo masih menunggu apakah apakah Rosea akan benar-benar mencintainya atau membuangnya. Muncul sebuah pikiran dan perasaan hebat yang mana Leonardo ingin menahan Rosea dan memaksa wanita itu untuk tetap di dalam genggamannya meski Rosea tidak mencintainya, tidak menginginkannya. Leonardo sangat membutuhkan Rosea, begitu pula dengan Prince. Leonardo tidak siap jika kebahagiaan yang baru dia rasakan harus hilang kembali. Leonardo
Read more

BAB 120: Apa ini?

“Pak,” panggil Tia tampak ragu.Leonardo tengah sibuk berolahraga di sebuah gym yang tersedia dalam hotel tempatnya menginap. Sekilas Leonardo melihat Tia, namun tangannya tidak berhenti bergerak mengangkat beban.“Kendaraan yang Anda pesan sudah datang. Adam bertanya, mau di antar sekarang atau besok pagi?” tanya Tia.“Pagi saja. Katakan kepada Adam harus berhasil, jika tidak, saya akan mengembalikan kendaraannya karena tidak menarik.Tia tersenyum kaku, wanita cantik itu mengangguk patuh dan segera menghubungi Adam untuk menyampaikan apa yang diperintahkan Leonardo.Leonardo perlahan berhenti sejenak dari kesibukannya, pria itu memberi isyarat kepada Tia untuk memberikan handponenya karena ada hal lain yang ingin Leonardo katakan kepada Adam.“Utus satu atau dua orang untuk mengikuti Sea. Lakukan dengan rapi,” titah Leonardo dengan serius.***“Kamu mau kemana?” tanya Atlanta di atas balkon, memperhatikan Rosea yang mengeluarkan motornya di tengah malam.“Aku lapar. Mau mencari maka
Read more

BAB 121: Bertemu Berta

“Mamah membuka cabang butik baru di bandung, kebetulan ada dua gerai yang disewakan. Kamu bisa tidak mengisi satu gerai lagi dengan perhiasan, mamah dengar kamu akan membuka toko baru lagi,” kata Kartika sambil mengeluarkan beberapa kotak makanan dari dalam tas.“Siapa yang mengurus?”“Bibi Aurel.”“Tidak, terima kasih,” tolak Rosea tanpa keraguan.“Sea, meski bibi Aurel suka bicara tidak mengenakan, namun dia orang yang sangat jujur.”“Tidak,” tolak Rosea lagi dengan tegas. “Jika bibi Aurel mau menghormatiku sebagai atasannya, aku baru akan mempertimbangkannya. Jika bibi Aurel menolak dan terus menjelekan aku di belakang, aku lebih mempercayakan toko baruku pada anak Helvin.”“Tapi, Helvin kan orang luar.”“Helvin menghormatiku di bandingkan dengan bibi Aurel. Helvin juga orang yang mengajariku bisnis ini, bahkan dia tidak meminta jumlah gaji asal aku menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Mamah harus tahu ya, meski aku dan bibi Aurel besaudara, bukan berarti aku harus lebih saya
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status