Home / Romansa / Jadikan Aku yang Kedua / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Jadikan Aku yang Kedua: Chapter 131 - Chapter 140

154 Chapters

Menjauh dan Mendekat

Akhir pekan tiba dan acara yang dinantikan para karyawan perusahaan Alya pun tiba. Rendy yang mempersiapkan segalanya berharap acara penghargaan malam ini berjalan dengan lancar apalagi kali ini Rendy juga sudah mengundang beberapa rekanan kerja yang lain. Memang acaranya intern kantor, tetapi tetap saja Rendy sudah mempersiapkannya semaksimal mungkin. Acara kali ini digelar di sebuah ballroom hotel terkenal di kota mereka. Alya memang sengaja sedikit royal mengelontorkan uang untuk acara spesial ini. Dia sudah janji kepada dirinya sendiri untuk lebih memperhatikan kesejahteraan para karyawan dan salah satunya dengan acara seperti ini.Alya datang lebih awal untuk membantu Rendy menyiapkan segalanya. Rendy sangat senang, karena hanya dengan kesempatan-kesempatan kecil ini, ia bisa berinteraksi dengan Alya.“Al, lebih baik kamu duduk saja, deh. Kamu sudah rapi dan cantik gitu masak mau bantuin aku. Lagian ada EO yang menghandle semuanya, kok,” ucap Rendy. Al
Read more

Hukuman Untuk Yeni

Beberapa jam sebelumnya ...Gavin sudah melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah. Pikirannya galau karena tadi tidak sempat bertemu dan berpamitan dengan Alya. Apalagi malam ini dia sudah mengecewakan istri keduanya itu, Gavin benar-benar menyesal. Rasanya dia harus segera memutuskan semuanya dan memilih salah satu di antara mereka.Gavin terus terdiam sambil sibuk menatap lalu lintas di depannya. Yeni mengamati dengan sudut matanya dan Yeni merasa ada sesuatu yang aneh pada Gavin. Tidak biasa suaminya itu tampak tegang dan terus diam. Dia seperti sedang menyimpan sesuatu.“Mas ... .” Yeni memberanikan menginterupsi lamunan Gavin. Gavin tidak menjawab hanya menoleh ke arahnya sekilas.“Kamu ada masalah?” lagi Yeni bertanya dan pertanyaan Yeni itu membuat Gavin mengangkat kedua alisnya berbarengan.“Aku lihat kamu tampak gelisah, tidak seperti biasanya. Ada apa?” Kembali Yeni bertanya. Gavin diam dan sudah men
Read more

Hukuman Terberat

Gavin tersenyum menyapa Alya yang baru saja terbangun. Gadis berwajah manis itu langsung tersenyum dan merubah posisi tidurnya. Ia sudah setengah bersandar kini sambil menatap Gavin tanpa jeda.“Mas Gavin gak tidur semalam?” tanya Alya kemudian. Gavin hanya tertawa dan menggeleng.“Aku baru saja bangun, Babe,” jawab Gavin sambil menjatuhkan kecupan di kening Alya. Alya hanya manggut-manggut sambil terus menatap Gavin tak berjeda.“Tadi ponselmu bunyi, sepertinya dari Ibu dan aku tidak berani mengangkatnya jadi aku biarkan saja,” terang Gavin kemudian. Alya hanya tersenyum meringis. Dia memang kelupaan tidak mematikan ponselnya semalam. Ibunya pasti khawatir karena ia tidak pulang semalam.“Kamu tidak kirim pesan ke Ibu kalau tidak pulang semalam?” tanya Gavin kemudian. Alya tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Enggak, aku lupa, Mas. Udah biarin saja, kita langsung pulang saja habis ini biar g
Read more

Alya Pingsan

Sudah hampir dua minggu berselang sejak kejadian itu, kini Yeni semakin menyadari dirinya. Ia tidak akan mengemis kepada Gavin untuk mendapatkan belaian dan sentuhan. Yeni tidak mau harga dirinya semakin tak ada artinya. Jadi dia memutuskan membiarkannya saja. Yeni berharap suatu saat Gavin memaafkannya dan kembali seperti Gavin yang dia kenal dulu.Sudah beberapa hari ini juga Gavin selalu pulang malam. Perusahaan Alya memang sedang melakukan ekspansi ke segala bidang. Bukan hanya pembangunan perumahan saja yang dia tangani, perkantoran, gedung pencakar langit bahkan beberapa mall terkenal sudah memakai jasa kontruksi milik Alya. Bahkan karena hal itu juga membuat Alya sering melakukan kunjungan keluar kota, seperti hari ini.Sejak kemarin pagi, Alya sudah merasa tubuhnya tidak enak. Kepalanya pusing, badan meriang dan dia sangat mudah lelah. Sebenarnya Gavin sudah melarang Alya untuk melakukan kunjungan, tetapi istri keduanya itu bersikeras berangkat untuk meninjau p
Read more

Alya Hamil

Gavin terdiam sambil menatap sosok pria berwajah manis dengan rambut ikal itu yang tak lain Rendy. Gavin tidak tahu mengapa juga Rendy tiba-tiba ada di rumah sakit ini. Jangan sampai Rendy tahu tentang kondisi Alya yang sedang hamil muda. Dia belum membuat pengumuman dan Gavin tidak mau semua orang tahu tentang ini.“Gimana keadaan Alya?” tanya Rendy kemudian. Ia sudah berjalan mendekat dan berdiri di samping Gavin seraya melihat Alya yang sedang tertidur tenang.“Dia sudah lebih baik. Dia hanya kelelahan,” jawab Gavin. Dia tidak berani memberitahu alasan tepat penyebab Alya kelelahan.“Kok kamu tahu Alya masuk rumah sakit?” lanjut Gavin bertanya. Rendy tersenyum sambil menyentuh bahu Gavin dengan lembut.“Aku tadi ke kantor dan tanya ke Rini, lalu dia cerita kalau kamu dan Alya di sini. Rini juga cerita kalau Alya pingsan,” jelas Rendy. Gavin hanya diam dan menganggukkan kepala. Ternyata Rini yang memberita
Read more

Rendy Tahu

Rendy sudah kembali ke kantor usai diminta Gavin menghandle semuanya. Memang tiga sekawan itu adalah orang penting di kantor Alya dan mereka selalu bergantian menghandle bila salah satu tidak di tempat. Menjelang sore, Rendy sudah pulang lebih dulu. Dia sengaja ingin menjenguk Alya lagi. Rendy juga berpikir untuk mengganti Gavin berjaga.Rendy setengah berlarian menyusuri lorong rumah sakit. Dia sudah bertanya di meja informasi tentang letak kamar Alya. Ternyata Gavin meletakkan Alya di kamar vvip sehingga sedikit sekali orang yang berlalu lalang di sana.Rendy tersenyum saat melihat nomor kamar yang ia tuju. Tangannya sudah memegang handle siap membuka namun, urung dia lakukan saat Rendy mendengar percakapan Alya dan Gavin.“Kamu yakin akan melakukan ini, Mas? Memberitahu ke semua orang tentang hubungan kita?” ucap Alya. Rendy sontak menghentikan langkahnya. Alisnya mengernyit seakan sedang menanyakan sesuatu.“Hubungan? Hubungan apa?&r
Read more

Hancur Berantakan

Rendy terdiam duduk di sudut kafe ditemani secangkir kopi panas yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Jemari tangannya sibuk mengetuk meja sedari tadi seakan ada yang sedang dipikirkannya. Ini sudah lima hari sejak Alya dirawat di rumah sakit. Tadi siang Rendy sengaja berkunjung ke sana untuk melihat keadaannya namun, kata perawat Alya sudah keluar dari rumah sakit pagi harinya.Rendy bahkan sempat mampir ke apartemen Alya dan Gavin hanya sekedar untuk melihat keberadaan dua insan yang dimabuk cinta itu, tetapi Rendy tidak menemukan mereka di dua tempat itu. Kalau pulang ke rumah Alya atau ke rumah Gavin juga tidak mungkin. Rendy berasumsi kalau mereka berdua punya tempat tersendiri yang tidak diketahui siapa pun.“Benar-benar licik Gavin. Dia sudah memperhitungkan segalanya ternyata. SIALAN!! Aku benar-benar terkecoh oleh sikap mereka berdua selama ini,” rutuk Rendy kesal.Rendy menghela napas panjang sambil melirik jam di tangannya. Ia kesal menu
Read more

Yang Terluka Yang Bertarung

“Yen, kamu baik-baik saja?” tanya Rendy begitu Yeni membuka matanya. Yeni diam dan melihat keadaan sekitar. Ia kenal tempat ini dan harum udara di ruangan ini, ini adalah kamarnya.Saat pingsan tadi Rendy langsung menangkap tubuh Yeni dan membawanya ke dalam mobil lalu mengantarkan ke rumah. Rendy takut terjadi sesuatu terhadap Yeni.“Nih, minum dulu, Yeni,” ucap Rendy sambil menyodorkan segelas air minum yang sudah disiapkan art Yeni.Yeni masih diam dan tak bicara sama sekali, matanya juga menatap kosong ke depan. Rendy ketakutan melihat keadaan Yeni kali ini. Dia benar-benar merasa bersalah kalau sampai terjadi apa-apa kepada istri Gavin ini.“Yen, aku mohon kamu bisa menerima semua yang aku jelaskan tadi dengan lapang dada. Aku sengaja memberitahu kepadamu karena kasihan kepadamu. Aku juga gak mau melihat rumah tanggamu jadi hancur berantakan,” jelas Rendy dengan ketakutan. Dia jadi merasa tidak enak hati setelah me
Read more

Sebuah Pembalasan

Malam menjelang dan malam ini Alya ingin menikmatinya di balkon kamarnya. Ia tersenyum saat angin malam menyapu rambut dan wajah manisnya dengan lembut. Gavin yang berdiri di belakangnya terus memeluknya dengan erat seakan menjaga Alya dari dinginnya angin malam kali ini.“Kamu gak kedinginan, Babe?” tanya Gavin sambil mengecup pipi Alya sekilas. Alya tersenyum sambil mengelus tangan suaminya yang terus memeluk erat melingkar di perutnya.“Kan udah dipeluk Mas Gavin jadi rasanya gak dingin sama sekali,” jawab Alya. Gavin hanya tersenyum sambil berulang mengecup puncak kepala Alya.“Besok kamu jadi mulai ngantor, Al?” lagi Gavin bertanya. Alya mengangguk menjawab pertanyaan Gavin.“Iya, Mas. Kerjaanku ketinggalan banyak kasihan kalau Rini yang mengerjakannya.”“Aku sudah menyuruh Rendy menghandle semuanya, kok. Kamu tenang saja, Babe. Apa kamu gak pengen babymoon sama aku?” lagi Gavin berta
Read more

Pertarungan Sengit

Seorang wanita cantik baru saja turun dari mobil taxi online, dia bergegas masuk sebuah gedung perkantoran usai menyelesaikan transaksinya. Beberapa petugas resepsionis menyambut ramah dengan senyuman saat dia melintas di depannya. Wanita cantik itu terus berjalan menuju lift dan segera masuk begitu pintu lift terbuka.Dia terus terdiam sambil berulang mengolah udara di paru-paru seakan sedang menahan beban yang siap meledak setiap saat. Mata kelamnya terus berkilatan seperti pisau yang menghunus tajam. Dia tampak sangat marah, wajah cantiknya juga terlihat judes tidak seperti biasanya.Pintu lift tiba-tiba terbuka, wanita cantik itu kembali menarik napas panjang sebelum kaki jenjangnya melangkah keluar melewati pintu lift. Dia tersenyum dengan seringai saat melihat lantai yang dia tuju. Dia tahu dan sangat mengenali suasana lantai ini, karena dia juga pernah menjadi bagian dari kantor ini. Langkah kakinya juga sangat mantap menuju sebuah ruangan yang berada tak jauh di depannya.Kaki
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status