Share

Alya Hamil

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Gavin terdiam sambil menatap sosok pria berwajah manis dengan rambut ikal itu yang tak lain Rendy. Gavin tidak tahu mengapa juga Rendy tiba-tiba ada di rumah sakit ini. Jangan sampai Rendy tahu tentang kondisi Alya yang sedang hamil muda. Dia belum membuat pengumuman dan Gavin tidak mau semua orang tahu tentang ini.

“Gimana keadaan Alya?” tanya Rendy kemudian. Ia sudah berjalan mendekat dan berdiri di samping Gavin seraya melihat Alya yang sedang tertidur tenang.

“Dia sudah lebih baik. Dia hanya kelelahan,” jawab Gavin. Dia tidak berani memberitahu alasan tepat penyebab Alya kelelahan.

“Kok kamu tahu Alya masuk rumah sakit?” lanjut Gavin bertanya. Rendy tersenyum sambil menyentuh bahu Gavin dengan lembut.

“Aku tadi ke kantor dan tanya ke Rini, lalu dia cerita kalau kamu dan Alya di sini. Rini juga cerita kalau Alya pingsan,” jelas Rendy. Gavin hanya diam dan menganggukkan kepala. Ternyata Rini yang memberita

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jadikan Aku yang Kedua   Rendy Tahu

    Rendy sudah kembali ke kantor usai diminta Gavin menghandle semuanya. Memang tiga sekawan itu adalah orang penting di kantor Alya dan mereka selalu bergantian menghandle bila salah satu tidak di tempat. Menjelang sore, Rendy sudah pulang lebih dulu. Dia sengaja ingin menjenguk Alya lagi. Rendy juga berpikir untuk mengganti Gavin berjaga.Rendy setengah berlarian menyusuri lorong rumah sakit. Dia sudah bertanya di meja informasi tentang letak kamar Alya. Ternyata Gavin meletakkan Alya di kamar vvip sehingga sedikit sekali orang yang berlalu lalang di sana.Rendy tersenyum saat melihat nomor kamar yang ia tuju. Tangannya sudah memegang handle siap membuka namun, urung dia lakukan saat Rendy mendengar percakapan Alya dan Gavin.“Kamu yakin akan melakukan ini, Mas? Memberitahu ke semua orang tentang hubungan kita?” ucap Alya. Rendy sontak menghentikan langkahnya. Alisnya mengernyit seakan sedang menanyakan sesuatu.“Hubungan? Hubungan apa?&r

  • Jadikan Aku yang Kedua   Hancur Berantakan

    Rendy terdiam duduk di sudut kafe ditemani secangkir kopi panas yang baru saja diantarkan oleh pelayan. Jemari tangannya sibuk mengetuk meja sedari tadi seakan ada yang sedang dipikirkannya. Ini sudah lima hari sejak Alya dirawat di rumah sakit. Tadi siang Rendy sengaja berkunjung ke sana untuk melihat keadaannya namun, kata perawat Alya sudah keluar dari rumah sakit pagi harinya.Rendy bahkan sempat mampir ke apartemen Alya dan Gavin hanya sekedar untuk melihat keberadaan dua insan yang dimabuk cinta itu, tetapi Rendy tidak menemukan mereka di dua tempat itu. Kalau pulang ke rumah Alya atau ke rumah Gavin juga tidak mungkin. Rendy berasumsi kalau mereka berdua punya tempat tersendiri yang tidak diketahui siapa pun.“Benar-benar licik Gavin. Dia sudah memperhitungkan segalanya ternyata. SIALAN!! Aku benar-benar terkecoh oleh sikap mereka berdua selama ini,” rutuk Rendy kesal.Rendy menghela napas panjang sambil melirik jam di tangannya. Ia kesal menu

  • Jadikan Aku yang Kedua   Yang Terluka Yang Bertarung

    “Yen, kamu baik-baik saja?” tanya Rendy begitu Yeni membuka matanya. Yeni diam dan melihat keadaan sekitar. Ia kenal tempat ini dan harum udara di ruangan ini, ini adalah kamarnya.Saat pingsan tadi Rendy langsung menangkap tubuh Yeni dan membawanya ke dalam mobil lalu mengantarkan ke rumah. Rendy takut terjadi sesuatu terhadap Yeni.“Nih, minum dulu, Yeni,” ucap Rendy sambil menyodorkan segelas air minum yang sudah disiapkan art Yeni.Yeni masih diam dan tak bicara sama sekali, matanya juga menatap kosong ke depan. Rendy ketakutan melihat keadaan Yeni kali ini. Dia benar-benar merasa bersalah kalau sampai terjadi apa-apa kepada istri Gavin ini.“Yen, aku mohon kamu bisa menerima semua yang aku jelaskan tadi dengan lapang dada. Aku sengaja memberitahu kepadamu karena kasihan kepadamu. Aku juga gak mau melihat rumah tanggamu jadi hancur berantakan,” jelas Rendy dengan ketakutan. Dia jadi merasa tidak enak hati setelah me

  • Jadikan Aku yang Kedua   Sebuah Pembalasan

    Malam menjelang dan malam ini Alya ingin menikmatinya di balkon kamarnya. Ia tersenyum saat angin malam menyapu rambut dan wajah manisnya dengan lembut. Gavin yang berdiri di belakangnya terus memeluknya dengan erat seakan menjaga Alya dari dinginnya angin malam kali ini.“Kamu gak kedinginan, Babe?” tanya Gavin sambil mengecup pipi Alya sekilas. Alya tersenyum sambil mengelus tangan suaminya yang terus memeluk erat melingkar di perutnya.“Kan udah dipeluk Mas Gavin jadi rasanya gak dingin sama sekali,” jawab Alya. Gavin hanya tersenyum sambil berulang mengecup puncak kepala Alya.“Besok kamu jadi mulai ngantor, Al?” lagi Gavin bertanya. Alya mengangguk menjawab pertanyaan Gavin.“Iya, Mas. Kerjaanku ketinggalan banyak kasihan kalau Rini yang mengerjakannya.”“Aku sudah menyuruh Rendy menghandle semuanya, kok. Kamu tenang saja, Babe. Apa kamu gak pengen babymoon sama aku?” lagi Gavin berta

  • Jadikan Aku yang Kedua   Pertarungan Sengit

    Seorang wanita cantik baru saja turun dari mobil taxi online, dia bergegas masuk sebuah gedung perkantoran usai menyelesaikan transaksinya. Beberapa petugas resepsionis menyambut ramah dengan senyuman saat dia melintas di depannya. Wanita cantik itu terus berjalan menuju lift dan segera masuk begitu pintu lift terbuka.Dia terus terdiam sambil berulang mengolah udara di paru-paru seakan sedang menahan beban yang siap meledak setiap saat. Mata kelamnya terus berkilatan seperti pisau yang menghunus tajam. Dia tampak sangat marah, wajah cantiknya juga terlihat judes tidak seperti biasanya.Pintu lift tiba-tiba terbuka, wanita cantik itu kembali menarik napas panjang sebelum kaki jenjangnya melangkah keluar melewati pintu lift. Dia tersenyum dengan seringai saat melihat lantai yang dia tuju. Dia tahu dan sangat mengenali suasana lantai ini, karena dia juga pernah menjadi bagian dari kantor ini. Langkah kakinya juga sangat mantap menuju sebuah ruangan yang berada tak jauh di depannya.Kaki

  • Jadikan Aku yang Kedua   Bu Aminah Tahu

    Alya masih terdiam duduk dengan tenang di apartemen Gavin. Usai kejadian di kantor tadi membuat dia sedikit shock. Alya terkejut mengapa Yeni tiba-tiba tahu tentang rahasia kehamilannya. Alya sibuk berpikir tentang siapa yang sudah tahu rahasianya selama ini.Sebuah tangan langsung merengkuh pinggul Alya dan menariknya mendekat. Alya menoleh dan melihat Gavin sudah duduk di sampingnya. Pria ganteng bermata sipit itu tampak sendu menatapnya.“Kamu gak papa, Babe?” tanya Gavin penuh perhatian. Alya menggeleng sambil tersenyum.“Aku baik-baik saja, Mas. Aku hanya penasaran dari mana Yeni tahu semua ini. Apa ada yang tahu tentang kita, Mas?” kata Alya balik bertanya. Gavin hanya menghela napas panjang sambil terus menatap Alya.“Aku tidak masalah dia tahu dari siapa, Al. Semakin cepat akan semakin baik,” tandas Gavin kemudian. Alya hanya diam dan menatap Gavin dengan sendu.“Tetapi itu artinya kamu tidak bisa b

  • Jadikan Aku yang Kedua   Tidak ada Penyesalan

    “Apa maksudmu, Mas?” tanya Alya dengan mata terbelalak lebar. Gavin hanya tersenyum kemudian menghampiri Alya dan duduk di sebelah Alya juga Bu Aminah.“Apa kamu lupa kalau kamu bersedia menjadi yang kedua setelah Yeni? Jadi mungkin aku tidak bisa menceraikan Yeni sekarang. Ada Putri yang membutuhkan perhatianku, Al. Apalagi sebentar lagi dia harus menjalani operasi. Aku ingin Putri kembali membaik baru setelah itu aku akan memikirkan langkah selanjutnya,” terang Gavin.Alya hanya diam kemudian perlahan dia sudah menganggukkan kepala sambil tersenyum ke arah Gavin. Sementara Bu Aminah hanya terdiam dan menunduk.“Ibu tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tetapi Ibu harap kamu tidak membuat Alya kesulitan, Vin. Jujur Ibu tidak ingin memihak kamu ataupun Yeni, tetapi Alya putri Ibu satu-satunya. Ibu hanya ingin Alya bahagia dan kalau bahagianya Alya hanya denganmu, Ibu ikhlas.” Alya tersenyum mendengar ucapan Bu Aminah k

  • Jadikan Aku yang Kedua   Service of Apologize

    Gavin menghentikan mobilnya begitu tiba di depan rumah. Ia langsung memarkir dengan rapi di garasi kemudian bergegas turun. Perlahan Gavin menghela napas panjang sesaat sebelum masuk ke dalam rumah. Kejadian seharian ini benar-benar menguras emosinya dan dia sempat tak bisa mengontrolnya tadi.Keadaan rumah sepi saat Gavin datang. Tidak ada bibi art yang biasa membersihkan rumah. Gavin perlahan berjalan menuju kamar Putri dan dia melihat buah hatinya sedang tertidur pulas di sana, tidak tampak babysitter yang biasa menjaga Putri. Perlahan Gavin meringsek masuk hendak mencium pipi Putri. Baru saja Gavin menundukkan wajahnya, tiba-tiba sebuah suara sudah mencegahnya.“Aku tidak akan melakukannya, Mas. Dia baru saja tidur setelah seharian rewel,” ucap Yeni di belakang Gavin. Gavin menoleh dan melihat Yeni. Istrinya yang berwajah cantik itu kini terlihat berbeda.Rambutnya tampak kusut dan terikat ala kadarnya begitu saja sementara bajunya juga belum gan

Bab terbaru

  • Jadikan Aku yang Kedua   Berakhir dengan Senyuman

    Gavin bergegas turun dari mobil usai memarkirnya. Entah mengapa Bu Aminah tiba-tiba menelepon sore tadi dan memintanya datang ke rumah. Gavin menghentikan langkahnya saat melihat mobil Alya yang baru saja datang. Alya segera turun dari mobil dan berjalan menghampiri Gavin. Mereka berdua terlihat canggung, mungkin karena sudah lama tidak bertemu dan jarangnya komunikasi. Kemudian Gavin yang lebih dulu jalan mendekat dan langsung merengkuh Alya dalam pelukannya. Ia memeluk Alya dengan sangat erat seakan takut kehilangan. Alya hanya terdiam dalam pelukan suami sekaligus kakak angkatnya. “Maafkan aku, Babe. Aku janji akan memperbaiki semuanya,” cicit Gavin lirih sambil mengecup kening Alya sekilas. Alya mengangguk sambil tersenyum. Mereka kemudian sudah berjalan beriringan masuk ke dalam rumah. Gavin dan Alya sedikit terkejut saat melihat sudah banyak orang di dalam ruang tamu. Ada Yeni beserta bibi dan pamannya, ada Bu Tari, ibu pemilik panti asuhan tempat Gavin diadopsi dulu, ada bude

  • Jadikan Aku yang Kedua   Sebuah Pengakuan

    Alya baru saja memarkir mobilnya dan berjalan lesu menuju lift, dia tidak melihat mobil Gavin di sana. Alya bisa memastikan kalau suami sekaligus kakak angkatnya itu tidak masuk kerja lagi kali ini. Sebuah helaan napas panjang keluar dari bibir seksi Alya. Ia sudah menekan tombol di lift dan bergegas masuk saat pintunya terbuka.Sepi dan hening pagi ini, tidak seperti hari biasanya kali ini suasana sedikit sunyi. Padahal telinga Alya akhir-akhir ini sering mendengar lebah yang berdengung. Lebah-lebah itu selalu sibuk menjelekkan namanya dan juga nama Gavin. Alya sudah biasa mendengarnya jadi sedikit aneh jika kali ini, dia tidak mendnegar suara berdengung itu.Perlahan Alya masuk ke ruangannya. Rini belum datang dan Alya bisa melihat mejanya yang masih rapi, kosong belum terisi. Alya segera mengeluarkan isi di dalam paper bag yang dibawanya dari rumah. Bu Aminah sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Alya juga sebuah susu ibu hamil sebagai pelengkapnya.Alya tersen

  • Jadikan Aku yang Kedua   Doa dan Harapan Ibu

    Sudah hampir sepekan sejak peristiwa heboh pertengkaran Alya dan Yeni di kantor, sejak hari itu juga gosip dan rumor aneh-aneh semakin berkembang cepat dari mulut ke mulut. Ujung-ujungnya selalu menyalahkan pihak ketiga alias sang pelakor yang notabene dalam hal ini adalah Alya. Setiap kesempatan di kantor, Alya selalu dikucilkan. Para karyawan dari bawahan hingga setaraf manager sibuk menggunjingkan dirinya. Bahkan Alya sekarang tidak pernah melakukan meeting pagi.Dia memang masih berangkat ngantor namun hanya diam di dalam ruangannya sibuk mengerjakan tugasnya. Datang lebih awal dan pulang paling terakhir. Alya tidak tahan dengan gunjingan dan rumor yang terus menjelekkan namanya, jadi dia lebih memilih berdiam di ruangan saja. Hal yang sama lebih parah menimpa Gavin, dia malah tidak masuk kerja hingga beberapa hari.Gavin benar-benar depresi, belum habis dukanya akan kehilangan Putri dan penyesalan mendalam ditambah kini keadaan kantor yang semakin tidak nyaman. Se

  • Jadikan Aku yang Kedua   Pertarungan Dua Istri

    Sudah hampir dua hari berselang dan Gavin selalu melalui hari yang sama, berangkat kerja, parkir di tempat biasa lalu naik lift harus bersamaan dengan para karyawan yang terus sibuk membicarakannya. Seperti pagi ini, padahal Gavin sudah berniat berangkat pagi agar tidak satu lift dengan para karyawan tukang ghibah itu. Namun, ternyata dia salah. Gavin kembali bertemu dengan karyawan tukang ghibah tadi.“Selamat pagi, Pak!” sapa salah satu dari karyawan yang suka ghibah itu. Gavin hanya mengangguk sambil tersenyum. Sekali lagi di hari yang beda dia bertemu dengan orang yang menyebalkan.Hanya lima orang karyawan yang pangkatnya supervisor dan asisten manager sudah berada bersama Gavin di dalam lift tersebut. Kembali lima orang itu sudah kasak kusuk sambil sesekali melirik Gavin.“Pak ... kok sekarang jarang bareng sama Bu Alya. Emang sudah gak sama Bu Alya lagi?” tanya salah satu dari mereka. Gavin hanya diam menghela napas panjang.

  • Jadikan Aku yang Kedua   Bahan Ghibah

    “CABUT UCAPANMU ITU, YENI!!!” sentak Gavin penuh amarah. Yeni hanya diam dan berdiri menantang Gavin seakan siap kalau Gavin hendak memukulnya.“Jangan pernah sekalipun menyumpahi anak yang sedang dikandung Alya. Aku memang lebih mencintai Alya daripada kamu. Tapi asal kamu tahu, kamu yang membuatku seperti itu. Kamu sendiri yang menjauh saat aku ingin dekat. Kamu yang membuka lebar pintu untuk aku menikah lagi. Aku harap kamu bisa belajar menelaah kini,” pungkas Gavin.Dia sudah membalikkan badan dan bergegas pergi meninggalkan Yeni. Sontak Yeni panik, dia ikut membalikkan badan dan mengejar Gavin.“Mas!! Kamu mau ke mana? Apa kamu mau ke Alya dan minta jatah pelayanannya lagi? MAS!!!” teriak Yeni penuh amarah. Gavin tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam mobil kemudian sudah pergi meninggalkan rumahnya.Yeni semakin kacau, ia menyesal melepas tawaran Irwan saat itu. Hanya karena ingin memperbaiki rumah tangganya,

  • Jadikan Aku yang Kedua   Anak Balas Anak

    Gavin terdiam sambil menatap jasad yang sudah ditutupi kain berwarna putih. Usai menerima telepon dari Bu Aminah tadi, Gavin sangat shock. Dengan bergegas dia melarikan mobilnya ke rumah sakit dan kini dia sudah berdiri mematung di hadapan jasad buah hati kesayangannya.Gavin menyesal tidak berada di sampingnya saat Putri merenggang nyawa, Gavin menyesal tidak melihat Putri untuk terakhir kali. Dia sudah egois, mementingkan kebutuhan biologisnya dan melupakan tanggung jawabnya sebagai ayah.Hanya terdiam mematung tanpa bicara dan tanpa tangisan airmata yang dilakukan Gavin kini. Dia tidak bisa protes kepada siapa pun tentang hal ini. Dia juga tidak bisa bertanya bagaimana kondisi terakhir putrinya itu sesaat sebelum meninggal. Ini adalah penyesalan Gavin terbesar dan untuk pertama kali dia merasa gagal. Ia gagal sebagai ayah, gagal sebagai suami dan juga gagal sebagai lelaki. Tiga predikat itu telah melekat di namanya kini.Yeni berjalan menghampiri Gavin yang m

  • Jadikan Aku yang Kedua   Bagai Disambar Petir

    Sinar mentari pagi sudah menerobos masuk tanpa sopan menembus tirai kamar tempat Gavin terpulas. Matanya langsung mengerjap begitu sinar mentari yang hangat ini menyentuh tubuhnya. Dilihat ke samping kasur, sudah tidak ada Alya di sana. Gavin mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Gavin menyimpulkan kalau istri keduanya itu pasti sedang mandi.Gavin mengulum senyum sambil menyibak selimut dan memakai boxernya dengan sembarang. Gavin berjalan berjingkat menuju kamar mandi. Dia ingin meminta bonus tambahan kali ini ke sang Istri. Gavin selalu kecanduan jika sudah melakukan dengan Alya. Tubuh dan pesona Alya seakan terus menghipnotis dirinya dan tak bisa lepas begitu saja.CEKLEKTepat dugaan Gavin, Alya tidak mengunci pintu kamar mandi. Gavin mengulum senyum saat melihat siluet tubuh istrinya sedang berdiri di bawah shower tertutup tirai mandi. Seketika onderdil penting miliknya langsung berdiri menjulang siap menerjang kembali. Pelan Gavin berjalan mendeka

  • Jadikan Aku yang Kedua   Saat Menutup Mata

    Alya tersenyum sambil menatap pria tampan di sampingnya yang sekarang sibuk mengendarai kendaraan mengurai kemacetan sore ini. Mobil Gavin sudah melaju cepat, tetapi sama sekali tidak mengarah ke rumah Bu Aminah ataupun apartemen mereka berdua. Gavin sudah mengarahkannya ke rumah mereka di tepi pantai yang terletak di luar kota.“Kita ke rumah pantai lagi, Mas?” Alya bertanya. Gavin mengangguk sambil tersenyum.“Iya, aku tidak ingin kamu cemas, Al. Lebih baik kamu beristirahat beberapa hari di sana sampai keadaan di kantor kondusif. Lagipula kerjaan di kantor bisa dihandle Rini dan Rendy,” urai Gavin kemudian. Alya hanya tersenyum sambil manggut-manggut.“Terus Mas Gavin sendiri ke mana? Aku akan ditinggal sendiri di sana? Sama juga bohong dong, Mas,” dumel Alya sambil memajukan seluruh bibirnya ke depan. Gavin tersenyum. Gemas memperhatikan ulah istri mudanya itu.“Jangan khawatir, Babe. Aku temani, kok. Aku akan

  • Jadikan Aku yang Kedua   Saat Sang Pangeran Datang

    Gavin sibuk memainkan kakinya. Dia gelisah karena operasi Putri belum juga usai. Sudah hampir pukul dua siang dan belum ada tanda-tanda operasi itu selesai. Sesekali Gavin menoleh ke arah Yeni yang tampak duduk terdiam sambil menyandarkan kepalanya ke dinding. Gavin tahu kalau Yeni juga sama gelisahnya dengan dia kali ini.Gavin berdiri hendak mendekat ke arah Yeni kemudian tiba-tiba lampu di atas pintu padam dan tak lama pintu terbuka. Gavin menghela napas lega saat melihat beberapa suster sudah mendorong ranjang tidur rumah sakit tersebut. Gavin dan Yeni bergegas mengikuti.“Bagaimana keadaannya, Sus? Dia baik-baik saja, ‘kan?” tanya Gavin penasaran. Suster hanya tersenyum sambil memberi isyarat agar Gavin tenang.“Kita tunggu ya, Pak. Nanti setelah diobservasi baru tahu keadaan adek,” jawab suster itu diplomatis. Gavin mengangguk kemudian dia tiba-tiba menghentikan langkah tidak mengikuti dua suster dan Yeni yang mengiringi Putri tadi. Ponselnya sudah berdering nyaring dan Gavin te

DMCA.com Protection Status