Home / Rumah Tangga / Mesin Cuci / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mesin Cuci: Chapter 41 - Chapter 50

162 Chapters

BAB 41

"Bu. Berhenti bertingkah konyol. Aku sudah punya istri. Aku juga sudah punya dua orang putri. Aku sangat mencintai mereka, keluargaku. Jangan jadi duri dalam rumah tangga anakmu, Bu! Jika Ibu tak kasihan pada Vita, maka kasihanilah Lala dan Risa! Sayangi mereka sebagai cucu Ibu! Tak ada alasan Ibu untuk membenci mereka seperti ini! Atau aku yang akan menjauh dari kalian semua!" "Riza! Demi wanita ini kamu berteriak pada ibumu? Jangan membuat ibu menyesal membesarkanmu selama ini. Kamu harus ingat siapa yang sudah merawatmu selama ini! Bahkan saat kamu dibuang oleh si jal*ng itu… .""Cukup, Bu. Tak perlu diteruskan. Aku tak akan lupa. Tapi aku minta maaf. Setelah ini Riza tak akan mau lagi menuruti semua perintah Ibu. Ada istri yang harus kuhormati perasaannya. Berhenti membuat kekacauan di kehidupanku. Aku sudah cukup bersabar pada tingkah Ibu dan Tika. Dan… ya! Tika. Sampaikan padanya, aku tak mau lagi menanggung biaya tagihan kartu kreditnya. Biar itu menjadi urusan Tika. Dia sudah
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

BAB 42

Kenyataan Pahit "Riza, apakah kamu sudah lupa mengenai janjimu pada Rahma di depan Ibu, sebelum kamu memutuskan menikahi Vita?" Ucapan ibu membuatku terhenyak. Kulihat Mas Riza tersentak mendengar penuturan ibunya. Apa ada sesuatu yang tidak kuketahui lagi? Mengapa persoalan tentang Rahma seperti tak kunjung selesai? Ada apa dengan gadis itu? "Mana janjimu akan menceraikan Vita setelah setahun kalian menikah? Bukankah ini sudah lebih dari satu tahun?! Bahkan kalian sudah punya dua anak. Jangan buat Ibu menunggu terlalu lama! Tak pantas kau menahan hati Rahma selama ini, Riza!"Bagai tersambar petir kondisi hatiku saat itu. Kalimat yang diucapkan ibu mertua membuatku seperti tak bertenaga. Mas Riza berjanji pada Rahma akan menceraikanku bahkan sebelum kami menikah? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kenyataan demi kenyataan muncul dan terkuak satu per satu? "Mas?!" Aku menatap dalam wajah suamiku, berharap kejelasan mengenai kalimat tersebut. Kulihat ibu mertua tersenyum sinis
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

BAB 43

"Katakanlah, Mas. Jangan membuat teka-teki yang membuatku makin pusing tak karuan!" ucapku cukup keras. Aku mulai kehilangan kesabaran menghadapi Mas Riza. "Enam tahun yang lalu, aku dan Rahma sudah hampir menikah… ." Ucapan Mas Riza membuat mataku membelalak lebar. Jadi memang benar hubungan mereka sedekat itu di masa lalu? Apakah kehadiranku adalah sebagai perusak hubungan mereka?"Kami sudah bertunangan. Bahkan sudah menentukan hari H pernikahan," jelas Mas Riza yang makin membuatku remuk. Mataku memanas. Tak dapat kubendung air mataku yang satu per satu akhirnya menderas. "Tetapi aku tak benar-benar mencintainya.""Hingga… ." Mas Riza menjeda kalimatnya. Dia kembali menyugar rambutnya. Terlihat sekali ada beban besar yang tengah dia rasakan. Mata suamiku memerah menahan tangis. "Mas? Teruskan. Insyaallah aku siap," ucapku dengan tangis tertahan. Sudah kuketahui sebagian rahasia masa lalu suamiku. Aku ingin segera menuntaskan apapun rahasia yang dipendam suamiku. "Bun. Kumohon.
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

BAB 44

Pengusiran Mas RizaBeberapa hari aku bersikap seperti orang gila. Aku hidup tetapi rasaku telah mati. Bagai raga tak bernyawa. Kuhabiskan waktuku cukup lama untuk berdiam diri di depan cermin. Sesekali menatap wajahku yang nampak layu. Entah kapan terakhir aku memoles bibirku hingga nampak pucat seperti pesakitan. Mas Riza bukan diam saja melihat kondisiku. Bahkan dia sengaja meliburkan diri dari aktivitasnya di toko. Mungkin dia takut aku melalukan kebodohan. Hal yang tentu tak akan mungkin kulakukan. Aku masih mampu berpikir normal. Meski sesekali bisikan tak wajar bertebaran di kepalaku. Aku tak tahu bagaimana harus bersikap pada Mas Riza saat ini. Bayang-bayang orang tuaku meninggal dengan tragis beberapa tahun lalu membuatku tak bisa bersikap normal lagi padanya. Bahkan saat kedua anakku yang sangat dekat dengan Mas Riza tengah bergelayut manja di kaki ayahnya, aku ingin sekali menarik mereka. Aku tak rela melihat mereka berdekatan dengan sosok pembunuh kakek dan nenek mereka.
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

BAB 45

"Pergi, Mas. Anak-anak akan kulatih hidup tanpamu. Lama kelamaan mereka akan terbiasa. Itu lebih baik, daripada mereka harus hidup dengan ayah seorang pembunuh dan pembohong ulung! Aku juga ingin segera lepas dari keluarga dajal seperti kalian semua!" Aku berdiri dan berjalan menjauhinya. Udara di kamar terasa panas menyesakkan. Aku butuh oksigen untuk bernapas lega demi meredam dadaku yang berdenyut nyeri. Rasa sakit menguasai seluruh perasaanku. "Kuharap kamu paham dengan posisiku. Tak perlu kasihan, aku bisa berdiri sendiri tanpamu. Aku punya anak-anak yang pasti bisa menguatkanku. Bahkan kami bertiga sudah jadi tim solid saat gempuran ibu dan adik kesayanganmu yang terlampau sering mengacaukan hidup kami. Memang Tuhan adil, membukakan rahasia itu sekarang. Aku sudah muak berbuat baik demi menyenangkan ibumu. Nyatanya sebaik apapun sikapku padanya, aku tak akan pernah bisa menggantikan posisi Rahma di hati ibumu. Wanita itu tak akan menganggapku ada. Wanita itu selalu menganggap
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

BAB 46

Permintaan Maaf "Aku akan pulang ke rumah ibu. Kubiarkan kamu berpikir jernih. Kumohon. Maafkan aku, tak ada niat untukku menyimpan kenyataan selama ini. Hanya saja aku benar-benar takut kehilanganmu dan anak-anak," ucap Mas Riza pilu. Tika melotot melihat reaksi Mas Riza. Dia merangsek hingga menabrak tubuhku. Dia meraih lengan kakaknya. " Hentikan merendahkan harga diri demi wanita sombong ini ! Jangan membuat ibu malu! Ingat, Masih ada Mbak Rahma yang setia menunggu kamu, Mas!"Aku sungguh terhina dengan kalimat yang Tika ucapkan. Sebagai seorang kakak ipar, bukan tidak pernah aku berusaha agar menjadi sosok yang menyenangkan untuknya. Beberapa kali aku mengalah, berusaha agar tak terjadi keributan di tengah keluarga Mas Riza, tetapi memang sepertinya Tika tak akan pernah menganggapku dengan baik. Kini aku tahu apa alasannya. Ada wanita lain yang sudah diimpikannya menjadi seorang kakak ipar. Benar-benar tak habis pikir aku berada di tengah-tengah keluarga macam ini. Aku langsun
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

BAB 47

Kutidurkan Risa di atas kasur. Lala berkali-kali melihat ke arah jendela depan rumah, memastikan ayahnya pulang. Aku sedih melihatnya demikian. Entah bagaimana caranya aku akan menjelaskan hal ini pada anak-anak, terutama Lala. Dia sudah paham ritme kerja ayahnya. Dia tahu kapan waktu ayahnya berangkat dan kapan pulang. Jam-jam seperti ini harusnya Mas Riza sudah di rumah. Tentu saja ketiadaan Mas Riza menjadi pertanyaan besar untuk sulungku. Hal yang begitu kutakutkan terjadi. Lala mulai kelihatan resah saat matanya tak mampu menangkap kehadiran ayah yang sangat ditunggunya. Hatiku gerimis, mataku tak mampu menahan air mata yang tiba-tiba lolos tanpa kendali. Buru-buru aku mengalihkan pandangan ke samping. Aku tersentak saat Lala setengah berlari ke arah ruang tamu. Sepertinya suara mobil Mas Riza yang membuatnya melakukan hal demikian. Kutinggalkan Risa yang sudah terlelap tidur dan menyusul Lala. Aku tak ingin ayahnya mengambil kesempatan untuk masuk. Benar, Lala sudah berhambur
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

BAB 48

POV RizaSebuah Kejahatan Aku menangis tergugu di kamarku. Ketakutan luar biasa menghantuiku. Badanku gemetar, dengan keringat yang hampir membuat sekujur tubuhku basah olehnya. Pikiranku tertuju pada sepasang laki-laki dan perempuan lanjut usia yang mungkin saat ini mereka telah meninggal akibat kehabisan darah. Aku merutuki sifat cerobohku yang melajukan motor dengan sangat kencang di tikungan yang kulalui tadi. Hingga tak kusangka, dari arah berlawanan seorang laki-laki yang mungkin memboncengkan istrinya tertabrak oleh motorku yang terlalu menikung dan makan jalan. Entah setan mana yang merasukiku, bahkan saat mereka tergeletak di jalanan yang sepi itu kutinggalkan begitu saja. Tak ada belas kasihan sama sekali. Rasa takutku teramat besar. Bayang-bayang hidup di penjara membuatku berbuat sekeji itu. Hingga sampai di rumah, aku langsung masuk kamar. Ibu yang melihatku masuk dengan kondisi kacau segera menghampiriku. Dia menanyakan apa yang membuatku sekacau itu. Tadinya aku han
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

BAB 49

Hingga akhirnya aku di hari ke sepuluh setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku di bank swasta nasional. Aku benar-benar terpuruk tak bisa berpikir jernih. Berkali-kali aku ditegur, hingga lama-kelamaan tak nyaman.Di tempat kerja aku sering melamun, tak fokus dengan pekerjaan. Setiap ada telepon yang masuk, aku sangat ketakutan jika polisilah yang menghubungiku. Aku tak dapat melupakan masalah itu begitu saja. Hingga resign adalah keputusan paling tepat yang bisa kulakukan. Aku memutuskan untuk keluar rumah, sekedar berjalan-jalan mendinginkan kepalaku yang sudah panas tak karuan. Selain itu, aku ingin tahu siapa korban yang kutabrak kemarin. Rasa penasaranku yang tinggi membuatku berani menelusuri asal usul dua orang tersebut. Aku singgah di warung kopi yang terletak kurang lebih satu kilometer dari tempat kejadian perkara. Kupakai motor yang tak kupakai saat terjadi kecelakaan tersebut. Aku takut tiba-tiba seseorang mengenali motor tersebut h
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

BAB 50

Berawal dari Buku"Mudah-mudahan segera ketemu jodohnya. Ketemu sama orang yang bisa melindungi dia dengan baik. Bisa membantunya menghilangkan rasa sakit akibat kejadian ini," ucap ibu pemilik warung lagi. Kini dia duduk menghadap jalanan di depannya. Matanya menerawang, seolah menyayangkan peristiwa memilukan itu terjadi. Aku mencerna sebaris kalimat yang dikeluarkannya. Tiba-tiba aku berpikiran satu hal tentang gadis bernama Vita itu.Aku ingin menjadi penawar dari luka yang kutorehkan untuknya. Aku ingin menjadi seseorang yang bisa melindunginya, karena rasa bersalahku entah bisa hilang atau tidak. Sejak itu aku berusaha mencari tahu informasi gadis itu. Dari mulai kesehariannya, hingga dimana lokasi dia bekerja. Entah kebetulan atau apa, Vita mengajar di sekolah tidak jauh dari rumahku. Aku sengaja duduk berlama-lama di teras rumah saat jam dia berangkat dan pulang kerja. Ingin sekali aku mengenal gadis itu lebih dekat. Aku mengamati gadis yang kehidupannya sudah kuhancurkan.
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status