Beranda / Rumah Tangga / Mesin Cuci / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab Mesin Cuci: Bab 91 - Bab 100

162 Bab

BAB 91

"Mbak. Risa sudah kumandikan, Lala juga sudah siap berangkat sekolah. Aku berangkat dulu ya Mbak," pamitku pada Mbak Marni yang langsung dibalas anggukan oleh wanita itu. Kulajukan sepeda motor dengan kecepatan rata-rata. Pikiranku menerawang menebak apa yang sebenarnya terjadi dengan Mas Reno dan bapak mertuaku. Cerita dari Mbak Marni tentu harus kutelusuri.Tak butuh waktu lama, aku sudah sampai di depan rumah mertuaku. Mobil Mas Reno berada di depan rumah itu. "Kemana otakmu, hah? Dasar biadab! Bisa-bisanya kamu mengulangi perkataan itu berulang kali? Kau pikir anakku serendah itu?" Teriakan bapak mertua mengagetkanku yang baru melangkah di ruang tamu. Aku menutup mulutku yang refleks menganga setelah melihat kondisi rumah yang berantakan. Vas bunga, televisi layar datar, bahkan meja sofa dari kaca juga tak luput dari kehancuran. Ibu mertuaku duduk di lantai dengan tatapan hancur. Mas Reno seperti yang diceritakan Mbak Marni barusan, keadaannya babak belur dengan bibir yang berd
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

BAB 92

Tabur Tuai"Bapak!" Ibu berteriak mendengar kalimat yang terlontar dari mulut bapak mertua. "Kenapa? Apakah perlu kuingatkan bagaimana tingkahmu dulu, Sari?" Ucapan bapak makin membuat ibu mertua pucat. Sepertinya ada hal baru lagi mengenai kenyataan masa lalu ibu mertuaku yang akan kuketahui. "Apakah kamu melihat Tika saat ini seperti dirimu di masa lalu?" "Pak! Jangan keterlaluan. Kita sedang menghadapi permasalahan Tika, kenapa jadi bahas yang tidak-tidak!" Ibu mertua melotot melihat suaminya yang makin tak terkendali. Aku beringsut mundur, rasanya tak berguna berada di tengah-tengah kondisi ini. Aku berbalik dan kuputuskan melangkah keluar rumah. "Kenapa? Kau takut anakmu tahu siapa ibunya di masa lalu?" Suara bapak mertua membuat langkahku terhenti. Aku berbalik berharap jawaban dari wajah ibu mertua. Benar, dia terlihat tak berdaya mendapat serangan dari suaminya itu. "Tika! Apa benar yang dikatakan Reno? Siapa ayah dari anak yang sedang kamu kandung itu?" Kini giliran i
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

BAB 93

"Jawab Bapak, Tik. Siapa ayah dari anak itu?" Bapak masih tak menyerah menanyakan hal itu. Siapapun akan penasaran dengan siapa Tika bisa hamil. Lagi-lagi Tika menggeleng, kali ini aku memegang kedua tangannya. Aku takut dia makin beringas dan tak bisa mengendalikan diri. "Maksudmu kamu tak tahu siapa ayah dari janin itu?" "Waktu itu aku mabuk, dan tidak tahu siapa saja yang mengerjaiku. Bahkan saat aku bangun tak ada satu pun yang berada di tempat itu. Aku ditinggal sendirian di dalam kos-kosan," jawab Tika dengan tergugu. Otakku tiba-tiba tak bisa kuajak berpikir. Maksudnya, Tika diperkosa oleh banyak teman laki-lakinya dan berakibat hamil? Hingga saat ini dia tak tahu siapa saja yang menjamahnya saat itu? Astaga. Telingaku berdengung keras. Aku tak bisa membayangkan hal mengerikan itu menimpa anggota keluargaku. "Tikaaa… kenapa kamu melalukan hal sebodoh ini, hah? Dimana harga dirimu sebagai seorang wanita? Harusnya otakmu mampu mencerna, apa akibat dari minum-minuman keras da
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

BAB 94

Ketakutan Ibu Mertua "Aku yakin Riza akan berhasil menemukan ibu kandungnya, dan aku pastikan kau akan berlutut meminta maaf pada wanita itu!" Ancaman bapak mertua membuat ibu membeliak kaget. Dia membekap mulutnya dengan tatapan tak percaya. "Bapak! Apa yang kau bicarakan! Jangan membuat Riza membuka luka lamanya!""Luka kau bilang? Justru dia harus tahu, orang yang membuat luka dan yang berpura-pura mengobati lukanya adalah orang yang sama!" Ibu luruh ke lantai seolah tulangnya tak mampu menopang beban tubuhnya. "Bahkan Tika harus tahu! Aku pun sangsi… Dia anak kandungku atau bukan!" "Cukup! Kenapa bicaramu makin tak karuan? Apa tujuanmu berkata seperti itu? Ingin membuatku malu di depan menantumu ini? Ingin membuatnya senang karena melihat harga diriku diinjak-injak olehmu seperti ini?"Ibu menatap marah ke arah bapak mertua. Setelah itu, bergantian dia menatapku dengan wajah tak kalah mengerikan. Ditunjuknya wajahku dengan kasar. "Kau! Kau pasti sudah meracuni otak Riza hing
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

BAB 95

"Tentu saja. Ibu kandung Mas Riza masih hidup. Mereka sudah bertemu. Bahkan sebentar lagi mereka akan sampai," ucapku pada wanita itu. Tentu saja aku berbohong. Mas Riza belum mengabariku lagi mengenai kelanjutan pencariannya pada ibu kandungnya. Tetapi aku sangat berharap mudah-mudahan Mas Riza berhasil bertemu dan membawanya pulang ke mari. Rasanya aku sudah terlalu lelah memiliki ibu mertua seperti wanita di depanku. "Jangan bohong kau, Vit. Mana mungkin Safitri masih hidup? Bahkan dulu dia pergi dalam keadaan sakit. Mana sanggup dia bertahan, apalagi ternyata dia pulang ke luar pulau! Sudah keburu mati di jalan!" Ucapan ibu mertuaku membuat emosiku kembali naik. "Astaghfirullah Ibu. Bahkan di saat tertimpa musibah seperti ini Ibu masih sempat berkata buruk untuk orang lain? Entah musibah apalagi yang akan Ibu terima hingga membuatmu sadar!" Aku berbalik dan secepat kilat menuju ke motorku. Rasanya kepala sudah mau pecah menghadapi tingkah manusia satu itu. Sayup-sayup kudengar m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

BAB 96

Tak Sabar "Ibu… ," ucapku lirih. Jujur saja aku masih kaku dan syok saat bersitatap dengan wanita itu. Hidungnya sama persis dengan hidung suamiku. Belum lagi tulang pipinya menonjol yang juga dimiliki oleh suamiku. Sepintas orang yang melihat pasti tahu mereka berdua memiliki ikatan darah. "Iya… ini Ibu, Nak. Apa kabarmu? Luar biasa sekali Allah mengabulkan doaku selama puluhan tahun. Akhirnya Ibu bisa bertemu dengan anak dan sebentar lagi dengan menantu Ibu satu-satunya," ujar ibu kandung suamiku sambil membasuh air matanya. Siapa yang tak haru mendapat perlakuan selembut itu? Terlebih selama ini aku hanya tahu bahwa mertuaku satu-satunya hanya ibu tiri Mas Riza yang perlakuannya padaku hampir tak pernah ada baiknya. "Loh… kok diam? Kenapa? Masih syok dengan ibu mertuamu ini?" Aku tersenyum bahagia menerima pertanyaan berulang darinya. "Ibu… kapan ke mari?" tanyaku berusaha menghapuskan kekakuan. Tiba-tiba aku teringat dengan keberadaan ibu mertua yang masih duduk menatapku den
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

BAB 97

Mudah-mudahan segera berkumpul dengan keluarga yang selama ini dirindukannya. Tidak bisa kubayangkan, pergi dalam keadaan sakit apalagi dalam keadaan difitnah seperti itu. Mudah-mudahan beliau sampai di sini dalam keadaan sehat hingga berkesempatan melihat orang yang memfitnahnya mengalami kehancuran," ujarku enteng. "Heh! Kamu menyumpahiku?" "Lho, apakah aku menyebut nama Ibu tadi? Kalau Ibu merasa aku tengah menyumpahimu, artinya Ibu merasa telah memfitnah Ibu kandung Mas Riza? Begitu, Bu?" "Diam. Dasar kompor mleduk. Bisa-bisanya kamu memanas-manasiku! Sial*n!" "Sudah, Bu. Pulanglah. Urusi Tika. Dampingi dia, jangan sampai melakukan hal-hal bodoh. Barangkali kehadiran anak dalam rahimnya membuat Tika sadar dengan kesalahannya selama ini. Wanita yang sedang hamil rawan sekali stres. Minta Tika jaga kandungannya baik-baik, di luar sana banyak yang menginginkan anak hingga puluhan tahun pernikahan belum juga diberi anak. Nah ini Tika nggak perlu pake nikah langsung punya anak."
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

BAB 98

Masa LaluSeorang wanita memelukku dengan sangat erat. Berkali-kali dia menciumi kepalaku layaknya seorang ibu pada anaknya. Kedua anakku yang melihat ini hanya terpaku di sudut sofa rumah kami. Mas Riza pun mengusap genangan air yang mengembang di pelupuk matanya. "Benarkah ini menantuku?" Suara wanita di depanku terdengar lembut. Aku tersenyum seraya mengangguk. "MasyaAllah… Akhirnya Allah mengabulkan do'aku selama ini. Alhamdulillah Ya Allah… Engkau Maha Baik… Terima kasih… ," ucapnya lagi dengan tergugu. Sungguh aku tak mampu membendung air mataku. Kulihat Mas Riza berkali-kali menyembunyikan tatapan pandangannya ke arah lain. "Ibu sudah mendengar mengenai kejadian orang tuamu. Riza sudah menceritakan semuanya. Terima kasih kau mau memaafkan anak laki-lakiku. Sungguh kau wanita yang amat baik… Terima kasih sudah menerima anakku, Vita… ." Kembali kami larut dalam tangisan masing-masing. Hingga beberapa saat lamanya aku tersadar belum memperkenalkan buah cintaku dengan Mas Riza
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

BAB 99

Ibu mengusap matanya yang kembali basah. Terlihat sekali wajah sendu karena mengenang masa lalunya. Sepertinya ibu tiri Mas Riza sudah melakukan hal yang sangat menyakitkan padanya. "Ibu yakin sekali ayahnya Riza akan menyusul Ibu ke Sumatra. Nyata… harapan Ibu pupus. Puluhan tahun lamanya aku menunggu dia menjemputku… ."Terdengar nada kecewa dari ucapannya. Jelas saja dia kecewa. Tentu saja, siapa yang tak kecewa saat harus menunggu puluhan tahun tetapi orang yang ditunggunya tak kunjung datang? "Apakah setelah Ibu pulang ke Sumatra, Ibu tak menikah lagi?" Entah sopan atau tidak, nyatanya aku sangat penasaran dengan hal itu. "Tidak, Vit. Bahkan aku tak pernah melihat akta cerai dari ayahnya Riza.""Mmaksud Ibu, ayah dan Ibu tak bercerai?" "Entahlah," Ibu menerawang lagi ke arah luar rumah. Hatiku terasa sesak, entah bagaimna kehidupan yang dilakoni oleh ibu Mas Riza ini di sana sendirian. Meski tempat itu merupakan tanah kelahirannya, tetap saja dipisahkan sekian ribu mil dari a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

BAB 100

Kenyataan Mencengangkan "Maaf, Bu. Apakah tidak sebaiknya Ibu pergi dan urusi Tika saja?" tawarku pada wanita yang masih memucat di depanku. "Kamu tuli, ya? Tika hampir tak sadarkan diri karena meminum obat yang dibelinya lewat online," ujar ibu mertuaku. Aku mendengus, bahkan dalam keadaan seperti ini pun dia masih saja mengumpatku. "Ibu yakin itu bukan drama?" Pertanyaan Mas Riza yang tiba-tiba membuatku menganga. Bahkan Mas Riza sudah tak percaya dengan apapun yang ibu tirinya katakan. "Riza! Apakah yang kau katakan? Kenapa kau tak percaya dengan apa yang ibumu ini katakan? Tika benar-benar kesakitan. Dia hampir tak sadar diri karena meminum obat penggugur kandungan. Tolong Riza, Ibu butuh bantuanmu!" "Bawa langsung ke rumah sakit, Bu. Di sana akan ditangani oleh tenaga yang ahli. Panggil Pak Yusuf, setahuku mobilnya bisa disewa untuk membawa ibu dan Tika ke rumah sakit. Aku sibuk dan juga tak mau mengurusi hal-hal yang membuatku pusing semacam ini. Tika sudah besar. Pasti dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status