Semua Bab Bu, Aku Menantu Atau Babu?: Bab 31 - Bab 40

70 Bab

Memaafkan Mereka

"Tenanglah Maya, dia hanya masa lalu Rangga sedangkan kamu masa depannya," bisik Bu Romlah di telinga putrinya."Permisi," ucap Galih di depan pintu rumah Bu Romlah.Galih bersama Dewi tampak berdiri di depan pintu. Keadaan Dewi yang lemah membuat Galih merengkuh perempuan itu. Hati Maya mencelos melihat dua orang itu kini ada di hadapannya lagi."Galih, ngapain kamu ke sini bawa perempuan gak tahu diri ini?!" tanya Bu Romlah ketus.Bu Romlah menatap nyalang ke arah Dewi yang tampak lemah dan pucat, tidak seperti biasanya yang selalu berdandan cetar dengan warna bibir menyala."Masuklah, Mas. Kebetulan kamu ke sini jadi Pak David tak perlu repot-repot untuk mendatangimu ke rumah," ucap Maya tanpa menatap lelaki yang masih sah secara hukum sebagai suaminya.Pak David pun paham maksud Maya, ternyata lelaki yang baru datang itu adalah Galih, orang yang akan didatanginya juga untuk dimintai tanda tangan.Galih masuk dan duduk berdampingan dengan Dewi. Mereka seperti pasangan suami istri,
Baca selengkapnya

Halusinasi Rangga

Rangga akan membuka pintu rumahnya saat terdengar suara yang memanggil namanya. Suara yang begitu dia kenal dan juga dirindukannya selama ini."Mas Rangga," suara itu terdengar merdu di telinga Rangga, serasa mimpi dia bisa mendengarnya lagi.Langkah kaki terdengar mendekat ke arahnya, Rangga membalikkan tubuhnya. Kini dia berhadapan dengannya, seseorang yang selama ini masih tersemat di hatinya."Kinan?" Rangga mengamati Kinan yang terlihat lebih cantik dan terawat.Jantungnya berdegup lebih kencang, wajah cantik itu melumpuhkan pikirannya untuk sesaat. Radit berhasil merawat istrinya itu dengan teramat baik. Terbukti dengan keadaan Kinan saat ini.Meskipun Kinan dalam keadaan hamil besar, tapi tak mengurangi kecantikan yang ada pada dirinya."Aku pikir suara mobil Mas Radit yang baru datang, ternyata itu kamu, Mas," ucap Kinan dengan senyum di wajahnya.Rangga mengalihkan tatapan matanya, ternyata dia tak mampu berhadapan dengan mata bening nan lentik itu, jika saja Kinan bisa mend
Baca selengkapnya

Beri Aku Waktu

[Mas, ini nomerku, Hesti. Disave ya barangkali suatu saat kamu membutuhkannya]Setelah tahu siapa yang mengirimkan pesan untuknya, dia lantas melemparkan ponselnya itu ke kasur.Merasa pesannya hanya dibaca dan gak dibalas, Hesti menelpon Rangga dengan ponsel milik Maya. Melihat nama Maya di sana, Rangga dengan cepat mengangakat panggilan itu karena dia mengira jika itu adalah Maya."Maya?!" ucap Rangga ragu."Ini bukan Maya! Kenapa gak dibales pesanku tadi, Mas?" tanya Hesti terlihat jengkel."Sorry aku ketiduran," sahut Rangga setelah itu tanpa berkata lagi dia lantas mematikan telepon itu kembali.Moodnya sudah benar-benar buruk dibuat oleh Hesti. Dia sama sekali tak berminat menanggapi gadis itu."Gaje banget tuh cewe!" gumam Rangga.****Maya memainkan ponselnya, hatinya gelisah karena sedari tadi Rangga tak mengirimkan pesan atau pun sekedar menghubunginya.Maya juga bingung bagaimana perasaan Rangga terhadapnya. Kenapa pria itu ingin menikahinya, apakah dia serius ataukah ada
Baca selengkapnya

Terusir

"Sampai kapan pun kamu harus mengalah sama adik kamu, May! Lekas cuci baju Hesti setelah kamu makan!" ucap Bu Romlah dengan menatap tajam anaknya. Hesti tersenyum penuh kemenangan karena mendapatkan pembelaan dari sang ibu."Aku tidak mau, Bu. Dia bisa melakukannya sendiri," sahut Maya kekeh."Jadi kamu mau membantah Ibu? Ingat, May ... ibu tak suka perintah Ibu diabaikan!" Bu Romlah terlihat geram."Kenapa Ibu selalu membela dia? Kenapa Ibu memperlakukan kami berbeda? Selama ini aku selalu menurut kepada kalian dengan harapan suatu saat nanti kalian akan berubah, tapi ternyata dugaanku salah," sahut Maya seraya menatap ibunya dengan mata nanar."Maya, mulai berani melawan kamu ya?! Kamu itu harus berbakti kepada orangtua apalagi sekarang kamu di sini cuma numpang!" seru Bu Romlah emosi."Numpang? Apa seorang anak yang tinggal di rumah orangtuanya sendiri bisa dikatakan numpang? Berarti status kami sama, Bu. Aku dan Hesti sama-sama numpang di sini," ucap Maya sarkas.Bu Romlah nampa
Baca selengkapnya

Mendapatkan Pertolongan

Arya hendak menghampiri mereka dan bertanya namun Maya mencekal tangannya dan menghentikannya."Mas, jangan! Tolong antarkan aku segera pergi meninggalkan tempat ini." Maya memohon dengan mata sayu."Baiklah," sahut Arya seraya mengambil tas berat itu dari tangan Maya.Mereka berdua naik ke mobil. Setelah itu Arya menanyakan tujuan Maya mau pergi ke mana."Kita akan ke mana?" tanya Arya."Aku belum tahu, Mas. Tapi aku ingin mencari kost atau kontrakan," sahut Maya.Arya tahu Maya pasti sedang ada masalah dengan orangtunya. Dia sudah mengenal Bu Romlah dan Pak Amir sedari dulu, bagaimana mereka memperlakukan Maya pun Arya sudah tahu jadi dia tak heran jika ini terjadi.Arya melajukan mobilnya, dia berniat membawa Maya ke rumahnya. Arya tak tega jika melihat Mata tinggal sendiri di kontrakan."May, untuk sementara waktu kamu akan tinggal di rumahku," ucap Arya seraya menatap Maya yang ada di sampingnya."Tapi, Mas. Aku tak mau merepotkan kalian, lebih baik aku ngontrak saja. Aku ingin s
Baca selengkapnya

Kemarahan Diana

Diana lantas mendorong tubuh Maya kembali hingga perempuan itu kembali terjatuh dan menabrak nakas yang tak jauh dari tubuhnya. Kepalanya menabrak pinggiran meja hingga menyebabkan luka yang berdarah di kepalanya.ARGH!!Bu Indah yang baru datang, lantas berlari ke kamar tamu begitu mendengar teriakan Maya."Maya!?" Bu Indah berteriak histeris mendapati Maya terkulai dengan kepala bersimbah darah. Sedangkan di hadapannya kini Diana memandang Maya dengan tatapan nyalang."Bu Indah, a-aku—" Diana terbata, matanya terbelalak menatap kedatangan Bu Indah secara tiba-tiba.Bu Indah berlari menghampiri Maya yang meringis kesakitan, lantas dia memapah Maya untuk duduk di sisi ranjang. Dengan cepat wanita itu berlari dan mengambil kotak obat yang tak jauh dari kamar tamu.Dengan cekatan Bu Indah mengobati luka Maya dan memasang perban agar lukanya tak beresiko infeksi.Diana hanya diam membisu dan menyaksikan calon mertuanya begitu peduli pada Maya. Setelah selesai merawat luka Maya, Bu Indah
Baca selengkapnya

Mencari Tempat Baru

Arya bersikeras tidak mengijinkan Maya pergi. Perdebatan mereka berhenti ketika sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Arya.Rangga keluar dari mobil setelah memarkirkannya dan berjalan menghampiri Maya dan Arya yang kini menatapnya."Mas, akhirnya kamu datang juga, aku sudah menunggumu dari tadi," ucap Maya dengan wajah berbinar.Bertemu dengan Rangga seolah membuatnya lupa akan masalah yang baru saja dialaminya. Rasa nyaman melihat pria itu membuat senyum terbit di wajah ayu Maya."Maaf jika harus menunggu lama," sahut Rangga seraya melirik Arya yang kini menatapnya tajam."Kenapa kamu mengundang dia ke sini, May? Apa kamu akan pergi bersamanya?" tanya Arya dengan tatapan menghujam.Maya akan pergi dari rumah itu setelah kepergian Diana. Lalu Rangga menelponnya dan memintanya untuk menunggu hingga dia datang. Akhirnya Maya setuju dan menunggu kedatangan Rangga."Iya, Mas. Aku akan pergi bersama Mas Rangga untuk mencari kontrakan. Maaf jika aku tak bilang sebelumnya," jelas Maya.
Baca selengkapnya

Menitipkan Hati

"Ini sudah hampir tengah malam, May. Tak ada satu pun kontrakan yang kosong," ucap Rangga setelah beberapa kali bertanya soal kontrakan pada pemiliknya.Maya memilin baju yang dipakainya, dia terlihat gelisah karena tak juga mendapatkan tempat untuknya."Baiklah, aku akan membawamu ke rumah ibuku saja," ucap Rangga memutuskan."Tidak, Mas! Apa maksudnya kamu akan membawaku ke rumahmu yang ada di depan rumah mertuaku?" tanya Maya dengan membelalakkan matanya."Bukanlah, cari masalah itu namanya," sahut Rangga dengan tertawa kecil."Lalu rumah ibumu yang mana?" tanya Maya ragu."Ada, jadi sebelum pindah ke rumah yang sekarang, kami tinggal tak jauh dari rumah itu. Rumahnya sih sederhana tapi cukup layak untuk ditempati." Rangga menjelaskan kepada Maya.Maya pun tak dapat menolak lagi karena malam sudah semakin larut. Sudah hampir 2 jam mereka berkeliling mencari kontrakan namun tak ada hasil, semuanya penuh.Tiba di rumah tua yang sederhana, namun sudah beberapa kali direnovasi. Halama
Baca selengkapnya

Trik Licik Diana

*Di kediaman keluarga Raharjo ....*"Ini gak bisa dibiarkan, jadi karena Maya mertuamu marah padamu?" tanya Bu Ullah pada Diana."Iya, Bu. Seandainya pernikahanku dengan Mas Arya gagal maka aku akan memberikan pelajaran berharga untuk Maya!" ujar Diana dengan mata berkikat."Pernikahan kalian tak boleh gagal, Na. Ibu akan lakukan apapun asal pernikahan kalian tetep dilaksanakan," sahut Bu Ullah dengan wajah merah padam."Lalu apa yang akan Ibu lakukan?" tanya Diana antusias."Kita harus bisa menemui Maya tanpa sepengetahuan Arya dan orangtuanya. Kita paksa Maya untuk membujuk Arya agar tak membatalkan pernikahan kalian, bila perlu kita ancam Maya." sahut Bu Ullah."Ancam bagaimana, Bu? Yang ada dia akan mengancam kita balik! Apa Ibu lupa jika dia mempunyai video panas Galih dan Dewi?" omel Diana.Bu Ullah menepuk kepalanya yang terasa pusing, wanita itu bingung dengan cara apalagi untuk bisa membujuk keluarga Arya."Entahlah, Na. Ibu pusing memikirkan masalahmu," seru Bu Ullah.Diana
Baca selengkapnya

Rencana Busuk yang Terbongkar

Setelahnya, Diana meringkuk di sudut ranjang, dengan tangisan buaya seolah dia menyesalkan kejadian itu padahal dengan sengaja dia memasukkan obat per*ngsang ke dalam minuman Arya.Arya memandang sedih ke arah Diana yang menangis pilu karena perbuatannya. Pria itu lalu menghampiri Diana dan meminta maaf kepadanya."Maafkan aku, Na. Aku tak bisa mengendalikan diri," ucap Arya terlihat sangat menyesal."Lalu bagaimana nasibku ke depannya, Mas? Sementara kamu mau meninggalkanku. Tak akan ada laki-laki yang mau menerima perempuan kotor sepertiku," sahut Diana dengan air mata berderai.Arya semakin merasa bersalah, bagaimana pun juga dia harus bertanggungjawab atas apa yang sudah terjadi."Aku akan bertanggung jawab, Na. Aku janji pernikahan kita tak akan gagal lagi," jawab Arya pasrah.Diana menyembunyikan senyum dalam tangisnya. Dalan hati dia tertawa karena rencana liciknya telah berhasil menjebak Arya."Ucapanmu itu bisa aku pegang kan, Mas? Lalu bagaimana dengan ibumu jika dia tak set
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status