Semua Bab Bu, Aku Menantu Atau Babu?: Bab 21 - Bab 30

70 Bab

Skandal yang Terbongkar

Saat Maya melewati kamarnya, dia mendengar suara yang meresahkan telinganya. Suara des*han demi des*han saling bersahutan. Dia juga mendengar er*ngan kenikm*tan yang sangat dikenalnya, tak salah lagi itu suara suaminya. Tubuh Maya menegang, dia melangkah pelan dengan jantung berdegup kencang, keringat dingin sudah membasahi sekujur tubuhnya, tulangnya seakan luruh tak ada daya. Tangannya gemetar, dengan sisa tenaga yang dimilikinya dia meraih gagang pintu itu dan ....CEKLEK!Pintu terbuka, matanya nanar menatap ke dalam sana. Tak sanggup menahan beban tubuhnya, Maya luruh jatuh ke lantai.Di depan matanya sendiri, sang suami bermain cinta dengan perempuan lain. Seolah tak pernah mendapatkan nafkah batin, Galih bermain dengan begitu buasnya.Galih dan Dewa serempak menatap ke arah Maya, wajah keduanya terlihat pucat pasi begitu aksi b*jatnya diketahui."Maya?!"Galih terkejut dengan kedatangan istrinya, dilihatnya Maya begitu syok dengan kelakuannya hingga tak bisa bangkit lagi.Refl
Baca selengkapnya

Kemarahan Tak Terkendali

PLAK!PLAK!"Maya!?"Galih berteriak dengan wajah merah padam, Maya terlihat tak bisa dikendalikan.Tak sampai disitu dia juga menjambak rambut Dewi yang ingin melawan. Galih berusaha menghalangi Maya dan mendorong tubuhnya, beruntung Rangga menolongnya dan berusaha menenangkannya.Dengan nafas terengah-engah, Maya menatap kepada pasangan l*knat itu."Hei, ngapain kamu masih di sini? Aku ingatkan kamu ya, jangan pernah ikut campur urusan rumah tanggaku!" Galih memperingatkan Rangga."Aku sudah terlanjur datang dan aku tak akan pergi begitu saja sebelum masalah ini selesai," jelas Rangga penuh penekanan.Rangga membalas tatapan taj*am Galih, tak ada rasa takut sedikitpun di hatinya kepada pria itu. Rangga memilih tinggal hanya untuk Maya bukan yang lainnya."ini semua tak ada hubungannya denganmu, cepat pergi! Aku ingin bicara dengan istriku," ucap Galih geram."Sudah aku katakan, aku tak akan pergi kecuali Maya yang memintaku," sahut Rangga membalas.Pak RT datang ke rumah itu dengan
Baca selengkapnya

Talak Aku, Mas!

"Talak aku, Mas ... lepaskan aku sekarang juga," ucap Maya dengan suara bergetar.Samar terbit senyuman di bibir Dewi. Perpisahan Maya dan Galih itulah yang dia inginkan. Sudah seringkali dia meminta Galih untuk menceraikan istrinya, namun tak pernah lelaki itu melakukannya dan sekarang kata itu keluar dari bibir Maya sendiri.Galih menangis, tak pernah terbayangkan olehnya melepaskan istri yang pernah sangat dicintainya. Selama ini dia memang acuh dan itu karena sikap keluarga dan saudaranya, hingga dia tak sadar sudah terlalu jauh berubah dan seringkali menyakiti istrinya."May, berikan aku kesempatan sekali saja. Aku akan berubah dan kita akan pindah dari sini. Apa pun maumu akan aku kabulkan asal jangan berpisah," mohon Galih."Aku tetap pada prinsipku, ceraikan aku! Jika Mas Galih mempersulit permintaanku maka aku tak akan segan meminta tolong pada Mas Arya dan tahu sendiri bagaimana tegasnya Mas Arya, bisa jadi pernikahan Mbak Diana akan jadi taruhannya," ancam Maya kepada Galih
Baca selengkapnya

Pulang Ke Rumah

Rangga mengajak Maya meninggalkan rumah itu. Dengan langkah cepat mereka berlalu, namun Dewi berhasil mengejar mereka."Kamu mau lari dari tanggung jawab, May? Ingat, kamu orang terakhir yang bersama Farel!" teriak Dewi histeris.Maya menatap Dewi dengan mata berkilat, setelah apa yang perempuan itu lakukan masih bisa dia melempar kesalahan pada orang lain."Mbak, Farel itu tanggung jawabmu! Jangan lagi mencari masalah denganku atau aku akan menyebar video m*sum kalian agar viral di media sosial, begitu?" sahut Maya penuh penekanan.Dewi mundur beberapa langkah, air matanya mengalir semakin deras. Baru saja dia merasakan kenikmatan sesaat kini dia sudah harus menebusnya dengan kehilangan anak semata wayangnya.Galih menghampiri mereka dan mencoba menenangkan Dewi, perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada bidang Galih dan lelaki itu mengelus kepala kekasih gelapnya. Maya melengos melihat pemandangan itu, hatinya bagai teriris sembilu melihat kedekatan mereka lagi, kini mereka malah
Baca selengkapnya

Karma Dibayar Kontan

"Tidak, kamu tidak boleh berpisah dari Galih! Kalau perlu kalian rujuk lagi, asal kalian tetap bersama!" seru Bu Romlah dengan nafas terengah-engah."Tidak, Bu. Aku tidak mau bersama Mas Galih. Aku tidak bisa menerima pengkhianatan ini," sahut Maya kekeh.Bu Romlah marah, dia tidak mau anaknya itu berpisah dari Galih. Selama ini dia selalu berbangga diri di depan tetangga dan temannya karena berhasil menjadi besan orang terpandang di kampung itu."Jangan ngeyel aja kamu, May. Nurut apa kata orangtua, Ibu tahu apa yang terbaik untukmu!" seru Bu Romlah semakin emosi."Iya, tuh Mbak Maya. Harusnya kamu bersyukur bisa jadi menantu keluarga Raharjo karena banyak yang ingin berada di posisimu," sahut Hesti mendukung ibunya.Sadar ada yang mendukung, Bu Romlah semakin berapi-api meminta Maya untuk kembali ke rumah mertuanya. Bahkan dia menyudutkan Maya hingga tak bisa berkutik lagi. Bu Romlah dan Hesti tak berhenti bicara dan menyalahkan Maya.Maya tak lagi bisa mendengarkan perkataan merek
Baca selengkapnya

Paniknya Rangga

Rangga datang kembali ke rumah Maya. Hesti telah menghubunginya dan meminta tolong kepadanya untuk segera datang."Bagaimana keadaan Maya sekarang?" tanya Rangga begitu duduk di kursi rumah Bu Romlah."Ada, Mas. Mbak Maya lagi di kamar. Mas Rangga mau minum apa, biar aku buatin?" tanya Hesti dengan tersenyum.Rangga heran kepada adik dari Maya itu. Di saat seperti ini dia tampak tak khawatir dengan keadaan kakaknya, malah gadis itu masih sempat menawarinya minum."Aku ke sini untuk melihat keadaan Maya, bukan untuk mampir minum. Bisa aku melihatnya sekarang juga?" tanya Rangga tanpa basa-basi.Hesti cemberut, tujuannya menyuruh Rangga datang untuk bisa lebih dekat dengannya dan mengenalnya lebih dalam. Tapi justru pria itu mengabaikannya dan terlihat khawatir dengan keadaan kakaknya.Padahal dia sudah berdandan secantik mungkin untuk menarik perhatian pria itu. Dia juga sudah mengenakan baju yang seksi yang menonjolkan lekuk tubuhnya.Hesti berperawakan lebih tinggi daripada Maya, bis
Baca selengkapnya

Kenapa Kau Peduli Padaku?

"Kan sudah aku bilang, Bu. Maya gak akan pulang, kami sudah memutuskan untuk berpisah!" jawab Galih spontan."Apa?!" Arya dan Diana berseru spontan.Bu Ullah mendadak pucat pasi dengan kejujuran Galih. Diana yang tak tahu apa-apa karena dia sedang bekerja saat kejadian pun syok seketika. Sedangkan Arya mencium gelagat aneh dari Bu Ullah yang berusaha menyembunyikan sesuatu darinya."Ada apa ini? Galih kenapa kamu bisa berpisah dengan Maya, apa kalian ada masalah?" tanya Arya.Bu Ullah terlihat panik, begitu pun Diana. Susah payah mereka berhasil membujuk Arya kembali kini masalah baru datang lagi."Iya, intinya kami sudah memutuskan untuk berpisah." sahut Galih lalu pria itu pun memilih pergi sebelum Arya sempat bertanya kembali.Galih juga merasakan perasaan sedih itu, dia menyesal, sungguh-sungguh menyesal kekhilafannya membuat istrinya pergi meninggalkannya.Kini Arya yang merasa khawatir dengan keadaan Maya. Pria itu terlihat kacau setelah mengetahui kabar yang mengejutkan itu. D
Baca selengkapnya

Urus Surat Perceraianmu!

"Aku peduli padamu karena—," belum sempat Rangga melanjutkan ucapannya Bu Romlah masuk ke dalam kamar di mana Maya dirawat."Maya, kamu udah baikan?" Kita pulang aja sekarang, Ibu akan mengantarkanmu kembali ke rumah mertuamu," ucap Bu Romlah enteng.Maya terhenyak, dia merasa kembali rapuh saat ibunya terus memaksa dan menyudutkannya."Tidak, Bu. Aku tak akan kembali ke rumah Mas Galih," sahut Maya dengan tatapan nanar."Jangan b*ngal kamu! Kamu itu harus nurut dengan apa kata orangtua, siapa yang sudah membesarkan kamu hingga seperti sekarang, hah?!" seru Bu Romlah dengan nada sedikit tinggi.Rangga mencoba menengahi mereka, tak ingin melihat Maya jatuh sakit lagi."Bu, tolong tenanglah. Dokter mengingatkan saya agar kita tak membuat Maya merasa tertekan. Dia bisa jatuh sakit lagi kalau terlalu banyak pikiran, Bu," ucap Rangga."Hei, kamu jangan terlalu banyak ikut campur, kamu bukan siapa-siapanya Maya." sahut Bu Romlah geram.Rangga menggeleng-gelengkan kepala melihat Bu Romlah ya
Baca selengkapnya

Mengikhlaskan Semuanya

Dewi juga tergugu, dia sangat mengkhawatirkan anaknya. Hatinya bagai disayat sembilu memikirkan putra yang sangat dicintainya kini tak ada di pelukannya."Dewi, jangan cuma bisa menangis aja kamu! Lapor polisi sekarang juga, cepat!" teriak Bu Nur disela isak tangisnya.Akhirnya Dewi minta tolong Galih untuk melaporkan kehilangan Farel ke kantor polisi. Mereka pergi berdua saja, sedangkan Bu Ullah menenangkan Bu Nur agar tak terus-terusan menangis. Pak Sandi yang batu mengetahui soal.itu juga meminta bantuan teman-temannya untuk mencari keberadaan bocah itu.Sesampainya di kantor polisi, mereka memberikan keterangan tentang Farel dan memberikan fotonya untuk mempermudah pencarian.Polisi berjanji akan bergerak cepat untuk mencari dan memasukkan berita kehilangan Farel di media online yang ada di kota itu."Sudah, Wi. Jangan menangis terus ... kita sudah berusaha, sekarang kita berdoa agar Farel lekas ketemu," ucap Galih kepada Dewi yang terlihat kacau, hilang semangatnya.Dewi tak menj
Baca selengkapnya

Sebuah Nama yang Mengusik Hati Maya

Diana mencoba menahan emosi di dadanya, tangannya mengepal kuat mendengar penuturan Arya apalagi mereka berbicara tentang adiknya.Rangga masih mengamati mereka, dia merasa tak perlu bergabung dan beramah tamah dengan siapapun yang ada dalam pusara keluarga Raharjo kecuali Maya."Sakit sekali, Kak. Dengan mata kepalaku sendiri aku menyaksikan mereka berdua—," Maya tak meneruskan ucapanmu, dia merasa tak sanggup. Air mata kembali jatuh di pipinya saat dia mengingat peristiwa menyakitkan itu. Rasa sesak kembali memenuhi rongga dadanya.Arya merasa sakit melihat Maya seperti itu. Spontan dia memeluk Maya yang duduk diatas ranjang. Dia mengelus pucuk kepala perempuan itu.Ingin sekali Arya berbagi sakit dengan Maya seandainya dia bisa, kesedihan perempuan itu menghujam ke dalam relung hatinya yang terdalam.Diana menatap pemandangan di depannya dengan mata berkaca-kaca, dia ingin melangkah mendekati mereka namun kakinya berat melangkah.Air mata Diana meluncur begitu saja, cemburu yang s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status