Share

Mengikhlaskan Semuanya

Penulis: Yani Artan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dewi juga tergugu, dia sangat mengkhawatirkan anaknya. Hatinya bagai disayat sembilu memikirkan putra yang sangat dicintainya kini tak ada di pelukannya.

"Dewi, jangan cuma bisa menangis aja kamu! Lapor polisi sekarang juga, cepat!" teriak Bu Nur disela isak tangisnya.

Akhirnya Dewi minta tolong Galih untuk melaporkan kehilangan Farel ke kantor polisi. Mereka pergi berdua saja, sedangkan Bu Ullah menenangkan Bu Nur agar tak terus-terusan menangis. Pak Sandi yang batu mengetahui soal.itu juga meminta bantuan teman-temannya untuk mencari keberadaan bocah itu.

Sesampainya di kantor polisi, mereka memberikan keterangan tentang Farel dan memberikan fotonya untuk mempermudah pencarian.

Polisi berjanji akan bergerak cepat untuk mencari dan memasukkan berita kehilangan Farel di media online yang ada di kota itu.

"Sudah, Wi. Jangan menangis terus ... kita sudah berusaha, sekarang kita berdoa agar Farel lekas ketemu," ucap Galih kepada Dewi yang terlihat kacau, hilang semangatnya.

Dewi tak menj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Sebuah Nama yang Mengusik Hati Maya

    Diana mencoba menahan emosi di dadanya, tangannya mengepal kuat mendengar penuturan Arya apalagi mereka berbicara tentang adiknya.Rangga masih mengamati mereka, dia merasa tak perlu bergabung dan beramah tamah dengan siapapun yang ada dalam pusara keluarga Raharjo kecuali Maya."Sakit sekali, Kak. Dengan mata kepalaku sendiri aku menyaksikan mereka berdua—," Maya tak meneruskan ucapanmu, dia merasa tak sanggup. Air mata kembali jatuh di pipinya saat dia mengingat peristiwa menyakitkan itu. Rasa sesak kembali memenuhi rongga dadanya.Arya merasa sakit melihat Maya seperti itu. Spontan dia memeluk Maya yang duduk diatas ranjang. Dia mengelus pucuk kepala perempuan itu.Ingin sekali Arya berbagi sakit dengan Maya seandainya dia bisa, kesedihan perempuan itu menghujam ke dalam relung hatinya yang terdalam.Diana menatap pemandangan di depannya dengan mata berkaca-kaca, dia ingin melangkah mendekati mereka namun kakinya berat melangkah.Air mata Diana meluncur begitu saja, cemburu yang s

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Memaafkan Mereka

    "Tenanglah Maya, dia hanya masa lalu Rangga sedangkan kamu masa depannya," bisik Bu Romlah di telinga putrinya."Permisi," ucap Galih di depan pintu rumah Bu Romlah.Galih bersama Dewi tampak berdiri di depan pintu. Keadaan Dewi yang lemah membuat Galih merengkuh perempuan itu. Hati Maya mencelos melihat dua orang itu kini ada di hadapannya lagi."Galih, ngapain kamu ke sini bawa perempuan gak tahu diri ini?!" tanya Bu Romlah ketus.Bu Romlah menatap nyalang ke arah Dewi yang tampak lemah dan pucat, tidak seperti biasanya yang selalu berdandan cetar dengan warna bibir menyala."Masuklah, Mas. Kebetulan kamu ke sini jadi Pak David tak perlu repot-repot untuk mendatangimu ke rumah," ucap Maya tanpa menatap lelaki yang masih sah secara hukum sebagai suaminya.Pak David pun paham maksud Maya, ternyata lelaki yang baru datang itu adalah Galih, orang yang akan didatanginya juga untuk dimintai tanda tangan.Galih masuk dan duduk berdampingan dengan Dewi. Mereka seperti pasangan suami istri,

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Halusinasi Rangga

    Rangga akan membuka pintu rumahnya saat terdengar suara yang memanggil namanya. Suara yang begitu dia kenal dan juga dirindukannya selama ini."Mas Rangga," suara itu terdengar merdu di telinga Rangga, serasa mimpi dia bisa mendengarnya lagi.Langkah kaki terdengar mendekat ke arahnya, Rangga membalikkan tubuhnya. Kini dia berhadapan dengannya, seseorang yang selama ini masih tersemat di hatinya."Kinan?" Rangga mengamati Kinan yang terlihat lebih cantik dan terawat.Jantungnya berdegup lebih kencang, wajah cantik itu melumpuhkan pikirannya untuk sesaat. Radit berhasil merawat istrinya itu dengan teramat baik. Terbukti dengan keadaan Kinan saat ini.Meskipun Kinan dalam keadaan hamil besar, tapi tak mengurangi kecantikan yang ada pada dirinya."Aku pikir suara mobil Mas Radit yang baru datang, ternyata itu kamu, Mas," ucap Kinan dengan senyum di wajahnya.Rangga mengalihkan tatapan matanya, ternyata dia tak mampu berhadapan dengan mata bening nan lentik itu, jika saja Kinan bisa mend

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Beri Aku Waktu

    [Mas, ini nomerku, Hesti. Disave ya barangkali suatu saat kamu membutuhkannya]Setelah tahu siapa yang mengirimkan pesan untuknya, dia lantas melemparkan ponselnya itu ke kasur.Merasa pesannya hanya dibaca dan gak dibalas, Hesti menelpon Rangga dengan ponsel milik Maya. Melihat nama Maya di sana, Rangga dengan cepat mengangakat panggilan itu karena dia mengira jika itu adalah Maya."Maya?!" ucap Rangga ragu."Ini bukan Maya! Kenapa gak dibales pesanku tadi, Mas?" tanya Hesti terlihat jengkel."Sorry aku ketiduran," sahut Rangga setelah itu tanpa berkata lagi dia lantas mematikan telepon itu kembali.Moodnya sudah benar-benar buruk dibuat oleh Hesti. Dia sama sekali tak berminat menanggapi gadis itu."Gaje banget tuh cewe!" gumam Rangga.****Maya memainkan ponselnya, hatinya gelisah karena sedari tadi Rangga tak mengirimkan pesan atau pun sekedar menghubunginya.Maya juga bingung bagaimana perasaan Rangga terhadapnya. Kenapa pria itu ingin menikahinya, apakah dia serius ataukah ada

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Terusir

    "Sampai kapan pun kamu harus mengalah sama adik kamu, May! Lekas cuci baju Hesti setelah kamu makan!" ucap Bu Romlah dengan menatap tajam anaknya. Hesti tersenyum penuh kemenangan karena mendapatkan pembelaan dari sang ibu."Aku tidak mau, Bu. Dia bisa melakukannya sendiri," sahut Maya kekeh."Jadi kamu mau membantah Ibu? Ingat, May ... ibu tak suka perintah Ibu diabaikan!" Bu Romlah terlihat geram."Kenapa Ibu selalu membela dia? Kenapa Ibu memperlakukan kami berbeda? Selama ini aku selalu menurut kepada kalian dengan harapan suatu saat nanti kalian akan berubah, tapi ternyata dugaanku salah," sahut Maya seraya menatap ibunya dengan mata nanar."Maya, mulai berani melawan kamu ya?! Kamu itu harus berbakti kepada orangtua apalagi sekarang kamu di sini cuma numpang!" seru Bu Romlah emosi."Numpang? Apa seorang anak yang tinggal di rumah orangtuanya sendiri bisa dikatakan numpang? Berarti status kami sama, Bu. Aku dan Hesti sama-sama numpang di sini," ucap Maya sarkas.Bu Romlah nampa

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Mendapatkan Pertolongan

    Arya hendak menghampiri mereka dan bertanya namun Maya mencekal tangannya dan menghentikannya."Mas, jangan! Tolong antarkan aku segera pergi meninggalkan tempat ini." Maya memohon dengan mata sayu."Baiklah," sahut Arya seraya mengambil tas berat itu dari tangan Maya.Mereka berdua naik ke mobil. Setelah itu Arya menanyakan tujuan Maya mau pergi ke mana."Kita akan ke mana?" tanya Arya."Aku belum tahu, Mas. Tapi aku ingin mencari kost atau kontrakan," sahut Maya.Arya tahu Maya pasti sedang ada masalah dengan orangtunya. Dia sudah mengenal Bu Romlah dan Pak Amir sedari dulu, bagaimana mereka memperlakukan Maya pun Arya sudah tahu jadi dia tak heran jika ini terjadi.Arya melajukan mobilnya, dia berniat membawa Maya ke rumahnya. Arya tak tega jika melihat Mata tinggal sendiri di kontrakan."May, untuk sementara waktu kamu akan tinggal di rumahku," ucap Arya seraya menatap Maya yang ada di sampingnya."Tapi, Mas. Aku tak mau merepotkan kalian, lebih baik aku ngontrak saja. Aku ingin s

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Kemarahan Diana

    Diana lantas mendorong tubuh Maya kembali hingga perempuan itu kembali terjatuh dan menabrak nakas yang tak jauh dari tubuhnya. Kepalanya menabrak pinggiran meja hingga menyebabkan luka yang berdarah di kepalanya.ARGH!!Bu Indah yang baru datang, lantas berlari ke kamar tamu begitu mendengar teriakan Maya."Maya!?" Bu Indah berteriak histeris mendapati Maya terkulai dengan kepala bersimbah darah. Sedangkan di hadapannya kini Diana memandang Maya dengan tatapan nyalang."Bu Indah, a-aku—" Diana terbata, matanya terbelalak menatap kedatangan Bu Indah secara tiba-tiba.Bu Indah berlari menghampiri Maya yang meringis kesakitan, lantas dia memapah Maya untuk duduk di sisi ranjang. Dengan cepat wanita itu berlari dan mengambil kotak obat yang tak jauh dari kamar tamu.Dengan cekatan Bu Indah mengobati luka Maya dan memasang perban agar lukanya tak beresiko infeksi.Diana hanya diam membisu dan menyaksikan calon mertuanya begitu peduli pada Maya. Setelah selesai merawat luka Maya, Bu Indah

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Mencari Tempat Baru

    Arya bersikeras tidak mengijinkan Maya pergi. Perdebatan mereka berhenti ketika sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Arya.Rangga keluar dari mobil setelah memarkirkannya dan berjalan menghampiri Maya dan Arya yang kini menatapnya."Mas, akhirnya kamu datang juga, aku sudah menunggumu dari tadi," ucap Maya dengan wajah berbinar.Bertemu dengan Rangga seolah membuatnya lupa akan masalah yang baru saja dialaminya. Rasa nyaman melihat pria itu membuat senyum terbit di wajah ayu Maya."Maaf jika harus menunggu lama," sahut Rangga seraya melirik Arya yang kini menatapnya tajam."Kenapa kamu mengundang dia ke sini, May? Apa kamu akan pergi bersamanya?" tanya Arya dengan tatapan menghujam.Maya akan pergi dari rumah itu setelah kepergian Diana. Lalu Rangga menelponnya dan memintanya untuk menunggu hingga dia datang. Akhirnya Maya setuju dan menunggu kedatangan Rangga."Iya, Mas. Aku akan pergi bersama Mas Rangga untuk mencari kontrakan. Maaf jika aku tak bilang sebelumnya," jelas Maya.

Bab terbaru

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Anugerah Untuk Maya dan Rangga

    Acara di ballroom hotel berlangsung dengan meriah. Banyak kerabat, tetangga, relasi dan rekan bisnis Rangga yang datang memenuhi undangan itu.Maya sempat merasa minder berada diantara mereka semua. Dia baru menyadari jika sang suami adalah orang yang diperhitungkan dalam bisnis interiornya. Rata-rata mereka yang datang dari kalangan atas, terlihat dari penampilan mereka yang berbeda.Rangga tak membiarkan istrinya merasa sendiri, dia tak pernah melepas tangan Maya, bahkan dia selalu melibatkan Maya di saat berbaur bersama teman-temannya.Saat tengah asyik mengobrol, Maya melihat seseorang yang dikenalnya. Beberapa kali dia meyakinkan pandangannya bahwa apa yang dilihatnya itu benar adalah Kinan.Kinan dan Radit memang sengaja datang ke pesta pernikahan itu. Mereka ingin memberikan kado spesial untuk Maya dan Rangga."Maya, selamat ya. Akhirnya kalian bisa bersama." Kinan memberikan selamat seraya memeluk Maya."Terima kasih, Mbak sudah menyempatkan datang ke sini jauh-jauh," sahut Ma

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Perginya Sang Biang Onar

    "Yaa ... aku terlambat!" sahut Hesti dengan rona wajah kecewa dan pasrah."Busyet ... ini bocah baru bangun langsung liat acara nikahan! Mandi sono, gih! Masih ileran gitu," Bi Ijah negur Hesti yang masih memakai baju tidur s*ksi."Syirik aja jadi orang, terserah dong aku mau ngapain," jawab Hesti ketus, perempuan itu lalu kembali ke kamarnya."Astaghfirullah ...." Bi Ijah beristighfar sambil mengelus dada setelah kepergian Hesti.Setelah acara akad nikah selesai, Penghulu menutupnya dengan acara doa bersama dan setelahnya mereka semua pun merayakannya dengan menikmati hidangan yang sudah disediakan.Sementara Maya dan Rangga mendapat banyak ucapan selamat dari orang-orang di sekitarnya. Mereka juga sudah mengabadikan momen spesial itu dengan berfoto ria bersama. Beberapa saat lamanya mereka berinteraksi dengan semua tamu yang hadir, hingga Rangga berniat untuk mengajak Maya istirahat sebentar di kamar karena nanti malam acara akan dilanjutkan di ballroom sebuah hotel bintang 5."Saya

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Akhirnya Sah!

    "Lah, gimana sih Mbak. Semua harus minta ijin dan nurut sama kamu. Iya, aku dan Aldo memutuskan untuk tinggal di sini, rumah ini besar, fasilitasnya lengkap, jadi aku juga pingin tinggal nyaman di sini," tutur Hesti ringan."Jangan ngaco kamu, Hes! Ini rumah Mas Rangga, kamu gak bisa seenaknya tinggal di sini tanpa ijin darinya," sahut Maya geram.Hesti melotot, sementara Aldo malah asyik bermain ponsel di ranjang, tak peduli dengan kemarahan Maya."Mas Rangga pasti ngijinin aku tinggal di sini! Jangan khawatir besok aku akan bilang sendiri sama orangnya," sahut Hesti menatap Maya tajam.Hesti lalu mendorong tubuh Maya untuk mundur sedikit, lalu dia menarik tangan kakaknya untuk menjauh dari kamarnya, tak ingin Aldo mendengar ucapannya."Apaan sih, Hes?!" tandas Maya seraya melepaskan cekalan tangan Hesti."Mbak, asal kamu tahu aja ya. Kamu itu cuma beruntung karena kamu lah orang pertama yang bertemu dengan Mas Rangga, seandainya dia ketemu aku duluan, yakin deh dia bakalan jatuh cin

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Bertambah Satu Si Biang Onar

    Sebelum maghrib Bu Lina, Andika, dan Lia sudah datang ke tempat Maya. Mereka ikut pengajian yang diselenggarakan di rumah itu, mengingat itu juga adalah rumah Bu Lina dan para tetangga sudah mengenalnya. Mereka datang diantarkan oleh orang suruhan Rangga, setelah itu orang itu pun pergi dan akan datang lagi nanti saat acara selesai.Setelah maghrib, Bu Indah dan Arya juga datang atas permintaan Maya. Kedatangan Arya ke situ untuk membantu Maya menyiapkan segala keperluan dari pihak keluarga perempuan karena Maya tak mempunyai saudara laki-laki.Saat bertemu dengan Lia, Arya terlihat begitu bersemangat. Dia mulai sering mencuri pandang dan kadangkala mereka kedapatan mengobrol berdua.Hal itu tentu saja tak lepas dari pengamatan Bu Indah dan Bu Lina, selaku ibu dari Lia.Rangga tak ikut serta karena Bu Lina tak mengijinkannya datang sebelum akad nikah besok pagi. Maya keluar dengan balutan gamis putih yang lembut dan elegan, pemberian dari Rangga. Dengan riassan modern dan natural, di

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Memaafkan Diana

    Sore itu, rumah sudah dibersihkan oleh Bi Ijah dan Bu Romlah juga dibantu oleh para tetangga. Pengajian akan digelar nanti setelah maghrib."Mbak, tinggal menunggu kiriman kuenya. Harusnya sudah dikirim dari tadi, sih tapi ini sampai jam segini kok belum datang ya," tutur Bi Ijah khawatir."Tenang, Bi. Masih ada waktu sekitar 2,5 jam. Sebentar lagi pasti akan datang," sahut Maya optimis."Itu, tuh kalau kebanyakan dosa, acaranya gak bakalan lancar!" seru Hesti tanpa merasa bersalah."Tutup mulutmu, Hes!" tandas Bu Romlah geram dan Hesti pun melengos.Tak lama sebuah mobil warna putih berhenti di depan rumah. Seorang wanita turun dari mobil itu, sedangkan pria yang bersamanya membuka jok belakang untuk mengambil kue pesanan Maya.Melihat wanita itu, Maya tercekat. Dia sangat mengenal siapa yang kini sedang dilihatnya. Tak salah lagi itu Diana tapi dengan penampilan yang tak seperti biasanya.Diana terlihat lusuh, wajahnya pun bebas dari make up seperti yang biasa dia pakai. Wajah perem

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Adik yang Menyebalkan

    "Hes, kalau kamu lapar, makan nasi yang Ibu bungkus dari rumah tadi. Lagipula kamu tadi juga udah makan, kok sekarang minta makan lagi," celoteh Bu Romlah."Beda, Bu. Aku ngidam pingin makan makanan yang dimasak sama Mbak Maya sendiri," sahut Hesti seenaknya.Maya yang sudah paham akan sifat adiknya, akhirnya bersuara. Dia tak mau terus menerus dimanfaatkan oleh Hesti karena semakin dia menerima dan mengalah maka adiknya itu akan semakin menjadi, sifatnya hampir sama dengan Pak Amir, bapaknya."Kalau kamu lapar, ambil sendiri makanan yang ada di meja makan. Jangan suka main perintah seenak kamu, di sini jangan bertingkah seperti di rumahmu sendiri," ucap Maya penuh penekanan."Mbak kok kamu gitu, sih. Aku ini lagi hamil, loh! Jangan ketus sama orang hamil, bisa kualat kamu nanti!" sahut Hesti, tak terima."Jaga sikapmu, Hesti! Kalau sikapmu masih saja seenaknya, mending kamu pulang saja!" Bu Romlah merasa geram."Ibu ini kenapa, sih jadi belain Mbak Maya terus? Apa karena Mbak Maya ba

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Hari Yang Semakin Dekat

    Maya segera mengalihkan perhatian wanita itu. Dia meminta Bu Indah untuk memanggil keduanya, sedangkan Maya menyiapkan minuman untuk mereka semua.Saat makan bersama, sesekali mereka mengobrol untuk memanfaatkan waktu yang ada."Lia, jadi setiap harinya kamu sibuk apa?" tanya Bu Lia memancing."Saya sekolah desain mode dan tekstil, Bu. Mas Rangga ingin saya terjun ke dunia fashion karena itu passion saya, jadi dalam waktu dekat, Insya Allah saya akan membuka usaha konveksi kecil-kecilan," jelas Lia apa adanya."Wah, hebat banget masih muda tapi sudah punya jiwa wirausahawan," sahut Bu Indah kagum.Arya pun nampak kagum dengan cara gadis itu menjelaskan, tak ada kesombongan, gadis itu malah terkesan merendah di hadapan setiap orang.Sesekali Arya terlihat memperhatikan Lia saat di meja makan. Maya dan Bu Indah yang tahu akan hal itu pun saling melempar senyum. Setelah acara makan bersama selesai, Bu Indah memanggil Maya sebentar untuk menunggunya. Bu Indah masuk ke kamar dan mengambil

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Arya Mulai Membuka Hati

    Ternyata asisten yang dimaksud Siska adalah Dikna, mantan adik ipar Maya yang juga merupakan putri bungsu keluarga Raharjo.Dikna bekerja di salon itu semenjak ayahnya ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi. Selama ini dia selalu mendapat sokongan dana dari sang ayah jadi tidak pernah merasa kekurangan, tapi semenjak ayahnya di penjara otomatis keuangannya pun berantakan karena hanya mengandalkan gaji suaminya yang tak seberapa.Dikna lantas menghambur memeluk Maya dengan tangisan pecah."Mbak Maya, maafkan aku, Mbak." ucap Dikna tergugu.Maya tercekat, dia masih belum bisa menguasai keadaan. Maya juga tak menyangka jika adik ipar yang selalu sinis kepadanya selama ini tiba-tiba memeluknya."Dikna, ada apa ini?" tanya Maya bingungDikna melepaskan pelukannya, dia menghapus air mata yang membasahi pipinya."Mbak, maafkan aku jika selama ini aku selalu bersikap gak baik sama kamu," ucap Dikna dengan mata mengembun.Maya menghela nafas panjang, dia sudah berusaha melupakan apa yang p

  • Bu, Aku Menantu Atau Babu?   Bertemu Dikna

    "Lalu untuk apa kamu ke sini? Apa kamu masih butuh dengan ibumu ini? Ibu yang selama ini selalu membuatmu menderita, Ibu yang tak dapat melindungi anaknya? Buat apa kamu ke sini, May? Harusnya kamu menikah saja, tak perlu kamu memberitahu Ibu jahatmu ini!" seru Bu Romlah dengan air mata yang mulai tumpah."Ibu?" Maya tak menyangka reaksi ibunya akan seperti itu.Bu Romlah menangis tersedu, hatinya sangat sakit melihat Maya ada di depannya. Bayangan masa lalu di mana dia selalu menyia-nyiakan putri kecilnya kembali melintas. Saat dia sering mendaratkan pukulan di tubuh ringkih Maya kecil. Saat dia abai mendengar rengekan Maya kecil karena kelaparan dan masih banyak bayangan penderitaan lain yang dialami Maya karena dirinya bermunculan.Maya mendekati ibunya, rasa tak tega melihat wanita yang telah melahirkannya itu menangis membuatnya hatinya ikut teiriris."Ibu kenapa?" tanya Maya seraya menyentuh tangan ibunya."Ibu terlalu buruk, Maya. Ibu tak pantas mendapatkan putri sebaik kamu.

DMCA.com Protection Status