Perlahan kupaksa mata untuk terbuka, meski kepala masih terasa sangat sakit, tetapi aku harus memaksa mata ini agar terbuka sepenuhnya. Menatap langit-langit putih.“Di mana aku?”Pandanganku mengedar ke seluruh ruangan, apa ini surga? Ah, sepertinya aku bermimpi jika ini surga, aku masih di sini di dunia yang imitasi.Kupaksa tubuh untuk kuat, berdiri perlahan meski masih sempoyongan, aku berjalan pelan menuju jendela, membuka tirai penutup jendela dengan perlahan dan mengamati seluruh keadaan luar.Aku beralih menuju pintu, menarik perlahan daun pintu, rupanya tidak terkunci, berjalan pelan menuruni tangga, di mana sebenarnya kini aku?“Nona sudah bangun?”Hampir saja aku melonjak karena kaget mendengar suara yang menyapaku dari belakang.“Siapa anda?” tanyaku kepada wanita dengan pakaian sangat rapi itu, ia tersenyum manis menatapku.“Saya orang yang dipercaya Tuan Roy
Read more