Home / Pernikahan / KEMBALILAH SUAMIKU / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of KEMBALILAH SUAMIKU : Chapter 51 - Chapter 60

80 Chapters

TIGA TAHUN MENATA HATI

Tiga tahun memulai hidup baru, tiga tahun tahun menata hati.Aku kembali menghirup udara Bandung, aku datang kembali Bandung setelah tiga tahun berdiam diri di Jakarta, menata hati yang sempat berantakan, melawan baby blues yang sempat menghampiri psikologis, kini hatiku sudah kuat, kini hatiku siap mencari jawaban yang tak pernah aku dapatkan.Kutitip si kembar kepada umi dan aku memutuskan kembali ke Bandung. Meski hati ini masih bergetar hebat saat pertama kali memasuki rumah ayah, rumah dimana tempat suamiku menghembuskan nafas terakhirnya.“Loh Mbak Bulan kapan datang?”Bi ijah menyambutku, dia memang ku pindahkan ke Bandung setelah rumah di Jakarta kujual untuk membayar hutang perusahaan kepada Mr. Black.“Baru saja, Bi.”“Saya siapkan minum dulu Mbak,”Aku mengangguk.Duduk di sofa dan mengamati tangga itu, tangga tragedi kematian suamiku, sengaja aku tak menjual rumah ini agar ak
Read more

Kamu Bukan Anak Kandungnya

“Jadi kalian saudara?” tanya Nara penuh penekanan.Aku menggeleng.“Tidak ada hubungan apa-apa diantara kami.”“Lalu?”Aku menjelaskan semuanya kepada Nara siapa sebenarnya Roy. Dia bukan anak kandung ayah. Bibinya yang baru saja aku tahu namanya Nana menipu Yusuf agar menikahinya dengan menjebak Yusuf. Sementara saat itu Yusuf menaruh hati kepada ibu, karena hati yang sedang tak baik-baik saja setelah mengetahui bahwa Roy bukan anaknya ia datang berkali-kali kepada ibu, tetapi ibu menolak hingga istri juragan Barja yang mengetahui bahwa suaminya menaruh hati kepada ibu memberikan siasat keji demi keuntungan dirinya. Ia menyuruh Yusuf yang sedang dilanda gundah melakukan hal keji terhadap ibu, itu yang dikatakan bibi Ning.“Lan aku masih tidak percaya dengan semua ceritamu.”“Aku cuma minta satu hal Ra, aku juga ingin semuanya berakhir. Tolong tanyakan kepada Roy kenapa ia begitu membenciku? Anak Lilis Wati. Aku tak berniat merebut ayah darinya, aku tak bermaksud merebut kebahagiaanny
Read more

Wanita Yang Mengirimkan Racun

Fajar yang datang akan selalu memberikan diri kesadaran bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk tetap menikmati indahnya dunia dengan tipu daya ini.Ya Rabb, ya Tuhanku, sesungguhnya dunia ini hukuman untuk adam dan hawa, tolong kami agar tidak terlena begitu dalam dengan keindahan dan kenikmatan dunia yang fana ini dan jauhkan kami dari sifat kufur.Aku bergegas menghubungi umi, mengingat aku sudah dua hari tak menghubunginya. Panggilan video menjadi pilihanku karena kami bisa bertatap muka walaupun hanya dari sebuah layar ponsel.“Assalamualaikum, Umi?”sapaku setelah umi menjawab panggilan videoku.“Walaikum salam, Sayang, kenapa dua hari gak telepon? Kamu di mana? Kata Bi Ijah kamu gak pulang, kami sudah khawatir sekali. Zafar dan zakir sudah nanyain terus.”Umi memborong pertanyaan, entah mana dulu yang mau aku jawab.“Maaf Umi, kemarin ponselku rusak dan ada sedikit masalah di kantor jad
Read more

Rindu

“Mbak Bulan beneran mau melawan orang itu? Dia orang berkuasa," ucap Anwar.Aku tertawa kecil.“Mau orang berkuasa juga kalau salah tetap salah di mata Tuhan, Anwar.”“Tapi saya khawatir Mr. Black akan nyakitin Mbak Bulan.”“Insyaallah Allah bersama orang-orang yang selalu menyembahnya.”Aku dan Anwar kembali ke ruanganku , memeriksa beberapa dokumen penjualan beras yang sudah diproses oleh perusahaan.“Penjualan kita beberapa bulan ini melonjak naik Mbak.”“Alhamdulillah, apa kamu sudah mengetahui keberadan Azam?”Aku memang masih mencari tahu di mana keberadaan Azam, meminta pertanggungjawaban karena telah korupsi dan meninggalkan hutang.“Dia masih di Turki, Mbak. Menurut mata-mata yang kami sewa dia akan kembali akhir tahun ini, mungkin ia mengira Mbak Bulan sudah melepaskannya.”“Kita lakukan sesuai rencana agar dia tidak curiga dan semua info tentang aset miliknya sudah kamu urus?”“S
Read more

Siapa yang Benar

Aku berjalan pelan menghitung langkah hendak memasuki ruangan yang didalamnya telah menunggu seorang wanita yang menyambutku dengan senyuman, tetapi melihat senyumnya marah dalam dadaku semakin berkobar. Berkali-kali ku ucapkan istigfar, tak ingin setan dalam sisi kiriku terus menghasutku sehingga aku dapat melakukan hal bodoh yang akan merugikan diri sendiri.“Maaf Bu, saya terlambat.”“Ah, tidak apa-apa saya juga baru datang,”ucapnya lembut.Kenapa orang-orang rela memakai topeng untuk diterima di lingkar persahabatan? Memberikan senyum fiksi di saat kenyataan sedang mencekik.Saat ini kami hanya duduk berdua, memesan beberapa hidangan dengan senyum kepura-puraan yang sama-sama kita lukiskan. Meski begitu aku tidak lupa ada malaikat yang selalu mencatat tingkah lakuku, mencatat semua dusta yang kulakukan.“Ada apa Nona ingin bertemu saya?” tanya Nana di sela acara makannya.“Aku hanya ingin sedikit berbincang.”Setelah selesai makan aku membuk
Read more

Kotak Usang

“Kenapa koko nyakitin bulan?” tanya Nara begitu serius.“Damasareru igai ni riyū wa arimasen,” jawab roy.(Tidak ada alasan untuk itu selain tertipu)“Subete no kōdō ni wa tsuneni riyū ga arimasu,”(Selalu ada alasan untuk setiap perbuatan) ucap Nara yang tampak serius.Fāhan o tasuke mashita ka?(Apa kamu membantu Farhan?) Roy tak menjawab pertanyaan Nara.Aku tak mengerti apa yang mereka ucapkan sehingga aku hanya bisa melihat saja diantara mereka yang terus berucap bahasa Jepang. Aku hanya memperhatikan mimik wajah Nara yang terlihat sangat kesal. Hingga kami sampai di halaman rumahku.“Makasih ya, Ra?”Aku melambaikan tangan kepada Nara sebelum ia pergi meninggalkan kediamanku.Sampai di rumah kujatuhkan bobot tubuhku di sofa ruang tamu. Memijat pelipis yang sedikit terasa pusing. Entah apa yang harus aku lakukan, sementara ucapan Nana tadi selalu terngiang di kepalaku. “Sebenarnya apa yang
Read more

Rekaman

Hari demi hari aku lalui dengan mencari jawaban untuk semua pertanyaanku, tapi nyatanya Allah belum memberiku jawaban untuk semuanya. Aku semakin bingung diputarkan oleh semua teka teki ini.Aku teringat dengan kotak yang tadi kubawa dari rumah ibu, aku kembali membuka isinya. Kulihat satu persatu foto kecilku juga foto yang sebagian rusak.“Siapa yang ada di dalam foto ini?” gumamku lirih.Beralih dengan memori yang sudah usang.“Semoga masih bisa di pasang.”Berkali-kali mencoba memasang memori tersebut, tetapi tetap saja tak mau masuk di ponselku. Kembali kulepas.“Bismillahirohmanirohim.”Kupejamkan mata sambil memasukan memory card tersebut.“Subhanallah sudah bisa," ucapku girang.Mulai memeriksa setiap file di dalam memori itu, tak ada yang spesial hanya beberapa foto ibu bersama teman-teman, sepertinya diambil secara tidak sengaja. Aku
Read more

RAHASIA

Ponselku terus bedering, panggilan dari Amara membnagukanku. Sengaja habis Subuh aku tidur kembali karena kepalaku masih sangat pusing.Tawa ricuh putra kembarku yang berebut ingin melihatku membuatku sadar sepenuhnya, bahasa kecilnya yang selalu bisa membuat bibir ini tersenyum mengembang walau hanya beberapa saat. Dari semua ini yang paling kusyukuri adalah mendapat anak dan keluarga baru, keluarga yang menerimaku dengan tulus, keluarga yang selalu mengingatkanku dengan kesalahan, dan aku sangat beruntung mendapatkan itu semua.Setelah berbincang dan bercanda dengan Amara serta kedua putraku rasa hati ini memiliki sedikit kekuatan untuk kembali mencari tahu. Aku menyambar handuk dan membasuh tubuhku, kesegaran walau sesaat setidaknya bisa memberi otak sedikit ruang sebelum kembali dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.Aku menatap diriku dalam cermin, diri yang terombang ambing hanya ingin mencari kebenaran dan keadilan. Menghela nafas berat kemudian mengucap basmalah, berharap hari in
Read more

Apakah Takdirku telah Selesai?

“Kamu dengar tadi kan Ra, mereka merencanakan ini buat keuntungan mereka. Mereka buat ibuku seolah orang jahat di mata Nana, bagaimana kamu bisa nyuruh aku pergi gitu aja?”tanyaku kesal pada Nara yang masih terlihat tenang.“Udah kamu jangan terbawa emosi dulu, kita main cantik dong. Katanya kamu pengen usut tuntas ini semua, kita gak boleh terbawa emosi yang ada kita gak tahu titik terangnya, yang penting sekarang aku akan temui Koko, kita balik dulu ke kota.”Dengan perasaan yang berkecamuk akhirnya aku tetap menuruti Nara yang memaksaku untuk kembali ke kota, ia mengantarku pulang lebih dulu.“Kamu jangan ke mana-mana, ya? d5an jangan lakukan hal bodoh. Ingat kita belum punya bukti yang kita pegang, jaman sekarang gak ada bukti orang akan lebih mudah lolos, sedangkan yang punya bukti saja dengan mudah lolos.”Aku mengangguk mendengarkan penuturan Nara, dia anak hukum pasti tahu semuanya. Aku percayakan semuanya kepada Nara.Setelah kepergian Nara sku berdiam diri di halaman rumah,
Read more

Aku Masih Hidup

Perlahan kupaksa mata untuk terbuka, meski kepala masih terasa sangat sakit, tetapi aku harus memaksa mata ini agar terbuka sepenuhnya. Menatap langit-langit putih.“Di mana aku?”Pandanganku mengedar ke seluruh ruangan, apa ini surga? Ah, sepertinya aku bermimpi jika ini surga, aku masih di sini di dunia yang imitasi.Kupaksa tubuh untuk kuat, berdiri perlahan meski masih sempoyongan, aku berjalan pelan menuju jendela, membuka tirai penutup jendela dengan perlahan dan mengamati seluruh keadaan luar.Aku beralih menuju pintu, menarik perlahan daun pintu, rupanya tidak terkunci, berjalan pelan menuruni tangga, di mana sebenarnya kini aku?“Nona sudah bangun?”Hampir saja aku melonjak karena kaget mendengar suara yang menyapaku dari belakang.“Siapa anda?” tanyaku kepada wanita dengan pakaian sangat rapi itu, ia tersenyum manis menatapku.“Saya orang yang dipercaya Tuan Roy
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status