“Loh kamu kenapa Dik?”tanya Bang Amar yang langsung menyusulku ke kamar mandi, ia memijat tengkukku.Terasa lemas sekali setelah berkali kali muntah, tapi hanya air sedikit yang keluar.Aku berjalan pelan di bantu oleh Bang Amar, tenaga terasa habis padahal tadi aku tidak kenapa-kenapa.“Minum coklat hangatnya dulu biar lenih enakan, Dik.”Bang Amar kembali menyodorkan secangkir coklat panas tepat di depanku. Lagi, perutku terasa mual aku segera berlari ke kamar mandi. Bang Amar semakin bingung dan ikut ke kamar mandi.“Sepertinya karena coklat itu Bang,” tebakku.“Ah, masa gara-gara coklat panas kamu mau muntah Dik, kayak Abang racun aja, biasanya juga minum ini,”protes Bang Amar.Aku mengedikan bahu, memilih segera berbaring karena tubuhku terasa sangat lemas.Bang Amar ikut berbaring di sampingku sambil terus memijat kepalaku karena memang sedikit pusing, hingga aku tak sadar telah terbuai dalam mimpi.Mimpi indah, aku dan Bang Amar menangkap dua burung yang begitu cantik, satu b
Baca selengkapnya